Tugas Akhir Larasaty Nuraeni 4ea29 bab 5 kelompok 1
1. BAB 5
NILAI YANG DI SESUAIKAN
DENGAN RISIKO
(RISK ADJUSTED VALUE)
NAMA KELOMPOK :
LARASATY
NURAENI 4EA29
2. Sebagai investor penghindar
risiko, biasanya akan
memberikan nilai lebih rendah
pada aset yang resikonya tinggi.
Cara yang dilakukan untuk
menyesuaikan nya dengan
menghitung nilai yang telah
disesuaikan dengan risiko.
PENDAHULUAN
4. PENDEKATAN ARUS YANG
DIDISKONTOKAN
(DISCOUNTED CASH FLOW
APPROACHES)
Arus kas yang diharapkan bisa terus
digunakan dimana investor yang
netral terhadap risiko harus
menggunakan dan menambah suatu
premi risiko pada suku bunga berisiko
sampai pada suku bunga di diskonto
yang sesuai dengan risiko dan
menggunakan nya dalam “Discounting
The Cash Flow”
5. THE DCF VALUE OF
AN ASSET
Dua cara menilai aset
berisiko yaitu:
A. Bisa memperkirakan nilai suatu aset
berisiko dengan “discounting the expected
cash flow on the asset over its life at a risk-
adjusted discount rate”.
Value of asset = E (C F1) + E (C F2) + E (C F3)
+ ... + E (C Fn)
(1+r) (1+r)2 (1+r)3
(1+r)n
Di mana aset mempunyai “an n-year life”
6. B. Sebagai alternatif bisa diganti dengan “the
expeted cash flows with the guaranteed cash flow
we would have accepted as an alternative (certainty
equivalents) and discount these certain cash flows
at the risk free rate.
Value of asset= CE (C F1) + CE (C F2) + CE (C
Fn)+...+ CE (C Fn)
(1 + r) (1 + rf)2 (1 + rf)3
(1 + rf)n
7. RISK-ADJUSTED
DISCOUNT RATE
Dari dua pendekatan untuk
penyesuaian terhadap risiko di dalam
valuasi arus kas, hal yang paling umum
ialah “ the risk-adjusted discount rate
approach” dengan menggunakan
“higher discount rate to discount cash
flows when valuing riskier assets and
we use lower discount rate when
valuing safer assets.
8. RISK AND RETURN
MODELS
Bagaimana kita mengukur risiko?
Suku bunga imbal beli yang
diharapkan merupakan suku bunga
diskonto yang disesuaikan untuk arus
kas aset.
Expected return = risk-free rate *
market beta * equity risk premium.
9. Ada dua masukan
bahwa semua aset
“have in common in
risk-and return models”
yaitu :
A. “the risk-free rate”, yaitu suku
bunga imbal beli yang diharapkan
untuk membuat kepastian pada suatu
investasi. Perlu dicatat bahwa “risk-
rate free” akan bervariasi lintas mata
uang karena laju inflasi yang
diharapkan akan berbeda untuk setiap
mata uang.
10. B. “the equity risk
premium” yang bisa
diperkirakan “in one of two
ways”.
.
Cara pertama, suatu
premi risiko beresiko,
diperoleh dengan melihat
pada imbal beli yang anda
akan terima pada saham,
relatif pada suatu
investasi tidak beresiko.
Cara kedua, ialah
menghitung “a forward
looking or implied premium”
dengan jalan melihat harga
saham, relatif pada arus kas
yang anda harap
mendapatkan dari hasil
menginvestasikannya
11. MODELS
PROXY
Return j = 1,77% - 0,11 In (MVj) + 0,33 In (BVj/MVj)
Return j = monthly return on company j
(mvj) = natural log of the market value of
equity of company j
Bv/mv = natural log of ratio of book value to
value of equity.
Memasukan nilai pasar suatu nilai pasar perusahaan
dan “book to price ratio” kedalam persamaan ini, akan
menghasilkan imbal hasil yang diharapkan untuk
investasi yang bersangkutan, yang ada pada
gilirannya (in return).Suku bunga diskonto seharusnya
disesuaikan dengan risiko yang ada harus
menggunakannya untuk menilai arus kas perusahaan,
didalam tahun-tahun terakhir, variabel lain telah
ditambahkan sebagai model proxy.
12. TINGKAT BUNGA
DISKONTO YANG
TERSIRAT (IMPLIED
DISCOUNT RATE)
Untuk aset yang diperdagangkan
dipasar, kita bisa menggunakan
pendekatan ketiga untuk
memperkirakan suku bunga diskonto.
Untuk membuat perkiraan suku bunga
diskonto dari aset bisa dimundurkan
suku bunga diskonto yang disesuaikan
dengan risiko harga pasar.
13. Meskipun tingkat suku bunga diskonto
yang tersirat menggeser kebutuhan untuk
membuat asumsi tentang “risk and return
model” dia mempunyai kekurangan yang
kritis yang mencegah penggunanya
secara umum, yaitu:
A. Tingkat bunga
diskon yang tersirat
memerlukan bahwa
investasi
diperdagangkan dan
mempunyai suatu
harga pasar.
B. Aset mempunyai
suatu harga pasar,
pendekatan ini
menganggap bahwa
harga pasar itu
benar
14. GENERAL ISSUE
Pengguna risk adjusted discount rate di
dalam menghitung nilai tersebar di
keduanya “ Business valuation and
capital budgeting, ada sejumlah isu yang
tak terpecahkan atau overlocked issues
in their usage “
15. CERTAINTY-
EQUIVALENT
CASH FLOWS
Kebanyakan analisis menyesuaikan
suku bunga diskonto untuk risiko
dalam evaluasi DCF Dalam
prosesnya mengganti arus kas
yang diharapkan tidak pasti dengan
arus kas yang secara pasti dengan
menggunakan “a risk adjustment
process akin to the one used to
adjust discount rates”.
16. MISUNDERSTANDI
NG RISK
ADJUSTMENT
Beberapa analis mempertimbangkan arus
kas dari suatu aset di bawah sebagai
skenario sampai yang menimbulkan
bencana, memberikan nilai probalitas
pada setiap arus kas, menghitung dan
mempertimbangkan nilai harapan dari
arus kas. hasil yang ditimbang merupakan
arus kas yang diharapkan dan tidak
disesuaikan dengan risiko.
17. UTILITY MODELS:
BERNOULLI REVISTED
. B.Mampu menyebutkan
secara khusus suatu
fungsi utilitas, pendekatan
ini memerlukan kita untuk
untuk
menggelar/menguraikan
semua skenario yang bisa
terbuka untuk suatu aset
untuk setiap periode
A.Menyebutkan secara
khusus suatu fungsi
utilitas untuk
perorangan/ individu
atau analisis
sukar/susah
Fungsi utilitas untuk kekayaan perorangan
(individual) Dalam praktiknya, pendekatan ini
mempunyai dua persoalan masalah yaitu :
18. RISK AND RETURN
MODELS
Certainty equivalent cash flow = Expected cash
flow/(1 + Risk Premium in risk – adjusted discount
rate)
Proses ini akan diulangi untuk semua arus kas
yang diharapkan. Proses penyesuaian untuk
kesetaraan kepastian bila ditulis lebih formal,
sebagai berikut: (di mana “the risk adjusted return
= r dan risk free rate = rf)
CE (CFt) = ɑ1E (CFt)= (1+rf)t E (CFt)
(1+rf)t
19. CASH FLOW
HAIRCUTS
Suatu pendekatan yang lebih umum untuk
menyesuaikan arus kas terhadap kepastian ialah to
hair cut arus kas yang tidak pasti secara subjektip.
Dengan berbagai variasi pendekatan, beberapa
investor mempertimbangkan hanya aset arus kas
yang speculative cash flows ketika mengevaluasi
aset. Warren Buffet mengekspresikan hinaannya
(his disdain) untuk CAPM dan “risk and return
modern” lainnya dan mengklim (claims)
menggunakan “the Risk-free rate as the discount
rate”.
20. RISK-ADJUSTED
DISCOUNT RATE OR
CERTANLY- EQUIVALENT
CASH FLOW
Menyesuaikan suku bunga diskonto untuk risiko
atau mengganti arus kas yang diharapkan tidak
pasti dengan kesetaraan kepastian merupakan
pendekatan alternatif untuk menyesuaikan
dengan risiko. Analis ini bisa diperluas ke periode
ganda dan akan masih tetap berlaku. Dalam hal
ini, pendekatan kesetaraan kepastian akan
memberikan nilai yang lebih rendah untuk setiap
aset beresiko, dan perbedaan akan meningkat
bersamaan dengan besarnya premi resiko.
21. Apakah ada skenario lain di mana dua pendekatan
akan menghasilkan nilai yang berbeda untuk aset
beresiko yang sama, berikut penjelasannya:
A. Suku bunga
bebas risiko dan
premi resiko
berubah dari
periode ke
periode; suku
bunga diskonto
yang disesuaikan
dengan risiko
juga akan
berubah dari
waktu ke waktu.
B. Kesetaraan
kepastian dihitung
dari fungsi utilitas
atau secara
subjectif, padahal
suku bunga
diskonto yang
disesuaikan
dengan risiko
datang dari “a risk-
and-return model”.
kedua pendekatan
bisa menghasilkan
perkiraan nilai
yang berbeda
22. HYBRID
MODELS
Suku bunga diskonto yang disesuaikan risiko
dan kesetaraan kepastian, mempunyai
kebaikan. Walaupun bisa menyatukan risiko
ke dalam discount rate, akan mudah untuk
menyesuaikan arus kas untuk risiko ini,
khususnya untuk mengasumsikan melawan
risiko. Suatu pendekatan alternatif untuk
menyesuaikan arus kas bisa dipergunakan
kalau suatu risiko dipicu/digerakkan
(triggered) oleh suatu “specific contingency”.
23. DCF RISK
ADJUSTMENT :
PLUSE AND MINUSES
Penyesuaian terhadap risiko dilakukan
melalui “a risk and return”. Di dalam
kenyataan nya “risk and return model”
mengasumsikan tentang pasar dan
investor berlaku “that are odd with
actual behavior”
24. POST VALUATION
RISK ADJUSTMENT
Menilai suatu investasi bersiko atau aset
seolah tidak mempunyai risiko dan
menyesuaikan nilai pada risiko setelah
evaluasi dan menyesuaikan untuk semua
risiko dalam “the post-valuation phase”.
Praktik yang umum dengan “post-evaluation
adjusments” ialah untuk menangkap risiko
yang dipersepsikan di dalam suku bunga
diskonto yang disesuaikan terhadap risiko
yang berkenaan dengan lainnya sebagai
diskonto atau premi.
25. RATIONALE FOR
POST-VALUATION
ADJUSMENT
“The CAMP” dan model multifaktor tidak secara
eksplisit menyesuaikan imbal hasil yang
diharapkan untuk tidak liquid (illiquidity
discount). kenyataannya, imbal hasil yang
diharapkan pada dua saham dengan beta yang
semua akan sama, walaupun satu mungkin
secara luas diperdagangkan dan liquid dan
lainnya tidak. Untuk menerapkannya “post-
valuation premium” berbeda. Premi biasanya di
mana arus dana yang diharapkan tidak bisa
menyeluruh menangkap “the potential for large
pay off in some investmennts”.
26. DOWNSIDE RISK
Downside risk artinya risiko yang
merugikan. Menjadi biasa sekali
untuk melihat valuasi dimana
“assessment” awal niat aset yang
beresiko didiskontokan dengan
30% atau 40% untuk satu
“potensialdownside risk”.
27. DISKONTO
LAINNYA
Illiquidity contoh ‘post value” yang paling
umum. Contoh analysts companies that
are subject to regulation”, kadang-kadang
akan mendiskontokan nilai untuk
perubahan aturan-aturan di waktu yang
akan mendiskontokan nilai perubahan-
perubahan yang akan datang yang tidak
pasti.
28. RISIKO YANG
MENGUNTUNGKAN
(UPSIDE RISK)
Hal-hal yang menguntungkan secara
subtansial yang tidak secara penuh disatukan
yang tidak secara penuh disatukan kedalam
valuasi sebagai premi. Ada dua contoh premi
yaitu :
30. PENDEKATAN
VALUASI RELATIF
Valuasi didasarkan valuasi
relatif yaitu nilai kebanyakan
aset diperkirakan dengan
melihat pada bagaimana “the
market price similar on
comparable assets”.
31. DASAR UNTUK
PENDEKATAN (BAISIC
FOR APPROACH)
Dalam valuasi relatif, niali suatu aset
diturunkan dari penentu aset yang bisa
diperbandingkan, dibakukan dengan
menggunakan suatu variabel yang biasa.
Sudut pandang comparable or similar assets
akan berarti aset dengan arus kas risiko dan
pertumbuhan potensial yang mirip. Dengan
membagi harga atau nilai pasar dengan
beberapa ukuran yang terkait dengan nilai
tersebut akan menghasilkan harga yang
dilakukan.
32. PENYESUAIAN
TERHADAP RISIKO
(RISK ADJUSTMENT)
Penyesuaian untuk risiko dalam
valuasi relatif masih elementer dan
memerlukan asusmsi yang kuat agar
dapat menjadi pembenaran.
A. Perbandingan Sektor (sector
comparisons)
Pendekatan ini akan menuju perkiraan nilai
bagi perusahaan yang menyesatkan yang
mempunyai lebih atau kurang risiko
daripada rata-rata perusahaan dalam sektor.
33. B. Market Capitalization or Size
Asumsi implisit ialah bahwa
perusahaan yang lebih kecil lebih
beresiko pada perusahaan yang lebih
besar yang harus berdagang pada
lower multiples of earning revenues,
and book value.
C. Perbandingan Bedasarkan Rasio
Suatu pendekatan yang menambah
suatu lapisan atau keruwetan pada
valuasi relatif ialah menghitung rasio
suatu nilai atau imbal hasil untuk
suatu ukuran risiko.
34. D. Pengontrolan Secara Statistik (Statistical
Controls)
Mengontrol resiko dalam suatu valuasi relatif secara
statistik. Menunjuk pada contoh sektor perangkat
lunak, kita bisa meregresikan the PE ratio of
Software Comparisons melawan tingkat
pertumbuhan yang diharapkan dan beberapa
ukuran risiko untuk melihat kalau perusahaan yang
lebih beresiko diberi harga yang berbeda dari
perusahaan yang aman.
35. DCF VERSUS
RELATIVE
VALUATION
Keuntungan (advantage) ini bisa secara
cepat di hamburkan (dissipated). Sifat dari
penyesuaian terhadap risiko dalam
valuasi arus kas yang didiskontokan
membuat lebih banyak waktu dan
informasi yang intensif. Ada satu
perbedaan akhir (final) di dalam valuais
relatif, kita jauh lebih tergantung pada
kebenaran pasar.