serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
STANDAR PELAYANAN DI APOTEK
1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
Nomor 73/MENKES/THN 2016
TENTANG
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI
APOTEK
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
2. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser
orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu
kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical
care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula
hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai
komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
dari pasien.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
3. Definisi
O Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur
yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.
O Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
4. Definisi
O Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah
lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
O Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga
yang membantu apoteker dalam menjalani
Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi,
Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
6. Tujuan standar Pelayanan Kefarmasian di
apotek disusun :
a) Meningkatkan mutu Pelayanan
Kefarmasian;
b) Menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian; dan
c) Melindungi pasien dan masyarakat dari
penggunaan Obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient
safety).
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
7. Standar Pelayanan di Apotek:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
2. Pelayanan farmasi klinik.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
8. 1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:
O perencanaan;
O pengadaan;
O penerimaan;
O penyimpanan;
O pemusnahan;
O pengendalian; dan
O pencatatan dan pelaporan.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
9. Penyimpanan
O Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi
dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah
terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat
nama Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
O Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang
sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
O Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan
bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara
alfabetis.
O Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First
Out) dan FIFO (First In First Out)
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
10. Pemusnahan
O Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau
rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain narkotika dan
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
O Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh
Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di
Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang
dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
11. 2. Pelayanan farmasi klinik meliputi:
O Pengkajian Resep;
O Dispensing;
O Pelayanan Informasi Obat (PIO);
O Konseling;
O Pelayanan Kefarmasian di rumah (home
pharmacy care);
O Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
O Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
12. Pasal 4 berbunyi :
1. Penyelenggaraan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek harus didukung oleh
ketersediaan sumber daya kefarmasian yang
berorientasi kepada keselamatan pasien.
2. Sumber daya kefarmasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. sumber daya manusia; dan
b. sarana dan prasarana.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
13. Pasal 6 berbunyi :
O Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Apotek
harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
14. Pelayanan Resep:
1. Skrining Resep, meliputi:
a. Persyaratan administratif
b. Kesesuaian farmasetik
c. Pertimbangan klinis
2. Dispensing
a. Perhitungan obat dan harga
b. Peracikan
c. Etiket
d. Kemasan
e. Penyerahan Obat
f. Informasi obat
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
15. Pelayanan residensial
(Home Care).
Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat
melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat
kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia
dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis
lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat
catatan berupa catatan pengobatan (medication
record).
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
16. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
O Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
O Kriteria pasien:
a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
b. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
c. Adanya multidiagnosis.
d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
e. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit. (ex: theofillin,
warfarin)
f. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan
reaksi Obat yang merugikan (ex : antasida, ctm,
antidepresan)
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
17. Monitoring Efek Samping Obat
(MESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap Obat yang merugikan atau tidak
diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi
fisiologis.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
18. Sumber Daya Manusia
O Pelayanan Kefarmasian di Apotek
diselenggarakan oleh Apoteker, dapat
dibantu oleh Apoteker pendamping
dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang
memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin
Praktik atau Surat Izin Kerja.
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020
19. Sarana yang harus terdapat di apotek
1. Ruang penerimaan Resep
2. Ruang pelayanan Resep dan peracikan (produksi
sediaan secara terbatas)
3. Ruang penyerahan Obat
4. Ruang konseling
5. Ruang penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
6. Ruang arsip
Heru Sasongko, S.Farm.,M.Sc.,Apt 4/28/2020