SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Pertemuan 5
Bagaimana kamu mendeskripsikan rumah kamu kepada
temanmu yang belum pernah berkunjung?
Apa yang kita
perlukan untuk
menggambarkan posisi
dengan tepat?
Untuk
menggambarkan
posisi suatu
benda langit
(bintang), kita
memerlukan
sebuah
koordinat.
Seperti halnya
kita menggunakan
koordinat
kartesius, untuk
menentukan posisi
suatu benda. 3
4
Y
X
(3,4)
•Koordinat yang
diperlukan untuk
menggambarkan posisi
benda langit disebut
KOORDINAT BOLA
LANGIT.
•Bola langit digunakan
untuk menentukan posisi
benda-benda langit
sehingga memudahkan
dalam pengamatan.
Z
N
Timur
Barat
KLU
KLS
KU
KS
Macam-macamkoordinat bola langit:
HORIZON
KOORDINAT
BOLA LANGIT
EKUATOR
EKLIPTIKA
KOORDINAT HORIZON
A. Koordinat horizon
B. Koordinat ekuator
C.Koordinat ekliptika
N
Z
S U
T
B
Koordinat Horizon Koordinat Ekliptika
N
Z
S U
T
B
Koordinat Ekuator
N
Z
S U
T
B KLU
=LU=30
KLS
135
Koordinat
Horizon
KOORDINAT HORIZON
Z = zenit
N = nadir
S = selatan
U = utara
B = barat
T = timur
CARAMELUKISKAN KOORDINAT BOLA LANGIT HORIZON
1. Buat lingkaran dengan jari-jari tertentu (misalnya 3 cm atau 5 cm).
2. Buat garis tengah horizontal dan vertikal yang melalui pusat
lingkaran.
3. Buatlah lingkaran besar horizontal yang melalui garis horizontal.
4. Buat arah mata angin pada bidang horizon
N
Z
S U
T
B
Lingkaran besar
ISTILAH DALAM KOORDINAT HORIZON
• Lingkaran tinggi = busur lingkaran tinggi yang melalui bintang
• Lingkaran almukantarat = lingkaran yang sejajar dengan horizon yang
melalui benda langit.
BEBERAPA ISTILAHPENTING
• Horizon = lingkaran SBUTS
• Meridian langit = lingkaran SZUNS
N
Z
S U
T
B
P
P1
MENENTUKAN LETAK BINTANG PADA KOORDINAT HORIZON
N
Z
S
U
T
B
P
P1
acuan
*P ditentukan dengan
koordinat: (az*,tgi*)
Az* = diukur dari S melalui B
(0-360).
Dimanakah Az* = 90 ?
Az* = 270 ?
Tgi*= diukur dari horizon ke
Z. (0-90)
Dimanakah :
Tgi* 45
Tgi* -45
Dalam koordinat
horizon, titik selatan
(s) digunakan
sebagai acuan
Bagaimana …
Cukup mudah kan?
CONTOH KOORDINAT HORIZON
N
Z
S
U
T
B
Dimanakah *C yang terletak pada
koordinat (30,45)
30
45
CONTOH
N
Z
S
U
T
B
LATIHAN KOORDINAT HORIZON
1.Dimanakah letak *D (240,60), gambarkan!
2.Dimanakah letak *E (160,30), gambarkan!
3.Dimanakah letak *F (120,-30), gambarkan!
4.Dimanakah letak *G (320,-60), gambarkan!
Kelemahan koordinathorizon:
Hanya dapat digunakan untuk menggambarkan
posisi bintang pada waktu dan tempat tertentu.
(jika dilihat oleh pengamat berbeda di tempat lain
maka koordinatnya akan berbeda pula).
Kebaikkannya:
Mudah untuk dilukis
Koordinat
Ekuator
KOORDINAT EKUATOR
Koordinat ekuator ini tidak cepat berubah dengan
waktu, koordinat ini berguna untuk melukiskan
letak benda langit dalam kurun waktu yang cukup
lama.
Sistem koordinat ekuator adalah sistem
koordinat langit yang paling sering digunakan.
Sistem koordinat ini merupakan sistem
koordinat geosentrik.
• Dalam pengamatan benda langit, alat
bantu semacam teleskop, menggunakan
sistem koordinat ekuatorial.
Dudukan teleskop kebanyakan didesain
ekuatorial untuk memudahkan dalam mengikuti
track obyek yang diamati.
Tempat tinjauan dilambangkan dengan simbol .
 diukur ke kiri atau ke kanan dari titik nadir (N).
 = 20 LS adalah 20 derajat ke kiri dari nadir
 = 20 LU adalah 20 derajat ke kanan dari nadir
Z = zenit N = nadir
S = selatan U = utara
B = barat T = timur
N
Z
S U
T
B
Pada koordinat ekuator, adatigabuahsikapbolalangit
berdasarkanderajatlintangtempat tinjauan:
•Sikap bola langit tegak.
•Sikap bola langit miring.
•Sikap bola langit sejajar.
KOORDINAT EKUATOR
A. Sikap bola langit tegak.
Garis edar benda langit tegak lurus terhadap horizon. Tempat
tinjauannya adalah di ekuator/katulistiwa (=0). Semua tempat di lintang
ini memiliki bola langit tegak.
Karakteristiknya:
• titik kulminasi berimpit dengan nadir
N
Z
S U
T
B
=KLU
=LU=0
Tanggal 21 Maret & 23 September
Matahari tepat berada di katulistiwa.
Contoh : Kota Pontianak di Indonesia
Danau Victoria di Afrika
KOORDINAT EKUATOR
B. SikapBola Langit Miring
Garis edar benda langit miring terhadap horizon. Tempat
tinjauannya berada pada rentang (0 <  < 90) LU atau LS.
Semua tempat di lintang ini memiliki bola langit miring.
N
Z
S U
T
B KLU
=LU=30
KLS
Contoh : Kota Sidney (34 LS)
Kota New York (41 LU)
KOORDINAT EKUATOR
C.SikapBola Langit Sejajar
Garis edar benda langit sejajar terhadap horizon. Tempat tinjauannya
berada di 90LU atau 90LS.
Semua tempat di lintang ini memiliki bola langit sejajar.
N
Z
S U
T
B KLU
KLS
Contoh : Kutub utara (90 LU)
Kutub selatan (90 LS)
KOORDINAT EKUATOR
Beberapa istilah
Dalamkoordinat ekuator
Titik Aries = titik musim semi (), merupakan titik potong antara
lingkaran ekliptika dengan lingkaran ekuator.
Titik aries pada koordinat ekuator dijadikan sebagai titik acuan.
Lingkaran Deklinasi Bintang = lingkaran yang menghubungkan KLU dan KLS
melalui suatu bintang.
Posisi bintang pada koordinat ini adalah (,)
 = sudut kenaikan lurus bintang, busur pada
lingkaran ekuator yang diukur dari titik aries ()
berlawanan dengan arah peredaran semu harian.
Besarnya sudut angka kenaikan selalu positif.
(0-360)
Dalam waktu 1 jam aries menempuh busur lingkaran
15
Pukul 0, ditulis  = 0 wb. 9 wb = 9 x 15 = 135
 = sudut deklinasi bintang, menyatakan jarak bintang
pada proyeksi ekuator.
CONTOH KOORDINAT EKUATOR
Tentukan Letak Bintang Berdasarkan Koordinat Ekuator
 = 30  LU pada pukul 9 wb. Jika *A = 180, *A= 45.
9 wb = 9 x 15 = 135
N
Z
S
U
T
B KLU
=LU=30
KLS
135
1. Tentukan letak bintang pada:
 = 30  LS pada pukul 6 wb.
Jika *A = 120, *A= 30.
2. Tentukan letak bintang pada:
 = 30  LS pada pukul 3 wb.
Jika *A = 90, *A= 30.
3. Tentukan letak bintang pada:
 = 30  LU pada pukul 3 wb.
Jika *A = 90, *A= 30.
LATIHAN
LATIHAN SOAL
4. Tentukan letak bintang pada:
 = 20  LU pada pukul 6 wb.
Jika *A = 150, *A= 30.
5. Tentukan letak bintang pada:
 = 30  LS pada pukul 4 wb.
Jika *A = 210, *A= 30.
6. Tentukan letak bintang pada:
 = 30  LU pada pukul 10 wb.
Jika *A = 135, *A= 30.
N
Z
S
U
T
B
KOORDINATBINTANGEKLIPTIKA
KOORDINAT EKLIPTIKA
Benda langit (P) ditentukan letaknya dengan
menggunakan koordinat P (Bujas*P, Lintas*P).
Bujas*P adalah bujur astronomik bintang.
Diukur dari titik aries () rentangnya (0-360).
Lintas*P adalah lintang astronomik bintang.
Busur pada lingkaran astronomi yang melalui bintang
pada proyeksi ekliptika.
N
Z
S U
T
B
Pada  = 6 wb, miring ke kanan
Pada  = 18 wb, miring ke kiri
Cara menentukan koordinat benda langit yang ketiga adalah Koordinat
Ekliptika.
KOORDINAT EKLIPTIKA
N
Z
S
U
T
B
135
A

21 Maret
3 90
Q
KLU
KLS
=30 LS 1
1.Lukis bola langit dengan β tertentu
E
K
E
K
2
 = 6 wb
 = 23 ½°
KEU
KES
E
K
 = 6 wb miring ke kanan
(ke arah utara)
= 18 wb miring ke kiri
(kearah selatan)
 di B
 di T
KOORDINAT EKLIPTIKA
N
Z
S
U
T
B
A

Q
=30 LU
 = 18 wb
 = 23 ½° KEU
KES
LUKISLAH POSISI BINTANG BERIKUT INI:
1. β = 30° LU  = 18 wb
bujas 270 dan lintas 30
2. β = 15° LU  = 18 wb
bujas 135 dan lintas 45
3. β = 45° LU  = 6 wb
bujas 270 dan lintas 30
CONTOH SOAL
Lukis bola langit untuk  = 30° LU pada pukul
18 wb tempat bintang P yang ordinatnya
bujas*P= 315° dan lintas*P = 60°.
K
E
KES
N
Z
S
U
T
B
N
Z
S
U
T
B
Tentukan letak bintang pada:
 = 30  LS pada pukul 6 wb.
Jika *A = 120, *A= 30.
β = 45° LU  = 6 wb
bujas 270 dan lintas 30
KOORDINAT EKLIPTIKA
N
Z
S
U
T
B
A

Q
=30 LS
 = 18 wb
 = 23 ½° KEU
KES
LUKISLAH POSISI BINTANG BERIKUT INI:
1. β = 30° LU  = 18 wb
bujas 270 dan lintas 30
2. β = 15° LU  = 18 wb
bujas 135 dan lintas 45
3. β = 45° LU  = 6 wb
bujas 270 dan lintas 30
K
E
KES

More Related Content

What's hot

Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistemTermodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistemjayamartha
 
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
PENCIPTAAN ALAM SEMESTAPENCIPTAAN ALAM SEMESTA
PENCIPTAAN ALAM SEMESTARiadi
 
Kc tuntas fisika 11 1
Kc tuntas fisika 11 1Kc tuntas fisika 11 1
Kc tuntas fisika 11 1Dedi Wahyudin
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumBu Ila
 
Motivasi dan pendidikan k3
Motivasi dan pendidikan k3Motivasi dan pendidikan k3
Motivasi dan pendidikan k3Azir Alfanan
 
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Annisa Khoerunnisya
 
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)Ismail Musthofa
 
Superkonduktor
SuperkonduktorSuperkonduktor
Superkonduktormansen3
 
Presentase geologi dinamik
Presentase geologi dinamikPresentase geologi dinamik
Presentase geologi dinamiksamsarmin bahrin
 
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
 
Gelombang mekanik kelompok 8
Gelombang mekanik  kelompok 8Gelombang mekanik  kelompok 8
Gelombang mekanik kelompok 8Rahfiqa
 
Job Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptJob Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptimamdiani
 

What's hot (20)

Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistemTermodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
 
Sinar katoda
Sinar katodaSinar katoda
Sinar katoda
 
Materi ajar 2 (huk. pancaran)
Materi ajar 2 (huk. pancaran)Materi ajar 2 (huk. pancaran)
Materi ajar 2 (huk. pancaran)
 
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
PENCIPTAAN ALAM SEMESTAPENCIPTAAN ALAM SEMESTA
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
 
Potensial listrik
Potensial listrikPotensial listrik
Potensial listrik
 
Kc tuntas fisika 11 1
Kc tuntas fisika 11 1Kc tuntas fisika 11 1
Kc tuntas fisika 11 1
 
Astronomi fisika bab vi
Astronomi fisika bab viAstronomi fisika bab vi
Astronomi fisika bab vi
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 
Interaksi foton
Interaksi fotonInteraksi foton
Interaksi foton
 
Motivasi dan pendidikan k3
Motivasi dan pendidikan k3Motivasi dan pendidikan k3
Motivasi dan pendidikan k3
 
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
 
Astronomi fisika bab i vb
Astronomi fisika bab i vbAstronomi fisika bab i vb
Astronomi fisika bab i vb
 
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
 
Superkonduktor
SuperkonduktorSuperkonduktor
Superkonduktor
 
Presentase geologi dinamik
Presentase geologi dinamikPresentase geologi dinamik
Presentase geologi dinamik
 
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
 
Gelombang mekanik kelompok 8
Gelombang mekanik  kelompok 8Gelombang mekanik  kelompok 8
Gelombang mekanik kelompok 8
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Job Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptJob Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.ppt
 

Similar to KOORDINAT BOLA LANGIT

Similar to KOORDINAT BOLA LANGIT (20)

Bola langit dan tata koordinat
Bola langit dan tata koordinatBola langit dan tata koordinat
Bola langit dan tata koordinat
 
Takor horison
Takor horisonTakor horison
Takor horison
 
Takor equator
Takor equatorTakor equator
Takor equator
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)
 
Sistem koordinat-benda-langit
Sistem koordinat-benda-langitSistem koordinat-benda-langit
Sistem koordinat-benda-langit
 
212437478 astronomi-bola fadly gaulan
212437478 astronomi-bola fadly gaulan212437478 astronomi-bola fadly gaulan
212437478 astronomi-bola fadly gaulan
 
A2 laporan asbol_18des
A2 laporan asbol_18desA2 laporan asbol_18des
A2 laporan asbol_18des
 
Tata koordinat
Tata koordinatTata koordinat
Tata koordinat
 
Asbol.pptx
Asbol.pptxAsbol.pptx
Asbol.pptx
 
Astronomi dasar dan sifat-sifat alam semesta
Astronomi dasar dan sifat-sifat alam semestaAstronomi dasar dan sifat-sifat alam semesta
Astronomi dasar dan sifat-sifat alam semesta
 
Materi astronomi
Materi astronomiMateri astronomi
Materi astronomi
 
Bola langit
Bola langitBola langit
Bola langit
 
Tatakoordinat
TatakoordinatTatakoordinat
Tatakoordinat
 
Sistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptxSistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptx
 
Waktu sholat
Waktu sholatWaktu sholat
Waktu sholat
 
Dasar dasar hisab praktis
Dasar dasar hisab praktisDasar dasar hisab praktis
Dasar dasar hisab praktis
 
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
 
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptxEPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
 
Pengantar astronomi
Pengantar astronomiPengantar astronomi
Pengantar astronomi
 
Ta kor kunjaya
Ta kor kunjayaTa kor kunjaya
Ta kor kunjaya
 

More from IwanPermanaSuwarna1

IPBA - pertemuan 7 Pengenalan Klimatologi dan alatnya.ppt
IPBA - pertemuan 7  Pengenalan Klimatologi dan alatnya.pptIPBA - pertemuan 7  Pengenalan Klimatologi dan alatnya.ppt
IPBA - pertemuan 7 Pengenalan Klimatologi dan alatnya.pptIwanPermanaSuwarna1
 
Memahami Alam dengan Skala (Diskusi Dosen).pptx
Memahami Alam dengan Skala (Diskusi Dosen).pptxMemahami Alam dengan Skala (Diskusi Dosen).pptx
Memahami Alam dengan Skala (Diskusi Dosen).pptxIwanPermanaSuwarna1
 
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).ppt
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptIPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).ppt
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptIwanPermanaSuwarna1
 
IPBA - pertemuan 10 (Pencemaran ).ppt
IPBA - pertemuan 10 (Pencemaran ).pptIPBA - pertemuan 10 (Pencemaran ).ppt
IPBA - pertemuan 10 (Pencemaran ).pptIwanPermanaSuwarna1
 
IPBA - pertemuan 1 (Pembentukan alam semesta) 2019.pptx
IPBA - pertemuan 1 (Pembentukan alam semesta) 2019.pptxIPBA - pertemuan 1 (Pembentukan alam semesta) 2019.pptx
IPBA - pertemuan 1 (Pembentukan alam semesta) 2019.pptxIwanPermanaSuwarna1
 
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptx
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptxIPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptx
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptxIwanPermanaSuwarna1
 
IPBA - pertemuan 8 (Atmosfer).ppt
IPBA - pertemuan 8 (Atmosfer).pptIPBA - pertemuan 8 (Atmosfer).ppt
IPBA - pertemuan 8 (Atmosfer).pptIwanPermanaSuwarna1
 
IPBA - pertemuan 2 (Pembentukan Tata surya).ppt
IPBA - pertemuan 2 (Pembentukan Tata surya).pptIPBA - pertemuan 2 (Pembentukan Tata surya).ppt
IPBA - pertemuan 2 (Pembentukan Tata surya).pptIwanPermanaSuwarna1
 

More from IwanPermanaSuwarna1 (9)

IPBA - pertemuan 7 Pengenalan Klimatologi dan alatnya.ppt
IPBA - pertemuan 7  Pengenalan Klimatologi dan alatnya.pptIPBA - pertemuan 7  Pengenalan Klimatologi dan alatnya.ppt
IPBA - pertemuan 7 Pengenalan Klimatologi dan alatnya.ppt
 
Memahami Alam dengan Skala (Diskusi Dosen).pptx
Memahami Alam dengan Skala (Diskusi Dosen).pptxMemahami Alam dengan Skala (Diskusi Dosen).pptx
Memahami Alam dengan Skala (Diskusi Dosen).pptx
 
IPBA - pertemuan 9 (iklim).ppt
IPBA - pertemuan 9 (iklim).pptIPBA - pertemuan 9 (iklim).ppt
IPBA - pertemuan 9 (iklim).ppt
 
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).ppt
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptIPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).ppt
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).ppt
 
IPBA - pertemuan 10 (Pencemaran ).ppt
IPBA - pertemuan 10 (Pencemaran ).pptIPBA - pertemuan 10 (Pencemaran ).ppt
IPBA - pertemuan 10 (Pencemaran ).ppt
 
IPBA - pertemuan 1 (Pembentukan alam semesta) 2019.pptx
IPBA - pertemuan 1 (Pembentukan alam semesta) 2019.pptxIPBA - pertemuan 1 (Pembentukan alam semesta) 2019.pptx
IPBA - pertemuan 1 (Pembentukan alam semesta) 2019.pptx
 
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptx
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptxIPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptx
IPBA - pertemuan 3 (Anggota Tata surya).pptx
 
IPBA - pertemuan 8 (Atmosfer).ppt
IPBA - pertemuan 8 (Atmosfer).pptIPBA - pertemuan 8 (Atmosfer).ppt
IPBA - pertemuan 8 (Atmosfer).ppt
 
IPBA - pertemuan 2 (Pembentukan Tata surya).ppt
IPBA - pertemuan 2 (Pembentukan Tata surya).pptIPBA - pertemuan 2 (Pembentukan Tata surya).ppt
IPBA - pertemuan 2 (Pembentukan Tata surya).ppt
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

KOORDINAT BOLA LANGIT

  • 2. Bagaimana kamu mendeskripsikan rumah kamu kepada temanmu yang belum pernah berkunjung?
  • 3. Apa yang kita perlukan untuk menggambarkan posisi dengan tepat?
  • 5. Seperti halnya kita menggunakan koordinat kartesius, untuk menentukan posisi suatu benda. 3 4 Y X (3,4)
  • 6. •Koordinat yang diperlukan untuk menggambarkan posisi benda langit disebut KOORDINAT BOLA LANGIT. •Bola langit digunakan untuk menentukan posisi benda-benda langit sehingga memudahkan dalam pengamatan. Z N Timur Barat KLU KLS KU KS
  • 8. KOORDINAT HORIZON A. Koordinat horizon B. Koordinat ekuator C.Koordinat ekliptika N Z S U T B Koordinat Horizon Koordinat Ekliptika N Z S U T B Koordinat Ekuator N Z S U T B KLU =LU=30 KLS 135
  • 10. KOORDINAT HORIZON Z = zenit N = nadir S = selatan U = utara B = barat T = timur CARAMELUKISKAN KOORDINAT BOLA LANGIT HORIZON 1. Buat lingkaran dengan jari-jari tertentu (misalnya 3 cm atau 5 cm). 2. Buat garis tengah horizontal dan vertikal yang melalui pusat lingkaran. 3. Buatlah lingkaran besar horizontal yang melalui garis horizontal. 4. Buat arah mata angin pada bidang horizon N Z S U T B Lingkaran besar
  • 11. ISTILAH DALAM KOORDINAT HORIZON • Lingkaran tinggi = busur lingkaran tinggi yang melalui bintang • Lingkaran almukantarat = lingkaran yang sejajar dengan horizon yang melalui benda langit. BEBERAPA ISTILAHPENTING • Horizon = lingkaran SBUTS • Meridian langit = lingkaran SZUNS N Z S U T B P P1
  • 12. MENENTUKAN LETAK BINTANG PADA KOORDINAT HORIZON N Z S U T B P P1 acuan *P ditentukan dengan koordinat: (az*,tgi*) Az* = diukur dari S melalui B (0-360). Dimanakah Az* = 90 ? Az* = 270 ? Tgi*= diukur dari horizon ke Z. (0-90) Dimanakah : Tgi* 45 Tgi* -45 Dalam koordinat horizon, titik selatan (s) digunakan sebagai acuan
  • 14. CONTOH KOORDINAT HORIZON N Z S U T B Dimanakah *C yang terletak pada koordinat (30,45) 30 45 CONTOH
  • 16. LATIHAN KOORDINAT HORIZON 1.Dimanakah letak *D (240,60), gambarkan! 2.Dimanakah letak *E (160,30), gambarkan! 3.Dimanakah letak *F (120,-30), gambarkan! 4.Dimanakah letak *G (320,-60), gambarkan!
  • 17. Kelemahan koordinathorizon: Hanya dapat digunakan untuk menggambarkan posisi bintang pada waktu dan tempat tertentu. (jika dilihat oleh pengamat berbeda di tempat lain maka koordinatnya akan berbeda pula). Kebaikkannya: Mudah untuk dilukis
  • 19. KOORDINAT EKUATOR Koordinat ekuator ini tidak cepat berubah dengan waktu, koordinat ini berguna untuk melukiskan letak benda langit dalam kurun waktu yang cukup lama. Sistem koordinat ekuator adalah sistem koordinat langit yang paling sering digunakan. Sistem koordinat ini merupakan sistem koordinat geosentrik.
  • 20. • Dalam pengamatan benda langit, alat bantu semacam teleskop, menggunakan sistem koordinat ekuatorial. Dudukan teleskop kebanyakan didesain ekuatorial untuk memudahkan dalam mengikuti track obyek yang diamati.
  • 21. Tempat tinjauan dilambangkan dengan simbol .  diukur ke kiri atau ke kanan dari titik nadir (N).  = 20 LS adalah 20 derajat ke kiri dari nadir  = 20 LU adalah 20 derajat ke kanan dari nadir Z = zenit N = nadir S = selatan U = utara B = barat T = timur N Z S U T B
  • 22. Pada koordinat ekuator, adatigabuahsikapbolalangit berdasarkanderajatlintangtempat tinjauan: •Sikap bola langit tegak. •Sikap bola langit miring. •Sikap bola langit sejajar.
  • 23. KOORDINAT EKUATOR A. Sikap bola langit tegak. Garis edar benda langit tegak lurus terhadap horizon. Tempat tinjauannya adalah di ekuator/katulistiwa (=0). Semua tempat di lintang ini memiliki bola langit tegak. Karakteristiknya: • titik kulminasi berimpit dengan nadir N Z S U T B =KLU =LU=0 Tanggal 21 Maret & 23 September Matahari tepat berada di katulistiwa.
  • 24.
  • 25. Contoh : Kota Pontianak di Indonesia Danau Victoria di Afrika
  • 26.
  • 27.
  • 28. KOORDINAT EKUATOR B. SikapBola Langit Miring Garis edar benda langit miring terhadap horizon. Tempat tinjauannya berada pada rentang (0 <  < 90) LU atau LS. Semua tempat di lintang ini memiliki bola langit miring. N Z S U T B KLU =LU=30 KLS
  • 29. Contoh : Kota Sidney (34 LS) Kota New York (41 LU)
  • 30.
  • 31.
  • 32. KOORDINAT EKUATOR C.SikapBola Langit Sejajar Garis edar benda langit sejajar terhadap horizon. Tempat tinjauannya berada di 90LU atau 90LS. Semua tempat di lintang ini memiliki bola langit sejajar. N Z S U T B KLU KLS
  • 33. Contoh : Kutub utara (90 LU) Kutub selatan (90 LS)
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38. KOORDINAT EKUATOR Beberapa istilah Dalamkoordinat ekuator Titik Aries = titik musim semi (), merupakan titik potong antara lingkaran ekliptika dengan lingkaran ekuator. Titik aries pada koordinat ekuator dijadikan sebagai titik acuan. Lingkaran Deklinasi Bintang = lingkaran yang menghubungkan KLU dan KLS melalui suatu bintang.
  • 39. Posisi bintang pada koordinat ini adalah (,)  = sudut kenaikan lurus bintang, busur pada lingkaran ekuator yang diukur dari titik aries () berlawanan dengan arah peredaran semu harian. Besarnya sudut angka kenaikan selalu positif. (0-360) Dalam waktu 1 jam aries menempuh busur lingkaran 15 Pukul 0, ditulis  = 0 wb. 9 wb = 9 x 15 = 135  = sudut deklinasi bintang, menyatakan jarak bintang pada proyeksi ekuator.
  • 40. CONTOH KOORDINAT EKUATOR Tentukan Letak Bintang Berdasarkan Koordinat Ekuator  = 30  LU pada pukul 9 wb. Jika *A = 180, *A= 45. 9 wb = 9 x 15 = 135 N Z S U T B KLU =LU=30 KLS 135
  • 41. 1. Tentukan letak bintang pada:  = 30  LS pada pukul 6 wb. Jika *A = 120, *A= 30. 2. Tentukan letak bintang pada:  = 30  LS pada pukul 3 wb. Jika *A = 90, *A= 30. 3. Tentukan letak bintang pada:  = 30  LU pada pukul 3 wb. Jika *A = 90, *A= 30. LATIHAN
  • 42. LATIHAN SOAL 4. Tentukan letak bintang pada:  = 20  LU pada pukul 6 wb. Jika *A = 150, *A= 30. 5. Tentukan letak bintang pada:  = 30  LS pada pukul 4 wb. Jika *A = 210, *A= 30. 6. Tentukan letak bintang pada:  = 30  LU pada pukul 10 wb. Jika *A = 135, *A= 30. N Z S U T B
  • 44. KOORDINAT EKLIPTIKA Benda langit (P) ditentukan letaknya dengan menggunakan koordinat P (Bujas*P, Lintas*P). Bujas*P adalah bujur astronomik bintang. Diukur dari titik aries () rentangnya (0-360). Lintas*P adalah lintang astronomik bintang. Busur pada lingkaran astronomi yang melalui bintang pada proyeksi ekliptika. N Z S U T B Pada  = 6 wb, miring ke kanan Pada  = 18 wb, miring ke kiri Cara menentukan koordinat benda langit yang ketiga adalah Koordinat Ekliptika.
  • 45. KOORDINAT EKLIPTIKA N Z S U T B 135 A  21 Maret 3 90 Q KLU KLS =30 LS 1 1.Lukis bola langit dengan β tertentu E K E K 2  = 6 wb  = 23 ½° KEU KES E K  = 6 wb miring ke kanan (ke arah utara) = 18 wb miring ke kiri (kearah selatan)  di B  di T
  • 46. KOORDINAT EKLIPTIKA N Z S U T B A  Q =30 LU  = 18 wb  = 23 ½° KEU KES LUKISLAH POSISI BINTANG BERIKUT INI: 1. β = 30° LU  = 18 wb bujas 270 dan lintas 30 2. β = 15° LU  = 18 wb bujas 135 dan lintas 45 3. β = 45° LU  = 6 wb bujas 270 dan lintas 30 CONTOH SOAL Lukis bola langit untuk  = 30° LU pada pukul 18 wb tempat bintang P yang ordinatnya bujas*P= 315° dan lintas*P = 60°. K E KES
  • 47. N Z S U T B N Z S U T B Tentukan letak bintang pada:  = 30  LS pada pukul 6 wb. Jika *A = 120, *A= 30. β = 45° LU  = 6 wb bujas 270 dan lintas 30
  • 48. KOORDINAT EKLIPTIKA N Z S U T B A  Q =30 LS  = 18 wb  = 23 ½° KEU KES LUKISLAH POSISI BINTANG BERIKUT INI: 1. β = 30° LU  = 18 wb bujas 270 dan lintas 30 2. β = 15° LU  = 18 wb bujas 135 dan lintas 45 3. β = 45° LU  = 6 wb bujas 270 dan lintas 30 K E KES