PAR bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui proses partisipatif yang fleksibel dan berorientasi aksi. Prinsip-prinsip PAR meliputi partisipasi penuh seluruh pemangku kepentingan, triangulasi sudut pandang, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan situasi. Langkah-langkah PAR terdiri atas perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi bersama-sama antara peneliti dan masyarakat.
2. PRINSIP PARTICIPATORY ACTION RISET
• Prinsip ini mengharuskan PAR dilaksanakan separtisipatif mungkin,
melibatkan siapa saja yang berkepentingan dengan situasi yang sedang
diteliti dan perubahan kondisi yang lebih baik. Dengan prinsip ini,
PAR dilakukan bersama di antara warga masyarakat melalui proses
berbagi dan belajar bersama, untuk memperjelas dan memahami
kondisi dan permasalahan mereka sendiri. Prinsip ini juga menuntut
penghargaan pada setiap perbedaan yang melatarbelakangi warga saat
terlibat dalam PAR, termasuk penghargaan pada kesetaraan jender
(terlebih jika dalam suatu komunitas warga perempuan belum
memperoleh kesempatan yang setara dengan laki-laki untuk
berpartisipasi sosial). Berbeda dengan riset konvensional, tim peneliti
dalam PAR bertindak sebagai fasilitator terjadinya proses riset yang
partisipatif di antara warga, bukan tim peneliti yang meneliti kondisi
komunitas dari luar sebagai pihak asing.
Prinsip Partisipasi
• Prinsip ini menuntut seluruh kegiatan dalam PAR harus mengarahkan
masyarakat warga untuk melakukan aksi-aksi transformatif yang
mengubah kondisi sosial mereka agar menjadi semakin baik. Oleh
karena itu, PAR harus memuat agenda aksi perubahan yang jelas,
terjadwal, dan konkret.
Prinsip Orientasi Aksi
3. • PAR harus dilakukan dengan menggunakan berbagai sudut pandang, metode, alat
kerja yang berbeda untuk memahami situasi yang sama, agar pemahaman tim
peneliti bersama warga terhadap situasi tersebut semakin lengkap dan sesuai dengan
fakta. Setiap informasi yang diperoleh harus diperiksa ulang lintas kelompok
warga/elemen masyarakat (crosscheck). Prinsip ini menuntut PAR mengandalkan
data-data primer yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti bersama warga di lapangan.
Sedangkan data-data sekunder (riset lain, kepustakaan, statistik formal)
dimanfaatkan sebagai pembanding.
Prinsip Trianggulasi
• Meskipun PAR dilakukan dengan perencanaan sangat matang dan pelaksanaan yang
cermat atau hati-hati, peneliti bersama warga harus tetap bersikap luwes menghadapi
perubahan situasi yang mendadak, agar mampu menyesuaikan rencana semula
dengan perubahan tersebut. Bukan situasinya yang dipaksa sesuai dengan desain
riset, melainkan desain riset yang menyesuaikan diri dengan perubahan situasi
Prinsip Fleksibel
4. TUJUAN PAR
Untuk membangun
kesadaran masyarakat atau
memberdayakan
masyarakat aras bawah
melalui pendidikan kritis,
pembelajaran orang
dewasa, dialog public, dll
Untuk merubah cara
pandang tentang
penelitian dengan
menjadikan penelitian
sebuah proses
partisipasi
Untuk menggeser
padarigma:
masyarakat sebagi
Objek à Subjek
penelitian
Untuk membawa
perubahan (transfor
mation) nilai sosial
di masyarakat
5. LANGKAH-LANGKAH PAR
• Riset Sosial selalu
dimulai dari hal-hal
yang terjadi dari
kehidupan sehari-hari.
Fenomena sehari-hari
jika diceramti dan
didalami akan menjadi
sebuah studi kritis
6. • To Understand (untuk memahami) dimaknai sebagai suatu proses
dimana peneliti dan masyarakat yang diberdayakan mampu
mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam
kehidupan mereka, kemudian dikolerasikan dengan aset- aset
yang dimiliki masyarakat, sehingga dapat mewujudkan komitmen
masyarakat dalam menyelesaikan isu-isu strategis yang ada dalam
kehidupan mereka.
• To Plan (untuk merencanakan) dimaknai sebagai proses
merencanakan aksi- aksi strategis dalam menyelesaikan persoalan
yang muncul dalam masyarakat. Perencanaan ini
mempertimbangkan keseimbangan anatara human resources dan
natural resources serta alur stakeholder yang menghimpun
masyarakat tersebut. Tahap perencanaan ini harus dimaksimalakan
dengan kesertaan penuh masyarakat atas penyelesaian masalahnya
sendiri. Sehingga pemberdayaan tidak hanya diartikan sebagai
perubahan sosial saja, namun juga media pendidikan masyarakat.
• To Action (melancarkan aksi) merupakan implementasi produk
pemikiran masyarakat untuk membangun, mengelola, merubah,
menajamkan aset-aset yang dimiliki masyarakat sehingga dapat
difungsikan secara optimal dan proposional.
• To Reflection (refleksi) merupakan tahapan dimana peneliti dan
masyarakat mengevaluasi dan memonitoring aksi pemberdayaan
yang telah dilakukan sehingga pemberdayaan menjadi terarah dan
terukur.
To Know
To Understand
What, When,
Who
To Analyz
Why
To Plan
What Do the
Next
To Action
Community
Planing
To Evaluation
To Reflextion
7. • Perencanaan; Mengindentifiaksi dan
menganaslisis masalah, merumuskan latar
belakang riset (riset ini penting dilakukan,
atau diperbaiki, atau ditingkatkan),
merumuskan masalah riset, mentukan cara-
cara yang akan dilakukan dalam Tindakan
• Tindakan; mengidentifikasi kondisi awal
subjek yang menjadi partisipan,
menyampaikan tujuan yang akan
dilakukan, melakukan pemberian
Tindakan, mengamati berbagai perilaku
dalam proses Tindakan
• Observasi ; melakukan analisis tehadap
seluruh rangkaian perubahan
• Refleksi; pengamatan dan flasback
terhadap rangkaian tahapan yang telah
dilakuakn
Tindakan
Observasi
Refleksi
Perencanaan
8. Teknis langkah-langkah dalam PAR, yaitu:
• 1. Penyiapan Sosial (Merancang Komunikasi Kemanusiaan)
• Dalam penyiapan sosial ini berarti mengetahui dan memahami masyarakat. Dalam proses ini pendamping berbaur dengan
masyarakat untuk mengenali dan memahami masyarakat. Dengan melalui inkulturasi yang di bangun maka akan menciptakan
komunikasi dengan masyarakat. Karena Peneliti berfikir bahwa jika komunikasi yang di bangun dengan masyarakat kuat maka
aka lebih mudah untuk membangun partisipasi masyarakat dalam membantu peneliti. Penyiapan social di lakuakan dengan
cara memahami kelompok yang tidak terorganisir dalam masyarakat, memahami peran dan fungsi lembaga yang ada di
masyarakat dan mengenali tradisi yang dilakukan masyarakat.
• 2. Community Riset Social Problem Diagnosti
• Yaitu menganalisis masalah yang ada di masyarakat. Dengan mengetahui dan memahami keseharian masyarakat maka
pendamping dapat mengidentifikasi masalah. Selain itu pendamping juga melakukan FGD bersama masyarakat untuk
mengetahui dan memahami permasalahan yang ada. Pohon masalah pun juga di buat bersama masyarakat. Selain itu yang di
lakukan pendamping dalam menganalisis masalah yaitu dengan maping, transek, memahami alur sejarah dan tradisi
masyarakat. Diagram alur, diagram ven dan analisis social juga di gunakan dalam memahami permasalahan yang terjadi di
masyarakat.
• 3. Planning
• Istilah pengorganisasian rakyat (people organizing) atau yang lebih juga dikenal dengan istilah pengorganisir masyarakat
(community organizing) sebenarnya adalah suatu peristilahan yang sudah menjelaskan dirinya sendiri. Istilah ini memang
mengandung pengertian yang luas dari dua akar katanya. Planning adalah pemecahan masalah. Pemecahan masalah ini di
lakukan bersama masyarakat. Dari pohon masalah yang di buat bersama masyarakat maka muncul pohon harapan yang
berisikan harapan-harapan masyarakat dalam memecahkan masalah tersebut. Pendamping bersama masyarakat merencanakan
program yang akan di laksanakan. Dengan membuat proposal dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Pendamping
bersama masyarakat mengadakan pertemuan-pertemuan dalam perencanaan kegiatan yang akan di laksanakan.
9. • 4. Political Action
• Yaitu membentuk kelompok-kelompok social baru. Hal ini dilakukan untuk pemecahan masalah. Dengan membangun
leadership atau seorang pemimpin yang dapat mengorganisir masyarakat dan dapat melakukan analisis terarah sehingga
mendorong proses transparansi atas semua pihak dan semua permasalahan. Kegiatan ini dilakukan bersama partisipasi
masyarakat. Aksi yang di lakukan ini menjawab harapan-harapan masyarakat.
• Dalam membangun membangun partisipasi masyarakat sebelum melakukan aksi tidak bermaksud untuk menumbuhkan
partisipasi atas nama, partisipasi pasif, partisipasi lewat konsultasi maupun partisipasi fungsional. Melainkan partisipasi yang
dibangun adalah partisipasi interaktif, dimana ide dalam berbagai kegiatan mulai perencanaan dan evaluasi melibatkan peran
aktif masyarakat. Sehingga diharapkan masyarakat dapat mengambil inisiatif sendiri, melaksanakan kegiatan secara mandiri
dan memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan dari masyarakat sendiri.
• 5. Reflection
• Yaitu tindakan dari hasil kegiatan atau menilai keberhasilan dan kekurangan semua kompenen aktifitas terhadap perubahan
sosial yang menjadi visi masyarakat. Pendamping merefleksi dan menganalisis dari hasil kegiatan yang telah di lakukan
10. MANFAAT PAR
Perubahan pola relasi
sosial yang membelenggu
dan menindas menjadi
pola relasi sosial
kemanusiaan yang
memungkinkan setiap
orang berkembang
mencapai harkat dan
martabat
kemanusiaannya.
Memberikan sumbang sih
riil terhadap kehidupan di
masyarakat yang memang
sangat mendasar dan
sangat dibutuhkan
Melakukan reformasi
sosial yakni perubahan
dalam tatanan masyarakat
yang demokratis,
kesadaran gender,
kesejahteraan hidup dsb