2. Konsep dasar
Bimbingan dan konseling
• Bimbingan dan konseling merupakan salah satu
komponen dlm keseluruhan sistem pendidikan
khususnya di sekolah.
• Guru sbg salah satu pendukung unsur pelaksana
pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai
pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan
di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang
memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan
dan konseling di sekolah.
3. Pola Organisasi Bimbingan di Sekolah
ORANG TUA
SISWA
GURU
KEPALA SEKOLAH
WALI KELAS
PARA SISWA
GURU
KONSELOR
4. • MENGAPA KITA HARUS MEMPELAJARI MK
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH?
5. A. LATAR BELAKANG PSIKOLOGIS
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai
subjek didik, merupakan pribadi-pribadi yang unik
dengan segala karakteristiknya.
Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam
proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan
dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya.
Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan
individual (individual differences) antara siswa yang
satu dengan lainnya. Di samping itu, siswa sebagai
pelajar, senantiasa terjadi perubahan tingkah laku
sebagai hasil proses belajar.
6. KARAKTERISTIK PSIKOLOGIS SISWA
a) Perkembangan individu dipengaruhi berbagai faktor dr dalam
(dipengaruhi oleh pembawaan dan kematangan) dan dr luar
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Perkembangan dapat berhasil
baik jika faktor-faktor tersebut dapat saling melengkapi. Untuk
mencapai perkembangan yang baik harus ada asuhan yang terarah
melalui proses belajar sering disebut pendidikan.
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu di dalam
memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan
(developmental task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu
terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus
diselesaikan. Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugastugas tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya
dalam penyesuaian dirinya di dalam masyarakat.
Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik.
7. cont
Dilihat
dari proses dan fase perkembangannya, para siswa
berada fase masa remaja (adolescent). Masa ini ditandai
dengan berbagai perubahan menuju kearah tercapainya
kematangan dlm berbagai aspek seperti biologis, intelektual,
emosional, sikap, nilai, dsb. Para siswa yg berada pada masa
transisi di akhir masa anak-anak dan memasuki masa remaja
sbg persiapan memasuki dunia dewasa. Dlm situasi ini siswa
akan mengalami berbagai guncangan yang akan
mempengaruhi seluruh pola perilakunya, dan secara langsung
atau tdk langsung mempengaruhi proses belajarnya.
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan komponen
pendidikan yg dapat membantu para siswa dlm proses
perkembangannya. Pemahaman terhadap masalah
perkembangan dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan
kebutuhan yang mendasar bagi pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling.
8. • b) Masalah Perbedaan Individu (individual differences) Keunikan
individu berarti tidak ada dua orang individu yang sama persis di
dalam aspek-aspek pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun
rohaniah. Individu yang satu berbeda dan individu yang lainnya
faktor pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi
terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan
memungkinkan perbedaan individu meskipun dengan lingkungan
sama. Dan sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan
timbulnya perbedaan individu meskipun pembawaannya sama.
Di sekolah seringkali tampak masalah perbedaan individu ini, misalnya
ada siswa yang sangat cepat dan ada yang lambat belajar, ada yang
cerdas, dan ada yang berbakat dalam bidang tertentu, dan
sebagainya. Kenyataan ini akan membawa konsekwensi bagi
pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajaran,
metode mengajar, alat-alat pelajaran, penilaian, dan pelayanan lain.
Di samping itu, perbedaan perbedaan ini seringkali banyak
menimbulkan masalah-masalah baik bagi siswa itu sendiri maupun
bagi lingkungan. Siswa akan menghadapi kesulitan dalam
penyesuaian diri antara keunikan dirinya dengan tuntutan dalam
lingkungannya. Hal ini disebabkan pelayanan pada umumnya
program pendidikan memberikan pelayanan atas dasar ukuran
ukuran pada umumnya atau rata-rata.
9. Mengingat bahwa yang menjadi tujuan pendidikan adalah
perkembangan yang optimal dan setiap individu, maka
masalah individu ini perlu mendapat perhatian dalam
pelayanan pendidikan. Sekolah hendaknya memberikan
bantuan kepada siswa dalam masalah-masalah sehubungan
dengan perbedaan individu. Dengan kata lain sekolah hendak
nya memberikan pelayanan kepada para siswa secara invidual
sesuai dengan keunikan masing-masing. Usaha melayani siswa
secara individual dapat diselenggarakan melalui program
bimbingan dan konseling. Dengan demikian keunikan diri
masing-masing siswa itu tidak banyak menimbulkan masalah
yang menghambat mereka dalam seluruh proses pendidikan.
10. •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian ialah
perbedaan dalam:
1) kecerdasan;
2) kecakapan;
3) hasil belajar;
4) bakat;
5) sikap;
6) kebiasaan;
7) pengetahuan;
8) kepribadian;
9) cita-cita;
10) kebutuhan;
11) minat;
12) pola-pola dan tempo perkembangan;
13) ciri-ciri jasmaniah;
14) latar belakang lingkungan.
Data tentang perbedaan-perbedaan tersebut akan besar sekali manfaatnya bagi
usaha bantuan yang diberikan kepada siswa di sekolah.
11. • c. Masalah Kebutuhan Individu
• Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.
Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi
kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam
memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan
sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak
menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan.
• Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu
merupakan cara dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan
belajar pada hakikatnya merupakan perwujudan usaha pemenuhan
kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menyadari hal tersebut, baik
dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan pada diri siswa, maupun
dalam memberikan bantuan yang sebaik-baiknya dalam usaha
memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti telah dikatakan di atas,
kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan
masalah-masalah bagi dirinya.
• Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan
dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan
sosial/psikologis.
12. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita
perhatikan ialah kebutuhan:
• 1) memperoleh kasih sayang;
• 2) memperoleh harga diri;
• 3) untuk memperoleh pengharapan yang sama;
• 4) ingin dikenal;
• 5) memperoleh prestasi dan posisi;
• 6) untuk dibutuhkan orang lain;
• 7) merasa bagian dari kelompok;
• 8) rasa aman dan perlindungan diri;
• 9) untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Pengenalan terhadap jenis dan tingkat kebutuhan siswa sangat
diperlukan bagi usaha membantu mereka. Program
bimbingan dan konseling merupakan salah satu usaha kearah
itu.
13. • d. Masalah Penyesuaian Diri dan Kelainan Tingkah Laku
• Kegiatan atau tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara
pernenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu
untuk memenuhi kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun
yang tidak wajar, cara-cara yang disadari maupun yang tidak disadari.
Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, individu harus
dapat menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala kemungkinan
yang ada dalam lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri.
Individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik
lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat.
• Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai
masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat
berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan
tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungannya, hal
itu disebut “adjusted” atau penyesuaian yang baik. Dan sebaliknya
jika individu gagal dalani proses penyesuaian diri tersebut, disebut
“maladjusted” atau salah suai.
14. • Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan
bantuan agar setiap siswa dapat menyesuaikan diri
dengan baik dan terhindar dan timbulnya gejalagejala salah suai. Sekolah hendaknya menempatkan
diri sebagai suatu lingkungan yang memberikan
kemudahan-kemudahan untuk tercapainya
penyesuaian yang baik.
• Di atas telah dikatakan bahwa jika individu gagal
dalam memperoleh penyesuaian diri, maka ia akan
sampai pada suatu situasi salah suai. Gejala-gejala
salah suai ini akan dimanifestasikan dalam bentuk
tingkah laku yang kurang wajar atau yang sering
disebut sebagai bentuk kelainan tingkah laku.
15. Kenyataan kelainan tingkah laku ini sering tampak seperti
tingkah laku agresif, rasa rendah diri, bersifat bandel, haus
perhatian, mencuri dan sebagainya. Gejala-gejala semacam
itu seringkali banyak menimbulkan berbagai masalah. Tentu
saja hal itu tidak dapat dibiarkan terus, karena akan banyak
mengganggu baik bagi individu itu sendiri maupun bagi
lingkungan. Mereka yang menunjukkan gejala-gejala
kelainan tingkah laku mempunyai kecenderungan untuk
gagal dalam proses pendidikannya. Oleh karena itu
diperlukan adanya suatu usaha nyata untuk menanggulangi
gejala-gejala tersebut. Dalam hubungan ini bimbingan dan
konseling memberikan peranan yang cukup penting.
16. e. Masalah Belajar
• Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola
pola respons yang baru yang diperlukan dalam interaksi
dengan lingkungan secara efisien.
• Dalam proses belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi
pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Beberapa masalah
belajar, misalnya bagamana menciptakan kondisi yang baik
agar perbuatan belajar berhasil, memilih metode dan alat-alat
yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat
rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar
dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis
kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalahmasalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan
waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku
pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian,
memilih mata kuliah yang cocok, dsb
17. Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak
masalah-masalah yang timbul terutama yang
dirasakan oleh si pelajar. Sekolah mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa
agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu
hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada
siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul
dalam kegiatan belajar. Di sinilah letak penting dan
perlunya program bimbingan dan konseling untuk
rnembantu agar mereka berhasil dalam belajar.
18. B. LATAR BELAKANG SOSIO-KULTURAL
• Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan
perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek
perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri,
informasi dsb.
• berbagai permasalahan dihadapi oleh individu
Pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, gangguan
penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan,
perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan
sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi dsb.
• Walaupun pada umumnya masing-masing individu berhasil
mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih perlu
mendapatkan bantuan.
19. conti
Tanggung jawab sekolah membantu para
siswa baik sbg pribadi maupun sbg calon
anggota masyarakat, dengan mendidik dan
menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan
diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapinya
Program bimbingan dan konseling membantu
berhasilnya program pendidikan pada
umumnya
20. C. LATAR BELAKANG PEDAGOGIS
• pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah
maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Sedangkan tujuan pendidikan (GBHN) adalah: “Untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa”.
• Jelas bahwa yang menjadi tujuan inti dari pendidikan adalah
perkembangan kepribadian secara optimal dari setiap anak
didik sebagai pribadi sesuai dengan potensi masing-masing.
21. cont
Pribadi yang berkembang kegiatan pendidikan bersifat
menyeluruh; tidak hanya berupa kegiatan instruksional
(pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin
bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan
sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal
pengadministrasian yang baik, kurikulum beserta proses
belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi kepada
anak didik melalui bimbingan & konseling
Bimbingan & konseling mempunyai peranan yang amat penting
dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik
agar berkembang secara optimal. Dengan demikian maka
hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi
anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis,
maupun sosial.
22. • Apakah peran guru dalam pendidikan?
1) Pengambilan inisiatif, pengarah dan penilai kegiatan-kegiatan
pendidikan. Hal ini berarti bahwa guru turut serta memikirkan
kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta
nilainya.
2) Wakil masyarakat yang berarti dalam lingkungan sekolah guru
menjadi suatu masyarakat. Guru harus mencerminkan
suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.
3) Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Bahwa guru
bertanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada
generasi muda yang berupa pengetahuan, hendaknya akan
diajarkannya baik isi maupun metode.
4) Penegak disiplin yaitu harus menjaga agar tercapai suatu
disiplin.
23. • Apakah peran guru dalam pendidikan?
5) Pelaksana administrasi pendidikan Di samping menjadi
pengajar, guru pun bertanggung jawab akan kelancaran
jalannya pendidikan. Dia harus mampu melaksanakan
kegiatan-kegiatan administratif.
• 6) Pemimpin generasi muda. Masa depan generasi muda
terletak di tangan guru. Guru berperan sebagai pemimpin
mereka dalam mempersiapkan diri untuk menjadi anggota
masyarakat yang dewasa.
7) Penterjemah kepada masyarakat artinya guru berperan untuk
menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar
kepada masyarakat, khususnya untuk masalah-masalah
pendidikan.
24. cont
Dilihat dan segi dirinya sendiri (self oriented), seorang guru
harus berperan sebagai:
1) Petugas sosial yaitu seorang yang harus membantu untuk
kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat
guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat
dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.
2) Pelajar dan ilmuwan yaitu sebagai yang senantiasa terus
menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara
setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan. Disamping itu guru
menjadi spesialisasi, misalnya seorang guru matematik akan
menjadi wakil dan dunia matematika.
3) Orang tua: yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam
pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
sesudah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah dapat
merupakan keluarga di mana guru berperan sebagai orang tua
dari siswa-siswanya.
25. cont
Dilihat dan segi dirinya sendiri (self oriented), seorang guru
harus berperan sebagai:
4) Pencari teladan : yaitu yang senantiasa mencarikan teladan
yang baik untuk siswa, dan bahkan bagi seluruh masyarakat.
Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku.
5) Pencari keamanan yaitu yang senantiasa mencarikan rasa
aman bagi orang lain (siswa). Guru menjadi tempat
berlindung bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa aman
dan puas di dalamnya.
26. cont
Secara psikologis, guru dipandang sebagai:
1) Ahli psikologi pendidikan yaitu petugas psikologi dalam
pendidikan, yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsipprinsip psikologi.
2) Seniman dalam hubungan antar manusia ( human relation),
yaitu orang yang mampu membuat hubungan antarmanusia
untuk tujuan tertentu, dengan menggunakan teknik tertentu,
khususnya dalam kegiatan pendidikan.
3) Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam
pendidikan.
4) Catalytic agent yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam
menimbulkan pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut
sebagai inovator (pembaharu).
5) Petugas kesehatan mental ( hygiene worker) yang
bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental
khususnya kesehatan mental siswa.
27. Guru sebagai Direktur Belajar (Director of Learning )
Dalam proses belajar mengajar tidak hanya memakai
pendekatan instruksional tetapi juga melalui pendekatan hrs
memahami siswa secara mendalam sehingga dapat membantu
dlm keseluruhan proses belajarnya.
Sbg ‘director of learning’ guru sekaligus berperan sebagai
pembimbing dlm proses belajar siswanya yg harus :
1) mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu
maupun kelompok;
2) memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses
belajar;
3) memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa
dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya;
4) membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah
pribadi yang dihadapinya;
5) menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah
dilakukan.
28. Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya
bimbingan konseling; dilihat dan segi pendidikan.
1. dilihat dari hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar
dalam mengembangkan kepribadian. proses pendidikan
menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari pada
sekedar pengajaran; yaitu dengan pendekatan pribadi melalui
layanan bimbingan dan konseling.
2. pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan
karenanya selalu terjadi perubahan perubahan dan
penyesuaian dalam komponen-komponennya siswa
sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian
diri melalui layanan bimbingan.
3. guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai
pengajar,tetapi lebih luas lg yaitu sebagai pendidik guru
seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam
mendidik para siswanya diwujudkan melalui layanan
bimbingan.
29. Kesimpulan
• Uraian di atas, menjelaskan bahwa perlunya layanan bimbingan di sekolah
adalah berlatarbelakangkan tiga aspek. Pertama adalah aspek lingkungan,
khususnya lingkungan. sosial kultural, yang secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi individu siswa sebagai subjek didik, dan sekolah
sebagai lembaga pendidikan. Sebagai akibat dari lingkungan pengaruh
sosial-kultural ini, maka individu memerlukan adanya bantuan dalam
perkembangannya, dan sekolahpun memerlukan pendekatan khusus.
Bantuan dan pendekatan yang diperlukan adalah layanan bimbingan dan
konseling.
• Aspek yang kedua adalah lembaganya itu sendiri yaitu pendidikan yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian subjek
didik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dilaksanakan secara
tuntas baik dalam proses kegiatannya maupun tindak dan para pelaksana
nya yaitu guru sebagai pendidik. Untuk menuntaskan pendidikan, diperlu
kan adanya layanan bimbingan dan konseling.
• Aspek ketiga adalah yang menyangkut segi subjek didik sebagai pribadi
yang unik, dinamik dan berkembang, memerlukan pendekatan dan bantuan
yang khusus melalui layanan bimbingan dan konseling.
• Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan (sosial kultural)
pendidikan, dan siswa (psikologis) merupakan latar belakang perlunya
layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
30. Setelah kita mendiskusikan beberapa hal di atas, jawablah pertanyaanpertanyaan berikut secara ringkas.
1) Berikan penjelasan, apakah yang dimaksud dengan:
a. latar belakang sosial-kultural
b. latar belakang pedagogis.
c. latar belakang psikologis.
d. guru sebagai direktur belajar.
e. guru sebagai pelajar dan ilmuwan.
f. gejala salah suai.
2) Perkembangan teknologi banyak memberikan kemudahankemudahan bagi individu, akan tetapi juga menimbulkan
masalah-masalah. Jelaskan maksud pernyataan tersebut, dan
berikan contohnya.
3) Siswa SMP yang baru masuk pada hakikatnya berada pada masa
peralihan lingkungan pendidikan yaitu dan lingkungan SD ke
lingkungan SMP. Dalam situasi ini siswa baru harus
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
a. Berikan contoh hal-hal yang bersifat baru di SMP, sehingga para
siswa perlu menyesuaikan diri.
31. Setelah kita mendiskusikan beberapa hal di atas, jawablah pertanyaanpertanyaan berikut secara ringkas.
b. Mengapa untuk hal itu siswa memerlukan bantuan?
c. Berikan contoh upaya-upaya membantu mereka.
4) Berikan beberapa contoh konkret yang menunjukkan bahwa
antarsiswa terdapat
perbedaan dalam beberapa aspek. Apa yang dapat dilakukan
sehubungan dengan
adanya perbedaan tersebut?
5) Dikatakan bahwa tingkah laku terjadi karena adanya
kebutuhan. Coba Anda diskusikan dengan beberapa teman
Anda (sbg siswa), kebutuhan-kebutuhan apakah yang
mendorong mereka memasuki sekolah (SMTP). Bagaimana
kesimpulan Anda, dan apa yang sebaiknya Anda lakukan
32. Rangkuman
• Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas
kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu
aspek sosial-kultural, pedagogis, dan psikologis. Latar belakang sosialkultural berhubungan dengan masalah perkembangan sosial yang juga
erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan khususnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut mempengaruhi
sekolah sebagai lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi siswa
sebagai individu. Latar belakang pedagogis berhubungan dengan masalah
hakikat pendidikan sebagai usaha mengembangkan kepribadian, dinamika
dan perkembangan kepribadian, dan hakikat peranan guru sebagai
pendidik. Hal itu berkaitan erat dengan perlunya layanan pribadi para
siswa dalam upaya mencapai perkembangan optimal.
• Latar belakang psikologis, berhubungan dengan hakikat siswa sebagai
pribadi yang unik, dinamik dan berkembang, dalam upaya mencapai
perwujudan diri. Secara psikologis setiap siswa memerlukan adanya
layanan yang bertitik tolak dari kondisi keunikan masing-masing.
• Ketiga hal di atas, menuntut adanya layanan bimbingan dan konseling
sebagai salah satu unsur dalam keseluruhan pendidikan di sekolah.
33. KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING
• Pengertian Bimbingan
• Process of helping an individual to understand himself and his
world (Shertzer & Stone, 1971)
• Proses membantu individu untuk mencapai perkembangan
optimal (Kartadinata, S. 1998)
• Suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat dan kehidupan pada umumnya. (Natawidjaja,
1987)
34. KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING
• Pengertian Konseling
• Upaya membantu individu melalui proses interaksi yg bersifat
pribadi antara konselor dan konseli agar mampu memahami
diri dan lingk, mampu membuat keputusan dan menentukan
tujuan brdsrkn nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa
bahagia dan berperilaku efektif. (Shertzer & Stone, 1980)
• Hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dgn
penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada
klien, konselor menggunakan pengetahuan dan
keterampilannya utk membantu klien mengatasi masalahnya
(ASCA)
35. KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING
• Karakteristik utama konseling
• Konseling mrpk salah satu bentuk hubungan yang bersifat
membantu.
• Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal (berbentuk
wawancara/tatap muka antara konselor dan klien dengan
melibatkan semua unsur kepribadian diantara keduanya)
• Keefektifan konseling ditentukan kualitas (menerapkan
teknik2 konseling dan kualitas pribadinya) hubungan konselor
dan klien
36. Posisi Bimbingan dalam pendidikan
• Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga
bidang kegiatan utama, yaitu bidang administratif dan
kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler, dan bidang
pembinaan siswa (bimbingan dan konseling) secara bersinergi.
• Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu
meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
37. Tujuan Bimbingan
1. Membantu individu memiliki kesadaran scr penuh akan dirinya dan
cara-cara merespon lingkungan
2. Mampu menuntaskan tugas2 perkembangannya
3. mampu mengarahkan dirinya, memecahkan masalah dan mengambil
keputusan
4. Mampu mngembangkan sikap bertanggungjawab dan konsep diri
secara positif
5. Mengembangkan seluruh potensi seoptimal mungkin.
6. Memantapkan perilaku secara bermakna
7. Membantu mencapai pribadi yang efektif (human effectiveness)
38. Pendekatan-pendekatan BK
1. Pendekatan krisis.
• Bimbingan yang diarahkan kpd individu yg mengalami
krisis/masalah.
• Konselor menunggu klien yg datang.
• Pendekatan ini banyak dipengaruhi psikoanalisis, yang
berpusat pada pengaruh masa lampau yang menentukan
berfungsinya kepribadian masa kini. Pengalaman 5 tahun
pertama dipandang sbg akar dari krisis individu.
39. Pendekatan-pendekatan BK
2. Pendekatan remedial.
• Diarahkan kpd individu yg mengalami kesulitan.
• Konselor memfokuskan pd kelemahan individu utk diperbaiki.
• Dipengaruhi aliran behavioristik yg menekankan pd perilaku
klien di sini dan saat ini.
• Untuk memperbaiki perilaku individu harus ditata lingkungan
40. Pendekatan-pendekatan BK
3. Pendekatan Preventif
• Diarahkan utk mengantisipasi dan mencoba mencegah
munculnya masalah.
• Konselor berupaya mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan untuk mencegah masalah tsb.
41. Pendekatan-pendekatan BK
4. Pendekatan perkembangan
• BK Perkembangan
• Pemberian layanan dgn kepedulian utamanya membantu
siswa mencapai perkembangan atau kematangan positif,
dengan melibatkan teamwork (Mathewson)
• Program difokuskan kepada kebutuhan, kekuatan, minat, dan
isu-isu yang berkaitan dgn tahapan perkembangan siswa yang
bervariatif, dan terintegrasi dengan program pendidikan
sekolah secara keseluruhan (Bullard, et.al)
42. Visi bimbingan perkembangan
• Edukatif. Titik beratnya kpd preventif dan pengembangan,
bukan pada korektif/terapeutik
• Pengembangan. Memberi kemudahan berkemb bagi individu
melalui perekayasaan lingk perkembangan
• Outreach. Target populasi tidak terbatas kepada individu
bermasalah dan dilakukan scr individual, tetapi meliputi
ragam imensi (masalah, target intervensi, setting, metode,
lama waktu layanan) dlm rentang yang cukup lebar
43. Misi bimbingan perkembangan
• Mencegah kondisi yang dapat menghambat perkembangan,
mengembangkan seluruh potensi manusia dan
memperbaiki/menjembatani kesenjangan antara
perkembangan aktual dgn perkembangan yang diharapkan.
44. • Tradisional
1. Bersifat reaktif
2. Pendekatan krisis
3. Hanya menggunakan B/K
individual
4. Tidak semua siswa mndpt
layanan
5. Menekankan lay info
6. Program tdk trstruktur
7. Dilakukan konselor
• Perkembangan
1. Terencana
2. Pdkt preventif & krisis
3. BK kelompok
4. Semua siswa
5. Menekankan program
pngembangan
6. Program trstruktur dan
dievaluasi
7. Konselor dan personel
45. Prinsip-prinsip bimbingan
•
•
•
•
•
•
Bimb diperuntukkan bagi semua individu
Bersifat individualisasi
Menekankan hal positif
Merupakan usaha bersama
Pengambilan keputusan mpkn hal yg esensial
Berlangsung dalam berbagai setting
46. Prinsip bimbingan (Biasco)
• Merupakan bagian integral program
pendidikan di sekolah
• Program bimb akan efektif jika ada upaya
kerjasama antarpersonal sekolah.
• Layanan bimbingan didasarkan asumsi bahwa
individu memiliki peluang
• berkembang lebih baik melalui pemberian
bantuan yg terencana
• Bimb ditujukkan kepada pengembangan
pribadi
47. Prinsip-prinsip Bimbingan konseling :
• Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli
diberikan kepada semua konseli, baik yang tidak maupun yang
bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa ini pendekatan yang digunakan lebih bersifat
preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif);
dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan
(individual).
• Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi Setiap
konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui
bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan
keunikannya tersebut. yang menjadi fokus sasaran bantuan
adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan
teknik kelompok.
48. • Prinsip-prinsip BK
• Bimbingan menekankan hal yang positif proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan
cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri,
memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang - persepsi
yang negatif terhadap bimbingan karena bimbingan dipandang
sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan
pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan.
• Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama bukan
hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guruguru dan kepala Sekolah sesuai dengan tugas dan peran masingmasing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
49. • Prinsip-prinsip dalam Bimbingan dan konseling :
• Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam BK
membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan; mengembangkan kemampuan konseli untuk
memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan memberikan
informasi dan nasihat kepada konseli, diarahkan hidupnya dgn
tujuannya, memfasilitasi konseli untuk mempertimbangkan,
menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui
pengambilan keputusan yang tepat krn kemampuan membuat pilihan
secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang
harus dikembangkan.
• BK berlangsung dalam berbagai setting (Adegan) Kehidupan
Sekolah/Madrasah, keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga
pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.
50. Fungsi Bimbingan dan Konseling :
• Fungsi Pemahaman membantu konseli agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama stlh paham, konseli diharapkan
mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif.
• Fungsi Preventif mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegah supaya tidak dialami oleh
konseli bimbingan tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan
atau kegiatan berbahaya Teknik pelayanan orientasi, informasi,
dan bimbingan kelompok; informasi dalam rangka mencegah
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan (minuman keras,
merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex))
51. Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah :
• Fungsi Pengembangan upaya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif & memfasilitasi perkembangan konseli
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara
sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang
dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan
karyawisata.
• Fungsi Penyembuhan bersifat kuratif membantu konseli yang
telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah
konseling, dan remedial teaching.
52. Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah :
• Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat,
bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi
ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun
di luar lembaga pendidikan.
• Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para
guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses
pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.
53. Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah :
• Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri
dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
• Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan
dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan)
terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat,
rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat
mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang
produktif dan normatif.
54. Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah :
• Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli
dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri
konseli.
• Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan
produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui
program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif
(pilihan) sesuai dengan minat konseli