Dokumen tersebut membahas tentang moderasi beragama dalam konteks keberagamaan di Indonesia. Moderasi beragama dijelaskan sebagai jalan tengah antara sikap ekstrem dan reduktif dalam memahami dan mengamalkan agama, dengan mengedepankan toleransi, komitmen kebangsaan, dan menghargai keragaman."
8. Mengapa Moderasi Beragama ?
Menyadari bahwa perbedaan adalah Sunatullah
Bangsa Indonesia adalah bangsa beragama
Keanekaragaman adalah fitrah bangsa Indonesia
Pancasila sebagai cerminan nilai asli masyarakat Indonesia
Agama sejatinya memberikan Inspirasi bukan Aspirasi
9. Orang Beragama Justru Mengingkari
Ajaran Agamanya Sendiri
Inti pokok ajaran agama Islam itu memuliakan manusia sebagaimana yang disampaikan Rasulullah
Saw dalam haji wada dengan istilah kemanusiaan (al Insaniyah).
12. Daya rusak konflik yang berlatar belakang perbedaan
klaim kebenaran tafsir agama tentu akan lebih dahsyat
lagi, mengingat watak agama yang menyentuh relung
emosi terjauh di dalam setiap jiwa manusia.
Padahal, tak jarang perbedaan yang diperebutkan itu
sesungguhnya sebatas kebenaran tafsir agama yang
dihasilkan oleh manusia yang terbatas, bukan
kebenaran hakiki yang merupakan tafsir tunggal yang
paling benar.
13.
14.
15. URGENSI MODERASI BERAGAMA
Berkembangnya cara pandang, sikap dan
praktik beragama yang berlebihan
(ekstrem), yang mengesampingkan
martabat kemanusiaan
Berkembangnya klaim kebenaran
subyektif dan pemaksaan kehendak atas
tafsir agama serta pengaruh kepentingan
ekonomi dan politik berpotensi memicu
konflik
Berkembangnya semangat
beragama yang tidak selaras
dengan kecintaan berbangsa
dalam bingkai NKRI
Tantangan 3
Tantangan 1
Tantangan 2
Merawat
Keindonesiaan
Memperkuat
esensi ajaran
agama dalam
kehidupan
masyarakat
Mengelola
keragaman tafsir
keagamaan dengan
mencerdaskan
kehidupan
keberagamaan
Moderasi beragama
merupakan perekat antara
semangat beragama dan
komitmen berbangsa. Di
Indonesia, beragama pada
hakikatnya adalah ber-
Indonesia dan ber-
Indonesia itu pada
hakikatnya adalah
beragama
Moderasi
Beragama
Moderasi Beragama
menjadi sarana
mewujudkan
kemaslahatan
kehidupan beragama
dan berbangsa yang
harmonis, damai dan
toleran sehingga
Indonesia maju.
Toleran,
Harmonis, Damai
16.
17. Agama hadir
menjaga
Martabat
Manusia
Strategi kebudayaan kita
dalam merawat
keindonesiaan
3
1
Moderasi Beragama
Konteks Keberagamaan di Indonesia
2
Teks Agama
mengalami multi
tafsir peradaban
manusia tidak
musnah akibat konflik
berlatar agam
Moderasi beragama sesungguhnya merupakan esensi
agama, dan pengimplementasiannya menjadi keniscayaan
dalam konteks masyarakat yang plural dan multikultural
seperti Indonesia, demi terciptanya kerukunan intra dan
antarumat beragama.
Negara hadir dalam upaya internalisasi nilai-nilai
agama di satu sisi, serta upaya menghargai
keragaman agama dan tafsir kebenaran agama di
sisi lain.
Internalisasi nilai nilai agama dimaksudkan agar
agama senantiasa menjadi landasan spiritual,
moral dan etika dalam kehidupan indi vidu,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Penghargaan terhadap keragaman paham dan
amalan ber agama dimaksudkan untuk mendorong
kehidupan keagamaan yang moderat, demi
terciptanya penguatan komitmen ke bangsaan kita
Konteks Keberagamaan di Indonesia
18. Moderasi Beragama Menjadi Sebuah
Keharusan
Multikultural (Keragaman) Masyarakat Indonesia
Modal Sosial Masyarakat Indonesia
Moderasi Beragama untuk Nirkekerasan
Moderasi Beragama sebagai Respon era disrupsi digital
Moderasi Beragama untuk Mengukuhkan NKRI
19. Moderasi Beragama
Moderasi beragama
bukanlah upaya
memoderasi agama,
melainkan
memoderasi
pemahaman dan
pengamalan kita
dalam beragama.
MODERASI, menurut kamus bahasa:
• Bahasa Indonesia: 1. pengurangan kekerasan dan 2. penghindaran keekstreman.
• Bahasa Latin: ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan).
• Bahasa Inggris: core (inti, esensi), standard (etika).
• Bahasa Arab: wasath atau wasathiyah, yang memiliki padanan makna dengan kata
tawassuth (tengah-tengah), i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang).
Cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama
dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama – yang melindungi
martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum –
berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai
kesepakatan berbangsa
20.
21.
22. Moderasi Beragama Sebagai Jalan Tengah
Reduktif Moderat Ekstrim
Strong Tekstual/Konservatif Kontekstual (Distingsi Profan dan
Sakral) Memadukan teks dan
konteks
Strong Rasional/Liberal
Jabariyah (Fatalimse) Takdir Tuhan dan Ikhtiar Manusia
(Kasab)
Qadariyah ( Free Well)
Kebenaran Tunggal (Fanatik) Pemaknaan yang Pluralitas (Ushul
dan Furu)
Relatifisme bahkan
Nihilisme (Permisif)
Formalistik Innal Islam al din
wa al daulah (Islam itu agama
dan negara)
Substrantibis (Hubungan agama
dan negara adalah mutual
symbiosis)
Sekuleristik (Agama
dipishkan dari Negara)
23.
24. mencederai nilai
luhur
kemanusiaan
melanggar ketentuan
hukum yang menjadi
panduan bermasyarakat
dan bernegara
ATAS NAMA
AGAMA: 3
1
BATASAN EKSTREM
cara pandang, sikap, dan praktik keagamaan
2
bertentangan
kesepakatan bersama
dalam kehidupan
bermasyarakat dan
bernegara
INDIKATOR
Moderasi Beragama
Komitmen kebangsaan
Penerimaan terhadap prinsip-prinsip berbangsa yang
tertuang dalam konstitusi: UUD 1945 dan regulasi di
bawahnya
Toleransi
Menghormati perbedaan dan memberi ruang orang
lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan
keyakinannya, dan menyampaikan pendapat.
Menghargai kesetaraan dan sedia bekerjasama.
Anti kekerasan
Menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu
yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara
fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan
yang diinginkan
Menghargai tradisi
Ramah & penghargaan terhadap tradisi dan budaya
lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak
bertentangan dengan pokok ajaran agama
25.
26.
27. Moderasi dalam Beragama
• Tuhan sendiri menciptakan manusia berbeda-beda “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. (Q.S. Al Maidah:48)”
• Perbedaan Mazhab adalah bukti Kekayaan akan Khazanah Islam Sehingga tidak mudah untuk
membid’ahkan bahkan mengkafirkan pemahaman keagamaan yang berbeda
• Agama sebagai bentuk perjalanan dan pengalaman manusia dalam mencari Tuhannya. Kebebasan
memeluk agama merupakah hak asasi manusia yang dilindungi Undang-Undang maka diperlukan
sikap Toleran dalam hubungan antar umat beragama
• Agama mestinya sebagai sumber untuk peningkatan peradaban, bukan sebagai identitas kelompok
sosial, sehingga kehadiran agama yang berbeda-beda, tidak dimaknai sebagai ancaman
antarkelompok keagamaan itu sendiri.
28. MEMBANGUN HARMONI KEBERAGAMAAN
PRINSIP MODERASI
BERAGAMA
Perbedaan Sebagai
Sunatullah
Persamaan Sebagai
Rahmat
Tidak Menghalangi
Untuk Saling:
-Menghormati
-Menerima
-Bekerjasama
Mendorong Untuk
Saling:
-Menghormati
-Menerima
-Bekerjasama
PEMAHAMAN
KEAGAMAAN DIRI &
PIHAK LAIN SECARA
ADIL DAN
BERIMBANG
29. Moderasi dalam Bernegara
• Hubungan agama & negara bersifat mutual-simbiotik (hubungan timbal balik saling membutuhkan)
• Negara memerlukan panduan etika & moral keagamaan; Agama memerlukan kawalan negara untuk
kelestarian & eksistensinya
• Tidak menjadikan Islam sebagai Ideologi negara, tetapi yang dipentingkan ialah berlakunya nilai &
substansi ajaran agama dalam kehidupan sosial
• Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan pilihan yang berdasarkan nilai ajaran semua agama
• Apa yang dilakukan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah mirip dengan yang terjadi pada proses
penghapusan tujuh kata saat perumusan Pancasila. Meski tanpa embel-embel label “Syariah” dan
“Islam,” NKRI tak perlu di-syariah-kan karena sejatinya sudah Syar’i.
30. Implementasi Moderasi Beragama
www.free-powerpoint-templates-design.com
Menjadikan
Konstitusi sebagai
panduan
kehidupan umat
beragama,
berbangsa dan
bernegara. Patuh
dan taat terhadap
konstitusi negara
Menjadikan nilai-
nilai moral
universal dan
ajaran agama
sebagai
pandangan hidup
yang tetap
berpijak kepada
jati diri bangsa
dan mampu
menghargai
budaya dan
kearifan bangsa
Mempraktekan
cara pandang
sikap dan praktik
keagamaan jalan
tengah, menebar
kebajikan dan
meredam konflik,
serta tindakan
kekerasan
Mengutamakan
sikap
memanusiakan
manusia
Menerima
keberagaman
sebagai anugrah,
dan bersikap
terbuka terhadap
perbedaan
Menjunjung
Tinggi Keadaban
Mulia
Menaati Komitmen
Kebangsaan
Menghormati
Harkat Martabat
Manusia
Mewujudkan
Perdamaian
Menghargai
Kemajemukan
Beragaama dan Bernegara
31.
32. The Next
1. Membaca Buku Moderasi Beragama
2. Mengemukakan Praktek baik moderasi beragama
36. Mengapa moderasi beragama menjadi
penting dalam konteks Indonesia?
Postsekuler
Radikalisme
-Terorisme
Konfik
Intenasional
Role model
kehidupan
beragama
Spirit
Pembangun
an
Menanamkan dan mengembangkan pemahaman, sikap,
dan praktik keberagamaan yang menghargai perbedaan,
mewujudkan hidup bersama dalam kemajemukan; dan
mengoptimalkan keragaman untuk mencapai tujuan
pembangunan di bidang agama.
STRATEGY INTERNALISASI MODERASI BERAGAMA
37.
38. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• 1. At-Tawassuth – (Tengah-tengah) ﺗ
ﻮ
ﺳ
ﻂ
• Mengutamakan sifat pertengahan dalam
segala hal, tidak ekstrem kiri dan kanan,
menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban; menjaga keseimbangan dunia dan
akhirat atau menjaga keseimbangan ibadah
ritual dan sosial; serta menjaga keseimbangan
antara doktrin dan pengetahuan.
• I’tidal - (Tegak Lurus dan Bersikap
Proporsional)
• Menunaikan sesuatu dengan sesuai haknya,
memperoleh hak dan melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawab berdasarkan
profesionalitas dan berpegang teguh pada
prinsip. I’tidal adalah sikap jujur dan apa
adanya, memiliki prinsip yang kuat, tidak
mudah goyah, serta menegakkan keadilan
kepada siapapun, di mana pun, dan dalam
kondisi apapun, dengan sangat
mempertimbangan kemaslahatan
39. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• Tasamuh – ﺗ
ﺴ
ﺎ
ﻣ
ﺢ (Toleransi)
• Toleransi dalam Islam lebih menghargai
kepada pemeluk agama lain dengan tanpa
memaksakan mereka yang beragama lain dan
juga bukan berarti mengikuti keyakinan
mereka
• Sikap tasamuh ini dapat ditunjukkan melalui
keterbukaan dan menerima akan perbedaan
pandangan yang ada. Hal ini didasari pada
sebuah realitas yang menyatakan bahwa
perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang
tidak dapat dihindari termasuk dalam hal
agama dan kepercayaan
• Asy-Syura - ﺷ
و
ر
ى Musyarawah)
• prinsip yang bersifat universal seperti keadilan,
penghormatan terhadap martabat
kemanusiaan, kemerdekaan, dan tanggung
jawab, persaudaraan dan kesetiakawanan,
kesetaraan, kebhinekaan dan sebagainya.
40. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• Al-Ishlah - ا
ﻹ
ﺻ
ﻼ
ح
) Perbaikan)
• memperoleh kemaslahatan bersama dengan
berprinsip pada sebuah kaidah al- muhafazhah
‘ala al-qadimi al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid
al-ashlah (menjaga tradisi lama yang baik dan
mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik).
• Al-Qudwah - ﻗ
د
و
ة
) Kepeloporan)
• Qudwah yang menjadi karakter dalam nilai-
nilai moderasi beragama ini, jika dikaitkan
dengan konteks sosial kemasyarakatan, maka
memberikan pemaknaan bahwa seseorang
atau kelompok umat Islam dapat dikatakan
moderat jika mampu menjadi pelopor atas
umat yang lain dalam menjalankan nilai-nilai
keadilan dan kemanusiaan.
41. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• Al-Muwathanah - ﻣ
ﻮ
ا
ﻃ
ﻨ
ﺔ
) Cinta Tanah Air)
• Dalam konteks al-muwathanah, Islam dan negara
memiliki keterkaitan dengan moderasi beragama,
menolak pengertian yang beranggapan bahwa
agama hanya mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan dan tidak berkaitan dengan sistem
ketatanegaraan. Paradigma moderat justru
berpendirian bahwa dalam Islam tidak terdapat
sistem ketatanegaraan yang mutlak tetapi
terdapat seperangkat tata nilai etika bagi
kehidupan bernegara.
• nilai al-Muwathanah dalam sembilan moderasi
beragama ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
meng- hormati simbol-simbol negara, mempunyai
rasa persaudaraan dengan sesama warga negara,
dan mengakui kedaulatan negara lain. Dan pada
akhirnya ketika kita mencintai tanah air, pada
saat yang sama, maka kita menghargai tanah air
atau kedaulatan negara lain.
• Al-La ‘Unf – ا
ﻻ
ﻋ
ﻨ
ﻒ
) Anti Kekerasan)
• Ekstremisme dalam konteks moderasi beragama
ini dipahami sebagai suatu ideologi tertutup
yang bertujuan untuk perubahan pada sistem
sosial dan politik. Ini merupakan upaya untuk
memaksakan kehendak yang seringkali
menabrak norma atau kesepakatan yang ada di
suatu masyarakat.
• Ciri-ciri dari anti kekerasan pada moderasi
beragama ini adalah mengutamakan cara damai
dalam mengatasi perselisihan, tidak main hakim
sendiri, menyerahkan urusan kepada yang
berwajib dan mengakui wilayah negaranya
sebagai satu kesatuan. Sifat anti kekerasan
bukan berarti lemah/lembek tetapi tetap tegas
dan mempercayakan penanganan
kemaksiatan/pelanggaran hukum kepada aparat
resmi.
42. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• I’8raf al-’Urf –Ramah Budaya)
• Ramah budaya juga memiliki nilai akomodatif terhadap kebudayaan lokal (al-mustaw’ib ‘alā al-
tsaqāfah al-maḥalliyyah) berarti penerimaan terhadap unsur kultural yang tidak bertentangan
dengan syariat agama Islam. Praktik dan sikap beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal
dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kesediaan seseorang menerima praktik amaliah
keagamaan yang mengakomodasi kebudayaan lokal dan tradisi. Prinsip dasarnya adalah bahwa
tradisi/budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran dasar agama.
43. Untuk Internalisasi 9
Nilai?
• Moderasi beragama sebagai dampak dari pengamalan sembilan
nilai tersebut, diharapkan dapat terbangun baik dalam pola pikir,
cara bersikap, maupun perilaku muslim. Secara khusus, wujud
dari perilaku moderasi beragama itu diharapkan tampak dengan
jelas dalam kepribadian dan tata-ibadah individu sehari- hari.
Perwujudan khusus lainnya adalah dalam interaksi antar sesama
warga bangsa yang majemuk, pemeliharaan tertib sosial dan
perilaku berkewarganegaraan.
47. PESONA INDONESIA
• Terdiri 17.504 Gugusan Pulau
• Terdiri 34 Provinsi, 497 Kabupaten/Kota, 6.542
Kecamatan, dan 76.632 Desa/Kelurahan
• Terdiri 1.340 Kelompok Etnik dan Suku Bangsa
• Memiliki 642 bahasa Daerah
• Mengakui dan Melindungi 6 Agama/Kepercayaan
48. BERAGAM(A)
KeragamanAgama
Di Indonesia, ada banyak agama dan
kepercayaan. Tidak hanya 6 agama yang
memiliki departemen di Kemenag, masih
ada ratusan kepercayaan
Wilayah
17rIbuan pulau di Indonesia. Jika kita
terbang dari Aceh ke Jayapura = Jakarta –
Arab Saudi (melewati banyak negara)
Puluhan Ras
Mongoloid, Negroid, Melanesia,
Melayu, dsb
1.340Suku
Seks &
Gender
Flora&
Fauna
Persoalannya
Tak semua orang memiliki
kompetensi untuk menerima
dan hidup dalam keragaman
perbedaan. Bahkan,
berulangkali terjadi
PENGRUSAKAN terhadap
KEBHINEKAAN ini
FaktaKeberagaman
Tak ada yang bisa menyangkal
bahwa kita beragam, dari beragam
dari berbagai level; agama, suku,
kepercayaan, Bahasa, dan identitas
lainnya
2.500Bahasa
daerah
Ingat SUMPAH PEMUDA
49. MODERASI BERAGAMA
Tujuan utama dalam penerapan ajaran Islam terkait
moderasi beragama dalam hubungan antar agama adalah
terjalinnya kerukunan antara umat Islam dengan
penganut agama-agama lain di Indonesia
52. MASALAH UTAMA
Keluarga
Agama
Pendidikan
Agama
Sejumlah ajaran-ajaran yang
disampaikan “beberapa pihak”
kerapkali bernuasa penolakan
terhadap perbedaan. Bahkan,
perbedaan itu dianggap sebagai
ancaman. Term kafir dalam konteks
bernegara, salah satu contoh nyata.
Pendidikan
Ruang pendidikan kita masih belum
menjadi ruang yang cukup ramah
dalam menanamkan kompetensi
kebhinekaan. Simbol-simbol agama
di sekolah, tidak memberikan ruang
pengalaman perjumpaan kepada
keberbedaan. Pendidikan kita masih
ranah Kognitif, belum sampai pada
RASA
Keluarga
Orang tua yang monokultur tanpa
memberikan pengalaman
kebhinekaan kepada anaknya
menjadikan anaknya ”tidak bisa
bergaul”
TANTANGAN
Tidak semua orang dapat menerima
perbedaan. Mengakui saja adalah
kemajuan, apalagi menerima (co-
existence),
kontribu9f,
apalagi hidup damai,
dan bermakna dalam
keragaman (pro-existence). Saya &
Kamu, belum menjadi KITA
Kenapa kita susah menerima dan hidup dalamperbedaan
3
53. PERLUNYA DAMAI &
MENERIMA
Abad 21
Salah satu kompetensi penting pada
abad 21 ini adalah komunikasi dan
kolaborasi dalam dunia yang saling
terkoneksi ini. Ingin sukses ya harus
bisa komunikasi dan kolaborasi
Tugas Manusia
Tugas manusia sebagai khalifah
mengharuskan kita untuk bekerjasama
dengan orang lain, yang berbeda
sekalipun. Dengan kolaborasi dan
kerjasama ini menjadikan tugas
tersebut lebih mudah, karena bisa
dipikul bersama
BERNEGARA
Konsekuensi kita hidup dalam negara
Indonesia yang berbhineka, maka tak
ada pilihan lain selain MENERIMAdan
KERJASAMAdalam perbedaan
BersikapInkuslif
Menurut Muhammad Imarah, kemajemukan agama memang
merupakan kepastian dari Allah bagi seluruh manusia, oleh
karenanya kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk
menganut agama kita.
54. UNSUR UNSUR
AGAMA
Dimensi Esoteris Setiap Agama
“Orang yang hanya tahu satu agama,
tidak memahami apapun”
Marx Muller
peralihan sikap, dari eksklusif ke inklusif, kita harus menghayaA
secara benar misi dari agama sebagai jalan kebaikan manusia
55. MODERASI BERAGAMA DALAM AGAMA-AGAMA
Konsep wasathiyah
Merefleksikan prinsip
moderat, toleran,
seimbang, dan adil. IsAlah
ummatan wasatha juga
sering disebut sebagai ‘a
just people’ atau ‘a just
community’, yaitu
masyarakat atau komunitas
yang adil
Agama Cinta Kasih
Mengajarkan cita-cita
untuk mewujudkan
kedamian di muka bumi.
Kata kunci yang digunakan
dalam Alkitab ketika
berbicara dalam konteks
kedamian di antaranya
menggunakan kata
kebebasan, hak, hukum,
kedamian, memaafkan,
kejujuran, keadilan, dan
kebebasan.
Susila
Bagaimana menjaga
hubungan yang harmonis
antara sesama manusia,
yang menjadi salah satu
dari tiga penyebab
kesejahteraan. asih sayang
adalah hal yang utama
dalam moderasi di semua
agama
Risalah Buddha
Spirit agama adalah Metta,
sebuah ajaran yang
berpegang teguh pada cinta
kasih atas dasar nilai
kemanusiaan: toleransi,
solidaritas, kesetaraan dan
tanpa kekerasan.
Yin yang
Yin Yang
Dipahami sebagai sikap
tengah, bukan sikap
ekstrem. Sikap tengah
bukan berarA Adak
mempunyai prinsip, tetapi
sikap tengah adalah ajeg
dalam prinsipnya. Prinsip
yang berpihak pada cinta
kasih – kemanusiaan (ren)
dan keadilan – kebenaran
(yi)
56. Pengalaman
Keterbukaan dalam berdialog
dan berinteraksi sosial
Pendidikan
Pendidikan harus mengajarkan
kompetensi untuk menerima
perbedaan
NarasiAgama
perlu terus mengembangkan
pemahaman agama terkait
dengan keberadaan agama lain,
bukan benar dan salah
melainkan bagaimana kita
menigkatkan pemahaman dan
penghayatan agama dan iman
kita yang baik
Semua
mengutamakan pesan
kedamaian
BAGAIMANA CARARANYA
MENERIMA
PERBEDAAN
melalui
TOLERANSI
Jika tidak bisa berdamai dalam perbedaan, maka yang terjadi adalah konflik, dan
perang antar agama
59. Fenomenaa Keberagamaan Saat Ini
1. Orang beragama
justru menyimpang
dan mengingkari
inti pokok ajaran
agama itu sendiri.
3. Orang
menafsirkan
ajaran agama
serampangan
2. Orang-orang
berIslam tapi
merusak ikatan
kebangsaan
60. Moderasi dalam Beragama
• Tuhan sendiri menciptakan manusia berbeda-beda “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. (Q.S. Al Maidah:48)”
• Perbedaan Mazhab adalah bukti Kekayaan akan Khazanah Islam Sehingga tidak mudah untuk
membid’ahkan bahkan mengkafirkan pemahaman keagamaan yang berbeda
• Agama sebagai bentuk perjalanan dan pengalaman manusia dalam mencari Tuhannya. Kebebasan
memeluk agama merupakah hak asasi manusia yang dilindungi Undang-Undang maka diperlukan
sikap Toleran dalam hubungan antar umat beragama
• Agama mestinya sebagai sumber untuk peningkatan peradaban, bukan sebagai identitas kelompok
sosial, sehingga kehadiran agama yang berbeda-beda, tidak dimaknai sebagai ancaman
antarkelompok keagamaan itu sendiri.
61. MEMBANGUN HARMONI KEBERAGAMAAN
MODERASI
BERAGAMA
Perbedaan Sebagai
Sunatullah
Persamaan Sebagai
Rahmat
Tidak Menghalangi
Untuk Saling:
-Menghormati
-Menerima
-Bekerjasama
Mendorong Untuk
Saling:
-Menghormati
-Menerima
-Bekerjasama
PEMAHAMAN
KEAGAMAAN DIRI &
PIHAK LAIN SECARA
SEIMBANG
62. Moderasi dalam Bernegara
• Hubungan agama & negara bersifat mutual-simbiotik (hubungan timbal balik saling membutuhkan)
• Negara memerlukan panduan etika & moral keagamaan; Agama memerlukan kawalan negara untuk
kelestarian & eksistensinya
• Tidak menjadikan Islam sebagai Ideologi negara, tetapi yang dipentingkan ialah berlakunya nilai &
substansi ajaran agama dalam kehidupan sosial
• Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan pilihan yang berdasarkan nilai ajaran semua agama
• Apa yang dilakukan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah mirip dengan yang terjadi pada proses
penghapusan tujuh kata saat perumusan Pancasila. Meski tanpa embel-embel label “Syariah” dan
“Islam,” NKRI tak perlu di-syariah-kan karena sejatinya sudah Syar’i.
63. Islam dan Pancasila
Keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama Sukarejo,
Situbondo, 16 Rabiul Awwal 1404 H (21 Desember 1983) sebagaimana
dikukuhkan dalam Muktamar ke-27 NU di Situbondo tahun 1984 tentang
hubungan Pancasila dengan Islam:
(i) Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia
bukanlah agama, tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat
dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama.
(ii) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik
Indonesia menurut pasal 29 ayat (1) Undang- Undang Dasar 1945,
yang menjiwai sila-sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut
pengertian keimanan dalam islam.
(iii) Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari
upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syari’at agamanya.
(iv) Sebagai konsekuensi dari sikap di atas, Nahdlatul Ulama berkewajiban
mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan
pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh semua pihak.
67. Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar
Wujud Kebudayaan:
1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia
(sistem budaya) ‘Falsafah
2. Kompleks aktivitas /tindakan (sistem sosial) ‘Tradisi
3. Hasil karya/ benda (kebud. Fisik) ‘Bangunan
KOENTJARANINGRAT:
76. • Pesantren merupakan salah satu
pendidikan tertua, unik dan
memiliki tradisi yang mengakar
dalam sejarah Indonesia.
• Selaras dengan perkataan Martin
van Bruinessen bahwa pesantren
adalah sistem pendidikan Islam di
Indonesia yang mempunyai tradisi
agung, unggul dalam aspek
pengajaran agama Islam, baik
dalam tradisi keilmuan dan
merawat nilai-nilai moral. Sehingga
pesantren berada di ruang yang
luas dalam transformasi sosial dan
pemberdayaan masyakarakat.
81. • Intoleransi merujuk pada sikap dan
tindakan atas nama agama yang bertujuan
untuk menghalangi, menentang atau
mengingkari hak-hak sipil warganegara
yang dijamin oleh konstitusi.
• Sedangkan radikalisme digunakan untuk
merujuk pada partisipasi, atau kesediaan
untuk berpartisipasi, dalam kegiatan yang
menyertakan, atau berpotensi
menyertakan, kekerasan atas nama agama.
(Wahid Foundation)
INTOLERANSI DAN RADIKALISME
1
82. APA ITU INTOLERANSI DAN
RADIKALISME?
Itulah Intoleransi
Eksklusif
Paling merasa benar
Tidak siap berbeda
Menggunakan kekerasan
Berubah dengan cepat
Mengatasnamakan
paham keagamaan
Itulah Radikalisme
Menghalalkan segala cara
Merampas otoritas tuhan
Bunuh diri dianggap jihad
Beragama hanya sorga neraka
Itulah Terorisme
84. Ikhwanul Muslimun
Hizbut Tahrir
Jihadi
Salafi Dakwah dan
Salafi Sururi
Jamaah Tabligh
(Gerakan Dakwah)
Syiah
Wajah gerakan Islam Transnasional
Bersifat transnasional.
Ideologi gerakan tidak lagi
bertumpu pada konsep nation-
state, melainkan konsep umat.
Didominasi oleh corak pemikiran
skripturalis, fundamentalisme
atau radikal.
Secara parsial mengadaptasi
gagasan dan instrumen modern
87. 9
Media Indonesia, 27 Agustus 2017 LIPI, 19 Juli 2017
Detik.com, 20 Juni 2017 Koran Jakarta, 18 Juli 2017
Topik Radikalisme di kalangan mahasiswa
mulai marak diperbincangkan.
Bahkan, gejala radikalisme mulai terlihat
dengan pernyataan sikap mahasiswa secara
terbuka.
Hasil Riset Mengenai Radikalisme di PT
88. Potret Radikalisme di Dunia
Pendidikan dan Media Sosial
• Temuan yang sangat menarik muncul dari
hasil survei yang dilakukan Wahid
Foundation dan Kementerian Agama RI
terhadap aktivis rohis di SMA/SMK Negeri
di Indonesia, pada Mei 2016.
• Media sosial dan portal keislaman adalah
sarana efisien untuk menyebarkan informasi
keagamaan yang radikal dan intoleran
kepada generasi millennial. Melalui media
sosial, kampanye intoleransi dapat dilakukan
secara terus menerus, secara real-time
89. Menganggap Diri
Paling Benar/
Mengklaim Kebenaran
Tunggal;
Selainnya Salah, maka
Boleh dimusnahkan
1
2
4
Menggunakan
Kekerasaan sebagai
Salah satu upaya
dalam
Perubahan
3
Berbasis IdenAtas
Kultural atau Agama
5
INDIKATOR
INTOLERANSI DAN RADIKALISME
Mudah mengkafirkan
orang lain
Tidak mengiku,
kebijakan
pemerintah yang
,dak menerapkan
sistem khilafah
6
Mengutamakan
Ibadah Secara
Penampilan dan
Jihadis
ApoliAk
8
Tertutup terhadap
Masyarakat
7
90.
91. 2 Peranan Kaum Su5i dalam Mengangkal Radikalisme
Hakikat Islam sebagaimana para sufi memahami
apa yang telah Nabi Muhammad alami menjadi
acuan besar sehingga wahyu Tuhan tidak parsial
dalam wujud pemahaman materi, akan memberi
nuansa yang berbeda sebagai realisasi yang
kontekstual
Peran spiritualitas, yang disuarakan oleh orang-
orang suci, pejalan sunyi (suluk), suara suara
moral suara lembut dari pujangga (seniman)
sangat diperlukan dalam mengaktifkan sebuah
akal sehat.
92. 2 Peranan Kaum Su5i dalam Mengangkal Radikalisme
Kontribusi sufisme dalam memberikan sebuah “Pengendalian Hasrat”
Ada sebuah ungkapan sufi yaitu “Hasrat tidak bisa dilawan dengan
hasrat, namun dilawan dengan menggunakan akal sehat”.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata kepada Kumail bin Ziyad yang diulas
oleh Musa kazhim ada tiga tipe manusia di dunia ini
Pertama, rabbani yang berilmu.
Kedua, orang yang senantiasa belajar dan membuka diri kemudian
berusaha agar senantiasa berada di jalan kesalamatan.
Ketiga, orang awam bodoh dan picik yang mengikuti semua suara antara
yang benar dan yang batil tidak bersuluh dengan cahaya Ilmu
pengetahuan dan melindungi diri dengan pegangan tauhid yang kuat dan
kokoh (Belajar Menjadi Sufi)
93. 3 MODERASI BERAGAMA
Moderasi beragama ingin menegaskan bahwa
menjadi muslim moderat adalah pilihan yang
tidak bisa ditawar karena kita tidak bisa lagi
hidup hanya dengan orang yang seiman atau
seagama. Fakta keragaman ini adalah
sunnatullah.
Dalam ungkapan Michael Walzer (2007), toleransi
membuat perbedaan menjadi mungkin;
perbedaan menjadikan toleransi menjadi penting.
94.
95. EKSLUSIFISME VS
INKULUSIFISME
• Inklusif berarti orang meyakini ajaran agamanya.
Meyakini bahwa kebenaran Tuhan itu ada di dalam
kelompoknya, tetapi ada ruang-ruang hidup
bersama dengan yang berbeda keyakinan
dengannya, dan keyakinan tersebut karena Tuhan
menciptakan semua manusia. Bukan hanya
menciptakan kelompok agamanya, maka prinsip-
prinsip dasar ini juga berlaku pada semua manusia
• seorang yang meyakini agamanya dan yang ada di
luar agama adalah musuh. Ada batas yang tegas
antar seseorang, tidak bisa dilewati. Kedua tafsir
terhadap ayat masuklah kepada Islam secara
kaffah itu dimaknai sistemnya harus 100% Islam
96. Moderasi Beragama Membuka Jalan BerIslam secara Inklusif
AnA Kekerasan
Toleransi
Komitmen
Kebangsaan
Akomodatif
Tehdap
Budaya Lokal
Adil
Berimbang
1
2