SlideShare a Scribd company logo
1 of 97
Download to read offline
MODERASI BERAGAMA
Kondisi
Saat ini
Dalam
Konteks
Pendidikan
Mengapa Moderasi Beragama ?
Menyadari bahwa perbedaan adalah Sunatullah
Bangsa Indonesia adalah bangsa beragama
Keanekaragaman adalah fitrah bangsa Indonesia
Pancasila sebagai cerminan nilai asli masyarakat Indonesia
Agama sejatinya memberikan Inspirasi bukan Aspirasi
Orang Beragama Justru Mengingkari
Ajaran Agamanya Sendiri
Inti pokok ajaran agama Islam itu memuliakan manusia sebagaimana yang disampaikan Rasulullah
Saw dalam haji wada dengan istilah kemanusiaan (al Insaniyah).
Orang Beragama Justru Merusak Ikatan
Kebangsaan
Menolak Konstitusi
Orang Beragama Menafsirkan Ajaran
Agama Secara Serampangan
Daya rusak konflik yang berlatar belakang perbedaan
klaim kebenaran tafsir agama tentu akan lebih dahsyat
lagi, mengingat watak agama yang menyentuh relung
emosi terjauh di dalam setiap jiwa manusia.
Padahal, tak jarang perbedaan yang diperebutkan itu
sesungguhnya sebatas kebenaran tafsir agama yang
dihasilkan oleh manusia yang terbatas, bukan
kebenaran hakiki yang merupakan tafsir tunggal yang
paling benar.
URGENSI MODERASI BERAGAMA
Berkembangnya cara pandang, sikap dan
praktik beragama yang berlebihan
(ekstrem), yang mengesampingkan
martabat kemanusiaan
Berkembangnya klaim kebenaran
subyektif dan pemaksaan kehendak atas
tafsir agama serta pengaruh kepentingan
ekonomi dan politik berpotensi memicu
konflik
Berkembangnya semangat
beragama yang tidak selaras
dengan kecintaan berbangsa
dalam bingkai NKRI
Tantangan 3
Tantangan 1
Tantangan 2
Merawat
Keindonesiaan
Memperkuat
esensi ajaran
agama dalam
kehidupan
masyarakat
Mengelola
keragaman tafsir
keagamaan dengan
mencerdaskan
kehidupan
keberagamaan
Moderasi beragama
merupakan perekat antara
semangat beragama dan
komitmen berbangsa. Di
Indonesia, beragama pada
hakikatnya adalah ber-
Indonesia dan ber-
Indonesia itu pada
hakikatnya adalah
beragama
Moderasi
Beragama
Moderasi Beragama
menjadi sarana
mewujudkan
kemaslahatan
kehidupan beragama
dan berbangsa yang
harmonis, damai dan
toleran sehingga
Indonesia maju.
Toleran,
Harmonis, Damai
Agama hadir
menjaga
Martabat
Manusia
Strategi kebudayaan kita
dalam merawat
keindonesiaan
3
1
Moderasi Beragama
Konteks Keberagamaan di Indonesia
2
Teks Agama
mengalami multi
tafsir peradaban
manusia tidak
musnah akibat konflik
berlatar agam
Moderasi beragama sesungguhnya merupakan esensi
agama, dan pengimplementasiannya menjadi keniscayaan
dalam konteks masyarakat yang plural dan multikultural
seperti Indonesia, demi terciptanya kerukunan intra dan
antarumat beragama.
Negara hadir dalam upaya internalisasi nilai-nilai
agama di satu sisi, serta upaya menghargai
keragaman agama dan tafsir kebenaran agama di
sisi lain.
Internalisasi nilai nilai agama dimaksudkan agar
agama senantiasa menjadi landasan spiritual,
moral dan etika dalam kehidupan indi vidu,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Penghargaan terhadap keragaman paham dan
amalan ber agama dimaksudkan untuk mendorong
kehidupan keagamaan yang moderat, demi
terciptanya penguatan komitmen ke bangsaan kita
Konteks Keberagamaan di Indonesia
Moderasi Beragama Menjadi Sebuah
Keharusan
Multikultural (Keragaman) Masyarakat Indonesia
Modal Sosial Masyarakat Indonesia
Moderasi Beragama untuk Nirkekerasan
Moderasi Beragama sebagai Respon era disrupsi digital
Moderasi Beragama untuk Mengukuhkan NKRI
Moderasi Beragama
Moderasi beragama
bukanlah upaya
memoderasi agama,
melainkan
memoderasi
pemahaman dan
pengamalan kita
dalam beragama.
MODERASI, menurut kamus bahasa:
• Bahasa Indonesia: 1. pengurangan kekerasan dan 2. penghindaran keekstreman.
• Bahasa Latin: ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan).
• Bahasa Inggris: core (inti, esensi), standard (etika).
• Bahasa Arab: wasath atau wasathiyah, yang memiliki padanan makna dengan kata
tawassuth (tengah-tengah), i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang).
Cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama
dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama – yang melindungi
martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum –
berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai
kesepakatan berbangsa
Moderasi Beragama Sebagai Jalan Tengah
Reduktif Moderat Ekstrim
Strong Tekstual/Konservatif Kontekstual (Distingsi Profan dan
Sakral) Memadukan teks dan
konteks
Strong Rasional/Liberal
Jabariyah (Fatalimse) Takdir Tuhan dan Ikhtiar Manusia
(Kasab)
Qadariyah ( Free Well)
Kebenaran Tunggal (Fanatik) Pemaknaan yang Pluralitas (Ushul
dan Furu)
Relatifisme bahkan
Nihilisme (Permisif)
Formalistik Innal Islam al din
wa al daulah (Islam itu agama
dan negara)
Substrantibis (Hubungan agama
dan negara adalah mutual
symbiosis)
Sekuleristik (Agama
dipishkan dari Negara)
mencederai nilai
luhur
kemanusiaan
melanggar ketentuan
hukum yang menjadi
panduan bermasyarakat
dan bernegara
ATAS NAMA
AGAMA: 3
1
BATASAN EKSTREM
cara pandang, sikap, dan praktik keagamaan
2
bertentangan
kesepakatan bersama
dalam kehidupan
bermasyarakat dan
bernegara
INDIKATOR
Moderasi Beragama
Komitmen kebangsaan
Penerimaan terhadap prinsip-prinsip berbangsa yang
tertuang dalam konstitusi: UUD 1945 dan regulasi di
bawahnya
Toleransi
Menghormati perbedaan dan memberi ruang orang
lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan
keyakinannya, dan menyampaikan pendapat.
Menghargai kesetaraan dan sedia bekerjasama.
Anti kekerasan
Menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu
yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara
fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan
yang diinginkan
Menghargai tradisi
Ramah & penghargaan terhadap tradisi dan budaya
lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak
bertentangan dengan pokok ajaran agama
Moderasi dalam Beragama
• Tuhan sendiri menciptakan manusia berbeda-beda “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. (Q.S. Al Maidah:48)”
• Perbedaan Mazhab adalah bukti Kekayaan akan Khazanah Islam Sehingga tidak mudah untuk
membid’ahkan bahkan mengkafirkan pemahaman keagamaan yang berbeda
• Agama sebagai bentuk perjalanan dan pengalaman manusia dalam mencari Tuhannya. Kebebasan
memeluk agama merupakah hak asasi manusia yang dilindungi Undang-Undang maka diperlukan
sikap Toleran dalam hubungan antar umat beragama
• Agama mestinya sebagai sumber untuk peningkatan peradaban, bukan sebagai identitas kelompok
sosial, sehingga kehadiran agama yang berbeda-beda, tidak dimaknai sebagai ancaman
antarkelompok keagamaan itu sendiri.
MEMBANGUN HARMONI KEBERAGAMAAN
PRINSIP MODERASI
BERAGAMA
Perbedaan Sebagai
Sunatullah
Persamaan Sebagai
Rahmat
Tidak Menghalangi
Untuk Saling:
-Menghormati
-Menerima
-Bekerjasama
Mendorong Untuk
Saling:
-Menghormati
-Menerima
-Bekerjasama
PEMAHAMAN
KEAGAMAAN DIRI &
PIHAK LAIN SECARA
ADIL DAN
BERIMBANG
Moderasi dalam Bernegara
• Hubungan agama & negara bersifat mutual-simbiotik (hubungan timbal balik saling membutuhkan)
• Negara memerlukan panduan etika & moral keagamaan; Agama memerlukan kawalan negara untuk
kelestarian & eksistensinya
• Tidak menjadikan Islam sebagai Ideologi negara, tetapi yang dipentingkan ialah berlakunya nilai &
substansi ajaran agama dalam kehidupan sosial
• Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan pilihan yang berdasarkan nilai ajaran semua agama
• Apa yang dilakukan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah mirip dengan yang terjadi pada proses
penghapusan tujuh kata saat perumusan Pancasila. Meski tanpa embel-embel label “Syariah” dan
“Islam,” NKRI tak perlu di-syariah-kan karena sejatinya sudah Syar’i.
Implementasi Moderasi Beragama
www.free-powerpoint-templates-design.com
Menjadikan
Konstitusi sebagai
panduan
kehidupan umat
beragama,
berbangsa dan
bernegara. Patuh
dan taat terhadap
konstitusi negara
Menjadikan nilai-
nilai moral
universal dan
ajaran agama
sebagai
pandangan hidup
yang tetap
berpijak kepada
jati diri bangsa
dan mampu
menghargai
budaya dan
kearifan bangsa
Mempraktekan
cara pandang
sikap dan praktik
keagamaan jalan
tengah, menebar
kebajikan dan
meredam konflik,
serta tindakan
kekerasan
Mengutamakan
sikap
memanusiakan
manusia
Menerima
keberagaman
sebagai anugrah,
dan bersikap
terbuka terhadap
perbedaan
Menjunjung
Tinggi Keadaban
Mulia
Menaati Komitmen
Kebangsaan
Menghormati
Harkat Martabat
Manusia
Mewujudkan
Perdamaian
Menghargai
Kemajemukan
Beragaama dan Bernegara
The Next
1. Membaca Buku Moderasi Beragama
2. Mengemukakan Praktek baik moderasi beragama
STRATEGI
INTERNALISASI
NILAI MODERASI
BERAGAMA
DEWI ANGGRAENI
BEBERAPA
ISTILAH
Strategy
Internalisasi
Mitsaq
Wasathiya
al-ghuluw
post- sekularisme atau pascasekuler
Tauhid Kebangsaan
Moderasi dalam Ajaran
Islam
‫و‬َ
‫ا‬
‫ﺑ‬ْ‫ﺘ‬َ
‫ﻎ‬
ِ
‫ﻓ‬ِ
‫ﳰ‬
َ‫ﺎ‬
-ٓ
/َ
‫ك‬
َ
‫ا‬
1
2ُ
‫ا‬
4
2
‫ا‬
‫ر‬َ
‫ا‬
6ْ
ٓ
‫ﺧ‬
ِ
‫ﺮ‬َ
‫ة‬َ
ۖ
‫و‬َ
‫ﻻ‬َ
‫ﺗ‬َ=ْ
‫ﺲ‬
َ
‫ﻧ‬َ
‫ﺼ‬
ِ
‫ﯿ‬
‫ﺒ‬َ
‫ﻚ‬
َ
‫ﻣ‬ِ
‫ﻦ‬
َ
‫ا‬
4
F
‫ﻧ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺎ‬
ۖ
‫و‬َ
-G
‫ﺣ‬
ْ
‫ﺴ‬
ِ
‫ﻦ‬
ْ
Jََ
-G
‫ﺣ‬
ْ
‫ﺴ‬
َ
‫ﻦ‬
َ
‫ا‬
1
2ُ
‫ا‬
K
‫ﻟ‬َ‫ﯿ‬ْ
‫ﻚ‬
َ
ۖ
‫و‬َ
‫ﻻ‬َ
‫ﺗ‬َ‫ﺒ‬ْ
‫ﻎ‬
ِ
‫ا‬
‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬َ
‫ﺴ‬
َ
‫ﺎ‬
‫د‬
َ
‫ﰲ‬ِ
‫ا‬
6ْ
G
‫ر‬ْ
‫ض‬
ِ
ۖ
‫ا‬
K
‫ن‬
2
‫ا‬
1
2َ
‫ﻻ‬َ
‫ﳛ‬ُِ
‫ﺐ‬
F
‫ا‬
‫ﻟ‬ْ
‫ﻤ‬ُ
‫ﻔ‬ْ
‫ﺴ‬
ِ
‫ﺪ‬
ِ
V
‫ﻦ‬
َ
Surat Al-Qasas Ayat 77
‫ﻛ‬
َ
‫ﺬ‬
َY
Zِ
َ
‫ﺟ‬
َ
‫ﻌ‬َ
‫ﻠ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬
‫ﰼ‬ُْ
-`
‫ﻣ‬2
‫ﺔ‬ً
‫و‬َ
‫ﺳ‬
َ
‫ﻄ‬
ً
‫ﺎ‬
‫ﻟ‬ِ‫ﺘ‬َ
‫ﻜ‬
ُ
‫ﻮ‬
‫ﻧ‬ُ
‫ﻮ‬
‫ا‬
‫ﺷ‬
ُ
‫ﻬ‬
َ
‫ﺪ‬
َ
‫ا‬
‫ء‬
َ
j
َ
‫ﲆ‬
َ
‫ا‬
‫ﻟ‬
‫ﻨ‬
2‫ﺎ‬
‫س‬
ِ
‫و‬َVَ
‫ﻜ‬
ُ
‫ﻮ‬
‫ن‬
َ
‫ا‬
‫ﻟ‬
‫ﺮ‬2
‫ﺳ‬
ُ
‫ﻮ‬
‫ل‬
ُ
j
َ‫ﻠ‬َ‫ﯿ‬ْ
‫ﲂ‬
ُْ
‫ﺷ‬
َ
‫ﻬ‬
ِ‫ﯿ‬
‫ﺪ‬
ً
‫ا‬
Al-Baqarah [2]: 143
“Hindarilah berlebihan dalam agama, karena orang-orang terdahulu dari kalian telah
hancur karena berlebihan dalam agama”. Shahih Bukhari dalam hadis no. 6106
Sunan Nasa’i, hadis no. 5760 yang berbunyi: “Kalian tidak akan memiliki iman sampai kalian saling
mencintai. Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, kami semua berkasih sayang. Nabi saw lalu bersabda:
Sesungguhnya ini bukan saling mencintai antara engkau dengan sahabatmu, tetapi cinta kasih untuk semua
orang”.
Mengapa moderasi beragama menjadi
penting dalam konteks Indonesia?
Postsekuler
Radikalisme
-Terorisme
Konfik
Intenasional
Role model
kehidupan
beragama
Spirit
Pembangun
an
Menanamkan dan mengembangkan pemahaman, sikap,
dan praktik keberagamaan yang menghargai perbedaan,
mewujudkan hidup bersama dalam kemajemukan; dan
mengoptimalkan keragaman untuk mencapai tujuan
pembangunan di bidang agama.
STRATEGY INTERNALISASI MODERASI BERAGAMA
9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• 1. At-Tawassuth – (Tengah-tengah) ‫ﺗ‬
‫ﻮ‬
‫ﺳ‬
‫ﻂ‬
• Mengutamakan sifat pertengahan dalam
segala hal, tidak ekstrem kiri dan kanan,
menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban; menjaga keseimbangan dunia dan
akhirat atau menjaga keseimbangan ibadah
ritual dan sosial; serta menjaga keseimbangan
antara doktrin dan pengetahuan.
• I’tidal - (Tegak Lurus dan Bersikap
Proporsional)
• Menunaikan sesuatu dengan sesuai haknya,
memperoleh hak dan melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawab berdasarkan
profesionalitas dan berpegang teguh pada
prinsip. I’tidal adalah sikap jujur dan apa
adanya, memiliki prinsip yang kuat, tidak
mudah goyah, serta menegakkan keadilan
kepada siapapun, di mana pun, dan dalam
kondisi apapun, dengan sangat
mempertimbangan kemaslahatan
9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• Tasamuh – ‫ﺗ‬
‫ﺴ‬
‫ﺎ‬
‫ﻣ‬
‫ﺢ‬ (Toleransi)
• Toleransi dalam Islam lebih menghargai
kepada pemeluk agama lain dengan tanpa
memaksakan mereka yang beragama lain dan
juga bukan berarti mengikuti keyakinan
mereka
• Sikap tasamuh ini dapat ditunjukkan melalui
keterbukaan dan menerima akan perbedaan
pandangan yang ada. Hal ini didasari pada
sebuah realitas yang menyatakan bahwa
perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang
tidak dapat dihindari termasuk dalam hal
agama dan kepercayaan
• Asy-Syura - ‫ﺷ‬
‫و‬
‫ر‬
‫ى‬ Musyarawah)
• prinsip yang bersifat universal seperti keadilan,
penghormatan terhadap martabat
kemanusiaan, kemerdekaan, dan tanggung
jawab, persaudaraan dan kesetiakawanan,
kesetaraan, kebhinekaan dan sebagainya.
9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• Al-Ishlah - ‫ا‬
‫ﻹ‬
‫ﺻ‬
‫ﻼ‬
‫ح‬
) Perbaikan)
• memperoleh kemaslahatan bersama dengan
berprinsip pada sebuah kaidah al- muhafazhah
‘ala al-qadimi al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid
al-ashlah (menjaga tradisi lama yang baik dan
mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik).
• Al-Qudwah - ‫ﻗ‬
‫د‬
‫و‬
‫ة‬
) Kepeloporan)
• Qudwah yang menjadi karakter dalam nilai-
nilai moderasi beragama ini, jika dikaitkan
dengan konteks sosial kemasyarakatan, maka
memberikan pemaknaan bahwa seseorang
atau kelompok umat Islam dapat dikatakan
moderat jika mampu menjadi pelopor atas
umat yang lain dalam menjalankan nilai-nilai
keadilan dan kemanusiaan.
9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• Al-Muwathanah - ‫ﻣ‬
‫ﻮ‬
‫ا‬
‫ﻃ‬
‫ﻨ‬
‫ﺔ‬
) Cinta Tanah Air)
• Dalam konteks al-muwathanah, Islam dan negara
memiliki keterkaitan dengan moderasi beragama,
menolak pengertian yang beranggapan bahwa
agama hanya mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan dan tidak berkaitan dengan sistem
ketatanegaraan. Paradigma moderat justru
berpendirian bahwa dalam Islam tidak terdapat
sistem ketatanegaraan yang mutlak tetapi
terdapat seperangkat tata nilai etika bagi
kehidupan bernegara.
• nilai al-Muwathanah dalam sembilan moderasi
beragama ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
meng- hormati simbol-simbol negara, mempunyai
rasa persaudaraan dengan sesama warga negara,
dan mengakui kedaulatan negara lain. Dan pada
akhirnya ketika kita mencintai tanah air, pada
saat yang sama, maka kita menghargai tanah air
atau kedaulatan negara lain.
• Al-La ‘Unf – ‫ا‬
‫ﻻ‬
‫ﻋ‬
‫ﻨ‬
‫ﻒ‬
) Anti Kekerasan)
• Ekstremisme dalam konteks moderasi beragama
ini dipahami sebagai suatu ideologi tertutup
yang bertujuan untuk perubahan pada sistem
sosial dan politik. Ini merupakan upaya untuk
memaksakan kehendak yang seringkali
menabrak norma atau kesepakatan yang ada di
suatu masyarakat.
• Ciri-ciri dari anti kekerasan pada moderasi
beragama ini adalah mengutamakan cara damai
dalam mengatasi perselisihan, tidak main hakim
sendiri, menyerahkan urusan kepada yang
berwajib dan mengakui wilayah negaranya
sebagai satu kesatuan. Sifat anti kekerasan
bukan berarti lemah/lembek tetapi tetap tegas
dan mempercayakan penanganan
kemaksiatan/pelanggaran hukum kepada aparat
resmi.
9 NILAI MODERASI BERAGAMA
• I’8raf al-’Urf –Ramah Budaya)
• Ramah budaya juga memiliki nilai akomodatif terhadap kebudayaan lokal (al-mustaw’ib ‘alā al-
tsaqāfah al-maḥalliyyah) berarti penerimaan terhadap unsur kultural yang tidak bertentangan
dengan syariat agama Islam. Praktik dan sikap beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal
dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kesediaan seseorang menerima praktik amaliah
keagamaan yang mengakomodasi kebudayaan lokal dan tradisi. Prinsip dasarnya adalah bahwa
tradisi/budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran dasar agama.
Untuk Internalisasi 9
Nilai?
• Moderasi beragama sebagai dampak dari pengamalan sembilan
nilai tersebut, diharapkan dapat terbangun baik dalam pola pikir,
cara bersikap, maupun perilaku muslim. Secara khusus, wujud
dari perilaku moderasi beragama itu diharapkan tampak dengan
jelas dalam kepribadian dan tata-ibadah individu sehari- hari.
Perwujudan khusus lainnya adalah dalam interaksi antar sesama
warga bangsa yang majemuk, pemeliharaan tertib sosial dan
perilaku berkewarganegaraan.
TOLERANSI ANTAR UMAT
BERAGAMA
PESONA INDONESIA
• Terdiri 17.504 Gugusan Pulau
• Terdiri 34 Provinsi, 497 Kabupaten/Kota, 6.542
Kecamatan, dan 76.632 Desa/Kelurahan
• Terdiri 1.340 Kelompok Etnik dan Suku Bangsa
• Memiliki 642 bahasa Daerah
• Mengakui dan Melindungi 6 Agama/Kepercayaan
BERAGAM(A)
KeragamanAgama
Di Indonesia, ada banyak agama dan
kepercayaan. Tidak hanya 6 agama yang
memiliki departemen di Kemenag, masih
ada ratusan kepercayaan
Wilayah
17rIbuan pulau di Indonesia. Jika kita
terbang dari Aceh ke Jayapura = Jakarta –
Arab Saudi (melewati banyak negara)
Puluhan Ras
Mongoloid, Negroid, Melanesia,
Melayu, dsb
1.340Suku
Seks &
Gender
Flora&
Fauna
Persoalannya
Tak semua orang memiliki
kompetensi untuk menerima
dan hidup dalam keragaman
perbedaan. Bahkan,
berulangkali terjadi
PENGRUSAKAN terhadap
KEBHINEKAAN ini
FaktaKeberagaman
Tak ada yang bisa menyangkal
bahwa kita beragam, dari beragam
dari berbagai level; agama, suku,
kepercayaan, Bahasa, dan identitas
lainnya
2.500Bahasa
daerah
Ingat SUMPAH PEMUDA
MODERASI BERAGAMA
Tujuan utama dalam penerapan ajaran Islam terkait
moderasi beragama dalam hubungan antar agama adalah
terjalinnya kerukunan antara umat Islam dengan
penganut agama-agama lain di Indonesia
Toleransi di PT
Masih Sangat
Rendah
(Hasil Riset 2022)
MASALAH UTAMA
Keluarga
Agama
Pendidikan
Agama
Sejumlah ajaran-ajaran yang
disampaikan “beberapa pihak”
kerapkali bernuasa penolakan
terhadap perbedaan. Bahkan,
perbedaan itu dianggap sebagai
ancaman. Term kafir dalam konteks
bernegara, salah satu contoh nyata.
Pendidikan
Ruang pendidikan kita masih belum
menjadi ruang yang cukup ramah
dalam menanamkan kompetensi
kebhinekaan. Simbol-simbol agama
di sekolah, tidak memberikan ruang
pengalaman perjumpaan kepada
keberbedaan. Pendidikan kita masih
ranah Kognitif, belum sampai pada
RASA
Keluarga
Orang tua yang monokultur tanpa
memberikan pengalaman
kebhinekaan kepada anaknya
menjadikan anaknya ”tidak bisa
bergaul”
TANTANGAN
Tidak semua orang dapat menerima
perbedaan. Mengakui saja adalah
kemajuan, apalagi menerima (co-
existence),
kontribu9f,
apalagi hidup damai,
dan bermakna dalam
keragaman (pro-existence). Saya &
Kamu, belum menjadi KITA
Kenapa kita susah menerima dan hidup dalamperbedaan
3
PERLUNYA DAMAI &
MENERIMA
Abad 21
Salah satu kompetensi penting pada
abad 21 ini adalah komunikasi dan
kolaborasi dalam dunia yang saling
terkoneksi ini. Ingin sukses ya harus
bisa komunikasi dan kolaborasi
Tugas Manusia
Tugas manusia sebagai khalifah
mengharuskan kita untuk bekerjasama
dengan orang lain, yang berbeda
sekalipun. Dengan kolaborasi dan
kerjasama ini menjadikan tugas
tersebut lebih mudah, karena bisa
dipikul bersama
BERNEGARA
Konsekuensi kita hidup dalam negara
Indonesia yang berbhineka, maka tak
ada pilihan lain selain MENERIMAdan
KERJASAMAdalam perbedaan
BersikapInkuslif
Menurut Muhammad Imarah, kemajemukan agama memang
merupakan kepastian dari Allah bagi seluruh manusia, oleh
karenanya kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk
menganut agama kita.
UNSUR ­ UNSUR
AGAMA
Dimensi Esoteris Setiap Agama
“Orang yang hanya tahu satu agama,
tidak memahami apapun”
Marx Muller
peralihan sikap, dari eksklusif ke inklusif, kita harus menghayaA
secara benar misi dari agama sebagai jalan kebaikan manusia
MODERASI BERAGAMA DALAM AGAMA-AGAMA
Konsep wasathiyah
Merefleksikan prinsip
moderat, toleran,
seimbang, dan adil. IsAlah
ummatan wasatha juga
sering disebut sebagai ‘a
just people’ atau ‘a just
community’, yaitu
masyarakat atau komunitas
yang adil
Agama Cinta Kasih
Mengajarkan cita-cita
untuk mewujudkan
kedamian di muka bumi.
Kata kunci yang digunakan
dalam Alkitab ketika
berbicara dalam konteks
kedamian di antaranya
menggunakan kata
kebebasan, hak, hukum,
kedamian, memaafkan,
kejujuran, keadilan, dan
kebebasan.
Susila
Bagaimana menjaga
hubungan yang harmonis
antara sesama manusia,
yang menjadi salah satu
dari tiga penyebab
kesejahteraan. asih sayang
adalah hal yang utama
dalam moderasi di semua
agama
Risalah Buddha
Spirit agama adalah Metta,
sebuah ajaran yang
berpegang teguh pada cinta
kasih atas dasar nilai
kemanusiaan: toleransi,
solidaritas, kesetaraan dan
tanpa kekerasan.
Yin yang
Yin Yang
Dipahami sebagai sikap
tengah, bukan sikap
ekstrem. Sikap tengah
bukan berarA Adak
mempunyai prinsip, tetapi
sikap tengah adalah ajeg
dalam prinsipnya. Prinsip
yang berpihak pada cinta
kasih – kemanusiaan (ren)
dan keadilan – kebenaran
(yi)
Pengalaman
Keterbukaan dalam berdialog
dan berinteraksi sosial
Pendidikan
Pendidikan harus mengajarkan
kompetensi untuk menerima
perbedaan
NarasiAgama
perlu terus mengembangkan
pemahaman agama terkait
dengan keberadaan agama lain,
bukan benar dan salah
melainkan bagaimana kita
menigkatkan pemahaman dan
penghayatan agama dan iman
kita yang baik
Semua
mengutamakan pesan
kedamaian
BAGAIMANA CARARANYA
MENERIMA
PERBEDAAN
melalui
TOLERANSI
Jika tidak bisa berdamai dalam perbedaan, maka yang terjadi adalah konflik, dan
perang antar agama
MODERASI BERAGAMA : DALAM KEHIDUPAN
BERAGAMA DAN BERNEGARA
Dewi Anggraeni
Fenomenaa Keberagamaan Saat Ini
1. Orang beragama
justru menyimpang
dan mengingkari
inti pokok ajaran
agama itu sendiri.
3. Orang
menafsirkan
ajaran agama
serampangan
2. Orang-orang
berIslam tapi
merusak ikatan
kebangsaan
Moderasi dalam Beragama
• Tuhan sendiri menciptakan manusia berbeda-beda “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. (Q.S. Al Maidah:48)”
• Perbedaan Mazhab adalah bukti Kekayaan akan Khazanah Islam Sehingga tidak mudah untuk
membid’ahkan bahkan mengkafirkan pemahaman keagamaan yang berbeda
• Agama sebagai bentuk perjalanan dan pengalaman manusia dalam mencari Tuhannya. Kebebasan
memeluk agama merupakah hak asasi manusia yang dilindungi Undang-Undang maka diperlukan
sikap Toleran dalam hubungan antar umat beragama
• Agama mestinya sebagai sumber untuk peningkatan peradaban, bukan sebagai identitas kelompok
sosial, sehingga kehadiran agama yang berbeda-beda, tidak dimaknai sebagai ancaman
antarkelompok keagamaan itu sendiri.
MEMBANGUN HARMONI KEBERAGAMAAN
MODERASI
BERAGAMA
Perbedaan Sebagai
Sunatullah
Persamaan Sebagai
Rahmat
Tidak Menghalangi
Untuk Saling:
-Menghormati
-Menerima
-Bekerjasama
Mendorong Untuk
Saling:
-Menghormati
-Menerima
-Bekerjasama
PEMAHAMAN
KEAGAMAAN DIRI &
PIHAK LAIN SECARA
SEIMBANG
Moderasi dalam Bernegara
• Hubungan agama & negara bersifat mutual-simbiotik (hubungan timbal balik saling membutuhkan)
• Negara memerlukan panduan etika & moral keagamaan; Agama memerlukan kawalan negara untuk
kelestarian & eksistensinya
• Tidak menjadikan Islam sebagai Ideologi negara, tetapi yang dipentingkan ialah berlakunya nilai &
substansi ajaran agama dalam kehidupan sosial
• Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan pilihan yang berdasarkan nilai ajaran semua agama
• Apa yang dilakukan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah mirip dengan yang terjadi pada proses
penghapusan tujuh kata saat perumusan Pancasila. Meski tanpa embel-embel label “Syariah” dan
“Islam,” NKRI tak perlu di-syariah-kan karena sejatinya sudah Syar’i.
Islam dan Pancasila
Keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama Sukarejo,
Situbondo, 16 Rabiul Awwal 1404 H (21 Desember 1983) sebagaimana
dikukuhkan dalam Muktamar ke-27 NU di Situbondo tahun 1984 tentang
hubungan Pancasila dengan Islam:
(i) Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia
bukanlah agama, tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat
dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama.
(ii) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik
Indonesia menurut pasal 29 ayat (1) Undang- Undang Dasar 1945,
yang menjiwai sila-sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut
pengertian keimanan dalam islam.
(iii) Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari
upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syari’at agamanya.
(iv) Sebagai konsekuensi dari sikap di atas, Nahdlatul Ulama berkewajiban
mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan
pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh semua pihak.
Moderasi Beragama
Berbasis Kearifan
Lokal
Budaya dan Kearifan lokal
Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar
Wujud Kebudayaan:
1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia
(sistem budaya) ‘Falsafah
2. Kompleks aktivitas /tindakan (sistem sosial) ‘Tradisi
3. Hasil karya/ benda (kebud. Fisik) ‘Bangunan
KOENTJARANINGRAT:
Budaya dan
Kearifan
Lokal dalam
Islam
Jalan Dakwah Walisongo
DAKWAH
KULTRAL
Pesantren
Studies:
Pendidikan
Indigenous
Nusantara
• Pesantren merupakan salah satu
pendidikan tertua, unik dan
memiliki tradisi yang mengakar
dalam sejarah Indonesia.
• Selaras dengan perkataan Martin
van Bruinessen bahwa pesantren
adalah sistem pendidikan Islam di
Indonesia yang mempunyai tradisi
agung, unggul dalam aspek
pengajaran agama Islam, baik
dalam tradisi keilmuan dan
merawat nilai-nilai moral. Sehingga
pesantren berada di ruang yang
luas dalam transformasi sosial dan
pemberdayaan masyakarakat.
RAGAM BUDAYA DI NUSANTARA
MODERASI BERAGAMA
DALAM PUSARAN
RADIKALISME DAN ANTI
KEKERSAN
Intoleransi
Radikalisme
Terorisme
• Intoleransi merujuk pada sikap dan
tindakan atas nama agama yang bertujuan
untuk menghalangi, menentang atau
mengingkari hak-hak sipil warganegara
yang dijamin oleh konstitusi.
• Sedangkan radikalisme digunakan untuk
merujuk pada partisipasi, atau kesediaan
untuk berpartisipasi, dalam kegiatan yang
menyertakan, atau berpotensi
menyertakan, kekerasan atas nama agama.
(Wahid Foundation)
INTOLERANSI DAN RADIKALISME
1
APA ITU INTOLERANSI DAN
RADIKALISME?
Itulah Intoleransi
Eksklusif
Paling merasa benar
Tidak siap berbeda
Menggunakan kekerasan
Berubah dengan cepat
Mengatasnamakan
paham keagamaan
Itulah Radikalisme
Menghalalkan segala cara
Merampas otoritas tuhan
Bunuh diri dianggap jihad
Beragama hanya sorga neraka
Itulah Terorisme
Neoliberal
Islam
Transnasional
Sosdem
NewLeft
Konteks Global
Kristen Radikal
Demokrasi
Sosialisme
Kapitalisme
Kiri-Revolusioner
Gerakan Politik
Islam Radikal
Terorisme
Ikhwanul Muslimun
Hizbut Tahrir
Jihadi
Salafi Dakwah dan
Salafi Sururi
Jamaah Tabligh
(Gerakan Dakwah)
Syiah
Wajah gerakan Islam Transnasional
Bersifat transnasional.
Ideologi gerakan tidak lagi
bertumpu pada konsep nation-
state, melainkan konsep umat.
Didominasi oleh corak pemikiran
skripturalis, fundamentalisme
atau radikal.
Secara parsial mengadaptasi
gagasan dan instrumen modern
40
60
80
100
Sangat
&nggi
Tinggi
Sedang
Rendah
72.27
75.47
75.36
70.9 73.83
2015
2016
2017
2018
2019
Survei Kerukunan Umat Beragama
Survei nasional di 34 provinsi, multistage random sampling, MoE ….
2020
67.46
Menurunnya
Toleransi di
Tahun 2020,
dengan kata lain
menguatkan
intolernasi antar
umat beragama
9
Media Indonesia, 27 Agustus 2017 LIPI, 19 Juli 2017
Detik.com, 20 Juni 2017 Koran Jakarta, 18 Juli 2017
Topik Radikalisme di kalangan mahasiswa
mulai marak diperbincangkan.
Bahkan, gejala radikalisme mulai terlihat
dengan pernyataan sikap mahasiswa secara
terbuka.
Hasil Riset Mengenai Radikalisme di PT
Potret Radikalisme di Dunia
Pendidikan dan Media Sosial
• Temuan yang sangat menarik muncul dari
hasil survei yang dilakukan Wahid
Foundation dan Kementerian Agama RI
terhadap aktivis rohis di SMA/SMK Negeri
di Indonesia, pada Mei 2016.
• Media sosial dan portal keislaman adalah
sarana efisien untuk menyebarkan informasi
keagamaan yang radikal dan intoleran
kepada generasi millennial. Melalui media
sosial, kampanye intoleransi dapat dilakukan
secara terus menerus, secara real-time
Menganggap Diri
Paling Benar/
Mengklaim Kebenaran
Tunggal;
Selainnya Salah, maka
Boleh dimusnahkan
1
2
4
Menggunakan
Kekerasaan sebagai
Salah satu upaya
dalam
Perubahan
3
Berbasis IdenAtas
Kultural atau Agama
5
INDIKATOR
INTOLERANSI DAN RADIKALISME
Mudah mengkafirkan
orang lain
Tidak mengiku,
kebijakan
pemerintah yang
,dak menerapkan
sistem khilafah
6
Mengutamakan
Ibadah Secara
Penampilan dan
Jihadis
ApoliAk
8
Tertutup terhadap
Masyarakat
7
2 Peranan Kaum Su5i dalam Mengangkal Radikalisme
Hakikat Islam sebagaimana para sufi memahami
apa yang telah Nabi Muhammad alami menjadi
acuan besar sehingga wahyu Tuhan tidak parsial
dalam wujud pemahaman materi, akan memberi
nuansa yang berbeda sebagai realisasi yang
kontekstual
Peran spiritualitas, yang disuarakan oleh orang-
orang suci, pejalan sunyi (suluk), suara suara
moral suara lembut dari pujangga (seniman)
sangat diperlukan dalam mengaktifkan sebuah
akal sehat.
2 Peranan Kaum Su5i dalam Mengangkal Radikalisme
Kontribusi sufisme dalam memberikan sebuah “Pengendalian Hasrat”
Ada sebuah ungkapan sufi yaitu “Hasrat tidak bisa dilawan dengan
hasrat, namun dilawan dengan menggunakan akal sehat”.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata kepada Kumail bin Ziyad yang diulas
oleh Musa kazhim ada tiga tipe manusia di dunia ini
Pertama, rabbani yang berilmu.
Kedua, orang yang senantiasa belajar dan membuka diri kemudian
berusaha agar senantiasa berada di jalan kesalamatan.
Ketiga, orang awam bodoh dan picik yang mengikuti semua suara antara
yang benar dan yang batil tidak bersuluh dengan cahaya Ilmu
pengetahuan dan melindungi diri dengan pegangan tauhid yang kuat dan
kokoh (Belajar Menjadi Sufi)
3 MODERASI BERAGAMA
Moderasi beragama ingin menegaskan bahwa
menjadi muslim moderat adalah pilihan yang
tidak bisa ditawar karena kita tidak bisa lagi
hidup hanya dengan orang yang seiman atau
seagama. Fakta keragaman ini adalah
sunnatullah.
Dalam ungkapan Michael Walzer (2007), toleransi
membuat perbedaan menjadi mungkin;
perbedaan menjadikan toleransi menjadi penting.
EKSLUSIFISME VS
INKULUSIFISME
• Inklusif berarti orang meyakini ajaran agamanya.
Meyakini bahwa kebenaran Tuhan itu ada di dalam
kelompoknya, tetapi ada ruang-ruang hidup
bersama dengan yang berbeda keyakinan
dengannya, dan keyakinan tersebut karena Tuhan
menciptakan semua manusia. Bukan hanya
menciptakan kelompok agamanya, maka prinsip-
prinsip dasar ini juga berlaku pada semua manusia
• seorang yang meyakini agamanya dan yang ada di
luar agama adalah musuh. Ada batas yang tegas
antar seseorang, tidak bisa dilewati. Kedua tafsir
terhadap ayat masuklah kepada Islam secara
kaffah itu dimaknai sistemnya harus 100% Islam
Moderasi Beragama Membuka Jalan BerIslam secara Inklusif
AnA Kekerasan
Toleransi
Komitmen
Kebangsaan
Akomodatif
Tehdap
Budaya Lokal
Adil
Berimbang
1
2
Beragama = Berkeyakinan +
Berkemanusiaan (berkebudayaan)

More Related Content

What's hot

Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTAnas Wibowo
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahDzul Fahmi
 
ppt qana'ah dan tasamuh
ppt qana'ah dan tasamuhppt qana'ah dan tasamuh
ppt qana'ah dan tasamuhUsmawatidewi
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaandreanapulu
 
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Hestifidiah
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaAbdul Fauzan
 
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)Nurlinda Ummu Ridho
 
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan TasawufAkhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan TasawufAsma'ul Khusna
 
Belajar agama dan kepercayaan
Belajar agama dan kepercayaanBelajar agama dan kepercayaan
Belajar agama dan kepercayaanKornelis Ruben
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaAnis Masykhur
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaKodogg Kritingg
 
Miras dan Judi
Miras dan JudiMiras dan Judi
Miras dan JudiFrisalia
 

What's hot (20)

Ngobrolin cantik menurut islam
Ngobrolin cantik menurut islamNgobrolin cantik menurut islam
Ngobrolin cantik menurut islam
 
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
 
Ringkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizbRingkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizb
 
Syariat ppt
Syariat pptSyariat ppt
Syariat ppt
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah
 
Remaja Smart with Islam
Remaja Smart with IslamRemaja Smart with Islam
Remaja Smart with Islam
 
ppt qana'ah dan tasamuh
ppt qana'ah dan tasamuhppt qana'ah dan tasamuh
ppt qana'ah dan tasamuh
 
Moderasi Beragama
Moderasi BeragamaModerasi Beragama
Moderasi Beragama
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
 
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
 
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
 
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan TasawufAkhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
 
Belajar agama dan kepercayaan
Belajar agama dan kepercayaanBelajar agama dan kepercayaan
Belajar agama dan kepercayaan
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 
Inovasi Dalam Islam
Inovasi Dalam IslamInovasi Dalam Islam
Inovasi Dalam Islam
 
Karakter Pemuda Islam
Karakter Pemuda IslamKarakter Pemuda Islam
Karakter Pemuda Islam
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
 
Be a special akhwat
Be a special akhwatBe a special akhwat
Be a special akhwat
 
Miras dan Judi
Miras dan JudiMiras dan Judi
Miras dan Judi
 

Similar to MODERASI BERAGAMA

Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptxAlissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptxMohZaini6
 
Materi 1-Moderasi Beragama.pptx
Materi 1-Moderasi Beragama.pptxMateri 1-Moderasi Beragama.pptx
Materi 1-Moderasi Beragama.pptxAhmadMuzaniMPdI
 
moderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxmoderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxjoko58
 
moderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxmoderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxjoko58
 
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdfmoderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdfdinimeiyanti
 
Makalah Moderasi Beragama 16 Juli 2022.pptx
Makalah Moderasi Beragama 16 Juli 2022.pptxMakalah Moderasi Beragama 16 Juli 2022.pptx
Makalah Moderasi Beragama 16 Juli 2022.pptxAnonymouskNlIgjlBVe
 
Konsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI Cirebon
Konsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI CirebonKonsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI Cirebon
Konsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI Cirebonedipurwanto190142
 
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptxTM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptxRafioMahdi
 
Relasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaRelasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaSabilul Maarifah
 
9. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_559. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_55estu ria dwi yn
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakatargiosalsanov26
 
Moderasi Beragama.KIRIM.ppt
Moderasi Beragama.KIRIM.pptModerasi Beragama.KIRIM.ppt
Moderasi Beragama.KIRIM.pptEkoNaniFitriono
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxNurRahmaeda
 
Bab VII_Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
Bab VII_Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptxBab VII_Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
Bab VII_Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptxmwilman
 
Konsep Moderasi Beragama.pptx
Konsep Moderasi Beragama.pptxKonsep Moderasi Beragama.pptx
Konsep Moderasi Beragama.pptxHasaniahmadsaid
 
Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptxBahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptxRusmanTula
 

Similar to MODERASI BERAGAMA (20)

Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptxAlissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
 
Materi 1-Moderasi Beragama.pptx
Materi 1-Moderasi Beragama.pptxMateri 1-Moderasi Beragama.pptx
Materi 1-Moderasi Beragama.pptx
 
moderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxmoderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptx
 
moderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxmoderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptx
 
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdfmoderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
 
Makalah Moderasi Beragama 16 Juli 2022.pptx
Makalah Moderasi Beragama 16 Juli 2022.pptxMakalah Moderasi Beragama 16 Juli 2022.pptx
Makalah Moderasi Beragama 16 Juli 2022.pptx
 
Konsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI Cirebon
Konsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI CirebonKonsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI Cirebon
Konsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI Cirebon
 
Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2
 
Konsep mb kemenag
Konsep mb kemenagKonsep mb kemenag
Konsep mb kemenag
 
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptxTM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
 
ppt%20agama.pptx
ppt%20agama.pptxppt%20agama.pptx
ppt%20agama.pptx
 
Relasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaRelasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di Indonesia
 
9. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_559. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_55
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
 
Moderasi beragama p3k.pdf
Moderasi beragama p3k.pdfModerasi beragama p3k.pdf
Moderasi beragama p3k.pdf
 
Moderasi Beragama.KIRIM.ppt
Moderasi Beragama.KIRIM.pptModerasi Beragama.KIRIM.ppt
Moderasi Beragama.KIRIM.ppt
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
 
Bab VII_Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
Bab VII_Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptxBab VII_Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
Bab VII_Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
 
Konsep Moderasi Beragama.pptx
Konsep Moderasi Beragama.pptxKonsep Moderasi Beragama.pptx
Konsep Moderasi Beragama.pptx
 
Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptxBahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
Bahan Tayang TOT 1_Konsep Moderasi Beragama.pptx
 

More from Islamic Studies

Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptxPengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptxIslamic Studies
 
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdfDampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdfIslamic Studies
 
Ragam Pendekatan Sains dan Agama.pptx
Ragam Pendekatan Sains dan Agama.pptxRagam Pendekatan Sains dan Agama.pptx
Ragam Pendekatan Sains dan Agama.pptxIslamic Studies
 
Tauhid Sebagai Inti Ajaran Islam.pptx
Tauhid Sebagai Inti Ajaran Islam.pptxTauhid Sebagai Inti Ajaran Islam.pptx
Tauhid Sebagai Inti Ajaran Islam.pptxIslamic Studies
 
Sumber Ajaran Islam.pptx
Sumber Ajaran Islam.pptxSumber Ajaran Islam.pptx
Sumber Ajaran Islam.pptxIslamic Studies
 
Relasi Ilmu dan Islam.pdf
Relasi Ilmu dan Islam.pdfRelasi Ilmu dan Islam.pdf
Relasi Ilmu dan Islam.pdfIslamic Studies
 
Historisasi Relasi Antara Ilmu Sains Dan Agama
Historisasi Relasi Antara Ilmu Sains Dan AgamaHistorisasi Relasi Antara Ilmu Sains Dan Agama
Historisasi Relasi Antara Ilmu Sains Dan AgamaIslamic Studies
 
Book 1 Moderasi Beragama .pdf
Book 1 Moderasi Beragama .pdfBook 1 Moderasi Beragama .pdf
Book 1 Moderasi Beragama .pdfIslamic Studies
 
Book 1 Moderasi Beragama.pdf
Book 1 Moderasi Beragama.pdfBook 1 Moderasi Beragama.pdf
Book 1 Moderasi Beragama.pdfIslamic Studies
 
Objek filsafat pendidikan dalam perspektif Islam (Kosmologi).pdf
Objek filsafat pendidikan dalam perspektif Islam (Kosmologi).pdfObjek filsafat pendidikan dalam perspektif Islam (Kosmologi).pdf
Objek filsafat pendidikan dalam perspektif Islam (Kosmologi).pdfIslamic Studies
 
Pembuatan Media Campaigen Moderasi Beragama.pdf
Pembuatan Media Campaigen Moderasi Beragama.pdfPembuatan Media Campaigen Moderasi Beragama.pdf
Pembuatan Media Campaigen Moderasi Beragama.pdfIslamic Studies
 
Urgensi dan Pendekatan.pptx
Urgensi dan Pendekatan.pptxUrgensi dan Pendekatan.pptx
Urgensi dan Pendekatan.pptxIslamic Studies
 
Harmonisasi Sains dan Agama .pptx
Harmonisasi Sains dan Agama .pptxHarmonisasi Sains dan Agama .pptx
Harmonisasi Sains dan Agama .pptxIslamic Studies
 
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMATOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMAIslamic Studies
 
Tokoh Perubahan Srikandi Bahari-Susi Pudjiastuti.pdf
Tokoh Perubahan Srikandi Bahari-Susi Pudjiastuti.pdfTokoh Perubahan Srikandi Bahari-Susi Pudjiastuti.pdf
Tokoh Perubahan Srikandi Bahari-Susi Pudjiastuti.pdfIslamic Studies
 

More from Islamic Studies (20)

Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptxPengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
Pengantar Filsafat Ontologi/Matafisik.pptx
 
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdfDampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
 
Ragam Pendekatan Sains dan Agama.pptx
Ragam Pendekatan Sains dan Agama.pptxRagam Pendekatan Sains dan Agama.pptx
Ragam Pendekatan Sains dan Agama.pptx
 
Akhlak Tasawuf.pdf
Akhlak Tasawuf.pdfAkhlak Tasawuf.pdf
Akhlak Tasawuf.pdf
 
Tauhid Sebagai Inti Ajaran Islam.pptx
Tauhid Sebagai Inti Ajaran Islam.pptxTauhid Sebagai Inti Ajaran Islam.pptx
Tauhid Sebagai Inti Ajaran Islam.pptx
 
Sumber Ajaran Islam.pptx
Sumber Ajaran Islam.pptxSumber Ajaran Islam.pptx
Sumber Ajaran Islam.pptx
 
Relasi Ilmu dan Islam.pdf
Relasi Ilmu dan Islam.pdfRelasi Ilmu dan Islam.pdf
Relasi Ilmu dan Islam.pdf
 
Historisasi Relasi Antara Ilmu Sains Dan Agama
Historisasi Relasi Antara Ilmu Sains Dan AgamaHistorisasi Relasi Antara Ilmu Sains Dan Agama
Historisasi Relasi Antara Ilmu Sains Dan Agama
 
Book 1 Moderasi Beragama .pdf
Book 1 Moderasi Beragama .pdfBook 1 Moderasi Beragama .pdf
Book 1 Moderasi Beragama .pdf
 
Book 1 Moderasi Beragama.pdf
Book 1 Moderasi Beragama.pdfBook 1 Moderasi Beragama.pdf
Book 1 Moderasi Beragama.pdf
 
Filsafat Pendidikan.pdf
Filsafat Pendidikan.pdfFilsafat Pendidikan.pdf
Filsafat Pendidikan.pdf
 
Akhlak Tasawuf 2020.pdf
Akhlak Tasawuf 2020.pdfAkhlak Tasawuf 2020.pdf
Akhlak Tasawuf 2020.pdf
 
Objek filsafat pendidikan dalam perspektif Islam (Kosmologi).pdf
Objek filsafat pendidikan dalam perspektif Islam (Kosmologi).pdfObjek filsafat pendidikan dalam perspektif Islam (Kosmologi).pdf
Objek filsafat pendidikan dalam perspektif Islam (Kosmologi).pdf
 
Pembuatan Media Campaigen Moderasi Beragama.pdf
Pembuatan Media Campaigen Moderasi Beragama.pdfPembuatan Media Campaigen Moderasi Beragama.pdf
Pembuatan Media Campaigen Moderasi Beragama.pdf
 
Urgensi dan Pendekatan.pptx
Urgensi dan Pendekatan.pptxUrgensi dan Pendekatan.pptx
Urgensi dan Pendekatan.pptx
 
Dirasah Islamiyah.pptx
Dirasah Islamiyah.pptxDirasah Islamiyah.pptx
Dirasah Islamiyah.pptx
 
Harmonisasi Sains dan Agama .pptx
Harmonisasi Sains dan Agama .pptxHarmonisasi Sains dan Agama .pptx
Harmonisasi Sains dan Agama .pptx
 
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMATOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
 
Tokoh Perubahan Srikandi Bahari-Susi Pudjiastuti.pdf
Tokoh Perubahan Srikandi Bahari-Susi Pudjiastuti.pdfTokoh Perubahan Srikandi Bahari-Susi Pudjiastuti.pdf
Tokoh Perubahan Srikandi Bahari-Susi Pudjiastuti.pdf
 
Moderasi Beragama.pdf
Moderasi Beragama.pdfModerasi Beragama.pdf
Moderasi Beragama.pdf
 

Recently uploaded

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

MODERASI BERAGAMA

  • 3.
  • 4.
  • 6.
  • 7.
  • 8. Mengapa Moderasi Beragama ? Menyadari bahwa perbedaan adalah Sunatullah Bangsa Indonesia adalah bangsa beragama Keanekaragaman adalah fitrah bangsa Indonesia Pancasila sebagai cerminan nilai asli masyarakat Indonesia Agama sejatinya memberikan Inspirasi bukan Aspirasi
  • 9. Orang Beragama Justru Mengingkari Ajaran Agamanya Sendiri Inti pokok ajaran agama Islam itu memuliakan manusia sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Saw dalam haji wada dengan istilah kemanusiaan (al Insaniyah).
  • 10. Orang Beragama Justru Merusak Ikatan Kebangsaan Menolak Konstitusi
  • 11. Orang Beragama Menafsirkan Ajaran Agama Secara Serampangan
  • 12. Daya rusak konflik yang berlatar belakang perbedaan klaim kebenaran tafsir agama tentu akan lebih dahsyat lagi, mengingat watak agama yang menyentuh relung emosi terjauh di dalam setiap jiwa manusia. Padahal, tak jarang perbedaan yang diperebutkan itu sesungguhnya sebatas kebenaran tafsir agama yang dihasilkan oleh manusia yang terbatas, bukan kebenaran hakiki yang merupakan tafsir tunggal yang paling benar.
  • 13.
  • 14.
  • 15. URGENSI MODERASI BERAGAMA Berkembangnya cara pandang, sikap dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrem), yang mengesampingkan martabat kemanusiaan Berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik berpotensi memicu konflik Berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI Tantangan 3 Tantangan 1 Tantangan 2 Merawat Keindonesiaan Memperkuat esensi ajaran agama dalam kehidupan masyarakat Mengelola keragaman tafsir keagamaan dengan mencerdaskan kehidupan keberagamaan Moderasi beragama merupakan perekat antara semangat beragama dan komitmen berbangsa. Di Indonesia, beragama pada hakikatnya adalah ber- Indonesia dan ber- Indonesia itu pada hakikatnya adalah beragama Moderasi Beragama Moderasi Beragama menjadi sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang harmonis, damai dan toleran sehingga Indonesia maju. Toleran, Harmonis, Damai
  • 16.
  • 17. Agama hadir menjaga Martabat Manusia Strategi kebudayaan kita dalam merawat keindonesiaan 3 1 Moderasi Beragama Konteks Keberagamaan di Indonesia 2 Teks Agama mengalami multi tafsir peradaban manusia tidak musnah akibat konflik berlatar agam Moderasi beragama sesungguhnya merupakan esensi agama, dan pengimplementasiannya menjadi keniscayaan dalam konteks masyarakat yang plural dan multikultural seperti Indonesia, demi terciptanya kerukunan intra dan antarumat beragama. Negara hadir dalam upaya internalisasi nilai-nilai agama di satu sisi, serta upaya menghargai keragaman agama dan tafsir kebenaran agama di sisi lain. Internalisasi nilai nilai agama dimaksudkan agar agama senantiasa menjadi landasan spiritual, moral dan etika dalam kehidupan indi vidu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Penghargaan terhadap keragaman paham dan amalan ber agama dimaksudkan untuk mendorong kehidupan keagamaan yang moderat, demi terciptanya penguatan komitmen ke bangsaan kita Konteks Keberagamaan di Indonesia
  • 18. Moderasi Beragama Menjadi Sebuah Keharusan Multikultural (Keragaman) Masyarakat Indonesia Modal Sosial Masyarakat Indonesia Moderasi Beragama untuk Nirkekerasan Moderasi Beragama sebagai Respon era disrupsi digital Moderasi Beragama untuk Mengukuhkan NKRI
  • 19. Moderasi Beragama Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasi agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama. MODERASI, menurut kamus bahasa: • Bahasa Indonesia: 1. pengurangan kekerasan dan 2. penghindaran keekstreman. • Bahasa Latin: ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). • Bahasa Inggris: core (inti, esensi), standard (etika). • Bahasa Arab: wasath atau wasathiyah, yang memiliki padanan makna dengan kata tawassuth (tengah-tengah), i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang). Cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama – yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum – berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa
  • 20.
  • 21.
  • 22. Moderasi Beragama Sebagai Jalan Tengah Reduktif Moderat Ekstrim Strong Tekstual/Konservatif Kontekstual (Distingsi Profan dan Sakral) Memadukan teks dan konteks Strong Rasional/Liberal Jabariyah (Fatalimse) Takdir Tuhan dan Ikhtiar Manusia (Kasab) Qadariyah ( Free Well) Kebenaran Tunggal (Fanatik) Pemaknaan yang Pluralitas (Ushul dan Furu) Relatifisme bahkan Nihilisme (Permisif) Formalistik Innal Islam al din wa al daulah (Islam itu agama dan negara) Substrantibis (Hubungan agama dan negara adalah mutual symbiosis) Sekuleristik (Agama dipishkan dari Negara)
  • 23.
  • 24. mencederai nilai luhur kemanusiaan melanggar ketentuan hukum yang menjadi panduan bermasyarakat dan bernegara ATAS NAMA AGAMA: 3 1 BATASAN EKSTREM cara pandang, sikap, dan praktik keagamaan 2 bertentangan kesepakatan bersama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara INDIKATOR Moderasi Beragama Komitmen kebangsaan Penerimaan terhadap prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi: UUD 1945 dan regulasi di bawahnya Toleransi Menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan pendapat. Menghargai kesetaraan dan sedia bekerjasama. Anti kekerasan Menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan yang diinginkan Menghargai tradisi Ramah & penghargaan terhadap tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama
  • 25.
  • 26.
  • 27. Moderasi dalam Beragama • Tuhan sendiri menciptakan manusia berbeda-beda “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. (Q.S. Al Maidah:48)” • Perbedaan Mazhab adalah bukti Kekayaan akan Khazanah Islam Sehingga tidak mudah untuk membid’ahkan bahkan mengkafirkan pemahaman keagamaan yang berbeda • Agama sebagai bentuk perjalanan dan pengalaman manusia dalam mencari Tuhannya. Kebebasan memeluk agama merupakah hak asasi manusia yang dilindungi Undang-Undang maka diperlukan sikap Toleran dalam hubungan antar umat beragama • Agama mestinya sebagai sumber untuk peningkatan peradaban, bukan sebagai identitas kelompok sosial, sehingga kehadiran agama yang berbeda-beda, tidak dimaknai sebagai ancaman antarkelompok keagamaan itu sendiri.
  • 28. MEMBANGUN HARMONI KEBERAGAMAAN PRINSIP MODERASI BERAGAMA Perbedaan Sebagai Sunatullah Persamaan Sebagai Rahmat Tidak Menghalangi Untuk Saling: -Menghormati -Menerima -Bekerjasama Mendorong Untuk Saling: -Menghormati -Menerima -Bekerjasama PEMAHAMAN KEAGAMAAN DIRI & PIHAK LAIN SECARA ADIL DAN BERIMBANG
  • 29. Moderasi dalam Bernegara • Hubungan agama & negara bersifat mutual-simbiotik (hubungan timbal balik saling membutuhkan) • Negara memerlukan panduan etika & moral keagamaan; Agama memerlukan kawalan negara untuk kelestarian & eksistensinya • Tidak menjadikan Islam sebagai Ideologi negara, tetapi yang dipentingkan ialah berlakunya nilai & substansi ajaran agama dalam kehidupan sosial • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan pilihan yang berdasarkan nilai ajaran semua agama • Apa yang dilakukan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah mirip dengan yang terjadi pada proses penghapusan tujuh kata saat perumusan Pancasila. Meski tanpa embel-embel label “Syariah” dan “Islam,” NKRI tak perlu di-syariah-kan karena sejatinya sudah Syar’i.
  • 30. Implementasi Moderasi Beragama www.free-powerpoint-templates-design.com Menjadikan Konstitusi sebagai panduan kehidupan umat beragama, berbangsa dan bernegara. Patuh dan taat terhadap konstitusi negara Menjadikan nilai- nilai moral universal dan ajaran agama sebagai pandangan hidup yang tetap berpijak kepada jati diri bangsa dan mampu menghargai budaya dan kearifan bangsa Mempraktekan cara pandang sikap dan praktik keagamaan jalan tengah, menebar kebajikan dan meredam konflik, serta tindakan kekerasan Mengutamakan sikap memanusiakan manusia Menerima keberagaman sebagai anugrah, dan bersikap terbuka terhadap perbedaan Menjunjung Tinggi Keadaban Mulia Menaati Komitmen Kebangsaan Menghormati Harkat Martabat Manusia Mewujudkan Perdamaian Menghargai Kemajemukan Beragaama dan Bernegara
  • 31.
  • 32. The Next 1. Membaca Buku Moderasi Beragama 2. Mengemukakan Praktek baik moderasi beragama
  • 35. Moderasi dalam Ajaran Islam ‫و‬َ ‫ا‬ ‫ﺑ‬ْ‫ﺘ‬َ ‫ﻎ‬ ِ ‫ﻓ‬ِ ‫ﳰ‬ َ‫ﺎ‬ -ٓ /َ ‫ك‬ َ ‫ا‬ 1 2ُ ‫ا‬ 4 2 ‫ا‬ ‫ر‬َ ‫ا‬ 6ْ ٓ ‫ﺧ‬ ِ ‫ﺮ‬َ ‫ة‬َ ۖ ‫و‬َ ‫ﻻ‬َ ‫ﺗ‬َ=ْ ‫ﺲ‬ َ ‫ﻧ‬َ ‫ﺼ‬ ِ ‫ﯿ‬ ‫ﺒ‬َ ‫ﻚ‬ َ ‫ﻣ‬ِ ‫ﻦ‬ َ ‫ا‬ 4 F ‫ﻧ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺎ‬ ۖ ‫و‬َ -G ‫ﺣ‬ ْ ‫ﺴ‬ ِ ‫ﻦ‬ ْ Jََ -G ‫ﺣ‬ ْ ‫ﺴ‬ َ ‫ﻦ‬ َ ‫ا‬ 1 2ُ ‫ا‬ K ‫ﻟ‬َ‫ﯿ‬ْ ‫ﻚ‬ َ ۖ ‫و‬َ ‫ﻻ‬َ ‫ﺗ‬َ‫ﺒ‬ْ ‫ﻎ‬ ِ ‫ا‬ ‫ﻟ‬ْ‫ﻔ‬َ ‫ﺴ‬ َ ‫ﺎ‬ ‫د‬ َ ‫ﰲ‬ِ ‫ا‬ 6ْ G ‫ر‬ْ ‫ض‬ ِ ۖ ‫ا‬ K ‫ن‬ 2 ‫ا‬ 1 2َ ‫ﻻ‬َ ‫ﳛ‬ُِ ‫ﺐ‬ F ‫ا‬ ‫ﻟ‬ْ ‫ﻤ‬ُ ‫ﻔ‬ْ ‫ﺴ‬ ِ ‫ﺪ‬ ِ V ‫ﻦ‬ َ Surat Al-Qasas Ayat 77 ‫ﻛ‬ َ ‫ﺬ‬ َY Zِ َ ‫ﺟ‬ َ ‫ﻌ‬َ ‫ﻠ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﺎ‬ ‫ﰼ‬ُْ -` ‫ﻣ‬2 ‫ﺔ‬ً ‫و‬َ ‫ﺳ‬ َ ‫ﻄ‬ ً ‫ﺎ‬ ‫ﻟ‬ِ‫ﺘ‬َ ‫ﻜ‬ ُ ‫ﻮ‬ ‫ﻧ‬ُ ‫ﻮ‬ ‫ا‬ ‫ﺷ‬ ُ ‫ﻬ‬ َ ‫ﺪ‬ َ ‫ا‬ ‫ء‬ َ j َ ‫ﲆ‬ َ ‫ا‬ ‫ﻟ‬ ‫ﻨ‬ 2‫ﺎ‬ ‫س‬ ِ ‫و‬َVَ ‫ﻜ‬ ُ ‫ﻮ‬ ‫ن‬ َ ‫ا‬ ‫ﻟ‬ ‫ﺮ‬2 ‫ﺳ‬ ُ ‫ﻮ‬ ‫ل‬ ُ j َ‫ﻠ‬َ‫ﯿ‬ْ ‫ﲂ‬ ُْ ‫ﺷ‬ َ ‫ﻬ‬ ِ‫ﯿ‬ ‫ﺪ‬ ً ‫ا‬ Al-Baqarah [2]: 143 “Hindarilah berlebihan dalam agama, karena orang-orang terdahulu dari kalian telah hancur karena berlebihan dalam agama”. Shahih Bukhari dalam hadis no. 6106 Sunan Nasa’i, hadis no. 5760 yang berbunyi: “Kalian tidak akan memiliki iman sampai kalian saling mencintai. Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, kami semua berkasih sayang. Nabi saw lalu bersabda: Sesungguhnya ini bukan saling mencintai antara engkau dengan sahabatmu, tetapi cinta kasih untuk semua orang”.
  • 36. Mengapa moderasi beragama menjadi penting dalam konteks Indonesia? Postsekuler Radikalisme -Terorisme Konfik Intenasional Role model kehidupan beragama Spirit Pembangun an Menanamkan dan mengembangkan pemahaman, sikap, dan praktik keberagamaan yang menghargai perbedaan, mewujudkan hidup bersama dalam kemajemukan; dan mengoptimalkan keragaman untuk mencapai tujuan pembangunan di bidang agama. STRATEGY INTERNALISASI MODERASI BERAGAMA
  • 37.
  • 38. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA • 1. At-Tawassuth – (Tengah-tengah) ‫ﺗ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﻂ‬ • Mengutamakan sifat pertengahan dalam segala hal, tidak ekstrem kiri dan kanan, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban; menjaga keseimbangan dunia dan akhirat atau menjaga keseimbangan ibadah ritual dan sosial; serta menjaga keseimbangan antara doktrin dan pengetahuan. • I’tidal - (Tegak Lurus dan Bersikap Proporsional) • Menunaikan sesuatu dengan sesuai haknya, memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab berdasarkan profesionalitas dan berpegang teguh pada prinsip. I’tidal adalah sikap jujur dan apa adanya, memiliki prinsip yang kuat, tidak mudah goyah, serta menegakkan keadilan kepada siapapun, di mana pun, dan dalam kondisi apapun, dengan sangat mempertimbangan kemaslahatan
  • 39. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA • Tasamuh – ‫ﺗ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺢ‬ (Toleransi) • Toleransi dalam Islam lebih menghargai kepada pemeluk agama lain dengan tanpa memaksakan mereka yang beragama lain dan juga bukan berarti mengikuti keyakinan mereka • Sikap tasamuh ini dapat ditunjukkan melalui keterbukaan dan menerima akan perbedaan pandangan yang ada. Hal ini didasari pada sebuah realitas yang menyatakan bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari termasuk dalam hal agama dan kepercayaan • Asy-Syura - ‫ﺷ‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ى‬ Musyarawah) • prinsip yang bersifat universal seperti keadilan, penghormatan terhadap martabat kemanusiaan, kemerdekaan, dan tanggung jawab, persaudaraan dan kesetiakawanan, kesetaraan, kebhinekaan dan sebagainya.
  • 40. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA • Al-Ishlah - ‫ا‬ ‫ﻹ‬ ‫ﺻ‬ ‫ﻼ‬ ‫ح‬ ) Perbaikan) • memperoleh kemaslahatan bersama dengan berprinsip pada sebuah kaidah al- muhafazhah ‘ala al-qadimi al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah (menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik). • Al-Qudwah - ‫ﻗ‬ ‫د‬ ‫و‬ ‫ة‬ ) Kepeloporan) • Qudwah yang menjadi karakter dalam nilai- nilai moderasi beragama ini, jika dikaitkan dengan konteks sosial kemasyarakatan, maka memberikan pemaknaan bahwa seseorang atau kelompok umat Islam dapat dikatakan moderat jika mampu menjadi pelopor atas umat yang lain dalam menjalankan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.
  • 41. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA • Al-Muwathanah - ‫ﻣ‬ ‫ﻮ‬ ‫ا‬ ‫ﻃ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﺔ‬ ) Cinta Tanah Air) • Dalam konteks al-muwathanah, Islam dan negara memiliki keterkaitan dengan moderasi beragama, menolak pengertian yang beranggapan bahwa agama hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan tidak berkaitan dengan sistem ketatanegaraan. Paradigma moderat justru berpendirian bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan yang mutlak tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara. • nilai al-Muwathanah dalam sembilan moderasi beragama ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut; meng- hormati simbol-simbol negara, mempunyai rasa persaudaraan dengan sesama warga negara, dan mengakui kedaulatan negara lain. Dan pada akhirnya ketika kita mencintai tanah air, pada saat yang sama, maka kita menghargai tanah air atau kedaulatan negara lain. • Al-La ‘Unf – ‫ا‬ ‫ﻻ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻒ‬ ) Anti Kekerasan) • Ekstremisme dalam konteks moderasi beragama ini dipahami sebagai suatu ideologi tertutup yang bertujuan untuk perubahan pada sistem sosial dan politik. Ini merupakan upaya untuk memaksakan kehendak yang seringkali menabrak norma atau kesepakatan yang ada di suatu masyarakat. • Ciri-ciri dari anti kekerasan pada moderasi beragama ini adalah mengutamakan cara damai dalam mengatasi perselisihan, tidak main hakim sendiri, menyerahkan urusan kepada yang berwajib dan mengakui wilayah negaranya sebagai satu kesatuan. Sifat anti kekerasan bukan berarti lemah/lembek tetapi tetap tegas dan mempercayakan penanganan kemaksiatan/pelanggaran hukum kepada aparat resmi.
  • 42. 9 NILAI MODERASI BERAGAMA • I’8raf al-’Urf –Ramah Budaya) • Ramah budaya juga memiliki nilai akomodatif terhadap kebudayaan lokal (al-mustaw’ib ‘alā al- tsaqāfah al-maḥalliyyah) berarti penerimaan terhadap unsur kultural yang tidak bertentangan dengan syariat agama Islam. Praktik dan sikap beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kesediaan seseorang menerima praktik amaliah keagamaan yang mengakomodasi kebudayaan lokal dan tradisi. Prinsip dasarnya adalah bahwa tradisi/budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran dasar agama.
  • 43. Untuk Internalisasi 9 Nilai? • Moderasi beragama sebagai dampak dari pengamalan sembilan nilai tersebut, diharapkan dapat terbangun baik dalam pola pikir, cara bersikap, maupun perilaku muslim. Secara khusus, wujud dari perilaku moderasi beragama itu diharapkan tampak dengan jelas dalam kepribadian dan tata-ibadah individu sehari- hari. Perwujudan khusus lainnya adalah dalam interaksi antar sesama warga bangsa yang majemuk, pemeliharaan tertib sosial dan perilaku berkewarganegaraan.
  • 44.
  • 45.
  • 47. PESONA INDONESIA • Terdiri 17.504 Gugusan Pulau • Terdiri 34 Provinsi, 497 Kabupaten/Kota, 6.542 Kecamatan, dan 76.632 Desa/Kelurahan • Terdiri 1.340 Kelompok Etnik dan Suku Bangsa • Memiliki 642 bahasa Daerah • Mengakui dan Melindungi 6 Agama/Kepercayaan
  • 48. BERAGAM(A) KeragamanAgama Di Indonesia, ada banyak agama dan kepercayaan. Tidak hanya 6 agama yang memiliki departemen di Kemenag, masih ada ratusan kepercayaan Wilayah 17rIbuan pulau di Indonesia. Jika kita terbang dari Aceh ke Jayapura = Jakarta – Arab Saudi (melewati banyak negara) Puluhan Ras Mongoloid, Negroid, Melanesia, Melayu, dsb 1.340Suku Seks & Gender Flora& Fauna Persoalannya Tak semua orang memiliki kompetensi untuk menerima dan hidup dalam keragaman perbedaan. Bahkan, berulangkali terjadi PENGRUSAKAN terhadap KEBHINEKAAN ini FaktaKeberagaman Tak ada yang bisa menyangkal bahwa kita beragam, dari beragam dari berbagai level; agama, suku, kepercayaan, Bahasa, dan identitas lainnya 2.500Bahasa daerah Ingat SUMPAH PEMUDA
  • 49. MODERASI BERAGAMA Tujuan utama dalam penerapan ajaran Islam terkait moderasi beragama dalam hubungan antar agama adalah terjalinnya kerukunan antara umat Islam dengan penganut agama-agama lain di Indonesia
  • 50. Toleransi di PT Masih Sangat Rendah (Hasil Riset 2022)
  • 51.
  • 52. MASALAH UTAMA Keluarga Agama Pendidikan Agama Sejumlah ajaran-ajaran yang disampaikan “beberapa pihak” kerapkali bernuasa penolakan terhadap perbedaan. Bahkan, perbedaan itu dianggap sebagai ancaman. Term kafir dalam konteks bernegara, salah satu contoh nyata. Pendidikan Ruang pendidikan kita masih belum menjadi ruang yang cukup ramah dalam menanamkan kompetensi kebhinekaan. Simbol-simbol agama di sekolah, tidak memberikan ruang pengalaman perjumpaan kepada keberbedaan. Pendidikan kita masih ranah Kognitif, belum sampai pada RASA Keluarga Orang tua yang monokultur tanpa memberikan pengalaman kebhinekaan kepada anaknya menjadikan anaknya ”tidak bisa bergaul” TANTANGAN Tidak semua orang dapat menerima perbedaan. Mengakui saja adalah kemajuan, apalagi menerima (co- existence), kontribu9f, apalagi hidup damai, dan bermakna dalam keragaman (pro-existence). Saya & Kamu, belum menjadi KITA Kenapa kita susah menerima dan hidup dalamperbedaan 3
  • 53. PERLUNYA DAMAI & MENERIMA Abad 21 Salah satu kompetensi penting pada abad 21 ini adalah komunikasi dan kolaborasi dalam dunia yang saling terkoneksi ini. Ingin sukses ya harus bisa komunikasi dan kolaborasi Tugas Manusia Tugas manusia sebagai khalifah mengharuskan kita untuk bekerjasama dengan orang lain, yang berbeda sekalipun. Dengan kolaborasi dan kerjasama ini menjadikan tugas tersebut lebih mudah, karena bisa dipikul bersama BERNEGARA Konsekuensi kita hidup dalam negara Indonesia yang berbhineka, maka tak ada pilihan lain selain MENERIMAdan KERJASAMAdalam perbedaan BersikapInkuslif Menurut Muhammad Imarah, kemajemukan agama memang merupakan kepastian dari Allah bagi seluruh manusia, oleh karenanya kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk menganut agama kita.
  • 54. UNSUR ­ UNSUR AGAMA Dimensi Esoteris Setiap Agama “Orang yang hanya tahu satu agama, tidak memahami apapun” Marx Muller peralihan sikap, dari eksklusif ke inklusif, kita harus menghayaA secara benar misi dari agama sebagai jalan kebaikan manusia
  • 55. MODERASI BERAGAMA DALAM AGAMA-AGAMA Konsep wasathiyah Merefleksikan prinsip moderat, toleran, seimbang, dan adil. IsAlah ummatan wasatha juga sering disebut sebagai ‘a just people’ atau ‘a just community’, yaitu masyarakat atau komunitas yang adil Agama Cinta Kasih Mengajarkan cita-cita untuk mewujudkan kedamian di muka bumi. Kata kunci yang digunakan dalam Alkitab ketika berbicara dalam konteks kedamian di antaranya menggunakan kata kebebasan, hak, hukum, kedamian, memaafkan, kejujuran, keadilan, dan kebebasan. Susila Bagaimana menjaga hubungan yang harmonis antara sesama manusia, yang menjadi salah satu dari tiga penyebab kesejahteraan. asih sayang adalah hal yang utama dalam moderasi di semua agama Risalah Buddha Spirit agama adalah Metta, sebuah ajaran yang berpegang teguh pada cinta kasih atas dasar nilai kemanusiaan: toleransi, solidaritas, kesetaraan dan tanpa kekerasan. Yin yang Yin Yang Dipahami sebagai sikap tengah, bukan sikap ekstrem. Sikap tengah bukan berarA Adak mempunyai prinsip, tetapi sikap tengah adalah ajeg dalam prinsipnya. Prinsip yang berpihak pada cinta kasih – kemanusiaan (ren) dan keadilan – kebenaran (yi)
  • 56. Pengalaman Keterbukaan dalam berdialog dan berinteraksi sosial Pendidikan Pendidikan harus mengajarkan kompetensi untuk menerima perbedaan NarasiAgama perlu terus mengembangkan pemahaman agama terkait dengan keberadaan agama lain, bukan benar dan salah melainkan bagaimana kita menigkatkan pemahaman dan penghayatan agama dan iman kita yang baik Semua mengutamakan pesan kedamaian BAGAIMANA CARARANYA MENERIMA PERBEDAAN melalui TOLERANSI Jika tidak bisa berdamai dalam perbedaan, maka yang terjadi adalah konflik, dan perang antar agama
  • 57. MODERASI BERAGAMA : DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BERNEGARA Dewi Anggraeni
  • 58.
  • 59. Fenomenaa Keberagamaan Saat Ini 1. Orang beragama justru menyimpang dan mengingkari inti pokok ajaran agama itu sendiri. 3. Orang menafsirkan ajaran agama serampangan 2. Orang-orang berIslam tapi merusak ikatan kebangsaan
  • 60. Moderasi dalam Beragama • Tuhan sendiri menciptakan manusia berbeda-beda “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. (Q.S. Al Maidah:48)” • Perbedaan Mazhab adalah bukti Kekayaan akan Khazanah Islam Sehingga tidak mudah untuk membid’ahkan bahkan mengkafirkan pemahaman keagamaan yang berbeda • Agama sebagai bentuk perjalanan dan pengalaman manusia dalam mencari Tuhannya. Kebebasan memeluk agama merupakah hak asasi manusia yang dilindungi Undang-Undang maka diperlukan sikap Toleran dalam hubungan antar umat beragama • Agama mestinya sebagai sumber untuk peningkatan peradaban, bukan sebagai identitas kelompok sosial, sehingga kehadiran agama yang berbeda-beda, tidak dimaknai sebagai ancaman antarkelompok keagamaan itu sendiri.
  • 61. MEMBANGUN HARMONI KEBERAGAMAAN MODERASI BERAGAMA Perbedaan Sebagai Sunatullah Persamaan Sebagai Rahmat Tidak Menghalangi Untuk Saling: -Menghormati -Menerima -Bekerjasama Mendorong Untuk Saling: -Menghormati -Menerima -Bekerjasama PEMAHAMAN KEAGAMAAN DIRI & PIHAK LAIN SECARA SEIMBANG
  • 62. Moderasi dalam Bernegara • Hubungan agama & negara bersifat mutual-simbiotik (hubungan timbal balik saling membutuhkan) • Negara memerlukan panduan etika & moral keagamaan; Agama memerlukan kawalan negara untuk kelestarian & eksistensinya • Tidak menjadikan Islam sebagai Ideologi negara, tetapi yang dipentingkan ialah berlakunya nilai & substansi ajaran agama dalam kehidupan sosial • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan pilihan yang berdasarkan nilai ajaran semua agama • Apa yang dilakukan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah mirip dengan yang terjadi pada proses penghapusan tujuh kata saat perumusan Pancasila. Meski tanpa embel-embel label “Syariah” dan “Islam,” NKRI tak perlu di-syariah-kan karena sejatinya sudah Syar’i.
  • 63. Islam dan Pancasila Keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama Sukarejo, Situbondo, 16 Rabiul Awwal 1404 H (21 Desember 1983) sebagaimana dikukuhkan dalam Muktamar ke-27 NU di Situbondo tahun 1984 tentang hubungan Pancasila dengan Islam: (i) Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia bukanlah agama, tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama. (ii) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat (1) Undang- Undang Dasar 1945, yang menjiwai sila-sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam islam. (iii) Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syari’at agamanya. (iv) Sebagai konsekuensi dari sikap di atas, Nahdlatul Ulama berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh semua pihak.
  • 64.
  • 67. Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar Wujud Kebudayaan: 1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia (sistem budaya) ‘Falsafah 2. Kompleks aktivitas /tindakan (sistem sosial) ‘Tradisi 3. Hasil karya/ benda (kebud. Fisik) ‘Bangunan KOENTJARANINGRAT:
  • 68.
  • 69.
  • 71.
  • 74.
  • 76. • Pesantren merupakan salah satu pendidikan tertua, unik dan memiliki tradisi yang mengakar dalam sejarah Indonesia. • Selaras dengan perkataan Martin van Bruinessen bahwa pesantren adalah sistem pendidikan Islam di Indonesia yang mempunyai tradisi agung, unggul dalam aspek pengajaran agama Islam, baik dalam tradisi keilmuan dan merawat nilai-nilai moral. Sehingga pesantren berada di ruang yang luas dalam transformasi sosial dan pemberdayaan masyakarakat.
  • 77. RAGAM BUDAYA DI NUSANTARA
  • 78.
  • 81. • Intoleransi merujuk pada sikap dan tindakan atas nama agama yang bertujuan untuk menghalangi, menentang atau mengingkari hak-hak sipil warganegara yang dijamin oleh konstitusi. • Sedangkan radikalisme digunakan untuk merujuk pada partisipasi, atau kesediaan untuk berpartisipasi, dalam kegiatan yang menyertakan, atau berpotensi menyertakan, kekerasan atas nama agama. (Wahid Foundation) INTOLERANSI DAN RADIKALISME 1
  • 82. APA ITU INTOLERANSI DAN RADIKALISME? Itulah Intoleransi Eksklusif Paling merasa benar Tidak siap berbeda Menggunakan kekerasan Berubah dengan cepat Mengatasnamakan paham keagamaan Itulah Radikalisme Menghalalkan segala cara Merampas otoritas tuhan Bunuh diri dianggap jihad Beragama hanya sorga neraka Itulah Terorisme
  • 84. Ikhwanul Muslimun Hizbut Tahrir Jihadi Salafi Dakwah dan Salafi Sururi Jamaah Tabligh (Gerakan Dakwah) Syiah Wajah gerakan Islam Transnasional Bersifat transnasional. Ideologi gerakan tidak lagi bertumpu pada konsep nation- state, melainkan konsep umat. Didominasi oleh corak pemikiran skripturalis, fundamentalisme atau radikal. Secara parsial mengadaptasi gagasan dan instrumen modern
  • 85. 40 60 80 100 Sangat &nggi Tinggi Sedang Rendah 72.27 75.47 75.36 70.9 73.83 2015 2016 2017 2018 2019 Survei Kerukunan Umat Beragama Survei nasional di 34 provinsi, multistage random sampling, MoE …. 2020 67.46 Menurunnya Toleransi di Tahun 2020, dengan kata lain menguatkan intolernasi antar umat beragama
  • 86.
  • 87. 9 Media Indonesia, 27 Agustus 2017 LIPI, 19 Juli 2017 Detik.com, 20 Juni 2017 Koran Jakarta, 18 Juli 2017 Topik Radikalisme di kalangan mahasiswa mulai marak diperbincangkan. Bahkan, gejala radikalisme mulai terlihat dengan pernyataan sikap mahasiswa secara terbuka. Hasil Riset Mengenai Radikalisme di PT
  • 88. Potret Radikalisme di Dunia Pendidikan dan Media Sosial • Temuan yang sangat menarik muncul dari hasil survei yang dilakukan Wahid Foundation dan Kementerian Agama RI terhadap aktivis rohis di SMA/SMK Negeri di Indonesia, pada Mei 2016. • Media sosial dan portal keislaman adalah sarana efisien untuk menyebarkan informasi keagamaan yang radikal dan intoleran kepada generasi millennial. Melalui media sosial, kampanye intoleransi dapat dilakukan secara terus menerus, secara real-time
  • 89. Menganggap Diri Paling Benar/ Mengklaim Kebenaran Tunggal; Selainnya Salah, maka Boleh dimusnahkan 1 2 4 Menggunakan Kekerasaan sebagai Salah satu upaya dalam Perubahan 3 Berbasis IdenAtas Kultural atau Agama 5 INDIKATOR INTOLERANSI DAN RADIKALISME Mudah mengkafirkan orang lain Tidak mengiku, kebijakan pemerintah yang ,dak menerapkan sistem khilafah 6 Mengutamakan Ibadah Secara Penampilan dan Jihadis ApoliAk 8 Tertutup terhadap Masyarakat 7
  • 90.
  • 91. 2 Peranan Kaum Su5i dalam Mengangkal Radikalisme Hakikat Islam sebagaimana para sufi memahami apa yang telah Nabi Muhammad alami menjadi acuan besar sehingga wahyu Tuhan tidak parsial dalam wujud pemahaman materi, akan memberi nuansa yang berbeda sebagai realisasi yang kontekstual Peran spiritualitas, yang disuarakan oleh orang- orang suci, pejalan sunyi (suluk), suara suara moral suara lembut dari pujangga (seniman) sangat diperlukan dalam mengaktifkan sebuah akal sehat.
  • 92. 2 Peranan Kaum Su5i dalam Mengangkal Radikalisme Kontribusi sufisme dalam memberikan sebuah “Pengendalian Hasrat” Ada sebuah ungkapan sufi yaitu “Hasrat tidak bisa dilawan dengan hasrat, namun dilawan dengan menggunakan akal sehat”. Ali bin Abi Thalib pernah berkata kepada Kumail bin Ziyad yang diulas oleh Musa kazhim ada tiga tipe manusia di dunia ini Pertama, rabbani yang berilmu. Kedua, orang yang senantiasa belajar dan membuka diri kemudian berusaha agar senantiasa berada di jalan kesalamatan. Ketiga, orang awam bodoh dan picik yang mengikuti semua suara antara yang benar dan yang batil tidak bersuluh dengan cahaya Ilmu pengetahuan dan melindungi diri dengan pegangan tauhid yang kuat dan kokoh (Belajar Menjadi Sufi)
  • 93. 3 MODERASI BERAGAMA Moderasi beragama ingin menegaskan bahwa menjadi muslim moderat adalah pilihan yang tidak bisa ditawar karena kita tidak bisa lagi hidup hanya dengan orang yang seiman atau seagama. Fakta keragaman ini adalah sunnatullah. Dalam ungkapan Michael Walzer (2007), toleransi membuat perbedaan menjadi mungkin; perbedaan menjadikan toleransi menjadi penting.
  • 94.
  • 95. EKSLUSIFISME VS INKULUSIFISME • Inklusif berarti orang meyakini ajaran agamanya. Meyakini bahwa kebenaran Tuhan itu ada di dalam kelompoknya, tetapi ada ruang-ruang hidup bersama dengan yang berbeda keyakinan dengannya, dan keyakinan tersebut karena Tuhan menciptakan semua manusia. Bukan hanya menciptakan kelompok agamanya, maka prinsip- prinsip dasar ini juga berlaku pada semua manusia • seorang yang meyakini agamanya dan yang ada di luar agama adalah musuh. Ada batas yang tegas antar seseorang, tidak bisa dilewati. Kedua tafsir terhadap ayat masuklah kepada Islam secara kaffah itu dimaknai sistemnya harus 100% Islam
  • 96. Moderasi Beragama Membuka Jalan BerIslam secara Inklusif AnA Kekerasan Toleransi Komitmen Kebangsaan Akomodatif Tehdap Budaya Lokal Adil Berimbang 1 2
  • 97. Beragama = Berkeyakinan + Berkemanusiaan (berkebudayaan)