Salah satu kajian yang esensial dalam filsafat adalah terkait dengan memahami hakikat terhadap segala sesuatu yang ada atau Being, kajian ini dinamakan dengan ontologi
3. Khayalan sebagai sesuatu yang ada – apriori, mendahului. Ada mendahului realitas dan eksistensi
Logikanya ketika kita mengetahui akan atribut sesuatu maka sesuatu itu ada. First order predicate “
Surga” “Tuhan” “Rumah” “Bumi”
Klasifikasi Ada – 1) ada dalam kenyataan sungguh ada, dan memungkinan ada, 2) nyata dan tampak
ada
Ada Yang sifatnya kongkrit, atau kenyaataan dari yang ada.
Penampakan sesuatu yang realitanya terdapat deviasi (perbedaan) baik dari segi objek atau subjek
contoh: Pensil di dalam air, melihat pemandangan dengan menggunakan kacamata hitam
Pengalaman salah satu cara dalam menguji realitas. Terkadang Realitas tidak menunjukan haikikat
sebenarnya maka yang dilihat adanya keyakinan atau kepercayaan
4. Eksistensi, bersifat public artinya dapat dijangkau dengan pancaindra, bersifat public yakni menempati
ruang dan waktu.
Persaan Bahagaia itu ada, Realita adanya bisa dirasakan oleh yang merasakannya. Eksistensinya harus
diekspresikan sehingga diketahui publik.
“ Kenapa?” “Engga Kenapa2”
Esensi = Hakikat terdalam dari sesuatu. Inilah yang sejatinya dibahas oleh para filusuf mencari
sesuatu yang berada dibelakang fisik.
Salah satu filusuf pertama yang membahas hakikat adalah Thales yang mengatakan bahwa segala
sesuatu yang ada di alam semesta ini esesninya adalah air. Hakikat mengkaji makna terdalam yang
diperoleh lewat kontemplasi atau perenungan yang mendalam
Substansi = Wadah dari sifat-sifat. Bahan dasar atau materi dasarnya. Contoh substansi dari meja
adalah Kayu, Substansi dari Pulpen adalah tinta
Aksidensinya = Adalah sifat-sifat yang ada pada benda tersebut
Matter adalah jenis substansi tertentu
Form Bentuk atau struktur (malum fi ad dihn)
5. Ontos (Wujud atau being).
Logos = Ilmu
Ilmu tentang wujud atau ilmu tentang
hakikat kenyataan
Runes Ontology is theory of Being
Menurut islitah, ontologi adalah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada, yang
merupakan ultimate reality, baik yang
berbentuk jasmani/konkret, maupun
rohani/abstrak.
Objek Kajian mengenai
Ontologi
Kosmologi ; Alam
Teologi ; Ketuhanan
Antropologi; Manusia
Aksiologi : Etika n Estetika
Ontology Kualitatif dan
Kuantitatif
Memahami realitas dengan
kajian yang lebih mendalam
Apakah segala sesuatu itu
tunggal atau jamak
Apa sebetulnya manusia itu?
Bagaimana peristiwa alam
semesta itu terjadi?
6. Awal kajian ontology berawal
dari ketidak puasan
paradigmamengenai Mitology
Thales – Segala Sesuatu
Berasal dari Air
Anaximandros, Anaximenes
Api, Air, Udara, Tanah
Simple Ontology
Memahami realitas,
eksistensi, substansi, dari
hal-hal yang simple
Contoh kehidupan sehari-
hari
Apa warna?, Bagaimana
rasa?, Bagaimana bentuk?,
Bagaimana ukuran?
Ontology Kualitatif dan
Kuantitatif
Memahami realitas dengan
kajian yang lebih mendalam
Apakah segala sesuatu itu
tunggal atau jamak
Apa sebetulnya manusia itu?
Bagaimana peristiwa alam
semesta itu terjadi?
7. Tipe Berfikir Ontologi
Monisme – Tunggal Segala
Dalam memandang realitas segala
sesuatu intinya adalah satu.
Keragaman itu semu.
Thales “segala sesuatu adalah air”
Monisme melahirkan dua aliran :
Materialisme dan Idealisme
Materialisme, realitas alam
semesta haikatnya materi
Idealisme, realitas alam semesta ini
hakikatnya alam ide
Naturalisme
Teori yang menerima bahwa
yang alami “nature” sebagai
keseluruhan realitas.
Kunci naturalism adalah
alam.
Yang nyata secara alami
maka dia bereksistensi.
Materlisme
Dalam memandang segala
sesuatu realitas ada di
mater. Fisik menentukan
yang non fisik. Basisnya
materi.
Materi ada sebelum ide
“alam ide” maka materi ini
yang menentukan alam ide
8. Tipe Berfikir Ontologi
Idealisme
Inti dari segala sesuatu tidak
terkait dengan dunia materi-
Ide-
Pelopor dunia ide adalah
Plato
Pluralisme
Hakikat akan segala realitas
itu beragama plural tidak
dinyatakan tunggal.
Dualisme
Konsep filsafat yang
mentakan bahwa realitas
terdiri dari dua subtansi “
Materi dan ide”
Tokoh dualism adalah
Descartes. Fikiran adalah
substansi non fisik. Fikran
berbeda dengan otak sebagai
wadah kecerdasan.
Antara Matter dan Form
menjadi satu
Positivisme Logis
Hakikat segala sesuatu
adalah meaningless.
Bahasa lainnya adalah anti
metafisik.
Sesuatu dinyatakan valid
dapat diverivikasi dengan
akal dan kenyataan
Parameternya segala
sesuatu yang dapat diakses
oleh pancaindra