Manajemen konflik membahas tentang definisi manajemen, fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan pengawasan. Dokumen ini juga membahas tentang keterampilan manajer seperti keterampilan konseptual, interpersonal, dan teknis serta peran-peran manajer dalam organisasi."
2. Referensi
• New Era of Management “Richard L. Daft”
• Manajemen Pendidikan 1 “Kompri, S.Pd.I.,M.Pd.I,
• Manajemen Pendidikan Islam “Prof.Dr. Mujamal
Qomar”
• Manajemen Pendidikan Islam “Dr.KH.U.Saefullah,
M.M.Pd”
• Manajemen Pendidikan ala Rasulullah”Imron Fauzi”
3. Manajemen
• Manajemen berasal dari bahasa inggris to manage yang berarti
mengatur, mengurus atau mengelola. Dalam oxford dictionary
manajemen adalah sebuah mass noun atau kata kerja yang memiliki
makna the process of dealing with or controlling things or
people.Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan
hakikat manajmen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini
merupakan derivasi dari kata dabbara (mengaur) yang banyak
terdapat dalam Al-Quran seperi dalam firman Allah SWT:
• “Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya
(lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”(Q.S As-
Sajdah: 5)
4. • Manajemen menurut istilah merupakan fungsi eksekutif dari organisasi
yang bertanggung jawab untuk membangun dan mengordinasikan seluruh
sistem dan bukan mengerjakan tugas-tugas tertentu. Artinya, dari pada
mengerjakan sendiri semua pekerjaan, manajer yang andal
menciptakan sistem dan kondisi yang memungkinkan orang lain
mengerjakan pekerjaan tersebut
• Peter Drucker menyatakan bahwa tugas manajer adalah memberi arahan
bagi organisasi mereka, memberi kepemimpinan dan menentukan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan. Menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain dan sumber daya lain serta memberi kepemimpinan dan arahan
merupkan kegiatan para manajer. Kegiatan tersebut tidak hanya dilakuka
oleh eksekutif tingkat atas seperti Eric Schmidt dari Google atau Indra
Noyri dari PepsiCo, tetapi juga oleh menejer restoran dikota anda, ketua
tim keamanan bandara, supervisor departemen akutansi, maupun
penjualan dan pemasaran.
5. Kinerja Organisaional
• Kita mendefinisikan organisasi secara formal sebagai
suatu entitas sosial yang diarahkan oleh tujuan dan
dibangun secara sengaja.
• terdiri atas dua atau lebih orang.
• dirancang untuk mencapai tujuan tertentu
• berarti bahwa ada pembagian tugas, dan tanggung
jawab pencapaian tugas tersebut dibebankan kepada
para anggota organisasi.
6.
7. • Definisi ini berlaku untuk semua organisasi, baik yang
bersifat profit maupaun nonprofit.
• tanggung jawab manajer adalah mengoordinasikan
sumber daya yang ada secara efisien dan efektif guna
mencapai tujuan organisasi.
• Efektifivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi
dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil
mencapai apapun yang coba dikerjakan
• Efisien organisasi adalah jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisien
organisasi ditentkan oleh berapa banyak bahan baku,
uang dan manusia yang dibutuhkan untuk mengahasilkan
jumlah keluaran tertentu
10. mengadakan rapat setiap tiga minggu
untuk membicarakan proyek-proyek yang
akan dikerjakan dan bagaimana divisi-
divisi yang ada dapat bekerja sama untuk
menyelesaikanya. Berkat perencanaan
yang seksama, hampir setiap divisi terlibat
dalam promosi film-film besar
11. • Contoh lain pada masa-masa awal dakwah Rasulullah
Saw, tepatnya pada tahun kelima kenabian, beliu
menjadikan rumah milik al Arqom ibn al Arqom al
Makhzumi sebagi tempat pertemuan beliau dengan
para sahabatnya yang saat itu merupakan minoritas
yang senantiasa dijadikan obejek tekanan dan
penindasan kaum Quraisy
12. • mencoba mewujudkan perencanaan
• menentukan tugas
• mengelompokan tugas
• mendelegasikan otoritas
• mengoleksikan sumber daya di seluruh
organisasi
13. • Rasulullah Saw memercayakan kepada Ali bin Abu Thalib dan
Utsman bin Affan untuk menulis wahyu. Begitu juga, tugas
yang sama diberikan kepada Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin
Tsabit dikala Ali dan Utsman tidak ada. Disamping itu, Zubari
bin Awwan dan Juhaim bin ash Shalt diberi tugas oleh
Raslulullah untuk mencatat harta-harta sedekah. Sedangkan
Hudzaifah bin Yaman, ditunjuk untuk melaporkan jumlah
pohon kurma yang ada, Mughiroh bin sya’ban dan Hasan bin
Namr ditugaskan untuk mencatat keseimbangan dan interaksi
antar mansia, seberapa beasr nila kepercayaan dan kejujuran
yang berlangsung dalam masyarakat, Abdullah bin Arqam dan
Ala’ bin Aqabah mencatat jumlah suku yang ada beserta
pengaruhnya
14. • Kepemimpinan berarti menciptakan
nilai-nilai dan budaya berasama
• mengomunisasikan tujuan-tujuan
kepada kariyawan di seluruh organisasi
• menyuntikan semangat untuk
memperlihatkan kinerja tertinggi
kepada kariyawan
• memotivasi seluruh departemen dan
divisi,
15. Ketiga manajer ini memberikan prioritas yang
tinggi terhadap kepemimpinan melalui nilai-
nilai dan tujuan bersama untuk membuat para
kariyawan google tetap termotivasi dan
berenergi. Namun berdasarkan pengalamaya
membidangi titik balik bisnis di perusahaan
Novell yang terus berjuang, Schimdt
memahami bahwa fungsi-fungsi manajemen
lain yaitu, perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian, sama pentingnya bagi
keberhasilan, saat berbicara tentang
keberhasilan di Google, Schmidt berujur,”Saya
menjaga agar semuanya tetap terfokus”
16. • ada bebeapa pliar yang diajarkan Rasulullah dalam
hal kepemimpinan, diantaranya: (1) dispilin wahyu
(2) Mulai dari diri sendiri (3) Memberikan
keteladanan (4) Komunikasi yang efektif (5) Dekat
dengan umatnya (6) Selalu bermusyawarah (7)
Memberikan pujian (Motivasi)
18. • Dalam kehidupan Rasulullah Saw, ada beberapa
sunnah yang menunjukan bahwa beliau selalu
memperhatikan dan mengawasi tugas-tugas yang
diberikan kepada para sahabatnya, Rasulullah
meluruskanya. Metode yang digunakan dalam
pengawasan ini beraneka ragam. Adakalanya
sebelum melakukan tugas, dan ada yang dilakukan
setelah pelaksanaan tugas
21. • Keterampilan konseptual diperlukan oleh semua
manajer, terlebih diperlukan untuk manajer puncak.
Banyak tanggungjawab manajer puncak, seperti
pengambilan keputusan, alokasi umber daya, dan
inovasi yang membutuhkan pandangan luas.
22.
23. • Banyak organisasi yang kehilangan orang-orang baik
karena manajer lini depan mereka gagal menunjukan
penghargaan dan kepedulian bagi para kariyawan.
• Para kariyawan, dewan direksi, pelanggan, dan
masyarakat masa kini menuntut agar eksekutif
tingkat atas dapat memperlihatkan kemampuan
untuk mengispirasi penghormatan, loyalitas, dan
bahkan kasih saying, bukanya rasa takut
24.
25. • selam tujuh tahun bekerja sebagai insinyur
manufaktur di Boeing, Bruce Moravec
mengembangkan kemampuan teknis yang baik di
bidang kerjanya. Namun, ketika diminta memimpin
tim untuk merancang fuselage baru di Boeing 757,
Bruce menyadari bahwa ia harus sangat bergantung
pada keterampilan interpersonal agar dihormati dan
memperoleh kepercayaan dari orang-orang yang
bekerja di bidang yang tidak ia ketahui.
26.
27. Selain tiga kemampuan di atas, dalam bukunya Business 8th
Edition Graffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu
dimiliki manajer,
Decision making
28. • Graffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort pada
tahun 2004 sebagai manajer, Frankfort digaji $ 2.000.000
per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50
jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $ 800 per jam sekitar $13
per menit. Dari sana dapat dilihat setiap menit yang
terbuang dapat merugikan perushaan. Kebanyakan
manajer tentusaja memiliki gaji jauh di bawah Frankfort.
Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap
merupakan asset yang berharga, dan menyia-nyiakanya
berarti membuang-buang dan mengurangi produktivitas
perusahaan.
29. When skill is failed
• Semua orang memiliki kekurangan dan kelemahan, dan keduanya makin
jelas dalam kondisi perubahan cepat dan ketidak pastian. Oleh karenanya,
di masa pergolakan para manajer harus berdiri tegar dan menerapkan
seluruh keterampilan dan kompetensi mereka, shingga dapat
menguntunkan organisasi dan seluruh pemegang kepentinganya
(stakeholder).
• Penelitian mutakhir mengenai organisasi dan eksekutif yang tengah
berjuang memperlihatkan berbagai kesalahan yang sering dilakukan para
manajer di masa yang sarat pergolakan. Salah satu kesalah terbesar adalah
kegagalan manajer untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap
cepatnya perubahan dunia. Persoalan lain yang berkaitan adalah para
manajer puncak yang menciptakan iklim rasa takut di organisasi sehingga
orang-orang pun takut menyatakan kebenaran dan berupaya untuk
menghindari kemarahan pemimpin. Akibatnya, berita buruk
disembunyikan dan sinyalemen penting dari pasar pun terlewatkan.
Orang-orang tidak lagi berfikir secara kreatif, menghindar dari tanggung
jawab, dan bahkan tergelincir ke dalam prilaku tidak etis jika perlaku itu
sesuai dengan prisip “asal bapak senang”
30. • Kesalahan manajerial yang lain adalah mencangkup
kemampuan komunikasi dan menyimak yang buruk,
keterampilan interpersonal yang buruk,
memperlakukan karyawan sebagi instrument, gagal
memperjelas arahan dan ekspektasi kinerja,
melarang pendapat-pendapat yang bersebrangan,
dan ketidak mampuan membangun tim manajemen
yang bercirikan saling percaya dan hormat
31. Peran Manajer
• Peran informasi adalah berbagai aktivitas yang dilakukan
untuk merawat dan mengembangkan jaringan informasi.
Para manajer utama menghabisakan sekitar 75 persen
dari waktu mereka untuk berbicara dengan orang lain.
Peran monitor termasuk mencari informasi terkini dari
banyak sumber. Manajer memperoleh informasi dari
pihak lain dan memindai tulisan agar tidak ketinggalan
informasi. Peran penyebar luas dan juru bica adalah
kebalikan dari peran monitor: manajer menyebarluaskan
informasi kepada pihak lain yang dapat memanfaatkanya,
baik di dalam maupun di luar organisasi.
32. • Peran interpersonal berkenaan dengan hubungan dengan
orang lain dan berkaian dengan keterampilan
interpersonal yang tela dibahas. Peran figur pemimpin
mencangkup mengenai aktivitas seremonial dan simbolis
bagi departemen atau oranisasi. Manajer mewakili
organisasi dalam kapasitas majerial formulanya sebagai
kepa unit. Peran pemimpin mencangkup hubungan
dengan bawahan, termasuk memotivasi, berkomunikasi,
dan memengruhi. Peran penghubung berhubungan
dengan pengadaan sumber informasi baik dari dalam
maupun dari luar organisasi.
33. • Peran keputusan berkenaan dengan berbagai peristiwa yang di dalamnya
manajer harus menetapkan sikap dan mengambil tindakan. Peran ini
banyak membutuhkan keterampilan konseptual dan interpersonal. Peran
pengusaha mencangkup gagasan perubahan. Para manajer selalu
memikirkan masa depan dan cara meraihnya. Mereka sadar akan berbagai
persolan dan mencari informasi yang dapat menyelesaikanya. Peran
penangan gangguan yaitu memecahkan konflik antarbawahan atau antara
departemen manajer dengan departemen yang lain. Peran pengalokasian
sumber daya berhubungan dengan keputusan mengenai bagaiman cara
mengalokasikan orang, waktu, peralatan, uang, dan sumber daya lain
untuk mecapai hasil yang diharapkan. Manajer harus memutuskan proyek
mana yang diberikan alokasi anggaran, keluhan pelanggan mana yang
diprioritaskan, dan bahkan bagimana waktunya sendiri dihabiskan. Peran
negosiator mencangkup negosiasi dan tawar-menawar formula guna
mendapatkan hasil untuk unit tanggung jawab manajer. Manajer menemui
dan bernegosiasi secara formal dengan pihak lain, misalnya dengan
pemasok tentang pengiriman yang terlambat, dengan pengendalian
tentang sumber daya anggaran tambahan, atau dengan serikat kerja
tentang keluhan para karyawan
35. Konflik
• Kata “konflik” berasal dari bahasa Latin “confligo”, yaitu terdiri
atas dua kata, yakni con, yang berarti sama-sama dan fligo,
yang berarti pemogokan, penghancuran, dan peremukan.
Kata ini diserap oleh bahasa Inggris, menjadi conflict yang
berarti a fight, struggle, a controversy, a quarrel, active
opposite, hostility (pertarungan, perebutan kekuasaan,
persengketaan, perselisihan, perlawanan yang aktif,
permusuhan). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata
konflik berarti pertentangan atau percekcokan. konflik atau
pertentangan bisa terjadi pada diri sendiri (konflik internal)
ataupun dalam kalangan yang lebih luas. Dalam organisasi,
istilah ini menajadi “konflik organisasi”
36. • Ada beberapa pengetian oleh para ahli makna
terminologi konflik. Afzalur Rahim menyatakan bahwa
konflik dapat didefinisikan sebagai keadaan interaktif
yang termanifestasikan dalam sikap ketidakcocokan,
pertentangan, dan perbedaan dengan atau antara entitas
social seperti individu-individu, kelompok-kelompok,
atau organisasi-organisasi. Sedangkan menurut
Wahtosumidjo yang mendefinisikan secara simple,
konflik adalah segala macam bentuk hubungan antar
manusia yang mengandung sifat berlawanan
38. • konflik antara kepala madrasah dengan ketua yayasan. Konflik
antarpemimpin ini sangat menggangu proses pembelajaran
dan tentu berdamapak negative pada mutu hasil
pembelajaran atau pendidikan. Konflik semacam ini
merupakan konflik tingkat tinggi, karena terjadi pertentangan
antarpimpinan, yaitu konflik antara pimpinan pelaksanaan
pendidikan (kepala madrasah) dengan kepala penyelenggara
pendidikan (kepala yayasan). Di Indonesia disinyalir banyak
yayasan yang mengharapkan pendapatan finansial dari
pelaksanan pendidikan, padahal pihak pelaksana pendidikan
sendiri juga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar
madrasah. Memang kesalah tidak selalu terletak pada
yayasan, adakalana salah justru kepala madrasah. Bila hal
terakhir terjadi justru mendaji kontraproduktif dalam upaya
pengelolaan konflik.
39. • kepala madrasah pada waktu yang sama dihadapkan
pada pilihan dilematik antara pergi ke madrasah tepat
waktu sebagimana ketentuan yang sudah disepakati atau
kepentingan mengantar istri ke pasar karena memiliki
hajat yang sangat penting. Memilih dua kepentingan ini
benar-benar menimbulkan konflik dalam dirinya, yang
sama-sama beresiko. Dan ternyata, tidak banyak kepala
madrasah yang memilih pergi ke madrasah tepat waktu
sebagai teladan bagi bawahanya dengan menunda
kepentingan keluarga (istri).
40. Sisi Positif dan Negatif Konflik
Ada yang berpandangan bahwa konflik
sudah menjadi hukum alam. Oleh karena
itu, tidak dapat dihilangkan karena
manusia diciptakan dalam keadaan
bereda-beda kepentingan. Sebaliknya,
konflik dapat dikelola sehingga membawa
keuntungan bagi kelompok dan
organisasinya. Pertentangan pendapat ini
oleh Robbins disebut sebagai the conflict
paradox, yaitu pandangan bahwa pada
satu sisi, konflik dianggap dapat
meningkatkan kinerja kelompok, dan pada
sisi yang lain kebanyakan kelompok dan
organisasi berusaha untuk meninimalisir
konflik
41.
42. • Berikut ini model-model yang dapat dijadikan media menylesaikan konflik;
• Yudikasi, yaitu proses penyelesaian konflik secara hukum, ada saksi bagi
pihak yang melanggar kesepakatan atau yang merugikan pihak lain.
• Arbitrase, yaitu proses penyelesaian konflik yang melibatkan orang ketiga
untuk mencari penyelesaian
• Mediasi, yaitu proses penyelesaian konflik yang hampir sama dengan
model arbitrase, tetapi keberadaan pihak ketiga atas persetujuan pihak
yang berkonflik dan dianggap nertal dalam proses penyelesaian konflik
• Negosiasi, yaitu proses penyelesaian konflik yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang terlibat, baik oleh diri merekas sendiri maupun perwakilan
yang telah diberi mandate bersama untuk menari bentuk penyelesaian
atas masalah yang dihadapi.
• Rekonsiliasi atau Islah, yaitu proses penyelesaian konflik yang berupa
memulihkan pihak-pihak yang bertikai melalui upaya kerja sama.
43. • Menurut hemat penulis, seorang manajemen harus
menguasai fungsi manajemen, meliputi: perencanaan,
pengelolaan, kepeminpinan, dan pengendalian.
Keterampilan manajemen, meliputi: keterampilan
konseptual, kemampuan interpersonal, dan kemampuan
teknis. Di tambah harus mengetahui bentuk organisasi
yang kita kelola serta bagaimana peran manajer di
dalamnya.
• Ketika seorang manajer menguasai dan mengaplikasikan
semua hal yang telah dijelaskan di atas, maka dia telah
siap menghadapi berbagai macam konfik yang mungkin
akan terjadi, walaupun biasanya cara kreatif dalam
memecahkan konflik memerlukan waktu yang lama,
kesabaran, dan kedewasaan emosional
44. • Satu hal lagi yang
diperlukan dalam
mengelola konflik atau
masalah adalah
taransformasi pikiran, kita
harus berani dan mau
mengubah cara kita berfikir.
Cara berfikir berbeda
dengan apa yang sedang
kita pikirkan.
Transformational thinking
adalah berfikir keluar dari
kotak masalah itu sendiri.
45. • Sistem pernilaian berhasil atau gagalnya kita dalam
dunia akademik adalah dengan system kuantitatif,
secara numerik atau aflabetik. Namun, di masa
setelah kampus, kita dihadapkan pada peraturan-
peraturan yang sangat berbeda. Masyarakat akan
menggunakan sistem kualitatif. Nilai kita adalah
berapa besar kualitas kontribusi yang kita berikan
pada kehidupan atau setidaknya masyarakat sekitar
atau keluarga kita sendiri.
46. • Kini kita dinilai dengan tolak ukur baru; tak hanya
seberapa pintar kita, atau seberapa ahli kita, tetapi
juga sebaik apa kita mengangani diri sendiri dan
orang lain.”
Daneil Goleman