SlideShare a Scribd company logo
Kepemimpinan dalam Perusahaan → Leadership and Organization
Tugas Mata Kuliah :
Psikologi Industri dan Organisasi
Nama Dosen :
Laila Meiliyandrie I Wardani, PhD
Nama Penyusun :
Abigail Charolyn 46113210011
Maureen Jessica Glorya 46113210022
Mala Sari
KEPEMIMPINAN DALAM PERUSAHAAN
Ψ Pengertian
Beberapa definisi mengenai kepemimpinan adalah :
 “…the process of influence between a leader and followers to attain group,
organizational, or societal goals,” (Hollander,1985). Artinya “…proses antara
pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan kelompok, organisasi, atau sosial”.
 “…a complex interaction between the leader, the followers, and the group to
which they belong,” (Markus, Allison, dan Eylon,2004:1462). Artinya “…sebuah
interaksi yang kompleks antara pemimpin, pengikut, dan kelompok mereka”.
 “…is about dealing with people, usually within a group, and about changing
people’s behaviours and attitudes to conform to the leader’s vision for the
group.” (Hogg,2004:54). Artinya “…adalah tentang berurusan dengan orang,
umumnya dalam kelompok, serta tentang mengubah sikap dan kebiasaan seseorang
untuk menyesuaikan diri terhadap visi pimpinan terhadap kelompok “.
 “…a process of social influence through which an individual enlist and
mobilizes the aid of others in the attainment of a collective goal,” (Chemers,
2001:376). Artinya “…sebuah proses pengaruh sosial melalui tempat dimana
individu mendaftar dan memobilisasi kepada orang lain untuk mencapai tujuan
bersama”.
*..Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan upaya seseorang yang
mempengaruhi kelompok orang untuk bersama – sama mencapai sebuah tujuan.
Kepemimpinan merupakan tema yang paling populer, yang tidak saja dibicarakan
dan diteliti oleh para sarjana ilmu - ilmu sosial, ilmu - ilmu perilaku, tapi dibicarakan pula
oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang
dikembangkan belum ada satupun yang dirasakan paling sempurna. (Stogdill:1974),
menyatakan bahwa jumlah macam batasan jumlah orang dalam kepemimpinan dapat
dikatakan sama dengan jumlah orang yang mencoba membuat batasan tentang pengertian
tersebut.
Kepemimpinan berhubungan dengan efektivitas, sedangkan manajemen lebih
berhubungan dengan efisiensi. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi
manajer ,karena manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka). Sebaliknya
pemimpin tidak perlu menjadi manajer.
Jika kita tinjau seorang manajer sebagai suatu sistem (komponen dari sistem
organisasi), masukan bagi seorang manajer adalah bentuk informasi yang diterima melalui
alat inderanya (penglihatan dan pendengarannya). hasil pekerjaannya berbentuk gagasan,
jawaban terhadap masalah, kesimpulan, keputusan, perintah dan sebagainya. Usaha yang
dipakai dalam mencapai sasarannya, kelompok manajer menggunakan sumber-sumber
daya manusia dan beberapa sumber lainnya yang tersedia baginya. Untuk mempengaruhi
dan mengarahkan perilaku bawahannya kearah tercapainya sasaran-sasaran kelompok
kerjanya. Teori-teori kepemimpinan demikian dapat diterapkan pada jabatan manajer.
Kepemimpinan merupakan pengertian yang meliputi situasi yang dinamis, yang berisi:
a. Manajer memiliki wewenang untuk memimpin.
b. Bawahan yang dipimpin memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.
c. Tujuan dan sasaran yang dicapai melalui kerja sama antara manajer dan bawahan.
EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN DARI EMPAT MACAM KEPRIBADIAN
Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :
1. GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang.
Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris.
Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di
analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka
mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama,
orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an.
Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta
pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan
maaf, dan janji.
2. GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya
pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi,
dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan
lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya
diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima
tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa
menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-
pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para
pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
3. GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya.
Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin
ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada
alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan
dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian
merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah
peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
4. GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka
hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi
terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala
bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang
karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang
seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan,
kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan
demokratis.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat
di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga
hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.
Hubungan antara Tenaga Kerja dalam
Perusahaan
Dalam organisasi formal dapat kita bedakan dua macam manajer sebagai
pemimpin. Pendekatan kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri pribadi manajer (sebagai
pemimpin) dalam mencapai keberhasilan berdasarkan perilaku yang menggambarkan
berbagai gaya manajemen atau kepemimpinan.
1. Mengepalai keseluruhan organisasi
Pemimpin yang mengepalai seluruh organisasi adalah Manajer puncak yang
memulai dan memiliki usahanya sendiri, yang memimpin perusaannya sendiri.
2. Mengepalai satu bagian atau satu unit dari organisasi
Tenaga kerja sebagai komponen manusia dalam sistem organisasi berhubungan
secara terus – menerus dengan para tenaga kerja lainnya
Setiap tenaga kerja memiliki pola hubungan antara tenaga kerja sendiri. Ada 4
macam pola hubungan antar tenaga kerja, yaitu pola hubungan pada tingkat:
a) Manajemen Puncak
Manajemen yang banyak berhubungan dengan orang – orang yang bekerja diluar
organisasi perusahaannya (seperti: Pejabat, Pemerintahan, nasabah / langganan).
Karena ia harus peka dan tanggap terhadap peristiwayang terjadi disekitar
perusahaannya yang mempengaruhi kelancaran perkembangan usahanya. Manajer
Puncak bekerja secara langsung dengan bawahannya. Karena itu Kepribadian
Manajer Puncak mempunyai dampak pada keseluruhan organisasi perusahaan.
b) Manajemen Madya
Manajemen yang mempunyai hubungan dengan atasan, rekan setingkat dan
bawahan yang semuanya menduduki jabatan kepemimpinan. Manajer ini
berhubungan dengan orang-orang diluar perusahaan, ia juga mempunyai peran
ganda. Dan berperan sebagai bawahan, rekan, atasan dan wakil dari perusahaan. Ia
juga mempunyai peran penting sebagai penghubung dan kreatif antara tingkat-
tingkat manajemen rendah dengan tinggi. Meringkaskan data dari bawahannya
untuk dilaporkan ke atasannya beserta dengan pandangannya, dapat pula
menerjemahkan kebijaksanaan untuk tingkat manajemen bawahannya.
Kepemimpinanya lebih bercorak perorangan, lebih banyak menghadapi manajer
bawahannya secara sendiri dari pada kelompok. Cara memimpinnya dipengaruhi
oleh bagaimana Ia sebagai bawahannya dipimpin atasannya. Pengaruhnya akan
dirasakan oleh kesatuan yang dipimpinnya.
c) Manajemen Pertama
Manajer ini mempunyai pola yang serupa dengan Manajemen Madya. Bedannya
yaitu bawahannya bukan memegang jabatan pemimpin. Manajer Pertama juga
disebut tenaga kerja yang berada ditengah (the man – in – the - middle,Petit,1975)
antara manajer dan para pekerja. Tergantung dari jenis pekerjaannya manajer
pertama menghadapi bawahannya secara perorangan atau kelompok. Pada
umumnya interaksi antara pekerja bawahannya lebih besar dari pada interaksi antar
tenaga kerja pada tingkat organisasi yang lebih tinggi.
d) Tenaga kerja Produktif
Tenaga kerja ini menduduki jabatan yang terendah dalam organisasi perusahaan,
berhubungan dengan rekan dan atasan saja. Peran utamanya adalah sebagai
Bawahan, dan dapat memberikan pengaruh nyata dalam keberhasilan
kepemimpinan atasannya. Bersifat ketergantungan pada tenaga kerja lainnya.
Artinya dapat melakukannya dengan seimabang (masing -masing tenaga kerja
memerlukan tenaga kerja lainnya dalam derajat yang sama), dapat pula hubungan
ketergantungan yang tidak seimbang (tenaga kerja yang satu lebih memerlukan
tenaga kerja yang lain dari pada sebaliknya). Hubungan antara atasan-bawahan
merupakan hubungan ketergantungan yang tidak seimbang.
Ciri-ciri Pribadi
Ciri-ciri Pemimpin yang berhasil terdapat pandangan bahwa kepemimpinan hanya
orang tertentu saja dan yang mempunyai bakat untuk memimpinlah yang bisa jadi seorang
pemimpin. Efektivitas kepemimpinan ditentukan oleh kepribadian pemimpin. Pemimpin
juga memiliki kualitas yang lebih baik dari pada pengikutnya (bawahan), dan mempunyai
ciri-ciri yang tidak dipunyai pengikutnya.
(Andreas Dananjaya,1985), mengemukakan adanya perbedaan dalam nilai operatif
pada manajer yang berhasil dengan manajer yang kurang berhasil. Manajer yang berhasil
memiliki nilai operatif yang berhubungan dengan kondisi atau sumber daya yang
dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dan nilai-nilai yang
dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dan nilai -nilai yang
menunjukkan pandangan jauh ke depan dan sikap yang selalu waspada. Sebaliknya,
manajer kurang berhasil memiliki nilai - nilai operatif yang berhubungan dengan prestise
atau “ gengsi “ seseorang. (De Bono, 1986) Yang menentukan keberhasilan seseorang atau
sekelompok orang yaitu ciri kepribadian:
 A Little Madness
Orang yang tahu dengan pasti dan jelas tentang apa yang ia inginkan, serta
memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai tujuan.
 Very Talented
Orang yang memiliki bakat sangat menonjol dibidang tertentu.
Faktor lainnya ialah :
 Rapid Growth Field
Orang yang bekerja dalam bidang yang berkembang sangat cepat mempunyai
peluang lebih banyak untuk berhasil, dari pada orang yang bekerja di bidang yang
tidak berkembang dengan cepat.
Contohnya : Bidang teknologi yang berkembang dengan cepat, keadaan inilah yang
memungkinkan bakat untuk berkembang.
 Luck
Ketepatang orang yang dengan sangat kebetulan untuk melakukan usahanya, serta
ada orang yang juga sulit untuk memulai usahanya.
Ciri Pemimpin dari Bidang Manajemen
Fungsional
Dalam perusahaan dapat kita temukan berbagai jabatan manajer yang dapat
dibedakan secara mendatar dan tegak lurus. Misalnya ; Manajer di bidang Produksi,
Perawatan (maintenance), Keuangan, Pemasaran, Penjualan dan Personalia. Dalam bidang
manajemen fungsional dapat ditemukan jabatan manajemen pada tingkat tinggi, yaitu
Madya dan Pertama.
Berdasarkan tugas, wewenang, dan jabatan manajemen dapat dikelompokkan
kedalam beberapa jenis kelompok jabatan sesuai dengan bidang manajemen
fungsionalnya. Kelompok yang jabatan manajemennya berbeda menuntut kelompok yang
ciri - ciri pribadi yang berbeda pula.
(Huttner, Levy, Rosen dan Stopol,1959) meneliti data yang diperoleh dari tes
kuantitatif yang diberikan kepada 250 manajer dari 12 perusahaan besar dan kecil. Mereka
antara lain menemukan adanya perbedaan dalam ciri - ciri pribadi antara manajer dari
bidang rekayasa (engineering), penelitia dan pengembangan, penjualan, administrasi dan
akutansi, dan produksi.
(Munandar,1977) perbandingan antara manajer dibidang produksi dan manajer
dibidang penjualan pada enam perusahaan. Ditemukan bahwa para manajemen penjualan
cenderung untuk lebih ramah, antusias, lihai, tergantung pada kelompok dan seksama
dalam penjualan. Para manajer produksi cenderung lebih menjauhkan diri (aloof), serius,
terus terang, dapat berdiri sendiri (self sufficient) dan tidak begitu mempedulikan
peraturan pergaulan.
Hasil diatas menunjang pandangan bahwa kelompok manajer yang berbeda-beda
memerlukan kelompok yang memiliki ciri - ciri pribadi yang berbeda-beda.
Ciri-ciri Pemimpin pada Tingkat Organisasi yang
Berbeda.
(Ghiselli,1971) ada sembilan ciri – ciri pribadi, yang dinamakan bakat manajerial
(managerial talent), yang berperan penting dalam keberhasilan seorang manajer. Ciri – ciri
menurut kepentingannya:
o Supervisoryability
o The need for occupational achievement
o The need for self – actualization
o Intelligence
o Self – assurance
o Decisive – ness
o The lack of the need for security
o The lack of working class affinity
o Initiative
Makin tinggi jabatan manajer, makin “tinggi” ciri kepribadian yang dimiliki para
manajer.
Ciri Manajer Puncak yang Berhasil
(Bennis dan Nanus,1985), menemuka dalam penelitian mereka terhadap 90
pemimpin yang berhasil. Empat macam keterampilan dalam menangani manusia, yang
mereka namakan :
1. Attention through vision. Pemimpin harus mempunyai visi. Vision atau bayangan
masa depan dengan usaha mereka sangat jelas dan menarik perhatian orang.
Melalui bayangan ini mereka mendesak untuk mendapatkan hasil. (Bennis dan
Nanus) mengatakan…
“ The visions the various leaders conveyed seemed to bring about a confidence
on the part of the employees, a confidence that instilled in them a belief that they
were capable of performing the necessary acts..”
2. Meaning through communication. Bayangan usaha masan depan dari pemimpin,
yang harus dapat dikomunikasikan oleh pimpinan kepada bawahannya.
3. Trust through positioning. Untuk mendapatkan kepercayaan dari para bawahanya,
pemimpin harus berperilaku konsisten dan tetap pada jalur yang telah disepakati.
4. The deployment of self through positive self-regard and through the wallenda
factor. Faktor utama dari pemimpin yang berhasil ialah pengembangan kreatif diri,
dapat melalui menghargai diri sendiri secara positif. Pengembangan diri yang
dimaksud yaitu melakukan berbagai macam hal yang memusatkan perhatian kita
pada apa yang akan dilakukan, dan tidak memikirkan tentang kemungkinan akan
gagal.
Ada 4 ciri yang sering disebut oleh para CEO ialah :
 Intregritas.
 Memiliki Visi.
 Memiliki keterampilan komunikasi yang baik, dan
 Empowerment.
Ciri – ciri kepemimpinan dan ciri ke pribadian dari para CEO yang berhasil, yaitu:
 Ciri kepemimpinan yang paling sering disebut :
a. Memiliki Visi.
b. Memiliki perhatian yang besar terhadap sumber daya manusia, dan
c. Memiliki pengenalan situasi ( cognisance ) yang luas
 Ciri kepribadian pemimpin yang palin sering disebut :
a. Jujur,
b. Berpendidikan, dan
c. Memiliki rasa sosial (social sense) yang tinggi.
Pada tahun 1956 sekelompok penelitian dari Ohio State Univercity, melakukan
penelitian untuk menemukenali dimensi dari perilaku pemimpin. Mereka mengembangkan
Kuesioner Uraian Perilaku Pemimpin (Leader Behavior Description Questionnaire –
LBDQ) yang merupakan alat untuk menguraikan, bagaimana seorang pemimpin
melakukan kegiatan – kegiatannya. Dalam penelitiannya selalu menemukan dua dimensi
utama dari perilaku pemimpin yaitu: Penegangan (Consideration) dan Memprakarsai
Struktur (Initiating Structure). Dengan dua dimensi Penegangan dan Memprakarsai
Struktur dapat diperoleh empat macam gaya kepemimpinan,
Tinggi ( t )
Peneggangan ( P )
Rendah ( r )
Penenggangan Rendah,
Memprakarsai Tinggi
Penenggangan Rendah,
Memprakarsai Tinggi
Penenggangan Rendah,
Memprakarsai Rendah
Penenggangan Rendah,
Memprakarsai Tinggi
rendah Memprakarsai Struktur tinggi
( r ) ( M ) ( t )
Gambar : Kuadran dari Dimensi Penenggangan dan Memprakarsai Struktur.
Menemukan bahwa :
1. Produktivitas kelompok sedikit lebih tinggi jika dihubungkan dengan struktur dari
pada Penenggangan.
2. Kepuasan anggota sedikit lebih tinggi jika dihubungkan Penenggangan dari pada
dihubungkan dengan struktur.
3. Kelekatan kelompok (group cohesiveness) memiliki hubungan yang sama
seringnya Penenggangan dan Struktur.
Garida Manajerial
Menggunakan dua dimensi. Tegak lurus,yang dibagi kedalam Sembilan bagian
yang sama besar, adalah dimensi Perhatian terhadap Manusia (PM), garis mendatar yang
dibagi kedalam Sembilan bagian yang sama besar adalah dimensi Perhatian terhadap
Produksi (PP). Garida manajerial mereka terdiri dari 9 x 9 = 81 sel. Setiap sel
mencerminkan perilaku pemimpin terhadap ke dua dimensi tersebut.
Tinggi
Perhatian Terhadap
Manusia
Rendah
1.9 9.9
1.1 9.1
Rendah Perhatian terhadap Produksi Tinggi
Yang masing – masing merupakan kombinasi dari dua angka :
1.1 : Penggunaan upaya minimum dapat menyelesaikan pekerjaan yang dituntut telah
cukup untuk mempertahankan Keanggotaan Organisasi (PP dan PM rendah).
9.1 : Efisiensi organisasi yang dihasilkan dari pengaturan kerja merupakan unsur
manusia yang hanya sedikit berpengaruh (PP tinggi dan PM rendah).
9.9 : Pencapaian kerja yang diperoleh dari orang yang terikat (ketergantungan).
1.9 : Perhatian yang sungguh – sungguh terhadap kebutuhan sangat mempengaruhi
suasana, organisasi dan tempo kerja (ramah dan menyenangkan).
5.5 : Prestasi kerja yang serasi melalui penyeimbangan dari keperluan untuk kerja
dengan semangat.
Teori “ Contingency “
Dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh Fiedler (1967)
“ the performance of the group is contingent upon both the motivational system
of the leader and the degree to which the leader has control and influence in a
particular situation, the situation favorableness (Fiedler,1974:73).
Dengan kata lain, bahwa tinggi – rendahnya prestasi kerja kelompok dipengaruhi
oleh sistem motivasi dari pemimpin dan pimpinan dapat mengendalikan dan
mempengaruhi situasi tertentu.
Teori Tiga Dimensi.
(Reddin,1970) mengembangkan teori tiga dimensinya dengan menambahkan
dimensi ketiga pada dimensi dari Orientasi – Tugas (OT) dan Orientasi – Hubungan (OH).
Teori Kepemimpinan Situasional.
Teori kepemimpinan situasional, yang dikembangkan (Hersey dan
Blanchard,1982). Yang mengola model efektivitas pemimpin tiga dimensi yang didasari
atas hubungan kurvalinear antara perilaku – tugas dan perilaku – hubungan serta
kedewasaan.
Teori Kepemimpian dan Pengambilan Keputusan.
(Vroom dan Yetton,1973) sering disebut model normative tentang kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang dihadapi oleh macam keputusan yang harus diambil.
KLASIFIKASI GAYA KEPEMIMPINAN
Mulai dari gaya kepemimpinan yang sepenuhnya otokratik sampai yang
demokratik, digolongkan adanya lima pola umum dari kepemimpinan pengambilan
keputusan.
A - I Memecahkan persoalan atau mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang ada.
A - II Informasi yang diperlukan dari bawahan membantu
memecahkan masalah.
C - I Memberitahukan persoalan kepada beberapa bawahan yang
relevan secara pribadi, memperoleh gagasan dan saran
mereka tanpa mengumpulkan mereka dalam satu kelompok
C - II Memberitahukan persoalan kepada bawahan sebagai satu
kelompok, memperoleh gagasan dan saran mereka secara
kolektif.
G - II Memberitahukan persoalan kepada bawahan sebagai satu
kelompok.
B. KRITERIA EFEKTIVITAS KEPUTUSAN.
Komponen atau parameter yang kedua dari model meliputi kriteria yang dapat
digunakan untuk mempertimbangkan efektivitas dari keputusan – keputusan yang diajukan
dalam setiap situasi. Vroom dan Yetton telah mengembangkan suatu perangkat dari tujuh
aturan yang dapat digunakan untuk menentukan gaya kepemimpinan mana yang dianggap
tidak sesuai untuk suatu jenis situasi persoalan. Aturan – aturan tersebut dapat dibaca pada
table :
Aturan yang Mempengaruhi Kelayakan dari Gaya Kepemimpinan.
1 Aturan Informasi – Pemimpin.
Jika mutu dan keputusan penting serta pemimpin tidak mempunyai informasi
dalam memecahkan persoalan, maka gaya kepemimpinan A – I tidak sesuai.
2 Aturan Kesesuaian – Tujuan.
Jika para bawahan tidakmau berusaha untuk mencapai tujuan organisasi sewaktu
mereka memecahkan persoalan, G – II tidak merupakan gaya kepemimpinan yang
layak.
3 Aturan Persoalan – Tidak Berstruktur.
Persoalan tidak berstruktur,pemimpin tidak memiliki kecakapan atau informasi
yang diperlukan untuk memecahkan persoalan sendiri. Gaya kepemimpinan A – I,
A – II dan C – I tidak cocok.
4 Aturan Penerimaan.
Penerimaan dari satu pemecahan oleh para bawahan adalah penting dan terdapat
ketidak pastian tentang akan diterimanya suatu keputusan atau otokratik. Gaya
kepemimpinan A – I dan A – II tidak layak untuk digunakan.
5 Aturan Konflik.
Gaya kepemimpinan harus memberikan kesempatan kepada pihak – pihak yang
tidaj setuju untuk mengatasi perbedaan mereka dan memberikan kepada mereka
pengetahuan selengkapnya dari persoalan. Gaya kepemimpinan A –I, A – II dan C
– I tidak layak digunakan.
7 Aturan Prioritas – Penerimaan
Tidak dapat dipastikan sebagai hasil dari suatu keputusan otokratik jika bawahan
berkemauan untuk mengarah ke tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang
diinginkan ialah yang memberikan kesamaan hak kepada anggota tanpa
merugikan mutu pemecahan, karena akan menghasilkan penerimaan yang lebih
besar dari keputusan. Gaya kepemimpinan A – I, A – II, C – I dan C – II tidak
sesuai.
KRITERIA PENEMUKENALAN JENIS
SITUASI PEMECAHAN PERSOALAN.
Komponen ini paling penting meliputi kriteria dasar yang mengenali berbagai jenis
situasi pemecahan persoalan dengan menggunakan perangkat pertanyaan. Untuk setiap
macam situasi pemecahan persoalan mereka berikan rekomendasi tentang gaya – gaya
kepemimpinan mana yang sesuia atau layak untuk digunakan.
Tabel : Pertanyaan – pertanyaan
A.
Jika satu keputusan sudah diterima, apakah akan berbeda jika diketahui
tindakan – tindakan apa saja yang dilaksanakan?
B.
Apakah saya mempunyai informasi yang cukup untuk mengambil suatu
keputusan yang bermutu tinggi?
C.
Apakah bawahan mempunyai informasi tambahan yang cukup untuk
menghasilkan keputusan yang bermutu tinggi?
D.
Apakah saya secara tepat tahu informasi apa yang diperlukan, siapa yang
memilikinya dan bagaimana memperolehnya?
E.
Apakah diterimanya suatu keputusan oleh bawahan sangat mempengaruhi
implementasinya yang efektif?
F.
Jika saya harus mengambil keputusan sendiri, apakah dapat dipastikan bahwa
keputusan saya akan diterima oleh bawahan?
G.
Dapatkah bawahan dipercayai untuk mendasarkan pemecahan masalah pada
pertimbangan – pertimbangan keorganisasian?
H.
Apakah konflik antar bawahan akan mudah timbul jika pemecahan ( yang
dikehendaki ) dilaksanakan?
Ada pun Pohon Keputusan yang bisa dilihat (dibuku hal 196)
5. Corak Interaksi Pemimpin dengan Bawahannya.
Hubungan antara pemimpin dengan pengikutnya, merupakan hubungan saling
ketergantungan yang umumnya tidak seimbang. Dalam proses interaksi yang terjadi antara
pimpinan dan bawahan, berlangsung proses saling mempengaruhi dimana pemimpin
berupaya mempengaruhi bawahanya agar berperilaku sesuai dengan harapannya. Corak
interaksi inilah yang menentukan derajat keberhasilan pemimpin dalam kepemimpinannya.
Teori kepemimpinan transaksional dan transformasionalyang dikembangankan (Bass dan
Avolio,1994). Pemimpin mendiagnosis dahulu keadaan bawahan dan berdasarkan
kesimpuannya kepemimpin menggunakan gaya yang dianggap sesuai dengan kondisi
bawahannya.
Kepemimpinan Transaksional
Dalam bentuk kepemimpinan ini pemimpin berinteraksi dengan bawahannya
melalui proses transaksi. (Bass dan Avolio,1994) membahas empat macam transaksi, yaitu
:
Ψ Contingent Reward.
Pemimpin belum mempercayai kemampuan bawahannya dan memberikan
kesempatan kepadanya untuk memperlihatkan kemampuan.
Ψ Management By Exception – Active.
Kepercayaan terhadap bawahan belum banyak, sehingga memerlukan pengawasan.
Ψ Management By Exception – Passive.
Kepercayaan akan kemampuan bawahan telah menjadi lebih besar sehingga
pengawasannya tidak ketat dan atasan percaya bahwa bawahan dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri.
Ψ Laissez – Faire.
Atasan sudah percaya sepenuhnya kepada bawahannya, sehingga ia tidak perlu
memantaunya lagi.
Alat pengukuran kepemimpinan yang disusun oleh Bass dan Avolio mengukur baik ciri –
ciri dari kepemimpinan transaksional maupun kepemimpinan transformasional.
Kepemimpinan Transformasional.
Interaksi antara pemimpin dan pengikutnya, manajer dengan bawahannya ditandai
oleh pengaruh pemimpin/manajer untuk mengubah perilaku pengikutnya/bawahannya
menjadi seorang yang merasa mampu dan bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai
prestasi kerja yang tinggi dan bermutu. Ada lima aspek kepemimpinan transformasional,
ialah :
 Attributed Charisma.
Pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain dari
kepentingan diri.
 Inspirational Leadership/Motivation.
Pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan
menentukan standar – standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat
dicapai.
 Intellectual Stimulation.
Bawahan merasa bahwa pemimpin mendorong mereka untuk memikirkan cara kerja
mereka dalam melaksanakan tugas dan cara baru dala mempersepsi tugas mereka.
 Individualized Consideration.
Bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya.
 Idealized Influence.
Pemimpin berusaha melalui pembicaraan, mempengaruhi bawahan dengan
menekankan pentingnya nilai – nilai dan keyakinan untuk mencapai tujuan.
KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan upaya seseorang yang mempengaruhi kelompok
orang untuk bersama – sama mencapai sebuah tujuan. Dan dalam kepemimpinan
ada empat gaya yang berdasarkan kepribadian serta pendekatan kepemimpinan
berdasarkan ciri-ciri pribadi manajer (sebagai pemimpin) dalam mencapai
keberhasilan berdasarkan perilaku yang menggambarkan berbagai gaya manajemen
atau kepemimpinan.
Dalam perusahaan dapat kita temukan berbagai jabatan manajer yang dapat
dibedakan secara mendatar dan tegak lurus. Kelompok manajer yang berbeda-beda
memerlukan kelompok yang memiliki ciri - ciri pribadi yang berbeda-beda.
Dengan mengembangkan Kuesioner Uraian Perilaku Pemimpin (Leader Behavior
Description Questionnaire – LBDQ) yang merupakan alat untuk menguraikan, kita
dapat mengetahui bagaimana seorang pemimpin melakukan kegiatan –
kegiatannya.
Sehinga hubungan antara pemimpin dengan pengikutnya, saling
ketergantungan yang umumnya tidak seimbang. Dalam proses interaksi yang
terjadi antara pimpinan dan bawahan, berlangsung proses saling mempengaruhi
dimana pemimpin berupaya mempengaruhi bawahanya agar berperilaku sesuai
dengan harapannya dan mencapai tujuannya bersama – sama.
DAFTAR PUSTAKA
Ψ http://leadhership.blogspot.com/
Ψ Munandar, Sunyoto. (2001). Psikologi Industri Organisasi. Jakarta:Universitas
Indonesia
Ψ Aprinto, Jacob Arisandy. (2013). Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia.
Jakarta: PPM

More Related Content

What's hot

Pelatihan Kepemimpinan Lengkap
Pelatihan Kepemimpinan LengkapPelatihan Kepemimpinan Lengkap
Pelatihan Kepemimpinan Lengkap
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
 
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa AplikasinyaKepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
Tri Widodo W. UTOMO
 
PIO kelompok 12 -Kepemimpinan [bahasa indonesia]
PIO kelompok 12 -Kepemimpinan [bahasa indonesia]PIO kelompok 12 -Kepemimpinan [bahasa indonesia]
PIO kelompok 12 -Kepemimpinan [bahasa indonesia]
YolandaZhafrannitaRu
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiKepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Joel mabes
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
TEORI-TEORI KEPEMIMPINANTEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Awang ANWARUDDIN
 
Bab 8 kepemimpinan
Bab 8 kepemimpinanBab 8 kepemimpinan
Bab 8 kepemimpinan
PT. SASA
 
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Fatchul Wachid
 
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanFaktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanEdwarn Abazel
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
Dadang Solihin
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
Ismi Nabila
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi
Joel mabes
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
Emelia Ginting
 
Organisasi dan Kepemimpinan
Organisasi dan KepemimpinanOrganisasi dan Kepemimpinan
Organisasi dan Kepemimpinan
hattaalwi
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya Organisasi
NovitaRamadhani2
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
Chaerani Nisa
 
Materi Kepemimpinan
Materi KepemimpinanMateri Kepemimpinan
Materi Kepemimpinan
Robbi Hidayat
 
High performance leadership
High performance leadershipHigh performance leadership
High performance leadershipUjang Gumilar
 
[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan
[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan
[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan
Lusi Efrenti
 

What's hot (20)

Pelatihan Kepemimpinan Lengkap
Pelatihan Kepemimpinan LengkapPelatihan Kepemimpinan Lengkap
Pelatihan Kepemimpinan Lengkap
 
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa AplikasinyaKepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
Kepemimpinan: Teori dan Beberapa Aplikasinya
 
PIO kelompok 12 -Kepemimpinan [bahasa indonesia]
PIO kelompok 12 -Kepemimpinan [bahasa indonesia]PIO kelompok 12 -Kepemimpinan [bahasa indonesia]
PIO kelompok 12 -Kepemimpinan [bahasa indonesia]
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiKepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
TEORI-TEORI KEPEMIMPINANTEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
 
Bab 8 kepemimpinan
Bab 8 kepemimpinanBab 8 kepemimpinan
Bab 8 kepemimpinan
 
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
Seni dalam Kepemimpinan (Art of Leardeship)
 
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanFaktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
 
Manajemen Karir
Manajemen KarirManajemen Karir
Manajemen Karir
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi
 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
 
Organisasi dan Kepemimpinan
Organisasi dan KepemimpinanOrganisasi dan Kepemimpinan
Organisasi dan Kepemimpinan
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya Organisasi
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Materi Kepemimpinan
Materi KepemimpinanMateri Kepemimpinan
Materi Kepemimpinan
 
High performance leadership
High performance leadershipHigh performance leadership
High performance leadership
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan
[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan
[PPT] Pendekatan dalam kepemimpinan
 

Similar to Kepemimpinan dalam perusahaan

kepemimpinan dalam organisasi
kepemimpinan dalam organisasikepemimpinan dalam organisasi
kepemimpinan dalam organisasi
Politeknik ATI Padang
 
makalah kepemimpinan
makalah kepemimpinanmakalah kepemimpinan
makalah kepemimpinaniswakil
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
Syamsuddin Syamsuddin
 
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptxfiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
YuliaPutriArinda
 
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
may riana
 
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
Desikoes
 
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiKepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
SintaYuliyana
 
minggu 6 komunikasi dan model kepemimpinan
minggu 6 komunikasi dan model kepemimpinanminggu 6 komunikasi dan model kepemimpinan
minggu 6 komunikasi dan model kepemimpinan
rivayanto
 
Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8
kewong14
 
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
KUSWANDI PAKPAHAN
 
Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)
Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)
Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)
dulkarin26
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiXee Yuliani
 
6. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
6. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...6. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
6. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
SetyaDarmawan
 
PENGENALAN KEPIMPINAN
PENGENALAN KEPIMPINANPENGENALAN KEPIMPINAN
PENGENALAN KEPIMPINAN
Nadzirah Hanis
 
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
LisaniahAmini
 
kepimpinan
kepimpinankepimpinan
kepimpinan
Alima Rahman
 

Similar to Kepemimpinan dalam perusahaan (20)

kepemimpinan dalam organisasi
kepemimpinan dalam organisasikepemimpinan dalam organisasi
kepemimpinan dalam organisasi
 
makalah kepemimpinan
makalah kepemimpinanmakalah kepemimpinan
makalah kepemimpinan
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
MAKALAH KEPEMIMPINAN " LP3I "
 
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptxfiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
fiks PPT Manajemen Kel 5.pptx
 
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
6 usaha, mayriana, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, u...
 
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
6, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi dan model kep...
 
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiKepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
 
minggu 6 komunikasi dan model kepemimpinan
minggu 6 komunikasi dan model kepemimpinanminggu 6 komunikasi dan model kepemimpinan
minggu 6 komunikasi dan model kepemimpinan
 
173641999 pemimpin-demokratis
173641999 pemimpin-demokratis173641999 pemimpin-demokratis
173641999 pemimpin-demokratis
 
173641999 pemimpin-demokratis
173641999 pemimpin-demokratis173641999 pemimpin-demokratis
173641999 pemimpin-demokratis
 
173641999 pemimpin-demokratis
173641999 pemimpin-demokratis173641999 pemimpin-demokratis
173641999 pemimpin-demokratis
 
Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8
 
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
Tugas msdm leadership(kepemimpinan)
 
Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)
Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)
Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)
 
Kep Warna(C)
Kep Warna(C)Kep Warna(C)
Kep Warna(C)
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi
 
6. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
6. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...6. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
6. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
 
PENGENALAN KEPIMPINAN
PENGENALAN KEPIMPINANPENGENALAN KEPIMPINAN
PENGENALAN KEPIMPINAN
 
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengeta...
 
kepimpinan
kepimpinankepimpinan
kepimpinan
 

More from maureen07

Penilaian kinerja word
Penilaian kinerja wordPenilaian kinerja word
Penilaian kinerja word
maureen07
 
Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)
Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)
Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)
maureen07
 
Pio outbound
Pio outboundPio outbound
Pio outbound
maureen07
 
Psikologi industri dan organisasi
Psikologi industri dan organisasiPsikologi industri dan organisasi
Psikologi industri dan organisasi
maureen07
 
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10maureen07
 
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
maureen07
 

More from maureen07 (6)

Penilaian kinerja word
Penilaian kinerja wordPenilaian kinerja word
Penilaian kinerja word
 
Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)
Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)
Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)
 
Pio outbound
Pio outboundPio outbound
Pio outbound
 
Psikologi industri dan organisasi
Psikologi industri dan organisasiPsikologi industri dan organisasi
Psikologi industri dan organisasi
 
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
Makalah manajemen kompensasi kelompok 10
 
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
 

Kepemimpinan dalam perusahaan

  • 1. Kepemimpinan dalam Perusahaan → Leadership and Organization Tugas Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi Nama Dosen : Laila Meiliyandrie I Wardani, PhD Nama Penyusun : Abigail Charolyn 46113210011 Maureen Jessica Glorya 46113210022 Mala Sari
  • 2. KEPEMIMPINAN DALAM PERUSAHAAN Ψ Pengertian Beberapa definisi mengenai kepemimpinan adalah :  “…the process of influence between a leader and followers to attain group, organizational, or societal goals,” (Hollander,1985). Artinya “…proses antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan kelompok, organisasi, atau sosial”.  “…a complex interaction between the leader, the followers, and the group to which they belong,” (Markus, Allison, dan Eylon,2004:1462). Artinya “…sebuah interaksi yang kompleks antara pemimpin, pengikut, dan kelompok mereka”.  “…is about dealing with people, usually within a group, and about changing people’s behaviours and attitudes to conform to the leader’s vision for the group.” (Hogg,2004:54). Artinya “…adalah tentang berurusan dengan orang, umumnya dalam kelompok, serta tentang mengubah sikap dan kebiasaan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap visi pimpinan terhadap kelompok “.  “…a process of social influence through which an individual enlist and mobilizes the aid of others in the attainment of a collective goal,” (Chemers, 2001:376). Artinya “…sebuah proses pengaruh sosial melalui tempat dimana individu mendaftar dan memobilisasi kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama”. *..Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan upaya seseorang yang mempengaruhi kelompok orang untuk bersama – sama mencapai sebuah tujuan. Kepemimpinan merupakan tema yang paling populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh para sarjana ilmu - ilmu sosial, ilmu - ilmu perilaku, tapi dibicarakan pula oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan belum ada satupun yang dirasakan paling sempurna. (Stogdill:1974), menyatakan bahwa jumlah macam batasan jumlah orang dalam kepemimpinan dapat
  • 3. dikatakan sama dengan jumlah orang yang mencoba membuat batasan tentang pengertian tersebut. Kepemimpinan berhubungan dengan efektivitas, sedangkan manajemen lebih berhubungan dengan efisiensi. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer ,karena manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka). Sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer. Jika kita tinjau seorang manajer sebagai suatu sistem (komponen dari sistem organisasi), masukan bagi seorang manajer adalah bentuk informasi yang diterima melalui alat inderanya (penglihatan dan pendengarannya). hasil pekerjaannya berbentuk gagasan, jawaban terhadap masalah, kesimpulan, keputusan, perintah dan sebagainya. Usaha yang dipakai dalam mencapai sasarannya, kelompok manajer menggunakan sumber-sumber daya manusia dan beberapa sumber lainnya yang tersedia baginya. Untuk mempengaruhi dan mengarahkan perilaku bawahannya kearah tercapainya sasaran-sasaran kelompok kerjanya. Teori-teori kepemimpinan demikian dapat diterapkan pada jabatan manajer. Kepemimpinan merupakan pengertian yang meliputi situasi yang dinamis, yang berisi: a. Manajer memiliki wewenang untuk memimpin. b. Bawahan yang dipimpin memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. c. Tujuan dan sasaran yang dicapai melalui kerja sama antara manajer dan bawahan. EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN DARI EMPAT MACAM KEPRIBADIAN Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah : 1. GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
  • 4. Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji. 2. GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut- pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin. 3. GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
  • 5. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya. 4. GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat. Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan demokratis. Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik. Hubungan antara Tenaga Kerja dalam Perusahaan Dalam organisasi formal dapat kita bedakan dua macam manajer sebagai pemimpin. Pendekatan kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri pribadi manajer (sebagai pemimpin) dalam mencapai keberhasilan berdasarkan perilaku yang menggambarkan berbagai gaya manajemen atau kepemimpinan.
  • 6. 1. Mengepalai keseluruhan organisasi Pemimpin yang mengepalai seluruh organisasi adalah Manajer puncak yang memulai dan memiliki usahanya sendiri, yang memimpin perusaannya sendiri. 2. Mengepalai satu bagian atau satu unit dari organisasi Tenaga kerja sebagai komponen manusia dalam sistem organisasi berhubungan secara terus – menerus dengan para tenaga kerja lainnya Setiap tenaga kerja memiliki pola hubungan antara tenaga kerja sendiri. Ada 4 macam pola hubungan antar tenaga kerja, yaitu pola hubungan pada tingkat: a) Manajemen Puncak Manajemen yang banyak berhubungan dengan orang – orang yang bekerja diluar organisasi perusahaannya (seperti: Pejabat, Pemerintahan, nasabah / langganan). Karena ia harus peka dan tanggap terhadap peristiwayang terjadi disekitar perusahaannya yang mempengaruhi kelancaran perkembangan usahanya. Manajer Puncak bekerja secara langsung dengan bawahannya. Karena itu Kepribadian Manajer Puncak mempunyai dampak pada keseluruhan organisasi perusahaan. b) Manajemen Madya Manajemen yang mempunyai hubungan dengan atasan, rekan setingkat dan bawahan yang semuanya menduduki jabatan kepemimpinan. Manajer ini berhubungan dengan orang-orang diluar perusahaan, ia juga mempunyai peran ganda. Dan berperan sebagai bawahan, rekan, atasan dan wakil dari perusahaan. Ia juga mempunyai peran penting sebagai penghubung dan kreatif antara tingkat- tingkat manajemen rendah dengan tinggi. Meringkaskan data dari bawahannya untuk dilaporkan ke atasannya beserta dengan pandangannya, dapat pula menerjemahkan kebijaksanaan untuk tingkat manajemen bawahannya. Kepemimpinanya lebih bercorak perorangan, lebih banyak menghadapi manajer bawahannya secara sendiri dari pada kelompok. Cara memimpinnya dipengaruhi
  • 7. oleh bagaimana Ia sebagai bawahannya dipimpin atasannya. Pengaruhnya akan dirasakan oleh kesatuan yang dipimpinnya. c) Manajemen Pertama Manajer ini mempunyai pola yang serupa dengan Manajemen Madya. Bedannya yaitu bawahannya bukan memegang jabatan pemimpin. Manajer Pertama juga disebut tenaga kerja yang berada ditengah (the man – in – the - middle,Petit,1975) antara manajer dan para pekerja. Tergantung dari jenis pekerjaannya manajer pertama menghadapi bawahannya secara perorangan atau kelompok. Pada umumnya interaksi antara pekerja bawahannya lebih besar dari pada interaksi antar tenaga kerja pada tingkat organisasi yang lebih tinggi. d) Tenaga kerja Produktif Tenaga kerja ini menduduki jabatan yang terendah dalam organisasi perusahaan, berhubungan dengan rekan dan atasan saja. Peran utamanya adalah sebagai Bawahan, dan dapat memberikan pengaruh nyata dalam keberhasilan kepemimpinan atasannya. Bersifat ketergantungan pada tenaga kerja lainnya. Artinya dapat melakukannya dengan seimabang (masing -masing tenaga kerja memerlukan tenaga kerja lainnya dalam derajat yang sama), dapat pula hubungan ketergantungan yang tidak seimbang (tenaga kerja yang satu lebih memerlukan tenaga kerja yang lain dari pada sebaliknya). Hubungan antara atasan-bawahan merupakan hubungan ketergantungan yang tidak seimbang. Ciri-ciri Pribadi Ciri-ciri Pemimpin yang berhasil terdapat pandangan bahwa kepemimpinan hanya orang tertentu saja dan yang mempunyai bakat untuk memimpinlah yang bisa jadi seorang pemimpin. Efektivitas kepemimpinan ditentukan oleh kepribadian pemimpin. Pemimpin
  • 8. juga memiliki kualitas yang lebih baik dari pada pengikutnya (bawahan), dan mempunyai ciri-ciri yang tidak dipunyai pengikutnya. (Andreas Dananjaya,1985), mengemukakan adanya perbedaan dalam nilai operatif pada manajer yang berhasil dengan manajer yang kurang berhasil. Manajer yang berhasil memiliki nilai operatif yang berhubungan dengan kondisi atau sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dan nilai -nilai yang menunjukkan pandangan jauh ke depan dan sikap yang selalu waspada. Sebaliknya, manajer kurang berhasil memiliki nilai - nilai operatif yang berhubungan dengan prestise atau “ gengsi “ seseorang. (De Bono, 1986) Yang menentukan keberhasilan seseorang atau sekelompok orang yaitu ciri kepribadian:  A Little Madness Orang yang tahu dengan pasti dan jelas tentang apa yang ia inginkan, serta memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai tujuan.  Very Talented Orang yang memiliki bakat sangat menonjol dibidang tertentu. Faktor lainnya ialah :  Rapid Growth Field Orang yang bekerja dalam bidang yang berkembang sangat cepat mempunyai peluang lebih banyak untuk berhasil, dari pada orang yang bekerja di bidang yang tidak berkembang dengan cepat. Contohnya : Bidang teknologi yang berkembang dengan cepat, keadaan inilah yang memungkinkan bakat untuk berkembang.
  • 9.  Luck Ketepatang orang yang dengan sangat kebetulan untuk melakukan usahanya, serta ada orang yang juga sulit untuk memulai usahanya. Ciri Pemimpin dari Bidang Manajemen Fungsional Dalam perusahaan dapat kita temukan berbagai jabatan manajer yang dapat dibedakan secara mendatar dan tegak lurus. Misalnya ; Manajer di bidang Produksi, Perawatan (maintenance), Keuangan, Pemasaran, Penjualan dan Personalia. Dalam bidang manajemen fungsional dapat ditemukan jabatan manajemen pada tingkat tinggi, yaitu Madya dan Pertama. Berdasarkan tugas, wewenang, dan jabatan manajemen dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis kelompok jabatan sesuai dengan bidang manajemen fungsionalnya. Kelompok yang jabatan manajemennya berbeda menuntut kelompok yang ciri - ciri pribadi yang berbeda pula. (Huttner, Levy, Rosen dan Stopol,1959) meneliti data yang diperoleh dari tes kuantitatif yang diberikan kepada 250 manajer dari 12 perusahaan besar dan kecil. Mereka antara lain menemukan adanya perbedaan dalam ciri - ciri pribadi antara manajer dari bidang rekayasa (engineering), penelitia dan pengembangan, penjualan, administrasi dan akutansi, dan produksi. (Munandar,1977) perbandingan antara manajer dibidang produksi dan manajer dibidang penjualan pada enam perusahaan. Ditemukan bahwa para manajemen penjualan cenderung untuk lebih ramah, antusias, lihai, tergantung pada kelompok dan seksama dalam penjualan. Para manajer produksi cenderung lebih menjauhkan diri (aloof), serius, terus terang, dapat berdiri sendiri (self sufficient) dan tidak begitu mempedulikan peraturan pergaulan.
  • 10. Hasil diatas menunjang pandangan bahwa kelompok manajer yang berbeda-beda memerlukan kelompok yang memiliki ciri - ciri pribadi yang berbeda-beda. Ciri-ciri Pemimpin pada Tingkat Organisasi yang Berbeda. (Ghiselli,1971) ada sembilan ciri – ciri pribadi, yang dinamakan bakat manajerial (managerial talent), yang berperan penting dalam keberhasilan seorang manajer. Ciri – ciri menurut kepentingannya: o Supervisoryability o The need for occupational achievement o The need for self – actualization o Intelligence o Self – assurance o Decisive – ness o The lack of the need for security o The lack of working class affinity o Initiative Makin tinggi jabatan manajer, makin “tinggi” ciri kepribadian yang dimiliki para manajer.
  • 11. Ciri Manajer Puncak yang Berhasil (Bennis dan Nanus,1985), menemuka dalam penelitian mereka terhadap 90 pemimpin yang berhasil. Empat macam keterampilan dalam menangani manusia, yang mereka namakan : 1. Attention through vision. Pemimpin harus mempunyai visi. Vision atau bayangan masa depan dengan usaha mereka sangat jelas dan menarik perhatian orang. Melalui bayangan ini mereka mendesak untuk mendapatkan hasil. (Bennis dan Nanus) mengatakan… “ The visions the various leaders conveyed seemed to bring about a confidence on the part of the employees, a confidence that instilled in them a belief that they were capable of performing the necessary acts..” 2. Meaning through communication. Bayangan usaha masan depan dari pemimpin, yang harus dapat dikomunikasikan oleh pimpinan kepada bawahannya. 3. Trust through positioning. Untuk mendapatkan kepercayaan dari para bawahanya, pemimpin harus berperilaku konsisten dan tetap pada jalur yang telah disepakati. 4. The deployment of self through positive self-regard and through the wallenda factor. Faktor utama dari pemimpin yang berhasil ialah pengembangan kreatif diri, dapat melalui menghargai diri sendiri secara positif. Pengembangan diri yang dimaksud yaitu melakukan berbagai macam hal yang memusatkan perhatian kita pada apa yang akan dilakukan, dan tidak memikirkan tentang kemungkinan akan gagal.
  • 12. Ada 4 ciri yang sering disebut oleh para CEO ialah :  Intregritas.  Memiliki Visi.  Memiliki keterampilan komunikasi yang baik, dan  Empowerment. Ciri – ciri kepemimpinan dan ciri ke pribadian dari para CEO yang berhasil, yaitu:  Ciri kepemimpinan yang paling sering disebut : a. Memiliki Visi. b. Memiliki perhatian yang besar terhadap sumber daya manusia, dan c. Memiliki pengenalan situasi ( cognisance ) yang luas  Ciri kepribadian pemimpin yang palin sering disebut : a. Jujur, b. Berpendidikan, dan c. Memiliki rasa sosial (social sense) yang tinggi. Pada tahun 1956 sekelompok penelitian dari Ohio State Univercity, melakukan penelitian untuk menemukenali dimensi dari perilaku pemimpin. Mereka mengembangkan Kuesioner Uraian Perilaku Pemimpin (Leader Behavior Description Questionnaire – LBDQ) yang merupakan alat untuk menguraikan, bagaimana seorang pemimpin melakukan kegiatan – kegiatannya. Dalam penelitiannya selalu menemukan dua dimensi utama dari perilaku pemimpin yaitu: Penegangan (Consideration) dan Memprakarsai Struktur (Initiating Structure). Dengan dua dimensi Penegangan dan Memprakarsai Struktur dapat diperoleh empat macam gaya kepemimpinan,
  • 13. Tinggi ( t ) Peneggangan ( P ) Rendah ( r ) Penenggangan Rendah, Memprakarsai Tinggi Penenggangan Rendah, Memprakarsai Tinggi Penenggangan Rendah, Memprakarsai Rendah Penenggangan Rendah, Memprakarsai Tinggi rendah Memprakarsai Struktur tinggi ( r ) ( M ) ( t ) Gambar : Kuadran dari Dimensi Penenggangan dan Memprakarsai Struktur. Menemukan bahwa : 1. Produktivitas kelompok sedikit lebih tinggi jika dihubungkan dengan struktur dari pada Penenggangan. 2. Kepuasan anggota sedikit lebih tinggi jika dihubungkan Penenggangan dari pada dihubungkan dengan struktur.
  • 14. 3. Kelekatan kelompok (group cohesiveness) memiliki hubungan yang sama seringnya Penenggangan dan Struktur. Garida Manajerial Menggunakan dua dimensi. Tegak lurus,yang dibagi kedalam Sembilan bagian yang sama besar, adalah dimensi Perhatian terhadap Manusia (PM), garis mendatar yang dibagi kedalam Sembilan bagian yang sama besar adalah dimensi Perhatian terhadap Produksi (PP). Garida manajerial mereka terdiri dari 9 x 9 = 81 sel. Setiap sel mencerminkan perilaku pemimpin terhadap ke dua dimensi tersebut. Tinggi Perhatian Terhadap Manusia Rendah 1.9 9.9 1.1 9.1 Rendah Perhatian terhadap Produksi Tinggi Yang masing – masing merupakan kombinasi dari dua angka : 1.1 : Penggunaan upaya minimum dapat menyelesaikan pekerjaan yang dituntut telah cukup untuk mempertahankan Keanggotaan Organisasi (PP dan PM rendah). 9.1 : Efisiensi organisasi yang dihasilkan dari pengaturan kerja merupakan unsur manusia yang hanya sedikit berpengaruh (PP tinggi dan PM rendah). 9.9 : Pencapaian kerja yang diperoleh dari orang yang terikat (ketergantungan).
  • 15. 1.9 : Perhatian yang sungguh – sungguh terhadap kebutuhan sangat mempengaruhi suasana, organisasi dan tempo kerja (ramah dan menyenangkan). 5.5 : Prestasi kerja yang serasi melalui penyeimbangan dari keperluan untuk kerja dengan semangat. Teori “ Contingency “ Dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh Fiedler (1967) “ the performance of the group is contingent upon both the motivational system of the leader and the degree to which the leader has control and influence in a particular situation, the situation favorableness (Fiedler,1974:73). Dengan kata lain, bahwa tinggi – rendahnya prestasi kerja kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari pemimpin dan pimpinan dapat mengendalikan dan mempengaruhi situasi tertentu. Teori Tiga Dimensi. (Reddin,1970) mengembangkan teori tiga dimensinya dengan menambahkan dimensi ketiga pada dimensi dari Orientasi – Tugas (OT) dan Orientasi – Hubungan (OH). Teori Kepemimpinan Situasional. Teori kepemimpinan situasional, yang dikembangkan (Hersey dan Blanchard,1982). Yang mengola model efektivitas pemimpin tiga dimensi yang didasari atas hubungan kurvalinear antara perilaku – tugas dan perilaku – hubungan serta kedewasaan. Teori Kepemimpian dan Pengambilan Keputusan. (Vroom dan Yetton,1973) sering disebut model normative tentang kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dihadapi oleh macam keputusan yang harus diambil.
  • 16. KLASIFIKASI GAYA KEPEMIMPINAN Mulai dari gaya kepemimpinan yang sepenuhnya otokratik sampai yang demokratik, digolongkan adanya lima pola umum dari kepemimpinan pengambilan keputusan. A - I Memecahkan persoalan atau mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang ada. A - II Informasi yang diperlukan dari bawahan membantu memecahkan masalah. C - I Memberitahukan persoalan kepada beberapa bawahan yang relevan secara pribadi, memperoleh gagasan dan saran mereka tanpa mengumpulkan mereka dalam satu kelompok C - II Memberitahukan persoalan kepada bawahan sebagai satu kelompok, memperoleh gagasan dan saran mereka secara kolektif. G - II Memberitahukan persoalan kepada bawahan sebagai satu kelompok. B. KRITERIA EFEKTIVITAS KEPUTUSAN. Komponen atau parameter yang kedua dari model meliputi kriteria yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan efektivitas dari keputusan – keputusan yang diajukan dalam setiap situasi. Vroom dan Yetton telah mengembangkan suatu perangkat dari tujuh aturan yang dapat digunakan untuk menentukan gaya kepemimpinan mana yang dianggap tidak sesuai untuk suatu jenis situasi persoalan. Aturan – aturan tersebut dapat dibaca pada table :
  • 17. Aturan yang Mempengaruhi Kelayakan dari Gaya Kepemimpinan. 1 Aturan Informasi – Pemimpin. Jika mutu dan keputusan penting serta pemimpin tidak mempunyai informasi dalam memecahkan persoalan, maka gaya kepemimpinan A – I tidak sesuai. 2 Aturan Kesesuaian – Tujuan. Jika para bawahan tidakmau berusaha untuk mencapai tujuan organisasi sewaktu mereka memecahkan persoalan, G – II tidak merupakan gaya kepemimpinan yang layak. 3 Aturan Persoalan – Tidak Berstruktur. Persoalan tidak berstruktur,pemimpin tidak memiliki kecakapan atau informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan sendiri. Gaya kepemimpinan A – I, A – II dan C – I tidak cocok. 4 Aturan Penerimaan. Penerimaan dari satu pemecahan oleh para bawahan adalah penting dan terdapat ketidak pastian tentang akan diterimanya suatu keputusan atau otokratik. Gaya kepemimpinan A – I dan A – II tidak layak untuk digunakan. 5 Aturan Konflik. Gaya kepemimpinan harus memberikan kesempatan kepada pihak – pihak yang tidaj setuju untuk mengatasi perbedaan mereka dan memberikan kepada mereka pengetahuan selengkapnya dari persoalan. Gaya kepemimpinan A –I, A – II dan C – I tidak layak digunakan. 7 Aturan Prioritas – Penerimaan Tidak dapat dipastikan sebagai hasil dari suatu keputusan otokratik jika bawahan berkemauan untuk mengarah ke tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang diinginkan ialah yang memberikan kesamaan hak kepada anggota tanpa merugikan mutu pemecahan, karena akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari keputusan. Gaya kepemimpinan A – I, A – II, C – I dan C – II tidak sesuai.
  • 18. KRITERIA PENEMUKENALAN JENIS SITUASI PEMECAHAN PERSOALAN. Komponen ini paling penting meliputi kriteria dasar yang mengenali berbagai jenis situasi pemecahan persoalan dengan menggunakan perangkat pertanyaan. Untuk setiap macam situasi pemecahan persoalan mereka berikan rekomendasi tentang gaya – gaya kepemimpinan mana yang sesuia atau layak untuk digunakan. Tabel : Pertanyaan – pertanyaan A. Jika satu keputusan sudah diterima, apakah akan berbeda jika diketahui tindakan – tindakan apa saja yang dilaksanakan? B. Apakah saya mempunyai informasi yang cukup untuk mengambil suatu keputusan yang bermutu tinggi? C. Apakah bawahan mempunyai informasi tambahan yang cukup untuk menghasilkan keputusan yang bermutu tinggi? D. Apakah saya secara tepat tahu informasi apa yang diperlukan, siapa yang memilikinya dan bagaimana memperolehnya? E. Apakah diterimanya suatu keputusan oleh bawahan sangat mempengaruhi implementasinya yang efektif? F. Jika saya harus mengambil keputusan sendiri, apakah dapat dipastikan bahwa keputusan saya akan diterima oleh bawahan? G. Dapatkah bawahan dipercayai untuk mendasarkan pemecahan masalah pada pertimbangan – pertimbangan keorganisasian? H. Apakah konflik antar bawahan akan mudah timbul jika pemecahan ( yang dikehendaki ) dilaksanakan?
  • 19. Ada pun Pohon Keputusan yang bisa dilihat (dibuku hal 196) 5. Corak Interaksi Pemimpin dengan Bawahannya. Hubungan antara pemimpin dengan pengikutnya, merupakan hubungan saling ketergantungan yang umumnya tidak seimbang. Dalam proses interaksi yang terjadi antara pimpinan dan bawahan, berlangsung proses saling mempengaruhi dimana pemimpin berupaya mempengaruhi bawahanya agar berperilaku sesuai dengan harapannya. Corak interaksi inilah yang menentukan derajat keberhasilan pemimpin dalam kepemimpinannya. Teori kepemimpinan transaksional dan transformasionalyang dikembangankan (Bass dan Avolio,1994). Pemimpin mendiagnosis dahulu keadaan bawahan dan berdasarkan kesimpuannya kepemimpin menggunakan gaya yang dianggap sesuai dengan kondisi bawahannya. Kepemimpinan Transaksional Dalam bentuk kepemimpinan ini pemimpin berinteraksi dengan bawahannya melalui proses transaksi. (Bass dan Avolio,1994) membahas empat macam transaksi, yaitu : Ψ Contingent Reward. Pemimpin belum mempercayai kemampuan bawahannya dan memberikan kesempatan kepadanya untuk memperlihatkan kemampuan. Ψ Management By Exception – Active. Kepercayaan terhadap bawahan belum banyak, sehingga memerlukan pengawasan. Ψ Management By Exception – Passive. Kepercayaan akan kemampuan bawahan telah menjadi lebih besar sehingga pengawasannya tidak ketat dan atasan percaya bahwa bawahan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Ψ Laissez – Faire. Atasan sudah percaya sepenuhnya kepada bawahannya, sehingga ia tidak perlu memantaunya lagi.
  • 20. Alat pengukuran kepemimpinan yang disusun oleh Bass dan Avolio mengukur baik ciri – ciri dari kepemimpinan transaksional maupun kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan Transformasional. Interaksi antara pemimpin dan pengikutnya, manajer dengan bawahannya ditandai oleh pengaruh pemimpin/manajer untuk mengubah perilaku pengikutnya/bawahannya menjadi seorang yang merasa mampu dan bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu. Ada lima aspek kepemimpinan transformasional, ialah :  Attributed Charisma. Pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain dari kepentingan diri.  Inspirational Leadership/Motivation. Pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan menentukan standar – standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai.  Intellectual Stimulation. Bawahan merasa bahwa pemimpin mendorong mereka untuk memikirkan cara kerja mereka dalam melaksanakan tugas dan cara baru dala mempersepsi tugas mereka.  Individualized Consideration. Bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya.  Idealized Influence. Pemimpin berusaha melalui pembicaraan, mempengaruhi bawahan dengan menekankan pentingnya nilai – nilai dan keyakinan untuk mencapai tujuan.
  • 21. KESIMPULAN Kepemimpinan merupakan upaya seseorang yang mempengaruhi kelompok orang untuk bersama – sama mencapai sebuah tujuan. Dan dalam kepemimpinan ada empat gaya yang berdasarkan kepribadian serta pendekatan kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri pribadi manajer (sebagai pemimpin) dalam mencapai keberhasilan berdasarkan perilaku yang menggambarkan berbagai gaya manajemen atau kepemimpinan. Dalam perusahaan dapat kita temukan berbagai jabatan manajer yang dapat dibedakan secara mendatar dan tegak lurus. Kelompok manajer yang berbeda-beda memerlukan kelompok yang memiliki ciri - ciri pribadi yang berbeda-beda. Dengan mengembangkan Kuesioner Uraian Perilaku Pemimpin (Leader Behavior Description Questionnaire – LBDQ) yang merupakan alat untuk menguraikan, kita dapat mengetahui bagaimana seorang pemimpin melakukan kegiatan – kegiatannya. Sehinga hubungan antara pemimpin dengan pengikutnya, saling ketergantungan yang umumnya tidak seimbang. Dalam proses interaksi yang terjadi antara pimpinan dan bawahan, berlangsung proses saling mempengaruhi dimana pemimpin berupaya mempengaruhi bawahanya agar berperilaku sesuai dengan harapannya dan mencapai tujuannya bersama – sama.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Ψ http://leadhership.blogspot.com/ Ψ Munandar, Sunyoto. (2001). Psikologi Industri Organisasi. Jakarta:Universitas Indonesia Ψ Aprinto, Jacob Arisandy. (2013). Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia. Jakarta: PPM