SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
LOGIKA MATEMATIKA
Tahukah kamu ?
 Aristoteles adalah ahli filsafat pertama
yang mengembangkan logika pada
jaman Yunani kuno, sekitar tahun 400
SM. Kala itu logika dikenal dengan
istilah Logika Tradisional.
A. Pernyataan (Proposisi)
 adalah suatu kalimat yang
bernilai benar atau salah tetapi
tidak sekaligus benar dan salah.
Contoh : a. Rasa air laut asin.
b. 2 adalah bilangan prima
c. Jakarta adalah ibukota
Jawa Timur
• Pernyataan yang menyatakan pikiran
tunggal disebut pernyataan sederhana
(seperti contoh di atas), sedangkan
pernyataan yang terdiri dari beberapa
pernyataan sederhana dengan
bermacam-macam kata hubung
disebut pernyataan majemuk.
• Contoh : Jakarta terletak di Pulau Jawa
dan ibukota RI. (pernyataan majemuk)
 Lambang-lambang yang umumnya dipakai
untuk menyatakan suatu pernyataan dalam
logika adalah :
 Huruf p, q, r , … untuk menyatakan suatu
pernyataan. Contoh => p : Hari ini cerah
q : 2 + 3 = 5
 B, T atau 1 untuk menyatakan nilai benar
 S, F atau 0 untuk menyatakan nilai salah
B. Kalimat Terbuka, Peubah (Variabel),
Konstanta dan Penyelesaian Kalimat
Terbuka
 Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat
variabel dan menjadi pernyataan jika
variabel tersebut diganti konstanta dalam
himpunan semestanya
Contoh : a. Kota P merupakan daerah wisata
b. 2 + x = 88
 Variabel adalah lambang untuk
menunjukkan anggota sebarang dari
himpunan semesta
Contoh : x – 2 = 5 (x adalah variabel)
• Konstanta adalah lambang untuk menunjukkan anggota
tertentu dalam himpunan semesta
Contoh : x – 2 = 5
Jika x diganti dengan 7 maka pernyataan 7 – 2 = 5 bernilai
benar dan 7 disebut konstanta
Himpunan Penyelesaian Suatu Kalimat
Terbuka
 Contoh : 2x – 1 < 5, x { 1, 2, 3, 4, 5 }
Kalimat tersebut menjadi pernyataan yang
benar jika x diganti 0, 1, 2.
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah
{ 0, 1, 2 }

Jadi penyelesaian suatu kalimat terbuka adalah
konstanta-konstanta pengganti variabel yang menyebabkan
kalimat terbuka tersebut menjadi pernyataan yang
benar
C. Ingkaran atau Negasi Suatu Pernyataan
 Jika p adalah suatu pernyataan maka ingkarannya
dinotasikan sebagai –p atau
 Apabila pernyataan p bernilai benar, maka
pernyataan –p bernilai salah. Sebaliknya bila
pernyataan p bernilai salah maka pernyataan –p
bernilai benar.
p
Contoh : p : Putri memakai baju putih
- p : Tidak benar bahwa putri memakai baju
putih
- p : Putri tidak memakai baju putih
Contoh : q : 3 + 2 = 7 ……………. (S)
-q : 3 + 2 ≠ 7 ……………. (B)
r : 5 + 6 ≥ 10 ……………. (B)
- r : 5 + 6 < 10 …………….(S)
 Definisi :
 Ingkaran atau negasi suatu pernyataan p adalah pernyataan
–p yang bernilai benar jika p bernilai salah dan bernilai
salah jika p bernilai benar
p -p
B S
S B
TABEL KEBENARAN
LATIHAN 1
1. Manakah yang merupakan kalimat pernyataan, bukan
pernyataan atau kalimat terbuka dari kalimat-kalimat
berikut : a. G. Semeru terletak di Jawa Barat.
b. Tokyo ibukota Jepang
c. Pergilah engkau sekarang.
d. x adalah bil.prima kurang dari 20
e. 7 adalah faktor dari 63
f. 5 + 3 = 10
g. 6 + a < 8
h. 75 habis dibagi 4
2. Tentukan nilai kebenaran pernyataan berikut :
a. 2 adalah bilangan prima genap
b. √67 adalah bilangan rasional
c. 2 + (3 + 8) = (2 + 3) + 8
d. Sungai Kapuas adalah sungai terpanjang di
dunia.
e. Jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan
ganjil
f. 49 adalah bilangan kuadrat sempurna
g. Jepang adalah negara berkembang
h. Danau Toba terletak di Pulau Flores
i. Sin 30o = cos 60o
3. Tentukan himpunan penyelesaian kalimat terbuka di bawh ini
agar menjadi pernyataan yang benar :
a. 4p – 1 = 41
b. k adalah bilangan prima kurang dari
30
c. Untuk p dan q bilangan asli, p + q = 12
d. 3a + 1 = 7, a bilangan prima genap
e. y adalah bilangan kelipatan 3 dan
kelipatan 5 yang kurang dari 100
f. X2 – 4 > 0
4. Tentukan ingkaran dari pernyataan berikut ini serta
tentukan pula nilai kebenarannya :
a. 5 + 6 = 11
b. Bunga mawar berwarna merah
c. Ali mempunyai adik.
d. Segitiga lancip adalah segitiga yang
salah satu sudutnya kurang dari atau
sama dengan 90o
e. 5z + 32 = 0 adalah persamaan kuadrat
f. √625 bukan termasuk bentuk akar
g. Sin 235o bernilai negatif
h. Jumlah akar-akar persamaan kuadrat
2x2 – 8x + 21 = 0 adalah 4
D. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan majemuk dengan
kata penghubung dan.
1. Lambang yang digunakan adalah Λ (dan)
p Λ q ( dibaca p dan q)
2. Kata-kata yang membentuk konjungsi selain
dan adalah meskipun, tetapi, sedangkan,
padahal, sambil, yang, juga, walaupun.
Tabel Kebenaran Konjungsi
p q p Λ q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh :
p : Bung Hatta lahir di Sumatra Barat (B)
q : Bung Hatta meninggal di Jakarta (B)
p Λ q : Bung Hatta lahir di Sumatra Barat dan
meninggal di Jakarta (B)
p : Sekarang hari Rabu (S)
q : Saya belajar matematika (B)
p Λ q : Sekarang hari Rabu dan saya belajar
matematika (S)
Tentukan nilai kebenaran dari kalimat :
“ 2 + 3 = 5 walaupun Jakarta bukan
Ibukota RI “ Gini aja kok
nggak bisa …
Jawab :
P : 2 + 3 = 5 ……………………………..(B)
q : Jakarta bukan Ibukota RI ……….(S)
Jadi 2 + 3 = 5 dan Jakarta bukan Ibukota RI bernilai salah
Tentukan nilai x agar kalimat :
“(2x + 1 = 11) Λ 5 adalah bilangan prima”
bernilai benar
p : 2x + 1 = 11
q : 5 adalah bilangan prima
Agar kalimat p Λ q bernilai benar maka p harus
benar.
p : 2x + 1 = 11
2x = 10 → x = 5
Untuk x = 5 maka p : 2x + 1 = 11 bernilai benar,
sehingga p Λ q bernilai benar.
E. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk dengan
kata penghubung atau.
Lambang yang digunakan adalah ν (atau)
p ν q (di baca p atau q)
Tabel Kebenaran Disjungsi
p q p ν q
B B B
B S B
S B B
S S S
CONTOH :
Tentukan nilai x agar kalimat :
x2 – 4 = 0 ν 1 – (-1) = 0 bernilai salah
Jawab :
p : x2 - 4 = 0
(x – 2) (x + 2) = 0
x = 2 atau x = -2
q : 1 – (-1) = 0 …………….(S)
Kalimat p ν q bernilai salah jika p bernilai salah
Jadi agar x2 - 4 = 0 bernilai salah maka x ≠ ± 2
F. Implikasi
Implikasi adalah dua pernyataan p dan q yang
dinyatakan dalam bentuk kalimat “ jika p maka q ”,
dan dilambangkan sebagai p → q
1. p → q dibaca : Jika p maka q ; p hanya jika q ; q jika p atau
p berimplikasi q ; q asal saja p
2. Pernyataan p disebut antesenden/hipotesa/sebab dan q
disebut konsekuen/konklusi/akibat.
3. q merupakan syarat perlu bagi p dan p merupakan syarat
cukup bagi q
4. Bermakna bahwa “ tidak benar bahwa p terjadi tetapi q
tidak terjadi “, ditulis dengan lambang – (p Λ –q)
Tabel Kebenaran Implikasi
p q p → q
B B B
B S S
S B B
S S B
Jadi dua pernyataan p → q bernilai salah hanya jika p bernilai
benar disertai q bernilai salah.
Buktikan bahwa p → q Ξ – (p Λ – q)
Implikasi Logis
1. p(x) implikasi logis q(x) jika dan hanya jika
untuk setiap x memenuhi p(x) juga
memenuhi q(x)
2. Implikasi yang berbentuk p(x) → q(x) yang
selalu bernilai benar atau suatu tautologi
disebut implikasi logis.
Contoh :
Tunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa :
(p → q) → p implikasi logis p
Jawab :
Harus ditunjukkan bahwa ((p → q) → p) → p adalah tautologi
p q p → q (p →q) → p ((p →q) → p)→ p
B B B B B
B S S B B
S B B S B
S S B S B
TAUTOLOGI
G. Biimplikasi
Biimplikasi adalah dua pernyataan p dan q
yang dinyatakan dengan lambang p ↔ q
(dibaca p jika dan hanya jika q).
p ↔ q mengandung makna bahwa p → q benar
dan juga q → p benar.
Dengan kata lain p ↔ q merupakan singkatan
dua implikasi p → q dan q → p
Tabel Kebenaran Biimplikasi
p q p ↔ q
B B B
B S S
S B S
S S B
Jadi dua pernyataan p ↔ q bernilai BENAR jika p dan q
mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Buktikan bahwa p ↔ q Ξ (p → q) Λ (q → p)
Biimplikasi Logis
1. p(x) biimplikasi logis q(x) jika dan hanya jika
untuk setiap x memenuhi p(x) juga
memenuhi q(x), dan sebaliknya untuk setiap
x memenui q(x) juga memenuhi p(x)
2. p(x) biimplikasi logis q(x) selalu bernilai
benar atau suatu tautologi.
H. Negasi dari Pernyataan
Majemuk
 Negasi konjungsi : – (p Λ q) ≡ – p ν – q
 Negasi disjungsi : ─ (p ν q) ≡ – p Λ – q
 Negasi implikasi : ─ (p → q) ≡ p Λ – q
 Negasi biimplikasi : ─ (p ↔ q) ≡ p ↔ ─ q ≡
─ p ↔ q
Contoh :
Tentukan ingkaran dari “Jika saya rajin belajar
maka saya naik kelas. “
Jawab :
Negasi implikasi : ─ (p → q) ≡ p Λ – q
Jadi Ingkarannya adalah “Saya rajin
belajar tetapi tidak naik kelas”
I. Pernyataan Berkuantor
Ada dua macam kuantor yaitu :
a. Kuantor universal dilambangkan dengan
(dibaca untuk setiap atau untuk semua)
b. Kuantor eksistensial dilambangkan dengan
(dibaca terdapat atau ada beberapa)


Contoh :
x Є R, x2 ≥ 0, artinya untuk setiap
x Є R berlaku x2 ≥ 0

Contoh :
x Є R, x + 5 < 1 , artinya terdapat x Є R
berlaku x + 5 < 1

Negasi Pernyataan Berkuantor
 Negasi dari adalah sedangkan kalimat
terbukanya menjadi ingkaran.
 Negasi dari adalah sedangkan kalimat
terbukanya menjadi ingkaran.

 
 
J. Konvers, Invers dan
Kontraposisi
Dari suatu implikasi p → q dapat dibentuk
pernyataan majemuk :
a. q → p disebut konvers
b. ─ p → ─ q disebut invers
c. ─ q → ─ p disebut kontraposisi
CONTOH :
Buatlah konvers, invers, kontraposisi
dan ingkaran dari implikasi :
“Jika hari hujan, maka matahari tidak
bersinar.”
Jawab :
p = hari hujan, - q = matahari tidak bersinar,
sehingga implikasi semula p → -q
• Konvers – q → p : “Jika matahari tidak
bersinar maka hari hujan”
• Invers –p → q : “ Jika hari tidak hujan maka
matahari bersinar”
• Kontraposisi q → -p : “Jika matahari bersinar
maka hari tidak hujan”
• Ingkarannya p Λ q : “Hari hujan dan matahari
bersinar”
K. PENARIKAN KESIMPULAN
a. MODUS PONENS
Premis (1) : p → q (B)
Premis (2) : p (B)
Konklusi : q (B)
CONTOH :
Jika tengah malam hujan, maka lapangan basah.
Tengah malam hujan.
Jadi, Lapangan basah.
b. MODUS TOLLENS
Premis (1) : p → q (B)
Premis (2) : ─ q (B)
Konklusi : ─ p (B)
CONTOH :
1) Jika sekarang hujan, maka saya memakai jas
hujan
2) Saya tidak memakai jas hujan.
Jadi, sekarang tidak hujan.
c. SILOGISME
Premis (1) : p → q (B)
Premis (2) : q → r (B)
Konklusi : p → r (B)
CONTOH :
Jika rajin belajar, maka nilai ulangan bagus
Jika ulangan bagus, maka naik kelas.
Jadi, jika rajin belajar, maka naik kelas.
CONTOH :
Periksa sah atau tidak argumentasi berikut ini :
Jika hari sedang turun hujan, maka pejalan kaki
memakai payung.
Pejalan kaki memakai payung.
Jadi, Hari sedang hujan.
Jawab :
p q p → q
B B B
B S S
S B B
S S B
p → q (B)
q (B)
p (S) (tidak sah)
CONTOH :
Periksa sah atau tidak argumentasi berikut ini :
Jika Alex orang Eropa, maka rambutnya pirang.
Aleks berambut hitam
Jadi, Alex bukan orang Eropa.
Jawab :
− p − q p → q
S S B
S B S
B S B
B B B
p → q (B)
− q (B)
− p (B) (sah)
CONTOH :
Periksa sah atau tidak argumentasi berikut ini :
p v q
p
q
Jawab :
p q p v q
B B B
B S B
S B B
S S S
p v q (B)
p (B)
q (S) (tidak sah)
CONTOH :
Periksa sah atau tidak argumentasi berikut ini :
─ p Λ q
─ p
─ q
Jawab :
─ p Λ q (B)
─ p (B)
─ q (S) (tidak sah)
p q ─ p ─ q ─ p Λ q
B B S S S
B S S B S
S B B S B
S S B B S

More Related Content

What's hot

Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03KuliahKita
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomialoilandgas24
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1el sucahyo
 
Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)Rana Auliani
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMujid Rical
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & TautologiHuzairi Zairi
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...Rahma Siska Utari
 
Contoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisiContoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisi'Evie Gitcu'
 
tugas microsoft power point
tugas microsoft power pointtugas microsoft power point
tugas microsoft power pointimamnurriezki
 
Proposisi Logika Matematika
Proposisi Logika MatematikaProposisi Logika Matematika
Proposisi Logika MatematikaTaufik_Yui
 
Media penyimpanan eksternal
Media penyimpanan eksternalMedia penyimpanan eksternal
Media penyimpanan eksternalviviluthfiyah
 
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistemMakalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistemEtdayantiPutri
 
Sudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometriSudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometriUmmi Fathin
 

What's hot (20)

Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)Elips Di Titik (0,0)
Elips Di Titik (0,0)
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Makalah presentasi kelompok 4
Makalah presentasi   kelompok 4Makalah presentasi   kelompok 4
Makalah presentasi kelompok 4
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & Tautologi
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
 
Contoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisiContoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisi
 
tugas microsoft power point
tugas microsoft power pointtugas microsoft power point
tugas microsoft power point
 
Ppt induksi matematika
Ppt induksi matematikaPpt induksi matematika
Ppt induksi matematika
 
Proposisi Logika Matematika
Proposisi Logika MatematikaProposisi Logika Matematika
Proposisi Logika Matematika
 
teori graf (planar
teori graf (planarteori graf (planar
teori graf (planar
 
Media penyimpanan eksternal
Media penyimpanan eksternalMedia penyimpanan eksternal
Media penyimpanan eksternal
 
19. Soal-soal Matriks
19. Soal-soal Matriks19. Soal-soal Matriks
19. Soal-soal Matriks
 
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistemMakalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
 
Sudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometriSudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometri
 
Rekursi
Rekursi Rekursi
Rekursi
 
6 lanjutan perulangan
6 lanjutan perulangan6 lanjutan perulangan
6 lanjutan perulangan
 

Similar to LOGIKA MATEMATIKA

Similar to LOGIKA MATEMATIKA (20)

powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
logika matematika
logika matematikalogika matematika
logika matematika
 
Matematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisiMatematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisi
 
Modul logika matematika
Modul logika matematikaModul logika matematika
Modul logika matematika
 
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
 
Logika matematika1
Logika matematika1Logika matematika1
Logika matematika1
 
Pp. matek new
Pp. matek newPp. matek new
Pp. matek new
 
Matematika Diskrit
Matematika DiskritMatematika Diskrit
Matematika Diskrit
 
Materi Semester 2
Materi Semester 2Materi Semester 2
Materi Semester 2
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
 
Materi logika
Materi logikaMateri logika
Materi logika
 
Materi logika
Materi logikaMateri logika
Materi logika
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 

LOGIKA MATEMATIKA

  • 2. Tahukah kamu ?  Aristoteles adalah ahli filsafat pertama yang mengembangkan logika pada jaman Yunani kuno, sekitar tahun 400 SM. Kala itu logika dikenal dengan istilah Logika Tradisional.
  • 3. A. Pernyataan (Proposisi)  adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Contoh : a. Rasa air laut asin. b. 2 adalah bilangan prima c. Jakarta adalah ibukota Jawa Timur
  • 4. • Pernyataan yang menyatakan pikiran tunggal disebut pernyataan sederhana (seperti contoh di atas), sedangkan pernyataan yang terdiri dari beberapa pernyataan sederhana dengan bermacam-macam kata hubung disebut pernyataan majemuk. • Contoh : Jakarta terletak di Pulau Jawa dan ibukota RI. (pernyataan majemuk)
  • 5.  Lambang-lambang yang umumnya dipakai untuk menyatakan suatu pernyataan dalam logika adalah :  Huruf p, q, r , … untuk menyatakan suatu pernyataan. Contoh => p : Hari ini cerah q : 2 + 3 = 5  B, T atau 1 untuk menyatakan nilai benar  S, F atau 0 untuk menyatakan nilai salah
  • 6. B. Kalimat Terbuka, Peubah (Variabel), Konstanta dan Penyelesaian Kalimat Terbuka  Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan menjadi pernyataan jika variabel tersebut diganti konstanta dalam himpunan semestanya Contoh : a. Kota P merupakan daerah wisata b. 2 + x = 88
  • 7.  Variabel adalah lambang untuk menunjukkan anggota sebarang dari himpunan semesta Contoh : x – 2 = 5 (x adalah variabel) • Konstanta adalah lambang untuk menunjukkan anggota tertentu dalam himpunan semesta Contoh : x – 2 = 5 Jika x diganti dengan 7 maka pernyataan 7 – 2 = 5 bernilai benar dan 7 disebut konstanta
  • 8. Himpunan Penyelesaian Suatu Kalimat Terbuka  Contoh : 2x – 1 < 5, x { 1, 2, 3, 4, 5 } Kalimat tersebut menjadi pernyataan yang benar jika x diganti 0, 1, 2. Jadi himpunan penyelesaiannya adalah { 0, 1, 2 }  Jadi penyelesaian suatu kalimat terbuka adalah konstanta-konstanta pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka tersebut menjadi pernyataan yang benar
  • 9. C. Ingkaran atau Negasi Suatu Pernyataan  Jika p adalah suatu pernyataan maka ingkarannya dinotasikan sebagai –p atau  Apabila pernyataan p bernilai benar, maka pernyataan –p bernilai salah. Sebaliknya bila pernyataan p bernilai salah maka pernyataan –p bernilai benar. p Contoh : p : Putri memakai baju putih - p : Tidak benar bahwa putri memakai baju putih - p : Putri tidak memakai baju putih
  • 10. Contoh : q : 3 + 2 = 7 ……………. (S) -q : 3 + 2 ≠ 7 ……………. (B) r : 5 + 6 ≥ 10 ……………. (B) - r : 5 + 6 < 10 …………….(S)  Definisi :  Ingkaran atau negasi suatu pernyataan p adalah pernyataan –p yang bernilai benar jika p bernilai salah dan bernilai salah jika p bernilai benar p -p B S S B TABEL KEBENARAN
  • 11. LATIHAN 1 1. Manakah yang merupakan kalimat pernyataan, bukan pernyataan atau kalimat terbuka dari kalimat-kalimat berikut : a. G. Semeru terletak di Jawa Barat. b. Tokyo ibukota Jepang c. Pergilah engkau sekarang. d. x adalah bil.prima kurang dari 20 e. 7 adalah faktor dari 63 f. 5 + 3 = 10 g. 6 + a < 8 h. 75 habis dibagi 4 2. Tentukan nilai kebenaran pernyataan berikut : a. 2 adalah bilangan prima genap
  • 12. b. √67 adalah bilangan rasional c. 2 + (3 + 8) = (2 + 3) + 8 d. Sungai Kapuas adalah sungai terpanjang di dunia. e. Jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan ganjil f. 49 adalah bilangan kuadrat sempurna g. Jepang adalah negara berkembang h. Danau Toba terletak di Pulau Flores i. Sin 30o = cos 60o 3. Tentukan himpunan penyelesaian kalimat terbuka di bawh ini agar menjadi pernyataan yang benar : a. 4p – 1 = 41
  • 13. b. k adalah bilangan prima kurang dari 30 c. Untuk p dan q bilangan asli, p + q = 12 d. 3a + 1 = 7, a bilangan prima genap e. y adalah bilangan kelipatan 3 dan kelipatan 5 yang kurang dari 100 f. X2 – 4 > 0 4. Tentukan ingkaran dari pernyataan berikut ini serta tentukan pula nilai kebenarannya : a. 5 + 6 = 11 b. Bunga mawar berwarna merah
  • 14. c. Ali mempunyai adik. d. Segitiga lancip adalah segitiga yang salah satu sudutnya kurang dari atau sama dengan 90o e. 5z + 32 = 0 adalah persamaan kuadrat f. √625 bukan termasuk bentuk akar g. Sin 235o bernilai negatif h. Jumlah akar-akar persamaan kuadrat 2x2 – 8x + 21 = 0 adalah 4
  • 15. D. Konjungsi Konjungsi adalah pernyataan majemuk dengan kata penghubung dan. 1. Lambang yang digunakan adalah Λ (dan) p Λ q ( dibaca p dan q) 2. Kata-kata yang membentuk konjungsi selain dan adalah meskipun, tetapi, sedangkan, padahal, sambil, yang, juga, walaupun.
  • 16. Tabel Kebenaran Konjungsi p q p Λ q B B B B S S S B S S S S
  • 17. Contoh : p : Bung Hatta lahir di Sumatra Barat (B) q : Bung Hatta meninggal di Jakarta (B) p Λ q : Bung Hatta lahir di Sumatra Barat dan meninggal di Jakarta (B) p : Sekarang hari Rabu (S) q : Saya belajar matematika (B) p Λ q : Sekarang hari Rabu dan saya belajar matematika (S)
  • 18. Tentukan nilai kebenaran dari kalimat : “ 2 + 3 = 5 walaupun Jakarta bukan Ibukota RI “ Gini aja kok nggak bisa … Jawab : P : 2 + 3 = 5 ……………………………..(B) q : Jakarta bukan Ibukota RI ……….(S) Jadi 2 + 3 = 5 dan Jakarta bukan Ibukota RI bernilai salah
  • 19. Tentukan nilai x agar kalimat : “(2x + 1 = 11) Λ 5 adalah bilangan prima” bernilai benar p : 2x + 1 = 11 q : 5 adalah bilangan prima Agar kalimat p Λ q bernilai benar maka p harus benar. p : 2x + 1 = 11 2x = 10 → x = 5 Untuk x = 5 maka p : 2x + 1 = 11 bernilai benar, sehingga p Λ q bernilai benar.
  • 20. E. Disjungsi Disjungsi adalah pernyataan majemuk dengan kata penghubung atau. Lambang yang digunakan adalah ν (atau) p ν q (di baca p atau q)
  • 21. Tabel Kebenaran Disjungsi p q p ν q B B B B S B S B B S S S
  • 22. CONTOH : Tentukan nilai x agar kalimat : x2 – 4 = 0 ν 1 – (-1) = 0 bernilai salah Jawab : p : x2 - 4 = 0 (x – 2) (x + 2) = 0 x = 2 atau x = -2 q : 1 – (-1) = 0 …………….(S) Kalimat p ν q bernilai salah jika p bernilai salah Jadi agar x2 - 4 = 0 bernilai salah maka x ≠ ± 2
  • 23. F. Implikasi Implikasi adalah dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam bentuk kalimat “ jika p maka q ”, dan dilambangkan sebagai p → q 1. p → q dibaca : Jika p maka q ; p hanya jika q ; q jika p atau p berimplikasi q ; q asal saja p 2. Pernyataan p disebut antesenden/hipotesa/sebab dan q disebut konsekuen/konklusi/akibat. 3. q merupakan syarat perlu bagi p dan p merupakan syarat cukup bagi q 4. Bermakna bahwa “ tidak benar bahwa p terjadi tetapi q tidak terjadi “, ditulis dengan lambang – (p Λ –q)
  • 24. Tabel Kebenaran Implikasi p q p → q B B B B S S S B B S S B Jadi dua pernyataan p → q bernilai salah hanya jika p bernilai benar disertai q bernilai salah. Buktikan bahwa p → q Ξ – (p Λ – q)
  • 25. Implikasi Logis 1. p(x) implikasi logis q(x) jika dan hanya jika untuk setiap x memenuhi p(x) juga memenuhi q(x) 2. Implikasi yang berbentuk p(x) → q(x) yang selalu bernilai benar atau suatu tautologi disebut implikasi logis.
  • 26. Contoh : Tunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa : (p → q) → p implikasi logis p Jawab : Harus ditunjukkan bahwa ((p → q) → p) → p adalah tautologi p q p → q (p →q) → p ((p →q) → p)→ p B B B B B B S S B B S B B S B S S B S B TAUTOLOGI
  • 27. G. Biimplikasi Biimplikasi adalah dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dengan lambang p ↔ q (dibaca p jika dan hanya jika q). p ↔ q mengandung makna bahwa p → q benar dan juga q → p benar. Dengan kata lain p ↔ q merupakan singkatan dua implikasi p → q dan q → p
  • 28. Tabel Kebenaran Biimplikasi p q p ↔ q B B B B S S S B S S S B Jadi dua pernyataan p ↔ q bernilai BENAR jika p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama. Buktikan bahwa p ↔ q Ξ (p → q) Λ (q → p)
  • 29. Biimplikasi Logis 1. p(x) biimplikasi logis q(x) jika dan hanya jika untuk setiap x memenuhi p(x) juga memenuhi q(x), dan sebaliknya untuk setiap x memenui q(x) juga memenuhi p(x) 2. p(x) biimplikasi logis q(x) selalu bernilai benar atau suatu tautologi.
  • 30. H. Negasi dari Pernyataan Majemuk  Negasi konjungsi : – (p Λ q) ≡ – p ν – q  Negasi disjungsi : ─ (p ν q) ≡ – p Λ – q  Negasi implikasi : ─ (p → q) ≡ p Λ – q  Negasi biimplikasi : ─ (p ↔ q) ≡ p ↔ ─ q ≡ ─ p ↔ q
  • 31. Contoh : Tentukan ingkaran dari “Jika saya rajin belajar maka saya naik kelas. “ Jawab : Negasi implikasi : ─ (p → q) ≡ p Λ – q Jadi Ingkarannya adalah “Saya rajin belajar tetapi tidak naik kelas”
  • 32. I. Pernyataan Berkuantor Ada dua macam kuantor yaitu : a. Kuantor universal dilambangkan dengan (dibaca untuk setiap atau untuk semua) b. Kuantor eksistensial dilambangkan dengan (dibaca terdapat atau ada beberapa)  
  • 33. Contoh : x Є R, x2 ≥ 0, artinya untuk setiap x Є R berlaku x2 ≥ 0  Contoh : x Є R, x + 5 < 1 , artinya terdapat x Є R berlaku x + 5 < 1 
  • 34. Negasi Pernyataan Berkuantor  Negasi dari adalah sedangkan kalimat terbukanya menjadi ingkaran.  Negasi dari adalah sedangkan kalimat terbukanya menjadi ingkaran.     
  • 35. J. Konvers, Invers dan Kontraposisi Dari suatu implikasi p → q dapat dibentuk pernyataan majemuk : a. q → p disebut konvers b. ─ p → ─ q disebut invers c. ─ q → ─ p disebut kontraposisi
  • 36. CONTOH : Buatlah konvers, invers, kontraposisi dan ingkaran dari implikasi : “Jika hari hujan, maka matahari tidak bersinar.”
  • 37. Jawab : p = hari hujan, - q = matahari tidak bersinar, sehingga implikasi semula p → -q • Konvers – q → p : “Jika matahari tidak bersinar maka hari hujan” • Invers –p → q : “ Jika hari tidak hujan maka matahari bersinar” • Kontraposisi q → -p : “Jika matahari bersinar maka hari tidak hujan” • Ingkarannya p Λ q : “Hari hujan dan matahari bersinar”
  • 38. K. PENARIKAN KESIMPULAN a. MODUS PONENS Premis (1) : p → q (B) Premis (2) : p (B) Konklusi : q (B)
  • 39. CONTOH : Jika tengah malam hujan, maka lapangan basah. Tengah malam hujan. Jadi, Lapangan basah.
  • 40. b. MODUS TOLLENS Premis (1) : p → q (B) Premis (2) : ─ q (B) Konklusi : ─ p (B)
  • 41. CONTOH : 1) Jika sekarang hujan, maka saya memakai jas hujan 2) Saya tidak memakai jas hujan. Jadi, sekarang tidak hujan.
  • 42. c. SILOGISME Premis (1) : p → q (B) Premis (2) : q → r (B) Konklusi : p → r (B)
  • 43. CONTOH : Jika rajin belajar, maka nilai ulangan bagus Jika ulangan bagus, maka naik kelas. Jadi, jika rajin belajar, maka naik kelas.
  • 44. CONTOH : Periksa sah atau tidak argumentasi berikut ini : Jika hari sedang turun hujan, maka pejalan kaki memakai payung. Pejalan kaki memakai payung. Jadi, Hari sedang hujan.
  • 45. Jawab : p q p → q B B B B S S S B B S S B p → q (B) q (B) p (S) (tidak sah)
  • 46. CONTOH : Periksa sah atau tidak argumentasi berikut ini : Jika Alex orang Eropa, maka rambutnya pirang. Aleks berambut hitam Jadi, Alex bukan orang Eropa.
  • 47. Jawab : − p − q p → q S S B S B S B S B B B B p → q (B) − q (B) − p (B) (sah)
  • 48. CONTOH : Periksa sah atau tidak argumentasi berikut ini : p v q p q
  • 49. Jawab : p q p v q B B B B S B S B B S S S p v q (B) p (B) q (S) (tidak sah)
  • 50. CONTOH : Periksa sah atau tidak argumentasi berikut ini : ─ p Λ q ─ p ─ q
  • 51. Jawab : ─ p Λ q (B) ─ p (B) ─ q (S) (tidak sah) p q ─ p ─ q ─ p Λ q B B S S S B S S B S S B B S B S S B B S