SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
MATEMATIKA DISKRIT
Adalah cabang dari matematika yang mengkaji objek-objek diskrit.
Diskrit : sejumlah berhingga elemen-elemen yang tidak bersambungan. Lawan kata Diskrit
yaitu kontinyu (menerus)
Materi-materi Matematika diskrit :
1. Logika
2. Teori Himpunan
3. Matriks
4. Relasi dan Fungsi
5. Induksi Matematika
6. Algoritma
7. Teori Bilangan Bulat
8. Barisan dan Deret
9. Teori Grup dan Ring
10. Aljabar Boolean
11. Kombinatorial
12. Teori Peluang Diskrit
13. Fungsi Pembangkit dan Analisis Rekurens
14. Teori graf
15. Kompleksitas Algoritma
16. Pemodelan Komputasi (Otomata dan Teori Bahasa Formal)
LOGIKA
“Cara berpikir dengan
mengembangkan sesuatu
berdasarkan akal budi bukan
dengan perasaan atau
pengalaman”
Proposisi
Definisi 1 : Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (fals),
tetapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat
disebut nilai kebenaran (truth value)
Contoh Proposisi :
a. 6 adalah bilangan genap
b. Ibu kota provinsi jawa barat adalah Semarang
c. Kemarin hari hujan
d. 2 + 2 = 4
Bukan Proposisi :
a. Jam berapa Kereta tiba ?
b. Tolong ambilkan buku tulis itu !
c. X + 3 = 8
d. X ≥ 3
Mengkombinasikan Proposisi
Operator Logika untuk menkombinasikan proposisi
yaitu dan (and), atau (or) dan tidak (not).
Proposisi yang terbentuk dari pengkombinasian
beberapa proposisi atomik disebut proposisi
majemuk
Proposisi Majemuk ada tiga macam:
1. Konjungsi (conjunction)
2. Disjungsi (disjunction)
3. Ingkaran (negation)
Konjungsi
Definisi 2 :
Misalkan p dan q adalah proposisi.Konjungsi p dan q dinyatakan dengan notasi p Λ q,
adalah proposisi p dan q.
Contoh :
p : Hari ini hujan F
q : Hari ini dingin T
p Λ q : Hari ini hujan dan hari ini dingin / hari ini hujan dan dingin
Definisi 3:
Konjungsi p Λ q bernilai benar jika p dan q keduanya benar, selain itu nilainya salah.
Tabel kebenaran.
p q p Λ q
T T T
T F F
F T F
F F F
DISJUNGSI
Definisi 4 :
Disjungsi p dan q dinyatakan dengan notasi p v q, adalah proposisi p atau q
Contoh :
p : ibu pergi ke pasar T
q : ibu belanja sayuran F
p v q : ibu pergi ke pasar atau belanja sayuran
Definisi 5 :
Disjunsi p v q bernilai salah jika p dan q keduanya bernilai salah,selain itu nilainya
benar.
Tabel kebenaran
p q p v q
T T T
T F T
F T T
F F F
Ingkaran ( Negasi )
Definisi 6 :
Ingkaran dari p, dinyatakan dengan notasi ~p, adalah proposisi tidak p
Contoh :
p : pemuda itu tinggi
~p : tidak benar pemuda itu tinggi / pemuda
itu tidak tinggi.
Definisi 7 :
Ingkaran p bernilai benar jika p salah, sebaliknya bernilai salah jika p benar.
Tabel kebenaran
p q p Λ q
T T T
T F F
F T F
F F F
Latihan Soal :
Diketahui proposisi berikut:
p : pemuda itu tinggi
q : pemuda itu tampan
Nyatakan proposisi berikut kedalam ekspresi logika (notasi simbolik):
• Pemuda itu tinggi dan tampan ( p Λ q)
• Pemuda itu tinggi tapi tidak tampan
• Pemuda itu tidak tinggi maupun tidak tampan
• Tidak benar bahwa pemuda itu pendek atau tidak tampan
• Pemuda itu tinggi, atau pendek dan tampan
• Tidak benar bahwa pemuda itu pendek maupun tampan
Tauologi dan Kontradiksi
Definisi 7 :
Sebuah proposisi majemuk disebut Tautologi jika ia benar
untuk semuakasus, sebaliknya disebut kontradiksi jika
ia salah untuk semua kasus.
Contoh :
1. Proposisi majemuk p v ~(p Λ q)
2. Proposisi majemuk (p Λ q) Λ ~(p v q)
p q p Λ q ~ (p Λ q) p v ~(p Λ q)
p q p Λ q pvq ~(p v q) (p Λ q) Λ ~(p v q)
Definisi 8:
Dua buah proposisi majemuk, P(p,q,..) dan Q(p,q,..) disebut Ekivalen secara
logika, dilambangkan dengan P(p,q,..) ↔ Q(p,q,..) jika keduanya mempunyai
tabel kebenaran yang identik.
Contoh :
~ (p Λ q) ↔ ~p v ~q ( HUKUM DE MORGAN )
p q p Λ q ~ (p Λ q)
T T T F
T F F T
F T F T
F F F T
p q ~p ~q ~p v ~q
T T F F F
T F F T T
F T T F T
F F T T T
Disjungsi Eksklusif
Definisi 9 :
Misalkan p dan q adalah proposisi. Exclusive or p
dan q dinyatakan dengan notasi p q hanya benar
jika salah satu dari p dan q benar selain itu nilainya
salah.
Tabel Kebenaran
+
p q p q
T
T
F
F
T
F
T
F
F
T
T
F
+
Hukum-hukum Logika Proposisi
1. Hukum Identas
(i) p v F ↔ p
(ii) p Λ T ↔ p
2. Hukum null/Dominasi
(i) p Λ F ↔ F
(ii) p v T ↔ T
3. Hukum Negasi
(i) p v ~p ↔ T
(ii) p Λ ~p ↔ F
4. Hukum idempoten
(i) p v p ↔ p
(ii) p Λ p ↔ p
5. Hukum Involusi(negasi ganda)
(i) ~ (~p) ↔ p
6. Hukum Penyerapan (absorpsi)
(i) p v (p Λ q) ↔ p
(ii) p Λ (p v q) ↔ p
7. Hukum komutatif
(i) p v q ↔ q v p
(ii) p Λ q ↔ q Λ p
8. Hukum assosiatif
(i) p v (q v r) ↔ (p v q) v r
(ii) p Λ (q Λ r ) ↔ (p Λ q) Λ r
9. Hukum Distributif
(i) p v (q Λ r) ↔ (p v q) Λ (p v r)
(ii) p Λ (q v r ) ↔ (p Λ q) v (p Λ r)
10. Hukum De Morgan
(i) ~(p Λ q) ↔ ~p v ~q
(ii) ~(p v q) ↔ ~p Λ ~q
PROPOSISI BERSYARAT
Definisi 10 :
Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika p maka q”
disebut proposisi bersyarat(implikasi) dan dilambangkan p → q
Proposisi p disebut hipotesis (atau anteseden atau premis atau kondisi) dan
proposisi q disebut konklusi (atau konsekuen)
Tabel kebenaran.
p q p → q
T T T
T F F
F T T
F F T
VARIAN PROPOSISI BERSYARAT
Konvers : q → p
Invers : ~ p → ~ q
Kontraposisi : ~ q → ~ p
p q ~ p ~ q implikasi
p →q
konvers
q → p
invers
~ p → ~
q
kontraposisi
~ q → ~ p
T T
T F
F T
F F
Bi-implikasi
Definisi 11:
Definisi 11 :
Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “p jikan dan hanya
jika q” disebut bi kondisional (bi-implikasi) dan dilambangkan p ↔ q.
Tabel kebenaran
p q p ↔q
T T T
T F F
F T F
F F T
INFERENSI (KESIMPULAN)
1. Modus ponen
2. Modus Tollen
3. Silogisme Hipotesis
4. Silogisme Disjungtif
5. Simplikasi

More Related Content

What's hot

Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
miftahulive
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
BAIDILAH Baidilah
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
wahyuhenky
 
Graf (bagian 1)
Graf (bagian 1)Graf (bagian 1)
Graf (bagian 1)
pt.ccc
 
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORBAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
Mustahal SSi
 

What's hot (20)

Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda DeduksiLogika Perguruan Tinggi:  Bab 4 Metoda Deduksi
Logika Perguruan Tinggi: Bab 4 Metoda Deduksi
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
Graf 2
Graf 2Graf 2
Graf 2
 
Graf (bagian 1)
Graf (bagian 1)Graf (bagian 1)
Graf (bagian 1)
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
teori graf (planar
teori graf (planarteori graf (planar
teori graf (planar
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
 
Operator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemukOperator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemuk
 
Himpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskritHimpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskrit
 
Graf 1
Graf 1Graf 1
Graf 1
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORBAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
Kuantor
 Kuantor Kuantor
Kuantor
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Pengantar Teori Peluang
Pengantar Teori PeluangPengantar Teori Peluang
Pengantar Teori Peluang
 

Similar to Matematika diskrit

Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Nurul Mocymocy Nacava
 

Similar to Matematika diskrit (20)

Logika dasr
Logika dasrLogika dasr
Logika dasr
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Proposisi Logika Informatika
Proposisi Logika InformatikaProposisi Logika Informatika
Proposisi Logika Informatika
 
02.logika
02.logika02.logika
02.logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
2. logika
2. logika 2. logika
2. logika
 
Logika-(2016).pdf
Logika-(2016).pdfLogika-(2016).pdf
Logika-(2016).pdf
 
Mtk diskrit
Mtk diskritMtk diskrit
Mtk diskrit
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
logika.pdf
logika.pdflogika.pdf
logika.pdf
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
 
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
 
5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
 
Logika (logic)
Logika (logic)Logika (logic)
Logika (logic)
 
2 proposisi
2 proposisi2 proposisi
2 proposisi
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
 
1 - intro Diskrit Logika.ppt
1 - intro Diskrit   Logika.ppt1 - intro Diskrit   Logika.ppt
1 - intro Diskrit Logika.ppt
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 

Matematika diskrit

  • 1. MATEMATIKA DISKRIT Adalah cabang dari matematika yang mengkaji objek-objek diskrit. Diskrit : sejumlah berhingga elemen-elemen yang tidak bersambungan. Lawan kata Diskrit yaitu kontinyu (menerus)
  • 2. Materi-materi Matematika diskrit : 1. Logika 2. Teori Himpunan 3. Matriks 4. Relasi dan Fungsi 5. Induksi Matematika 6. Algoritma 7. Teori Bilangan Bulat 8. Barisan dan Deret 9. Teori Grup dan Ring 10. Aljabar Boolean 11. Kombinatorial 12. Teori Peluang Diskrit 13. Fungsi Pembangkit dan Analisis Rekurens 14. Teori graf 15. Kompleksitas Algoritma 16. Pemodelan Komputasi (Otomata dan Teori Bahasa Formal)
  • 3. LOGIKA “Cara berpikir dengan mengembangkan sesuatu berdasarkan akal budi bukan dengan perasaan atau pengalaman”
  • 4. Proposisi Definisi 1 : Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (fals), tetapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai kebenaran (truth value) Contoh Proposisi : a. 6 adalah bilangan genap b. Ibu kota provinsi jawa barat adalah Semarang c. Kemarin hari hujan d. 2 + 2 = 4 Bukan Proposisi : a. Jam berapa Kereta tiba ? b. Tolong ambilkan buku tulis itu ! c. X + 3 = 8 d. X ≥ 3
  • 5. Mengkombinasikan Proposisi Operator Logika untuk menkombinasikan proposisi yaitu dan (and), atau (or) dan tidak (not). Proposisi yang terbentuk dari pengkombinasian beberapa proposisi atomik disebut proposisi majemuk Proposisi Majemuk ada tiga macam: 1. Konjungsi (conjunction) 2. Disjungsi (disjunction) 3. Ingkaran (negation)
  • 6. Konjungsi Definisi 2 : Misalkan p dan q adalah proposisi.Konjungsi p dan q dinyatakan dengan notasi p Λ q, adalah proposisi p dan q. Contoh : p : Hari ini hujan F q : Hari ini dingin T p Λ q : Hari ini hujan dan hari ini dingin / hari ini hujan dan dingin Definisi 3: Konjungsi p Λ q bernilai benar jika p dan q keduanya benar, selain itu nilainya salah. Tabel kebenaran. p q p Λ q T T T T F F F T F F F F
  • 7. DISJUNGSI Definisi 4 : Disjungsi p dan q dinyatakan dengan notasi p v q, adalah proposisi p atau q Contoh : p : ibu pergi ke pasar T q : ibu belanja sayuran F p v q : ibu pergi ke pasar atau belanja sayuran Definisi 5 : Disjunsi p v q bernilai salah jika p dan q keduanya bernilai salah,selain itu nilainya benar. Tabel kebenaran p q p v q T T T T F T F T T F F F
  • 8. Ingkaran ( Negasi ) Definisi 6 : Ingkaran dari p, dinyatakan dengan notasi ~p, adalah proposisi tidak p Contoh : p : pemuda itu tinggi ~p : tidak benar pemuda itu tinggi / pemuda itu tidak tinggi. Definisi 7 : Ingkaran p bernilai benar jika p salah, sebaliknya bernilai salah jika p benar. Tabel kebenaran p q p Λ q T T T T F F F T F F F F
  • 9. Latihan Soal : Diketahui proposisi berikut: p : pemuda itu tinggi q : pemuda itu tampan Nyatakan proposisi berikut kedalam ekspresi logika (notasi simbolik): • Pemuda itu tinggi dan tampan ( p Λ q) • Pemuda itu tinggi tapi tidak tampan • Pemuda itu tidak tinggi maupun tidak tampan • Tidak benar bahwa pemuda itu pendek atau tidak tampan • Pemuda itu tinggi, atau pendek dan tampan • Tidak benar bahwa pemuda itu pendek maupun tampan
  • 10. Tauologi dan Kontradiksi Definisi 7 : Sebuah proposisi majemuk disebut Tautologi jika ia benar untuk semuakasus, sebaliknya disebut kontradiksi jika ia salah untuk semua kasus. Contoh : 1. Proposisi majemuk p v ~(p Λ q) 2. Proposisi majemuk (p Λ q) Λ ~(p v q)
  • 11. p q p Λ q ~ (p Λ q) p v ~(p Λ q) p q p Λ q pvq ~(p v q) (p Λ q) Λ ~(p v q)
  • 12. Definisi 8: Dua buah proposisi majemuk, P(p,q,..) dan Q(p,q,..) disebut Ekivalen secara logika, dilambangkan dengan P(p,q,..) ↔ Q(p,q,..) jika keduanya mempunyai tabel kebenaran yang identik. Contoh : ~ (p Λ q) ↔ ~p v ~q ( HUKUM DE MORGAN ) p q p Λ q ~ (p Λ q) T T T F T F F T F T F T F F F T p q ~p ~q ~p v ~q T T F F F T F F T T F T T F T F F T T T
  • 13. Disjungsi Eksklusif Definisi 9 : Misalkan p dan q adalah proposisi. Exclusive or p dan q dinyatakan dengan notasi p q hanya benar jika salah satu dari p dan q benar selain itu nilainya salah. Tabel Kebenaran + p q p q T T F F T F T F F T T F +
  • 14. Hukum-hukum Logika Proposisi 1. Hukum Identas (i) p v F ↔ p (ii) p Λ T ↔ p 2. Hukum null/Dominasi (i) p Λ F ↔ F (ii) p v T ↔ T 3. Hukum Negasi (i) p v ~p ↔ T (ii) p Λ ~p ↔ F 4. Hukum idempoten (i) p v p ↔ p (ii) p Λ p ↔ p 5. Hukum Involusi(negasi ganda) (i) ~ (~p) ↔ p 6. Hukum Penyerapan (absorpsi) (i) p v (p Λ q) ↔ p (ii) p Λ (p v q) ↔ p 7. Hukum komutatif (i) p v q ↔ q v p (ii) p Λ q ↔ q Λ p 8. Hukum assosiatif (i) p v (q v r) ↔ (p v q) v r (ii) p Λ (q Λ r ) ↔ (p Λ q) Λ r 9. Hukum Distributif (i) p v (q Λ r) ↔ (p v q) Λ (p v r) (ii) p Λ (q v r ) ↔ (p Λ q) v (p Λ r) 10. Hukum De Morgan (i) ~(p Λ q) ↔ ~p v ~q (ii) ~(p v q) ↔ ~p Λ ~q
  • 15. PROPOSISI BERSYARAT Definisi 10 : Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika p maka q” disebut proposisi bersyarat(implikasi) dan dilambangkan p → q Proposisi p disebut hipotesis (atau anteseden atau premis atau kondisi) dan proposisi q disebut konklusi (atau konsekuen) Tabel kebenaran. p q p → q T T T T F F F T T F F T
  • 16. VARIAN PROPOSISI BERSYARAT Konvers : q → p Invers : ~ p → ~ q Kontraposisi : ~ q → ~ p p q ~ p ~ q implikasi p →q konvers q → p invers ~ p → ~ q kontraposisi ~ q → ~ p T T T F F T F F
  • 17. Bi-implikasi Definisi 11: Definisi 11 : Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “p jikan dan hanya jika q” disebut bi kondisional (bi-implikasi) dan dilambangkan p ↔ q. Tabel kebenaran p q p ↔q T T T T F F F T F F F T
  • 18. INFERENSI (KESIMPULAN) 1. Modus ponen 2. Modus Tollen 3. Silogisme Hipotesis 4. Silogisme Disjungtif 5. Simplikasi