Teks tersebut merupakan bagian dari makalah yang membahas tentang kanker serviks. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan anatomi rahim wanita dan definisi kanker serviks. Selanjutnya menjelaskan jenis, penyebab, faktor risiko, gejala, dan persentase penyebaran kanker serviks.
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya
kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
beriringkan salam penulis hanturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kaum muslimin dari dunia yang penuh dengan kegelapan dan kehinaan
menuju dunia yang terang menderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini. Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung
pembuatan makalah ini, terutama orang tua yang telah banyak berkorban demi pembuatan
makalah ini. Terimakasih kepada dosen pembimbing Dra. Denai Wahyuni, Msi yang telah
membimbing penulis. Semoga makalah ini bermanfaat untuk proses belajar dan mengajar,
amin.
Penulis
2. BAB II KANKER SERVIKS
2. 1 ANATOMI RAHIM WANITA
Leher rahim (serviks) adalah bagian bawah uterus (rahim). Rahim memiliki 2 bagian.
Bagian atas, disebut tubuh rahim, adalah tempat di mana bayi tumbuh. Leher rahim, di
bagian bawah, menghubungkan tubuh rahim ke vagina, atau disebut juga jalan lahir.
Gambar organ reproduksi wanita:
2. 2 PENGERTIAN KANKER SERVIKS
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan keganasan yang menyerang leher
rahim atau cervix, yaitu bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang
sanggama (vagina). Kanker serviks adalah salah satu tumor ganas yang paling sering
dijumpai pada wanita, juga satu-satunya penyakit kanker yang dapat ditemukan
penyebabnya. Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), virus ini dapat
menyebar secara langsung dari kontak kulit. Masa inkubasinya bisa lebih dari sepuluh tahun,
oleh karena itu distadium awal tidak ada gejala apapun, kanker serviks dapat dicegah juga
dapat dideteksi, dengan melakukan skrining kanker serviks secara rutin dapat dengan efektif
menghindari menderita kanker serviks.
3. 2. 3 JENIS-JENIS KANKER SERVIKS
Ada 2 jenis utama kanker serviks. Sekitar 8-9 dari 10 jenis yang ada adalah karsinoma
sel skuamosa. Di bawah mikroskop, kanker jenis ini terbentuk dari sel-sel seperti sel-sel
skuamosa yang menutupi permukaan serviks. Sebagian besar sisanya adalah
adenokarsinoma. Kanker ini dimulai pada sel-sel kelenjar yang membuat lendir. Jarang
terjadi, kanker serviks memiliki kedua jenis fitur diatas dan disebut karsinoma campuran.
Jenis lainnya (seperti melanoma, sarkoma, dan limfoma) yang paling sering terjadi di bagian
lain dari tubuh. Jika Anda memiliki kanker serviks, mintalah dokter Anda untuk menjelaskan
jenis kanker apa yang Anda miliki.
2. 4 PENYEBAB KANKER SERVIKS
Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma
virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. HPV yang terdiri dari lebih 100 tipe,
disebut papilloma karena virus ini sering menimbulkan warts atau benigna (warts: tumor
epidermal yang disebabkan virus papilloma atau proliferasi jinak mirip kutil). HPV yang
menimbulkan warts (kutil) di tangan atau di kaki berbeda tipe dengan yang menimbulkan di
alat kelamin (genitalia) dan beberapa tipe HPV sangat berkaitan erat dengan terjadinya
kanker serviks
Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak
terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh, yang membuat kanker leher
rahim fokus pengamatan menggunakan Pap smear. Di negara berkembang, penggunaan
secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang
invasif sebesar 50% atau lebih. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human
4. papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. Perawatan
termasuk operasi pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium
akhir penyakit.
Virus ini menyebar melalui kontak seksual. Tubuh perempuan kebanyakan mampu
melawan infeksi HPV. Tapi kadang-kadang virus menyebabkan kanker. Anda berisiko lebih
tinggi jika Anda merokok, memiliki banyak anak, menggunakan pil KB untuk waktu yang
lama, atau memiliki infeksi HIV.
2. 5 HUBUNGAN KANKER SERVIKS DAN HIV
Infeksi HPV tidak sama dengan infeksi HIV maupun HSV, meskipun sama-sama
ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi HPV pada sebagian orang tidak menimbulkan
masalah kesehatan yang serius, akan tetapi berbeda dengan virus HPV menetap yang akan
menimbulkan penyakit kanker serviks.
Kaitan antara perubahan abnormal serviks (atau displasia) dan kanker serviks
berkaitan dengan HIV telah dikenal baik sejak tahun 1990-an. Hasil penelitian dimasa itu
bahwa sampai dengan 40 persen perempuan yang terinfeksi HIV mengalami displasia leher
rahim yang dikenali lewat tes Pap, dibandingkan dengan hanya 17 persen di antara
perempuan yang tidak terinfeksi HIV. Di tahun 1993, centers for disease and prevention
amerika menyatakan, displasia leher rahim tingkat sedang dan berat sebagai bukti awal dari
infeksi HIV simptomatik. Terjadinya kanker serviks yang menyebar adalah kondisi yang
menetapkan AIDS.
Sekalipun demikian, bahkan diantara perempuan dengan HIV positif, sebagian besar
perempuan mengalami lasi leher termasuk pada tingkat rendah. Seperti dalam populasi
umum, banyak faktor tampaknya berpengaruh risiko berkembangnya displasia leher rahim
atau kanker pada perempuan dengan HIV positif termasuk koinfeksi dengan HPV (dilaporkan
sampai setinggi 95 persen dalam populasi ini), jumlah CD4 rendah, dan jumlah virus HIV
tinggi.
2. 6 FAKTOR RESIKO TERKENA KANKER SERVIKS
5. Faktor risiko utama untuk kanker serviks terkait dengan praktek-praktek seksual.
Infeksi menular seksual (IMS) dapat membuat sel-sel Anda lebih mungkin untuk mengalami
perubahan yang dapat menyebabkan kanker. IMS termasuk HPV, herpes, gonore dan
klamidia. HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin. Sepertinya akan sangat
berhubungan erat dengan perubahan ini.
Faktor Risiko untuk Kanker Serviks
Melakukan hubungan seks dini (sebelum usia 18)
Mempunyai banyak pasangan seksual/berganti-ganti pasangan
Terinfeksi dengan infeksi menular seksual (IMS) atau yang telah memiliki pasangan
seks yang memiliki IMS
Merokok
2. 7 GOLONGAN YANG BERPOTENSI TERKENA KANKER SERVIKS
Baik wanita maupun pria yang sudah aktif secara seksual, baik wanita maupun pria,
sangat berpotensi terjangkit virus HPV. Karena virus ini mudah sekali menjakiti para
pasangan yang aktif berhubungan intim.
Meruntun dari penyebab timbulnya penyakit kanker serviks, keberadaan penyakit
kutil kelamin juga salah satu faktor pendukung menyebarnya virus HPV. Penyakit kutil
kelamin juga disebabkan oleh virus HPV. Namun bedanya, kalau kanker serviks disebabkan
oleh HPV tipe 16 dan 18, kutil kelamin disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11.
Kutil kelamin adalah benjolan-benjoilan yang tumbuh pada alat kelamin manusia
dalam berbagai variasi bentuk. Pada wanita, kutil kelamin tumbuh pada vulva dan serviks.
Sedangkan pada pria, kutil kelamin akan cenderung muncul pada alat vital pria atau skrotum
dan pada beberapa kasus tertentu kutil kelamin tumbuh pada area selangkangan.
Bagi pria yang terkena kutil kelamin, keluhan yang akan dirasakan yaitu rasa gatal
dan panas, pendarahan dan rasa sakit pada alat vital, strotum dan daerah anal. Pada wanita,
keluhan yang akan dirasakan hampir sama dengan pria, yakni rasa gatal dan panas.
6. Terutama pada wanita yang sedang mengandung, kutil kelamin yang diderita bisa
menjangkiti janin dalam kandungannya pada saat lahir.
Kutil kelamin bisa menembus dan bertransmisi pada bayi, sehingga akan
menyebabkan timbulnya kutil pada leher bayi dan membuat bayi kesulitan bernafas, yang
mengarah pada pertumbuhan kanker leher.
2. 8 GEJALA KANKER SERVIKS
Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan
bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut sering memberikan gejala : perdarahan post coitus,
keputihan abnormal, perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan
abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah).
Gejala lebih detail adalah sebagai berikut :
1. Terkait dengan erosi serviks : Pada umumnya pasien kanker serviks banyak yang
berkaitan dengan erosi serviks, erosi serviks parah adalah penyebab utama terjadinya
canceration.
2. Pendarahan kontak : pendarahan kontak adalah gejala kanker serviks yang paling
menonjol, sekitar 70%-80% pasien kanker serviks ada timbul gejala pendarahan vagina.
Kebanyakan terjadi setelah hubungan badan atau pada saat melakukan pemeriksaan
ginekologi atau terlalu memaksa pada waktu buang air besar, ada darah segar bercampur
dengan sekresi vagina (keputihan).
3. Pendarahan tidak teratur pada vagina : Wanita usia lanjut yang telah menopause
bertahun-tahun, tiba-tiba “menstruasi” lagi tanpa sebab. Jumlah pendarahan tidak banyak,
juga tidak disertai dengan gejala sakit pada perut dan pinggang, sangat mudah diabaikan.
Sering adanya pendarahan tidak teratur pada vagina ini adalah gejala dini kanker serviks,
banyak pasien usia lanjut datang berobat karena gejala ini, harus segera mendapatkan
diagnosa dini kanker serviks, melakukan pengobatan secara tepat waktu.
4. Rasa sakit : Perut bagian bawah atau daerah lumbosakral sering terasa sakit,
terkadang sakit timbul di perut bagian atas, paha atas dan persendian panggul, setiap saat
7. masa menstruasi, waktu buang air besar atau hubungan badan, rasa sakit akan meningkat,
terlebih pada saat infeksi meluas mengarah ke belakang sepanjang ligamen uterosakral atau
menyebar sepanjang ligamen luas di bagian bawah, membentuk peradangan kronis jaringan
ikat parametrium, pada saat ligamen utama serviks menebal, rasa sakit akan lebih berat.
Setiap menyentuh serviks, secara langsung menimbulkan rasa sakit di iliaka fosa,
lumbosakral, bahkan ada pasien kanker serviks yang timbul gejala mual.
5. Peningkatan sekresi vagina (keputihan) : Dalam klinis sekitar 75%-85% pasien
kanker serviks mengalami peningkatan sekresi vagina dengan berbagai tingkatan.
Kebanyakan muncul peningkatan keputihan, belakangan kebanyakan terkait dengan
perubahan bau dan warna. Kanker serviks dikarenakan rangsangan dari lesi kanker, fungsi
sekretori dari kelenjar serviks meningkat, menimbulkan keputihan seperti lendir. Keputihan
abnormal semacam ini, termasuk jumlah yang meningkat dan perubahan karakteristik,
adalah gejala dini kanker serviks.
Ahli kanker serviks Rumah Sakit Modern Cancer Guangzhou mengingatkan : Secara
rutin melakukan skrining kanker serviks dapat membantu orang-orang menghindari kanker
serviks, apabila dideteksi menderita kanker serviks harus segera datang ke rumah sakit
untuk pemeriksaan dan pengobatan.
2. 9 PROSENTASE PENYEBARAN KANKER SERVIKS
Di seluruh dunia, kasus penyakit kanker serviks ini sudah dialami oleh 1,4 juta
wanita. Dan menurut data Globocan 2002 yang didapat dari Yayasan Kanker Indonesia
terdapat lebih dari 40.000 kasus baru kanker serviks dengan kisaran angka kematian yang
menembus angka 22.000 pada wanita di Asia Tenggara. Dalam hal ini, Indonesia merupakan
negara di ASEAN yang menduduki peringkat teratas untuk total kematian kanker serviks
pada wanita dan ditambah dengan angka kasus baru sekitar 20 kasus per hari.
Jumlah prevalensi wanita pengidap kanker serviks di Indonesia terbilang cukup
besar. Setiap hari, ditemukan 40-45 kasus baru dengan jumlah kematian mencapai 20-25
orang. Sementara jumlah wanita yang berisiko mengidapnya mencapai 48 juta orang.
Dokter Laila Nuranna SpOG(K), Kepala Divisi Onkologi Ginekologi Obstetri Fakultas
8. Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan bahwa sebagian besar kasus kanker serviks
yang terdeteksi di rumah sakit sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati. "Jika kanker
ditemukan lebih dini, penanganannya akan lebih mudah dan tingkat harapan hidup lebih
besar," katanya saat Diskusi Kampanye dan Upaya Penanganan Kanker Serviks di Hotel
Lumire Jakarta, Senin 12 April 2010.
Beberapa peneliti berpikir bahwa kanker serviks non-invasif (yang hanya terjadi di
leher rahim ketika ditemukan) adalah sekitar 4 kali lebih umum daripada jenis kanker serviks
yang invasif. Ketika ditemukan dan diobati secara dini, kanker serviks seringkali dapat
disembuhkan.
Kanker serviks cenderung terjadi pada wanita paruh baya. Kebanyakan kasus
ditemukan pada wanita yang dibawah 50 tahun. Ini jarang terjadi pada wanita muda (usia
20 tahunan). Banyak wanita tidak tahu bahwa ketika menjadi tua, mereka masih beresiko
terkena kanker serviks. Itulah sebabnya penting bagi wanita lebih tua untuk tetap menjalani
tes Pap Smear secara teratur
2. 10 DIAGNOSIS DAN TES PAP SMEAR
2. 10. 1 Apa yang Dimaksud dengan Tes Pap Smear?
Pap smear adalah sebuah tes yang dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda kanker
pada leher rahim atau serviks.
Sel-sel dari leher rahim Anda diperiksa untuk tanda-tanda bahwa mereka berubah
dari sel normal menjadi sel abnormal. Sebelum mereka berubah menjadi kanker, sel-sel
berkembang melalui serangkaian perubahan. Hasil Pap smear dapat menunjukkan apakah
sel-sel Anda akan mengalami perubahan ini jauh sebelum Anda benar-benar memiliki
kanker. Jika tertangkap dan diobati dini, kanker serviks tidak mengancam nyawa. Hal ini
yang menjadi alasan mengapa sangat penting agar Anda melakukan tes Pap smear secara
teratur.
2. 10. 2 Apa yang terjadi selama Pap smear?
9. Selama Pap smear, dokter akan menempatkan instrumen khusus yang disebut
spekulum ke dalam vagina Anda. Ini membantu membuka vagina sehingga dokter dapat
melihat leher rahim Anda dan mengambil sampel. Dokter Anda dengan lembut akan
membersihkan serviks dengan kapas dan kemudian mengumpulkan sampel sel dengan sikat
kecil, spatula kecil atau kapas. Dokter Anda akan menempatkan sampel ini pada slide kaca
dan mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop.
2. 10. 3 Apa arti dari hasil tes pap smear?
Pap smear yang normal berarti semua sel dalam serviks adalah normal dan sehat.
Pap smear yang abnormal bisa merupakan tanda dari sejumlah perubahan pada sel-sel pada
leher rahim Anda, termasuk:
Peradangan (iritasi). Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi leher rahim, termasuk
infeksi jamur, infeksi human papillomavirus (HPV), virus herpes, atau infeksi lainnya.
Sel abnormal. Perubahan ini disebut displasia serviks. Sel-sel yang tidak sel-sel
kanker, tetapi mungkin sel prakanker (yang berarti mereka akhirnya bisa berubah menjadi
kanker).
Lebih serius tanda-tanda kanker. Perubahan ini mempengaruhi lapisan atas dari
leher rahim tetapi tidak melampaui leher rahim.
Jika hasil Pap smear abnormal, dokter Anda mungkin ingin melakukan Pap smear lagi
atau mungkin ingin Anda untuk melakukan kolposkopi. Colposcopy memberikan dokter
Anda untuk melihat lebih baik kondisi serviks dan memungkinkan dokter untuk mengambil
contoh jaringan (disebut biopsi).
2. 10. 4 Seberapa sering saya harus melakukan tes Papsmear?
Setiap 3 tahun dimulai pada usia 21 tahun dan berlanjut sampai 65 tahun
Dalam waktu 3 tahun ketika Anda mulai berhubungan seks jika Anda lebih muda dari
21 tahun
10. Jika Anda adalah antara 30 dan 65 tahun dan Anda ingin melakukan Pap smear lebih
jarang, konsultasikan dengan dokter tentang tes Pap smear untuk menguji setiap 5
tahun
Dokter akan pertimbangkan ketika merekomendasikan seberapa sering Anda harus
melakukan tes Pap smear.
Jika Anda lebih tua dari 65 tahun, konsultasilah dengan dokter Anda tentang seberapa
sering Anda perlu Pap smear. Jika Anda sudah melakukan Pap smear secara teratur dan
normal, Anda mungkin tidak perlu untuk melakukannya lagi.
Jika Anda telah memiliki histerektomi dengan pengangkatan leher rahim Anda,
berkonsultasilah dengan dokter Anda tentang seberapa sering Anda perlu melakukan Pap
smear.
Jika Anda belum pernah mengalami kanker serviks, tanyakan kepada dokter seberapa sering
apakah Anda perlu Pap smear.
2. 10. 5 Apakah Tes Pap Smear Dapat Diandalkan?
Tes atau pengujian tidak ada yang sempurna, tapi Pap smear adalah tes yang handal. Ia
telah membantu secara drastis menurunkan jumlah wanita yang meninggal karena kanker
serviks.
11. Kadang-kadang tes mungkin perlu direnovasi karena tidak ada cukup sel-sel pada slide.
Laboratorium akan memberitahu dokter Anda jika hal ini terjadi.
ThinPrep, PAPNET dan FocalPoint cara untuk membuat Pap smear lebih akurat. ThinPrep
adalah cara untuk mempersiapkan sampel sel yang membuatnya lebih mudah untuk
kelainan spot. PAPNET dan FocalPoint adalah sistem komputer yang membantu teknisi
laboratorium menemukan sel abnormal. Pilihan ini mungkin tidak tersedia di semua area,
dan mereka mungkin meningkatkan beban biaya pap smear.
2. 10. 6 Apa Yang Harus Saya Lakukan Sebelum Tes?
Rencanakan untuk melakukan tes Anda dilakukan pada saat Anda tidak memiliki periode
menstruasi Anda. Hindari berhubungan seks 24 jam sebelum tes.
Pencegahan
Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk menghindari terkena kanker serviks?
Anda mungkin dapat mengurangi risiko kanker serviks jika Anda:
Menunda hubungan seksual sampai Anda 18 tahun atau lebih.
Pastikan Anda dan pasangan sudah dites untuk infeksi menular seksual (IMS).
Jangan berganti-ganti pasangan.
Selalu gunakan kondom lateks untuk melindungi terhadap IMS. (Ingat kondom tidak
100% efektif.)
Hindari merokok.
2. 10. 7 Beberapa Pertanyaan Yang Perlu Anda Tanyakan Saat Anda Konsultasi
Dengan Dokter
Jika Anda aktif secara seksual
Seberapa sering saya perlu Pap Smear?
Apakah saya harus melakukan tes untuk setiap infeksi menular seksual? Seberapa
sering?
12. Jika hasil Pap smear terakhir Anda normal
Kapan saya perlu melakukan Pap smear lagi?
Jika hasil Pap smear Anda abnormal
Apa arti dari hasil ini?
Apakah saya perlu Pap smear lanjutan atau kolposkopi?
Apakah saya perlu melakukan tes untuk infeksi menular seksual?
Apakah saya perlu pengobatan?
Apakah saya berisiko terkena kanker serviks?
2. 11 DAMPAK BAGI PENDERITA KANKER SERVIKS
Tidak hanya sakit secara fisik, namun terjangkit virus HPV – yang menyebabkan
kanker serviks dan juga kutil kelamin, bisa menggangu penderita secara psikis, yang
menyebabkan turunnya tingkat kepercayaan diri dalam kehidupan sosial dan juga
kehidupan rumah tangganya, terutama aktivitas seksual bagi pasanganyang sudah menikah
atau aktif secara seksual.
2. 12 PENCEGAHAN
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang
menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah
diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan.
Yaitu dengan cara :
Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih dari satu dan
berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik seluruh organ intim dan yang terkait
pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.
Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan seksual,
dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi
keberadaanHuman Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari tercetusnya
penyakit kanker serviks.
13. Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan dan
laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV. Vaksin
HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat diberikan mulaidari usia 9-26
tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan biayanya pun terbilang
murah.
Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat
(berolahraga).
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan
pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat
adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada
perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke
nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja
dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15
hingga 25 tahun.
2. 13 VAKSINASI HPV
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan
18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan
kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda
melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin.
Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan
berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi,
risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini
harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.
Vaksin bekerja dengan mengajari sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan
menyerang bakteri atau virus yang dapat menyebabkan penyakit dalam badan manusia.
14. Banyak jenis vaksin yang diberikan dewasa ini, pada umumnya mulai diberikan tidak lama
setelah bayi lahir dan berlanjut sampai usia dewasa muda.
Metode pelatihan badan untuk mengenali bakteri atau virus penyebab penyakit
adalah dengan memaparkan sistem kekebalan pada bagian dari bakteri atau virus utuh yang
dilemahkan sehingga tidak dapat menimbulkan penyakit. Contoh klasik dari vaksin yang
dibuat dari virus yang tidak aktif adalah vaksin polio. Contoh vaksin yang dibuat dari tiruan
bagian dari virus adalah vaksin hepaiitis B. Vaksin hepatitis B dibuat dengan menanamkan
sebagian DNA virus hepatitis B yang menyebabkan pertumbuhan dari bungkus luar virus
hepatitis B ke dalam sel binatang, sel binatang itu kemudian menghasilkan banyak salinan
bungkus luar virus tanpa partikel aktif didalamnya. Kalau disuntikan, bungkus luar ini
dikenali oleh sistem kekebalan tubuh tanpa risiko berhubungan dengan penyakit
sesungguhnya dan kontak dengan vaksin ini menyebabkan tanggapan kekebalan tubuh.
Sel-sel kekebalan tubuh dalam tubuh belajar untuk mengenali vaksin sehingga kalau
seseorang terpapar dalam bakteri atau virus penyebab penyakit yang sesungguhnya,
memori tubuh memberikan tanggapan sudah di siapkan dan dapat di hindari.
Vaksin kanker serviks adalah vaksin yang dikembangkan untuk melindungi terhadap
tipe human papillomavirus (HPV) tertentu, HPV ditemukan dalam 100 persen penderita
kanker serviks. HPV dapat juga ditemukan dalam jumlah tinggi dalam kanker penis, vagina,
pukas, kepal dan leher, HPV dikaitkan dengan kutil didaerah kelamin dan luka prakanker di
leher rahim,vagina, dan vagina, pukas.
15. Terdapat sekitar 100 jenis galur, atau tipe HPV yang berbeda. Beberapa mempunyai
risiko yang lebih tinggi untuk menyebabkan kanker, sementara yang lain mempunyai risiko
yang lebih tinggi untuk menimbulkan kutil di daerah kelamin atau perubahan prakanker.
HPV tipe 16 dan 18 mempunyai kaitan yang paling besar dengan kanker serviks,
bertanggung jawab untuk 75 persen dari semua kasus kanker serviks batu. Jenis ini juga
berkaitan dengan risiko tinggi dari perubahan prakanker yang berat. HPV tipe 6 dan 11
sering dikaitkan dengan kutil di daerah kelamin dan perubahan prakanker lain dengan kelas
yang lebih rendah.
Vaksin HPV didesain untuk mencegah infeksi oleh HPV tipe 6, 11, 16, dan 18.
Sayangnya, terdapat banyak tipe lain yang dapat menyebabkan kanker serviks dan juga kutil
didaerah kelamin serta perubahan prakanker yang lain dari leher rahim, vagina, atau pukas,
dengan alasan itu, tes Pap masih direkomendasikan sebagai metode pemeriksaan dini untuk
penyakit.
Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak
menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering
dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan.
Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat
suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui
boleh menerima vaksin ini.
2. 14 PENGOBATAN
Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya
datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker
serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan
pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.
Pengobatan Kanker Seviks dapat dilakukan dengan pembedahan (pengangkatan
leher rahim, indung telur dan seluruh jaringan di sekitarnya), Radioterapi dan Kemoterapi.
Tingkat keberhasilan pengobatan ini tentunya tergantung dari tingkatan kanker serviks yang
dialami oleh si penderita. Dari segi biaya, pengobatan kanker serviks ini tergolong mahal.
16. Kanker serviks dapat dicegah dan diobati apabila setiap orang menyadari bahwa
keberadaan virus HPV ini tidak boleh dipandang sebelah mata dan dapat menyerang siapa
saja, tanpa pandang bulu.
Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita
sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan erapi
tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat
menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.
Pilih mana? mencegah dengan vaksinasi atau anda memilih pengangkatan rahim,
radiasi dan kemoteraphy yang masih juga belum ada jaminan sembuh? Lebih baik mencegah
daripada mengobati kanker serviks bukan?
2. 15 TIPS-TIPS AGAR TERHINDAR DARI SERANGAN VIRUS HPV
Berikut tips-tips tambahan untuk pencegahan kanker serviks:
Berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi, dan tidak merokok.
Bersihkan organ vital dengan air yang bersih.
Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
Jaga kelembaban organ kewanitaan anda
Lakukan pemeriksaan pap smear dan HPV-DNA secara rutin untuk deteksi dini
kanker leher rahim.
Tahukah anda, semakin dini terdeteksi, semakin tinggi pula proses kesembuhannya.
Walaupun penyakit ini mengakibatkan kematian juga, penyakit kanker serviks atau kanker
leher rahim merupakan salah satu jenis kanker yang paling cepat disembuhkan
dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya. Walaupun demikian, mencegah lebih
baik daripada mengobati bukan? Sehingga, kami tegaskan sekali lagi, jagalah dengan baik
organ kewanitaan kalian.