2. 1. Definisi Kehamilan Ektopik
Ektopik ialah suatu kehamilan
yang pertumbuhan sel telur
yang telah dibuahi tidak
menempel pada dinding
endometrium kavum uteri.
Lebih dari 95% kehamilan
ektopik berada di saluran
telur (tuba Fallopii).
3.
4. Patofisiologi
• Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering
karena sel telur yang telah dibuahi dalam
perjalanannya menuju endometrium tersendat
sehingga embrio sudah berkembang sebelum
mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di
luar rongga rahim.
• Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat
menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan,
akan terjadi rupture dan menjadi Kehamilan Ektopik
Terganggu (Hadijanto, 2008).
5. Lokasi terjadinya Kehamilan Ektopik
Hadijanto (2008)
1. Kehamilan tuba, meliputi
>95 % yang terdiri atas Pars
ampularis (55%), Pars ismika
(25%), pars fimbriae (17%),
dan pars interstisialis(2%)
2. Kehamilan ektopik lain
(<5%) antara lain terjadi
diserviks uterus, ovarium, atau
abdominal.
3. Kehamilan intraligamenter,
jumlahnya sangat sedikit .
4. Kehamilan heterotopik,
merupakan kehamilan ganda
dimana satu janin berada di
kavum uteri sedangkan yang
lain merupakan kehamilan
ektopik. Kejadian sekitar satu
per 15.000-40.000 kehamilan.
5. Kehamilan ektopik bilateral,
kehamilan ini pernah
dilaporkan walaupun sangat
jarang terjadi.
Kehamilan ektopik dapat dibagi menjadi 5 yaitu:
6. 2. Etiologi
• Faktor Tuba
Adanya peradangan atau
infeksi pada tuba, Keadaan
uterus yang mengalami
hipoplasia dan saluran tuba
yang berkelok-kelok panjang,
Faktor tuba yang lain ialah
adanya kelainan endometriosis
tuba atau divertikel saluran
tuba yang bersifat kongenital,
adanya tumor di saluran tuba.
• Faktor abnormalitas
dari zigot
Apabila tumbuh terlalu
cepat atau tumbuh dengan
ukuran besar, maka zigot
akan tersendat dalam
perjalanan pada saat
melalui tuba, kemudian
terhenti dan tumbuh di
saluran tuba.
7. • Faktor ovarium
Bila ovarium
memproduksi ovum dan
ditangkap oleh tuba yang
kontralateral, dapat
membutuhkan proses
khusus atau waktu yang
lebih panjang sehingga
kemungkinan terjadinya
kehamilan ektopik lebih
besar.
• Faktor hormonal
Pada akseptor, pil KB yang
hanya mengandung
progesteron dapat
mengakibatkan gerakan
tuba melambat. Apabila
terjadi pembuahan dapat
menyebabkan terjadinya
kehamilan ektopik.
8. Faktor lain.
Pemakaian IUD di mana proses peradangan yang dapat
timbul pada endometrium dan endosalping dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik. Faktor
umur penderita yang sudah menua dan faktor perokok
juga sering dihubungkan dengan terjadinya kehamilan
ektopik.
9. 3. Tanda dan Gejala kehamilan ektopik
• Ibu hamil yang mengalami kehamilan ektopik akan
merasakan gejala pada usia kehamilan 6-10 minggu.
• Adapun tanda dan gejala yang dirasakan antara lain:
amenorea / tidak haid, nyeri perut bagian bawah,
perdarahan pervaginam irregular(biasanya dalam
bentuk bercak-bercak darah), rasa sakit pada salah satu
sisi panggul, tampak pucat, tekanan darah rendah,
denyut nadi meningkat, ibu hamil mengalami pingsan
dan terkadang diserta nyeri bahu akibat iritasi
diafragma dari hemoperitoneum.
10. Gejala yang timbul pada kehamilan ektopik
a. Kehamilan ektopik
yang belum terganggu.
Sama seperti hamil muda,
namun disertai
perdarahan bercak
berulang. Tanda tidak
umum adanya massa
lunak di adneksa dan nyeri
goyang pada porsio.
b. Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET).
Ditemui kondisi gawat
darurat dan abdominal
akut seperti
pucat/anemis, kesadaran
menurun, syok, perut
kembung, nyeri perut
bagian bawah dan nyeri
goyang pada porsio.
12. Diagnosis dari Kehamilan Ektopik Terganggu
• Anamnesis dan gejala klinis. Riwayat terlambat
haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat
ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada
nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau
ringannya nyeri tergantung pada banyaknya
darah yang terkumpul dalam peritoneum.
• Pemeriksaan fisik. Didapatkan rahim yang juga
membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
13. • Pemeriksaan Penunjang.
• Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel
darah merah dapat meningkat.
• USG : Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri,
Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri, Adanya
massa komplek di rongga panggul.
• Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk
mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah.
• Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
• Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila
ditemukan kantong gestasi di luar uterus
(Mansjoer, dkk, 2001).
14. 5. Penanganan Kehamilan Ektopik
1. Laparotomi.
Beberapa hal harus di perhatikan dan di pertimbangkan yaitu :
kondisi penderita saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kondisi anatomi
organ pelvic, kemampuan teknik bedah mikro dokter operator,
dan kemampuan teknologi fertilisasi in vitro setempat.
2. Salpingektomi.
Apabila kondisi penderita buruk, misalnya dalam keadaan
syok, lebih baik dilakukan salpingektomi.
3. Kemoterapi.
Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang
belum pecah pernah dicoba ditangani dengan menggunakan
kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
15. 6. Komplikasi kehamilan ektopik
• Komplikasi yang dapat
timbul akibat kehamilan
ektopik, yaitu: ruptur
tuba atau uterus,
tergantung lokasi
kehamilan, dan hal ini
dapat menyebabkan
perdarahan masif, syok,
DIC, dan kematian.
• Komplikasi yang timbul
akibat pembedahan
antara lain: Perdarahan,
infeksi, kerusakan organ
sekitar (usus, kandung
kemih, ureter, dan
pembuluh darah besar).
Selain itu ada juga
komplikasi terkait
tindakan anestesi.