SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1
Kecerdasan Buatan
Diskusi Sesi 5
Nama : Hendro Gunawan
NIM : 200401072103
Kelas : IT501
Jaringan Saraf Tiruan
5.1 Pendahuluan
Gambar 5.1. Jaringan Saraf Truan
Jaringan saraf tiruan (Artificial Neural Network) merupakan salah satu sistem pemrosesan sistem
informasi yang didesain dengan menirukan cara kerja otak manusia dalam menyelesaikan suatu
masalah dengan melakukan proses belajar memlalui perubahan bobot sinapsisnya. Jaringan saraf tiruan
mampu melakukan pengenalan kegiatan berbasis data masa lalu. Data masa lalu akan dipelajari oleh
jaringan saraf tiruan sehingga mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan terhadap data
yang belum pernah dipelajari. Sejak ditemukan pertamakali oleh Mc. Culloh dan Pitts sistem jaringan
saraf tiruan berkembang pesat dan banyak digunakan oleh banyak aplikasi, jaringan saraf tiruan
(Artificial Neural Network) adalah suatu jaringan untuk memodelkan cara kerja sistem saraf manusia
(otak) dalam melaksanakan tugas tertentu. Pemodelan ini didasari oleh kemampuan otak manusia
dalam mengorganisasi sel-sel penyusunan (neuron), sehingga memiliki kemapuan untuk melaksanakan
tugas-tugas tertentu khususnya pengenalan pola dengan efektifitas jaringan tertinggi. (Suyanto, 2013).
Sebagai sistem yang mampu menirukan perilaku manusia, umumnya sistem mempunyai ciri khas yang
mampu menunjukkan kemampuan dalam hal:
1. Menyimpan informasi,
2. Menggunakan informasi yang dimiliki untuk melakukan pekerjaan dan menarik kesimpulan,
3. Beradaptasi dengan keadaan baru,
4. Berkomunikasi dengan pengunanya.
2
Keunggulan yang utama dari sistem Artificial Neural Network (ANN) adalah adanya kemampuan
untuk belajar dari contoh yang diberikan atau data training, sedangkan untuk kelemahan utamanya dari
Artificial Neural Network (ANN) yakni dibutuhkan pelatihan untuk pengoperasiannya dan dibutuhkan
waktu yang lama untuk memproses Artificial Neural Network (ANN), metode ini sangat jauh lebih
sederhana dibandingkan dengan saraf tiruan manusia yang sebenarnya, suatu jaringan saraf tiruan
ditentukan oleh 3 hal:
1. Pola-pola antara hubungan neuron yang disebut dengan arsitektur jaringan,
2. Penentuan bobot penghubung yang disebut metode training / learning/ algoritma,
3. Aktivasi yang digunakan.
Berdasarkan jumlah layer arsitektur jaringan Artificial Neural Network (ANN) dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelas yang berbeda yaitu:
1. Jaringan layer tunggal (single layer network)
Merupakan semua unit input dalam jaringan ini dihubungkan dalam semua unit output, meskipun
dengan bobot yang berbeda-beda. Berikut contoh jaringan single layer dapat dilihat pada gambar
berikut;
Gambar 5.2. Jaringan layer tunggal (single layer network)
2. Jaringan layar jamak (multi layer network) adalah jaringan layar jamak yang merupakan perluasan
dari layar tunggal, jaringan layar jamak ini memperkenalkan satu atau layar tesembunyi (hidden layer)
yang mempunyai simpul yang disebut neuron tersembunyi (hidden layer), berikut contoh jaringan
layar jamak dapat dilihat pada gambar 5.3. (Sutojo, 2014).
3
Gambar 5.3. Jaringan layar jamak (multi layer network)
Berdasarkan arah sinyal masukan, arsitektur Artificial Neural Network (ANN) dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelas yang berbeda yaitu:
1. Unit input ke unit output dalam arah maju (feed forward network) dalam jaringan umpan maju
sinyal.
2. Jaringan saraf tiruan dengan umpan balik (Recurrent Network)pada jaringan ini terdapat neuron
output yang member sinyal pada unit input.
Secara sederhana sistem jaringan saraf tiruan adalah sebuah alat pemodelna data statis non-linear,
selain itu juga dapat digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antar input dan output
untuk memodelkan hubungan yang kompleks antar input dan output untuk mengumpulkan data-data.
Suatu sistem jaringan saraf tiruan memproses sejumlah besar informasi secara paralel dan terdistribusi,
hal ini terinspirasi oleh kinerja model kerja otak sungguhan, berikut definisi dari Hecht-Nielsend
mendefinisikan sistem saraf buatan sebagai berikut; “Suatu neural network (NN), adalah suatu struktur
pemroses informasi yang terdistribusi dan bekerja secara paralel, yang terdiri atas elemen pemroses
(yang memiliki memori lokal dan beroperasi dengan informasi lokal) yang dikoneksi bersama dengan
alur sinyal searah yang disebut koneksi. Setiap elemen pemroses meiliki koneksi keluaran tunggal
yang bercabang (fan out) ke sejumlah koneksi kolateral yang diinginkan (setiap koneksi membawa
sinyal yang sama dari keluaran elemen pemrosesan tersebut). Keluaran dari elemen proses tersebut
dapat merupakan sebuah jenis persamaan mate-matis yang diinginkan. Seluruh proses yang
berlangsung pada setiap elemen proses harus benar-benar dilakukan secara lokal, yaitu keluaran hanya
bergantung pada nilai masukan pada saat itu yang diperoleh melalui koneksi dan nilai yang tersimpan
dalam memori lokal”. (Widodo,2013). Secara umum sistem jaringan saraf juga memiliki keunggulan
yang digunakan untuk tugas atau pekerjaan yang kurang praktis jika dikerjakan secara manual,
keunggulanm antara lain:
1. Perkiraan fungsi, atau Analisis Regresi, termasuk prediksi time series dan modeling,
4
2. Klasifikasi, termasuk pengenalan pola dan pengenalan urutan, serta pengambil keputusan dalam
pengurutan.
3. Pengolahan data, termasuk penyaringan, pengelompokan, dan kompresi,
4. Robotik. Suatu jaringan saraf tiruan memproses sejumlah besar informasi secara paralel dan
terdistribusi, hal ini terinspirasi oleh model kerja otak biologis. Struktur bentuk standar dasar satuan
unit jaringan otak manusia yang telah disederhanakan. Jaringan otak manusia tersusun dari 10 neuron
yang terhubung oleh sekitar 10 dendrite. Fungsi dendrit adalah sebagai penyampai sinyal dari neuron
tersebut ke neuron yang terhubung dengannya. Nucleus merupakan inti dari suatu neuron, axon
berfungsi sebagai saluran keluaran dari neuron, dan synapsis yang mengatur kekuatan hubungan antar
neural. Jaringan neuron buatan terdiri atas kumpulan group neuron yang tersusun dalam lapisan antara
lain:
a. Lapisan input (Input layer): berfungsi sebagai penghubung jaringan ke dunia luar (sumber data).
b. Lapisan tersembunyi (hidden layer): suatu jaringan dapat memiliki lebih dari satu hidden layer atau
bahkan bisa juga tidak memilikinya sama sekali,
c. Lapisan Output (output layer): prinsip kerja neuron-neuron pada lapisan ini sama dengan prinsip
kerja neuron-neuron pada lapisan tersembunyi (hiden layer) dan di sini juga digunakan fungsi sigmoid,
tapi keluaran dari neuron pada lapisan ini sudah dianggap sebagai hasil dari proses. Secara umum,
terdapat tiga jenis neural network yang sering digunakan berdasarkan jenis network-nya, yaitu:
1. Single Layer Neural adalah jaringan saraf tiruan yang memiliki koneksi pada inputnya secara
langsung ke jaringan output,
2. Multi Layer Perseptron Neural Network adalah jaringan saraf tiruan yang mempunyai layer yang
dinamakan “hidden”, di tengah layer input dan output. Hidden ini bersifat variabel, dapat digunakan
lebih dari satu hidden layer,
3. Recurrent Neural Networks (RNNs) adalah jaringan saraf tiruan yang memiliki ciri, yaitu adanya
koneksi umpan balik dari output ke input.
Sistem jaringan saraf tiruan terdiri dari beberapa unit pemrosesan yang melakukan akumulasi
(penjumlah) dari masukan bobot dan menghasilkan suatu keluaran dengan fungsi aktifitas tertentu,
sifat jaringan ditentukan oleh topologi jaringan, bobot-bobot interkoneksi dan fungsi aktivitas. Sebagai
sebuah model jaringan saraf tiruan juga memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memodelkan transmisi sinyal antara neural tiruan melalui saluran satu arah yang disebut dengan
koneksi, setiap koneksi masukan hanya dapat berhubungan dengan satu koneksi luaran neural tiruan
lainnya, setiap koneksi keluaran dapat berhubungan dengan beberapa koneksi masukan neural tiruan
lainnya.
2. Kemampuan memodelkan pembobotan pada tiap-tiap koneksi. Pada sebagian besar tipe jaringan
saraf nilai bobot koneksi akan dikalikan dengan sinyal-sinyal transmisi,
5
3. Kemampuan untuk memodelkan fungsi aktivitas neural tiruan untuk menentukan sinyal tiruan,
4. Kemampuan untuk memodelkan struktur informasi distribusi artinya setiap pengelolaan informasi
disebarkan ada neural turuan sekaligus. Setiap neuron tiruan harus memiliki memori lokal dan mampu
melakukan pengelolaan informasi secara lokal, berikut model neural network dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 5.4. Model metode neuraal network.
Model neural mempunyai n sinyal masukan, yaitu x1, x2, …, xn dengan x ∈ {0, 1}. Masing-masing
sinyal tersebut kemudian dimodifikasi oleh bobot sinapsis w1, w2, …, wi, I = 1, 2, …, n. Selanjutnya
neural akan menghitung hasil penjumlahan seluruh sinyal masukan yang telah dimodifikasi: net =
X1W1 + X2W2 + … + Xn Wn net = XiWi ni = 1. Fungsi aktivasi yang terdapat dalam neural tiruan
umumnya berupa fungsi non-linear. Fungsi aktivasi ini yang menetukan apakah neural akan
mengalami aktivasi atau tidak. Tingkat aktivasinya diwujudkan dalam suatu nilai ambang (treshold),
fungsi lereng (slope function), dan fungsi sigmoid. Pada model McCulloh-Pitts, fungsi aktivasinya
adalah fungsi tangga sehingga; f (net) = 1, jika net > 0, jika net < o dimana 0 = nilai ambang Jaringan
Syaraf Tiruan mampu menggambarkan setiap situasi adanya sebuah hubungan antara variabel
predictor (independent, input) dan variabel predicted (dependent, output), ketika hubungan tersebut
sangat kompleks dan tidak mudah untuk menjelaskan ke dalam istilah yang umum dari “correlation”
atau “difference between groups”. (Santoso, 2014).
5.2. Peramalan Atau Prediksi
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa yang akan datang yang
meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan
produk-produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan
datang. Pada dasarnya pendekatan peramalan dapat diklasifikasikan menjadi dua pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan kualitatif.
b. Pendekatan kuantitatif.
6
Prediksi (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien
khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan atau prediksi memberikan peranan langsung pada
peristiwa eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen seperti: Ekonomi,
Pelanggan, Pesaing, Pemerintah dan lain sebagainya. Peramalan permintaan memegang peranan
penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya di bidang produksi. Aktifitas
manajemen operasi menggunakan peramalan permintaan dan perencanaan yang menyangkut produksi,
perencanaan pemenuhan kebutuhan bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas
produksi, perencanaan layout fasilitas, penentuan lokasi, penentuan metode proses, penentuan jumlah
mesin, desain aliran peristiwa dengan kebutuhan mendatang. (Facrudin, 2012).
5.2.1. Metode Peramalan Atau Prediksi dalam Peramalan
Prediksi ini terdapat beberapa metode antara lain:
1. Peramalan berdasarkan jangka waktu.
a. Peramalan jangka pendek (kurang satu tahun, umumnya kurang tiga bulan: digunakan untuk rencana
pembelian, penjadwalan kerja, jumlah TK, dan tingkat produksi).
b. Peramalan jangka menengah (tiga bulan hingga tiga tahun digunakan untuk perencanaan penjualan,
perencanaan dan penganggaran produksi dan menganalisis berbagai rencana operasi).
c. Peramalan jangka panjang (tiga tahun atau lebih, digunakan untuk merencanakan produk baru,
penganggaran modal, lokasi fasilitas atau ekspansi dan penelitian serta pengembangan).
2. Peramalan Berdasarkan Rencana Operasi
a. Ramalan ekonomi: membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi dan indikator
perencanaan lainnya.
b. Ramalan teknologi: berkaitan dengan tingkat kemajuan dan produk baru.
c. Ramalan permintaan: berkaitan dengan proyeksi permintaan terhadap produk perusahaan. Ramalan
ini disebut juga rmalan penjualan, yang mengarahkan produksi, kapasitas dan sistem penjadwalan
perusahaan.
3. Peramalan berdasarkan metode atau pendekatan.
a. Peramalan kuantitatif, menggunakan berbagai model matematis atau metode statistik dan data
historis atau variabel-variabel kausal untuk meramalkan permintaan, metode ini dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Model seri waktu atau metode deret berkala (time series) adalah metode yanmg digunakan untuk
menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu, Terbagi menjadi:
- Rata-rata bergerak (moving averages)
- Penghalusan eksponensial (eksponential smoothing)
- Proyeksi trend (trend projection)
7
2. Model atau metode kausal (causal atau explanatory model), mengasumsikan variabel yang
diramalkan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variasi bebas
(Iindependent variabel). (Fachrudin, 2012).
5.2.2. Keandalan Ramalan atau Prediksi
Pada dasarnya tidak ada teknik yang dapat menghasilkan ramalan yang sangat akurat (yaitu masa yang
akan datang tidak mungkin dapat diramalkan secara tepat dan sempurna). Karena itu keandalan
ramalan digunakan untuk melihat seberapa handal atau akutarnya suatu metode peramalan. Organisasi
pada umumnya menggunakan 3 tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan
diantaranya:
a. Peramalan atau Prediksi Ekonomi (ecconomic forecast),
b. Prediksi Teknologi (technological forecast),
c. Peramalan atau Prediksi Permintaan (demand forecast). (Fachrudin, 2012).
5.3 Persediaan Barang
Persediaan barang dagang (merchandise inventory) merupakan barang-barang yang dimiliki
perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional normal perusahaan. Persediaan
perusahaan dan pabrik terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses, dan persediaan
barang jadi. Ada beberapa macam dasar-dasar dari persediaan antara lain:
a. Neraca dalam perusahaan manufactur dan dagang menggambarkan persediaan merupakan aktiva
yang jumlahnya sangat besar.
b. Laporan laba rugi, persediaan merupakan hal yang sangat menentukan keuntungan atau hasil usaha.
c. Penempatan kantor diawasi oleh manajemen perusahaan, pemilik perusahaan maupun pihak-pihak
lain.
Persediaan menurut para ahli:
1. Pengertian Inventory menurut Koher, Eric L.A adalah bahan baku dan penolong, barang jadi dan
barang dalam produksi dana barang-barang yang tersedia, yang dimiliki dalam perjalanan dalam
tempat penyimpanan kepada pihak lain pada akhir periode.
2. Pengertian Inventory menurut Ristono adalah suatu teknik untuk manajemen material yang
berkaitan dengan persediaan.
3. Pengertian Inventory menurut Lalu Sumayang adalah simpanan material yang berupa bahan mentah,
barang dalam proses, dan barang jadi.
4. Pengertian Inventory menurut Handoko adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan. (Fachrudin, 2012).
8
Terima Kasih
Referensi
Cian Ramadhona Hassolthine, S. M. (2023, November ). Kecerdasan Buatan. Diambil kembali dari
Edlink Universitas Siber Asia: https://kuliah.unsia.ac.id/panel/classes/563114
Website;
https://www.slideshare.net/HendroGunawan8/kecerdasan-buatan-diskusi-5docx

More Related Content

Similar to Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx

Similar to Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx (20)

Jaringan-Syaraf-Tiruan.ppt
Jaringan-Syaraf-Tiruan.pptJaringan-Syaraf-Tiruan.ppt
Jaringan-Syaraf-Tiruan.ppt
 
Ppt neuralnet
Ppt neuralnetPpt neuralnet
Ppt neuralnet
 
Praktikum Komputasi Statistik ANN.ppt
Praktikum Komputasi Statistik ANN.pptPraktikum Komputasi Statistik ANN.ppt
Praktikum Komputasi Statistik ANN.ppt
 
Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanJaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
 
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
Pertemuan 14 Jaringan Syaraf (Neural Network)
 
restrictedboltzmannmachines
restrictedboltzmannmachinesrestrictedboltzmannmachines
restrictedboltzmannmachines
 
Metode Komputasi "Adaptive Network"
Metode Komputasi "Adaptive Network"Metode Komputasi "Adaptive Network"
Metode Komputasi "Adaptive Network"
 
Jaringan saraf-tiruan
Jaringan saraf-tiruanJaringan saraf-tiruan
Jaringan saraf-tiruan
 
Penggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwanto
Penggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwantoPenggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwanto
Penggunaan algoritma genetika kusumoputro dan irwanto
 
11 jaringan-syaraf-tiruan
11 jaringan-syaraf-tiruan11 jaringan-syaraf-tiruan
11 jaringan-syaraf-tiruan
 
Pcd 013 - jaringan syaraf buatan
Pcd   013 - jaringan syaraf buatanPcd   013 - jaringan syaraf buatan
Pcd 013 - jaringan syaraf buatan
 
Presentasi neurall network / Artificial Intelegent
Presentasi neurall network / Artificial IntelegentPresentasi neurall network / Artificial Intelegent
Presentasi neurall network / Artificial Intelegent
 
Dw 9-intelijensi buatan
Dw 9-intelijensi buatanDw 9-intelijensi buatan
Dw 9-intelijensi buatan
 
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
 
pertemuan-11-jst.ppt
pertemuan-11-jst.pptpertemuan-11-jst.ppt
pertemuan-11-jst.ppt
 
Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanJaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
 
A 3-5
A 3-5A 3-5
A 3-5
 
Paper een
Paper eenPaper een
Paper een
 
Ifa2
Ifa2Ifa2
Ifa2
 
Ifa2
Ifa2Ifa2
Ifa2
 

More from HendroGunawan8

Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...HendroGunawan8
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...HendroGunawan8
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfHendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Kecerdasan Buatan Diskusi 5.docx

  • 1. 1 Kecerdasan Buatan Diskusi Sesi 5 Nama : Hendro Gunawan NIM : 200401072103 Kelas : IT501 Jaringan Saraf Tiruan 5.1 Pendahuluan Gambar 5.1. Jaringan Saraf Truan Jaringan saraf tiruan (Artificial Neural Network) merupakan salah satu sistem pemrosesan sistem informasi yang didesain dengan menirukan cara kerja otak manusia dalam menyelesaikan suatu masalah dengan melakukan proses belajar memlalui perubahan bobot sinapsisnya. Jaringan saraf tiruan mampu melakukan pengenalan kegiatan berbasis data masa lalu. Data masa lalu akan dipelajari oleh jaringan saraf tiruan sehingga mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan terhadap data yang belum pernah dipelajari. Sejak ditemukan pertamakali oleh Mc. Culloh dan Pitts sistem jaringan saraf tiruan berkembang pesat dan banyak digunakan oleh banyak aplikasi, jaringan saraf tiruan (Artificial Neural Network) adalah suatu jaringan untuk memodelkan cara kerja sistem saraf manusia (otak) dalam melaksanakan tugas tertentu. Pemodelan ini didasari oleh kemampuan otak manusia dalam mengorganisasi sel-sel penyusunan (neuron), sehingga memiliki kemapuan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu khususnya pengenalan pola dengan efektifitas jaringan tertinggi. (Suyanto, 2013). Sebagai sistem yang mampu menirukan perilaku manusia, umumnya sistem mempunyai ciri khas yang mampu menunjukkan kemampuan dalam hal: 1. Menyimpan informasi, 2. Menggunakan informasi yang dimiliki untuk melakukan pekerjaan dan menarik kesimpulan, 3. Beradaptasi dengan keadaan baru, 4. Berkomunikasi dengan pengunanya.
  • 2. 2 Keunggulan yang utama dari sistem Artificial Neural Network (ANN) adalah adanya kemampuan untuk belajar dari contoh yang diberikan atau data training, sedangkan untuk kelemahan utamanya dari Artificial Neural Network (ANN) yakni dibutuhkan pelatihan untuk pengoperasiannya dan dibutuhkan waktu yang lama untuk memproses Artificial Neural Network (ANN), metode ini sangat jauh lebih sederhana dibandingkan dengan saraf tiruan manusia yang sebenarnya, suatu jaringan saraf tiruan ditentukan oleh 3 hal: 1. Pola-pola antara hubungan neuron yang disebut dengan arsitektur jaringan, 2. Penentuan bobot penghubung yang disebut metode training / learning/ algoritma, 3. Aktivasi yang digunakan. Berdasarkan jumlah layer arsitektur jaringan Artificial Neural Network (ANN) dapat diklasifikasikan menjadi dua kelas yang berbeda yaitu: 1. Jaringan layer tunggal (single layer network) Merupakan semua unit input dalam jaringan ini dihubungkan dalam semua unit output, meskipun dengan bobot yang berbeda-beda. Berikut contoh jaringan single layer dapat dilihat pada gambar berikut; Gambar 5.2. Jaringan layer tunggal (single layer network) 2. Jaringan layar jamak (multi layer network) adalah jaringan layar jamak yang merupakan perluasan dari layar tunggal, jaringan layar jamak ini memperkenalkan satu atau layar tesembunyi (hidden layer) yang mempunyai simpul yang disebut neuron tersembunyi (hidden layer), berikut contoh jaringan layar jamak dapat dilihat pada gambar 5.3. (Sutojo, 2014).
  • 3. 3 Gambar 5.3. Jaringan layar jamak (multi layer network) Berdasarkan arah sinyal masukan, arsitektur Artificial Neural Network (ANN) dapat diklasifikasikan menjadi dua kelas yang berbeda yaitu: 1. Unit input ke unit output dalam arah maju (feed forward network) dalam jaringan umpan maju sinyal. 2. Jaringan saraf tiruan dengan umpan balik (Recurrent Network)pada jaringan ini terdapat neuron output yang member sinyal pada unit input. Secara sederhana sistem jaringan saraf tiruan adalah sebuah alat pemodelna data statis non-linear, selain itu juga dapat digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antar input dan output untuk memodelkan hubungan yang kompleks antar input dan output untuk mengumpulkan data-data. Suatu sistem jaringan saraf tiruan memproses sejumlah besar informasi secara paralel dan terdistribusi, hal ini terinspirasi oleh kinerja model kerja otak sungguhan, berikut definisi dari Hecht-Nielsend mendefinisikan sistem saraf buatan sebagai berikut; “Suatu neural network (NN), adalah suatu struktur pemroses informasi yang terdistribusi dan bekerja secara paralel, yang terdiri atas elemen pemroses (yang memiliki memori lokal dan beroperasi dengan informasi lokal) yang dikoneksi bersama dengan alur sinyal searah yang disebut koneksi. Setiap elemen pemroses meiliki koneksi keluaran tunggal yang bercabang (fan out) ke sejumlah koneksi kolateral yang diinginkan (setiap koneksi membawa sinyal yang sama dari keluaran elemen pemrosesan tersebut). Keluaran dari elemen proses tersebut dapat merupakan sebuah jenis persamaan mate-matis yang diinginkan. Seluruh proses yang berlangsung pada setiap elemen proses harus benar-benar dilakukan secara lokal, yaitu keluaran hanya bergantung pada nilai masukan pada saat itu yang diperoleh melalui koneksi dan nilai yang tersimpan dalam memori lokal”. (Widodo,2013). Secara umum sistem jaringan saraf juga memiliki keunggulan yang digunakan untuk tugas atau pekerjaan yang kurang praktis jika dikerjakan secara manual, keunggulanm antara lain: 1. Perkiraan fungsi, atau Analisis Regresi, termasuk prediksi time series dan modeling,
  • 4. 4 2. Klasifikasi, termasuk pengenalan pola dan pengenalan urutan, serta pengambil keputusan dalam pengurutan. 3. Pengolahan data, termasuk penyaringan, pengelompokan, dan kompresi, 4. Robotik. Suatu jaringan saraf tiruan memproses sejumlah besar informasi secara paralel dan terdistribusi, hal ini terinspirasi oleh model kerja otak biologis. Struktur bentuk standar dasar satuan unit jaringan otak manusia yang telah disederhanakan. Jaringan otak manusia tersusun dari 10 neuron yang terhubung oleh sekitar 10 dendrite. Fungsi dendrit adalah sebagai penyampai sinyal dari neuron tersebut ke neuron yang terhubung dengannya. Nucleus merupakan inti dari suatu neuron, axon berfungsi sebagai saluran keluaran dari neuron, dan synapsis yang mengatur kekuatan hubungan antar neural. Jaringan neuron buatan terdiri atas kumpulan group neuron yang tersusun dalam lapisan antara lain: a. Lapisan input (Input layer): berfungsi sebagai penghubung jaringan ke dunia luar (sumber data). b. Lapisan tersembunyi (hidden layer): suatu jaringan dapat memiliki lebih dari satu hidden layer atau bahkan bisa juga tidak memilikinya sama sekali, c. Lapisan Output (output layer): prinsip kerja neuron-neuron pada lapisan ini sama dengan prinsip kerja neuron-neuron pada lapisan tersembunyi (hiden layer) dan di sini juga digunakan fungsi sigmoid, tapi keluaran dari neuron pada lapisan ini sudah dianggap sebagai hasil dari proses. Secara umum, terdapat tiga jenis neural network yang sering digunakan berdasarkan jenis network-nya, yaitu: 1. Single Layer Neural adalah jaringan saraf tiruan yang memiliki koneksi pada inputnya secara langsung ke jaringan output, 2. Multi Layer Perseptron Neural Network adalah jaringan saraf tiruan yang mempunyai layer yang dinamakan “hidden”, di tengah layer input dan output. Hidden ini bersifat variabel, dapat digunakan lebih dari satu hidden layer, 3. Recurrent Neural Networks (RNNs) adalah jaringan saraf tiruan yang memiliki ciri, yaitu adanya koneksi umpan balik dari output ke input. Sistem jaringan saraf tiruan terdiri dari beberapa unit pemrosesan yang melakukan akumulasi (penjumlah) dari masukan bobot dan menghasilkan suatu keluaran dengan fungsi aktifitas tertentu, sifat jaringan ditentukan oleh topologi jaringan, bobot-bobot interkoneksi dan fungsi aktivitas. Sebagai sebuah model jaringan saraf tiruan juga memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memodelkan transmisi sinyal antara neural tiruan melalui saluran satu arah yang disebut dengan koneksi, setiap koneksi masukan hanya dapat berhubungan dengan satu koneksi luaran neural tiruan lainnya, setiap koneksi keluaran dapat berhubungan dengan beberapa koneksi masukan neural tiruan lainnya. 2. Kemampuan memodelkan pembobotan pada tiap-tiap koneksi. Pada sebagian besar tipe jaringan saraf nilai bobot koneksi akan dikalikan dengan sinyal-sinyal transmisi,
  • 5. 5 3. Kemampuan untuk memodelkan fungsi aktivitas neural tiruan untuk menentukan sinyal tiruan, 4. Kemampuan untuk memodelkan struktur informasi distribusi artinya setiap pengelolaan informasi disebarkan ada neural turuan sekaligus. Setiap neuron tiruan harus memiliki memori lokal dan mampu melakukan pengelolaan informasi secara lokal, berikut model neural network dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 5.4. Model metode neuraal network. Model neural mempunyai n sinyal masukan, yaitu x1, x2, …, xn dengan x ∈ {0, 1}. Masing-masing sinyal tersebut kemudian dimodifikasi oleh bobot sinapsis w1, w2, …, wi, I = 1, 2, …, n. Selanjutnya neural akan menghitung hasil penjumlahan seluruh sinyal masukan yang telah dimodifikasi: net = X1W1 + X2W2 + … + Xn Wn net = XiWi ni = 1. Fungsi aktivasi yang terdapat dalam neural tiruan umumnya berupa fungsi non-linear. Fungsi aktivasi ini yang menetukan apakah neural akan mengalami aktivasi atau tidak. Tingkat aktivasinya diwujudkan dalam suatu nilai ambang (treshold), fungsi lereng (slope function), dan fungsi sigmoid. Pada model McCulloh-Pitts, fungsi aktivasinya adalah fungsi tangga sehingga; f (net) = 1, jika net > 0, jika net < o dimana 0 = nilai ambang Jaringan Syaraf Tiruan mampu menggambarkan setiap situasi adanya sebuah hubungan antara variabel predictor (independent, input) dan variabel predicted (dependent, output), ketika hubungan tersebut sangat kompleks dan tidak mudah untuk menjelaskan ke dalam istilah yang umum dari “correlation” atau “difference between groups”. (Santoso, 2014). 5.2. Peramalan Atau Prediksi Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa yang akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan produk-produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Pada dasarnya pendekatan peramalan dapat diklasifikasikan menjadi dua pendekatan, yaitu: a. Pendekatan kualitatif. b. Pendekatan kuantitatif.
  • 6. 6 Prediksi (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan atau prediksi memberikan peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen seperti: Ekonomi, Pelanggan, Pesaing, Pemerintah dan lain sebagainya. Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan khususnya di bidang produksi. Aktifitas manajemen operasi menggunakan peramalan permintaan dan perencanaan yang menyangkut produksi, perencanaan pemenuhan kebutuhan bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan layout fasilitas, penentuan lokasi, penentuan metode proses, penentuan jumlah mesin, desain aliran peristiwa dengan kebutuhan mendatang. (Facrudin, 2012). 5.2.1. Metode Peramalan Atau Prediksi dalam Peramalan Prediksi ini terdapat beberapa metode antara lain: 1. Peramalan berdasarkan jangka waktu. a. Peramalan jangka pendek (kurang satu tahun, umumnya kurang tiga bulan: digunakan untuk rencana pembelian, penjadwalan kerja, jumlah TK, dan tingkat produksi). b. Peramalan jangka menengah (tiga bulan hingga tiga tahun digunakan untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan penganggaran produksi dan menganalisis berbagai rencana operasi). c. Peramalan jangka panjang (tiga tahun atau lebih, digunakan untuk merencanakan produk baru, penganggaran modal, lokasi fasilitas atau ekspansi dan penelitian serta pengembangan). 2. Peramalan Berdasarkan Rencana Operasi a. Ramalan ekonomi: membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi dan indikator perencanaan lainnya. b. Ramalan teknologi: berkaitan dengan tingkat kemajuan dan produk baru. c. Ramalan permintaan: berkaitan dengan proyeksi permintaan terhadap produk perusahaan. Ramalan ini disebut juga rmalan penjualan, yang mengarahkan produksi, kapasitas dan sistem penjadwalan perusahaan. 3. Peramalan berdasarkan metode atau pendekatan. a. Peramalan kuantitatif, menggunakan berbagai model matematis atau metode statistik dan data historis atau variabel-variabel kausal untuk meramalkan permintaan, metode ini dibagi menjadi dua yaitu: 1. Model seri waktu atau metode deret berkala (time series) adalah metode yanmg digunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu, Terbagi menjadi: - Rata-rata bergerak (moving averages) - Penghalusan eksponensial (eksponential smoothing) - Proyeksi trend (trend projection)
  • 7. 7 2. Model atau metode kausal (causal atau explanatory model), mengasumsikan variabel yang diramalkan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variasi bebas (Iindependent variabel). (Fachrudin, 2012). 5.2.2. Keandalan Ramalan atau Prediksi Pada dasarnya tidak ada teknik yang dapat menghasilkan ramalan yang sangat akurat (yaitu masa yang akan datang tidak mungkin dapat diramalkan secara tepat dan sempurna). Karena itu keandalan ramalan digunakan untuk melihat seberapa handal atau akutarnya suatu metode peramalan. Organisasi pada umumnya menggunakan 3 tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan diantaranya: a. Peramalan atau Prediksi Ekonomi (ecconomic forecast), b. Prediksi Teknologi (technological forecast), c. Peramalan atau Prediksi Permintaan (demand forecast). (Fachrudin, 2012). 5.3 Persediaan Barang Persediaan barang dagang (merchandise inventory) merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional normal perusahaan. Persediaan perusahaan dan pabrik terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi. Ada beberapa macam dasar-dasar dari persediaan antara lain: a. Neraca dalam perusahaan manufactur dan dagang menggambarkan persediaan merupakan aktiva yang jumlahnya sangat besar. b. Laporan laba rugi, persediaan merupakan hal yang sangat menentukan keuntungan atau hasil usaha. c. Penempatan kantor diawasi oleh manajemen perusahaan, pemilik perusahaan maupun pihak-pihak lain. Persediaan menurut para ahli: 1. Pengertian Inventory menurut Koher, Eric L.A adalah bahan baku dan penolong, barang jadi dan barang dalam produksi dana barang-barang yang tersedia, yang dimiliki dalam perjalanan dalam tempat penyimpanan kepada pihak lain pada akhir periode. 2. Pengertian Inventory menurut Ristono adalah suatu teknik untuk manajemen material yang berkaitan dengan persediaan. 3. Pengertian Inventory menurut Lalu Sumayang adalah simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi. 4. Pengertian Inventory menurut Handoko adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. (Fachrudin, 2012).
  • 8. 8 Terima Kasih Referensi Cian Ramadhona Hassolthine, S. M. (2023, November ). Kecerdasan Buatan. Diambil kembali dari Edlink Universitas Siber Asia: https://kuliah.unsia.ac.id/panel/classes/563114 Website; https://www.slideshare.net/HendroGunawan8/kecerdasan-buatan-diskusi-5docx