SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Antonim / Antitesis Polisemi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keunikan sistem semantik dalam bahasa Arab sangat menarik untuk dikaji,
terutama mengenai relasional makna. Karena ada beberapa bagian sistem
semantik Arab yang konsepnya berbeda dengan sistem semantik bahasa yang lain.
Selain itu dalam bahasa Arab, banyak sekali ditemukan fenomena khusus
kebahasaan yang telah mendorong para ahli bahasa melakukan kajian untuk
mengungkap rahasia dibaliknya, terutama mengenai kajian leksikal.
Dalam fenomena kebahasaan, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang
paling unik. Hal ini dikarenakan bahasa Arab mempunyai karakter dalam sistem
kebahasaannya sendiri yang berbeda dengan sistem bahasa yang lain.
Namun dengan minimnya referensi yang ada, akan mempersulit pelajar
maupun mahasiswa untuk mengkaji hal tersebut. Sehingga kami ingin
menyumbangkan karya kami yaitu sebuah makalah yang berjudul “ Al-Tadhad “
yang artinya antonim atau lawan kata ini untuk memberikan sumbangsi tersendiri
dalam memberikan sedikit referensi sebagai media untuk mengkaji antonym
tersebut. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan kemudahan untuk para
pembacanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kami dapat merumuskan berbagai
permasalahan yaitu :
1) Apa yang dimaksud dengan Al-Tadhad?
2) Ada berapa macam Al-Tadhad?
3) Bagaimana pendapat Ulama mengenai Al-Tadhad?
4) Apa sebab adanya lafadz Al-Tadhad?
5) Bagaimana lafadz al-Tadhad dalam Al-qur’an?

1
Antonim / Antitesis Polisemi

C. Tujuan Penulisan
Tujuan ditulisnya makalah ini sesuai dengan rumusan permasalahan diatas,
yaitu :
1) Untuk mengetahui pengertian Al-Tadhad
2) Untuk mengetahui macam-macam Al-Tadhad
3) Untuk mengetahui pendapat Ulama mengenai Al-Tadhad
4) Untuk mengetahui sebab adanya lafadz Al-Tadhad
5) Untuk mengetahui lafadz al-Tadhad dalam Al-qur’an

D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode deskritif yang
pada intiya “bersifat menggambarkan atau menguraikan sesuatu hal apa adanya”
(Tn,2006:85). Hal ini juga mengindikasikan bahwa dalam penyusunan makalah
ini, kami menggunakan teknik studi kepustakaan. Adapun yang dimaksud dengan
studi kepustakaan itu sendiri adalah “mengumpulkan keterangan-keterangan dan
berbagai literatur sebagai bahan perbandingan atau acuan yang relevan degan
peristiwa yang dikaji”. (Usep, 2006:12).

2
Antonim / Antitesis Polisemi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Tadhad
Menurut bahasa idhdhad ( Antonim ) berasal dari kata

yang berarti

menolak, berlawanan, atau kontradiksi. Sedangkan menurut istilah idhdhad (
Antonim ) adalah sebuah lapadz yang menghendaki makna dan lwan katanya, ada
dua kata yang berlawanan maknanya. Antonymy berasal dari bahasa yunani kuno,
onoma “ nama” dan anti “melawan” secara harfiah adalah nama lain untuk benda
yang lain. Ada yang mengatakan bahwa antonimi adalah oposisi makna dalam
pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan (kridalaksana, 1982). Antonimi
merupakan hubungan diantara kata-kata yang dianggap memiliki pertentangan
makna.
Dalam bahasa arab, taufiqurrochman menyebutkan dalam bukunya, bahwa
antonim disebut dengan

atau

yaitu

Antonimi ( Al-tadhad ) adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya
“dianggap” berlawanan.
Disebut “dianggap” karena sifat berlawanan dari dua kata yang berantonim ini
sangat relatif. Ada kata-kata yang mutlak berlawanan, seperti kata hidup dengan
mati, kata siang dengan malam. Ada juga yang tidak mutlak, seperti kata jauh
dengan dekat, kata kaya dengan miskin. Seseorang yang tidak kaya belum tentu
miskin, begitu juga sesuatu yang tidak tinggi belum tentu rendah.
Al-Tadhad adalah lafadz yang mempunyai makna ganda tetapi berlawanan
atau lapadz yang menunjukkan makna lawan katanya. Seperti kata
putih dan berarti hitam, lafadz

berarti

berarti agung dan berarti hina. Contoh dalam

kalimat berikut:

Dalam kalimat yang pertama lafadz
kedua lafadz

berarti agung, sedangkan kalimat yang

berarti hina. Lafadz

3

berarti menyembunyikan dan
Antonim / Antitesis Polisemi

memperlihatkan, lafadz

berarti berpisah dan menyambungkan, lafadz

berarti halal dan haram, lafadz

berarti harapan dan takut, lafadz

air dingin dan air panas, lafadz

Berarti hamba sahaya dan tuan, lafadz

berarti berkumpul dan berpisah, lafadz
lafadz

berarti memperbaiki dan merusak,

berarti pemberani dan penakut, lafadz

tanah yang rendah,

berarti

( kuat dan lemah ),

berarti tanah tinggi dan

( halal dan haram ),

membuka keseluruhan dan menguncinya dengan cepat ),

(

( tinggi dan rendah ),

( air yang dingin dan panas ). Al-Tadhad merupakan bagian dari Musytarak
al-Lafdzi tetapi Musytarak al-Lafdzi tidak bisa disebut Al-Tadhad.

B. Macam-Macam Al-Tadhad
Idhdhad ( Antonim ) terdiri dari :
1) Perlawanan makna binary ( pasangan )
Contoh :
a.

( kematian ) yang berlawanan makna dengan

( kehidupan )

b.

( laki-laki ) yang berlawanan makna dengan

( wanita )

c.

( gelap ) yang berlawanan makna dengan

( cahaya )

2) Perlawanan makna bertingkat ( gradable )
a.

( besar ),

( sedang ),

b.

( musim kemarau ),
( musim gugur),

( kecil )
( musim hujan ),

( musim dingin ),

( musim semi ),
( musim panas )

3) Perlawanan makna timbal balik ( converse )
a.

( suami ) berlawanan makna timbal balik dengan

b.

( dokter ) berlawanan makna timbal balik dengan

c.

( guru ) berlawanan makna timbal balik dengan

( istri )
( pasien )
( murid )

4) Perlawanan makna berhubungan dengan gerak dan arah ( reverse )
a.

( atas ) berlawanan makna dengan

b.

( kanan ) berlawanan makna dengan

c.

( keluar ) berlawanan makna dengan

C. Pendapat Ulama Tentang Al-Tadhad

4

( bawah )
( kiri )
( masuk )
Antonim / Antitesis Polisemi

Al-Tadhad merupakan bentuk khusus dari bentuk-bentuk Isytirok al-lafdzi
yang telah disebutkan sebelumnya, dengan demikian para peneliti berbeda
pendapat sebagaimana mereka berbeda pendapat tentang adanya lafadz
musytarak. Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Tadhad tidak ada. Diantara
yang berpendapat seperti itu adalah Ibnu Darastawih, Ibnu Darastawih menentang
Al-Tadhad dengan segala bentuknya. Dia menulis kitab yang judulnya ”
”. Ibnu Sidah dalam kitabnya “

” meriwayatkan bahwa salah satu

gurunya mengingkari adanya Al-Tadhad sebagaimana diberitakan oleh ahli
bahasa.
Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Tadhad itu ada, mereka pun
memberikan contoh-contoh yang banyak. Diantara yang berpendapat seperti ini
adalah al-khalil, Sibaweih, Abu Ubaidah, Abu Zaid Al-Anshari, Ibnu Faris, Ibnu
Sidah, Ibnu Juraji, Tsa’labi, Mubarrad dan Suyuthi. Suyuthi dan Dured telah
menghitung Al-Tadhad mencapai 100 kata. Ulama kelompok ini banyak
menyusun kitab yang terkenal diantaranya: “

” susunan Ibnu al-Anbari

yang didalamnya terhitung lafadz Al-Tadhad kurang lebih 400 kata.
Kedua kelompok ini terkadang menyimpang dari apa yang mereka sampaikan.
Dan yang disesalkan adalah mengingkari adanya Al-Tadhad dan mereka
menta’wil contoh-contoh dengan ta’wilan yang keluar dari bab ini sebagaimana
telah dilakukan oleh kelompok pertama yakni kelompok yang mengingkari
adanya Al-Tadhad.

D. Sebab-Sebab Adanya Lafadz Al-Tadhad
Diantara yang menjadi sebab munculnya lafadz Al-Tadhad adalah sebagai
berikut:
1) Makna asal suatu lafadz digunakan pada makna umum yang berlawanan,
sebagian orang lupa pada penggunaan makna tersebut sehingga menduga
bahwa itu bagian dari lafadz yang mempunyai dua makna yang berlawanan.
Contoh seperti lafadz (

) digunakan dalam ungkapan (

) padahal makna asal dari (

) adalah

) dan (

(putus), penggunaan makna

tersebut karena melihat kenyataan bahwa apabila siang datang malam pun

5
Antonim / Antitesis Polisemi

menghilang, tidak ada dan begitu pun sebaliknya apabila malam dating siang
tidak ada. Begitu juga lafadz (
(

) aasalnya adalah

) berarti gelap dan terang padahal makna

(tertutup).

2) Perubahan makna suatu lafadz dari makna asli kepada makna majazi karena
alasan tafa’ul (berharap kebaikan), seperti contoh lafadz (
orang buta dan lafadz (

) sebutan bagi

) bagi orang yang digigit ular, dan karena alasan

(mengejek), seperti lafadz (

) sebutan bagi orang yang berkulit

hitam, atau perubahan makna tersebut karena tujuan menjauhi pengungkapan
yang kurang disukai, seperti penyebutan (

) dan (

) bagi (

)

3) Kesesuaian antara dua lafadz dalam satu shighat sharfiyah (bentuk perubahan
kata), seperti lafadz (

) bisa berarti (

), adapun isim fa’il dari lafadz (
adalah (

)dan berarti pula (
) adalah (

) dan isim maf’ulnya

) lalu berkembang kesesuaian antara dua lafadz baik isim fa’il dan

isim maf’ul karena alasan idgham. Contoh lain seperti lafadz (

) yang

berarti (

) dan

) dan (

) dan lafadz (

) yang berarti (

4) Perbedaan kabilah-kabilah arab dalam menggunakan suatu lafadz, seperti
lafadz (

) yang digunakan oleh kabilah Himyar dengan arti (

Mudlar dengan arti (
arti (
(

) lafadz (

) dan kabilah

) digunakan oleh kabilah Tamim dengan

) dan menurut kabilah Qais berarti (
), menurut kabilah Thai dan berarti (

), dan lafadz (

) berarti

) menurut kabilah-kabilah lain.

E. Al-Tadhad Dalam Al-Qur’an
Salah satu fenomena kebahasaan yang menarik dalam bahasa Arab, terutama
mengenai relasi makna terhadap kata adalah konsep Al-Addad. Konsep ini, tidak
ditemukan dalam semantik bahasa manapun termasuk dalam kajian lingustik
modern saat ini. Kata Al-Addad (
(

) adalah bentuk jamak dari kata al-didd

). Konsep al-Addad berbeda dengan konsep Taddad (

semantik modern disebut antonimi. Sebenarnya konsep tadad
menjadi sama dengan konsep antonimi

) yang dalam
pengertiannya

itu karena didasarkan pada pandangan

6
Antonim / Antitesis Polisemi

para fakar bahasa saat ini, yang mengartikannya sebagai dua kata yang berbeda
dan mempunyai makna yang bertentangan.
Dalam kontek mengenai dua makna yang bertentangan, sebenarnya ada teori
lain dalam relasional makna yang telah dikemukakan oleh para ulama lughah
terdahulu, terutama linguistik Arab yaitu istilah Al-Addad. Al-Addad adalah satu
kata yang memiliki dua makna yang bertentangan (huwa al-Lafdzul al-Wahid adDallu ‘ala ma’nayain mutadaddain) (Umar, 1992: 191).

Seperti contoh kata

dapat memiliki makna

tersebut adalah bertentangan. Contoh lain adalah kata
atau makna

dan

dan

. Kedua makna
yang memiliki arti

. Sepintas konsep al-Addad ini mirip dengan konsep

polisemi atau musytarak lafdzy akan tetapi sebenarnya berbeda.
Musytarak ladfzi adalah kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda
akan tetapi makna tersebut tidak bertentangan. Sementara dalam Al-Tadhad
masing-masing maknanya bertentangan.
Mengenai konsep al-Adhaah dan musytarak lafdzi ini telah menimbulkan pro
dan kontra dikalangan para ahli bahasa itu sendiri. Ada kelompok ulama lughah
yang mengukukuhkan bahwa konsep al-Addad itu berbeda dengan al-Mustrak
Lafdzi, sementara ahli bahasa yang lain berpendapat bahwa konsep al-Addad
dapat dimasukan pada katagori al-Musytarak Lafdzi, terlepas dalam al-Addad
pengertian maknanya bertentangan atau tidak.
Sekalipun ada penolakan mengenai adanya al-Addad tidak sedikit juga ahli
yang tetap berpendirian bahwa bagaimana pun juga konsep al-Addad dengan
musytarik lafdzi adalah tidak sama. Ketidak samaan itu jelas terletak pada sisi
makna yang “bertentangan”.
Para ahli lughah yang tetap berpandangan bahwa al-Addad merupakan konsep
relasi makna tersendiri, sedikit besarnya dikarenakan al-Qur’an sendiri memuat
banyak bentuk-bentuk kata berpola al-Addad. Dan mereka menganggap bahwa
konsep al-Addad ini adalah salah satu bukti, bahwa konsep linguistik dalam alQur’an jauh lebih komplek dan lengkap dibandingkan dengan konsep linguistik
yang lain.

7
Antonim / Antitesis Polisemi

Berikut ini ada beberapa contoh kata yang berbentuk al-Addad dalam alQuran, di antaranya adalah;
1) Kata

. Kata ini memiliki dua arti yang bertentangan yaitu arti yang

pertama adalah “membeli” (

).

Pengertian ini dapat dilihat dalam surat at-Taubah: 111. Perhatikan ayat
berikut ini :

































   






  
   






  








  
Artinya: Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang
pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji
yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan AlQuran. dan siapakah yang
lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan
jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar (QS.
at-Taubah: 111).
Arti

yang kedua adalah “ menjual” (

surat al-Baqarah: 90.

8

). Pengertian ini terdapat dalam
Antonim / Antitesis Polisemi

  



    








   
   
  
Artinya: Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya
sendiri dengan kekafiran kepada apa yang Telah diturunkan Allah, Karena
dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki
Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah
(mendapat) kemurkaan dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan
(QS. al-Baqarah: 90).

2) Kata

. Dalam al-Qur’an kata ini memiliki dua makna yang bertentangan,

yaitu makna “menampakan” (

) dan “menyembunyikan” (

).

Pengertian yang pertama dapat dilihat dalam surat as-Saba: 33.

  









  










  
Artinya : kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat
azab. dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. mereka tidak
dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Saba’: 33).
Sementara itu ada juga kata

yang berarti

seperti yang ditemukan

dalam surat Yunus: 54, ar-Ra’du: 10, dan at-Tahrim: 3.

    
    
   

9
Antonim / Antitesis Polisemi










 
Artinya: Dan kalau setiap diri yang zalim (musyrik) itu mempunyai segala
apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka
menyembunyikan penyesalannya ketika mereka Telah menyaksikan azab itu. dan
Telah diberi Keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak
dianiaya (QS. Yunus: 54).

   









   
    
    



 
Artinya: Dan ingatlah ketika nabi membicarakan secara rahasia kepada
salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah)
menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu
(pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad
memberitahukan

sebagian

(yang

menyembunyikan

sebagian

yang

diberitakan
lain

(kepada

Allah

kepadanya)

Hafsah).

Maka

dan

tatkala

(Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu
(Hafsah) bertanya: "Siapakah yang Telah memberitahukan hal Ini kepadamu?"
nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. at-Tahriim: 3).





   





 

10
Antonim / Antitesis Polisemi

Artinya: Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan
ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan Ucapan itu, dan siapa yang
bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari
(QS. ar-Ra’d: 10).

3) Kata

, kata ini juga memiliki arti yang berlawanan yaitu “yakin” (

“kira-kira: atau “ragu” (

) dan

).

Pengertian yang pertama dapat dilihat dalam surat al-Baqarah: 45-46 dan al
Haaqah: 20


















 













 
Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orangorang yang
khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui
Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya (QS. al-Baqarah: 45-46).
Pada ayat yang lain disebutkan









 
Artinya: Sesungguhnya Aku yakin, bahwa Sesungguhnya Aku akan menemui
hisab terhadap diriku (QS. al-Haaqqah: 20).
Sementara kata

juga bisa berarti ragu (

) seperti yang terdapat dalam

surat al-Jasyiyah berikut ini

    






11


Antonim / Antitesis Polisemi











    







Artinya: Dan apabila dikatakan (kepadamu): "Sesungguhnya janji Allah itu
adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya", niscaya kamu
menjawab: "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain
hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya)" (QS. AlJatsiyah: 32).

4) Kata
(

. Menurut Abu Ubaidah kata ini memiliki arti “menjelang malam”

) dan “lewat malam” (

). (Ahmad Mukhtar Umar, 1992: 203)

Pengertian ini terdapat dalam surat at-Takwir :17.

   
Artinya: Demi malam apabila Telah hampir meninggalkan gelapnya, (QS. At
Takwiir: 17).

5) Kata

. Kata ini disebutkan hanya satu kali dalam al-Qur’an yaitu pada

surat al-Qari’ah: 73. Dalam al-Qur’an kata ini diartikan sebagai “musafir di
padang pasir”.

  
  
Artinya: Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi
musafir di padang pasir (QS. al-Waqi’ah: 73).
Menurut al-Asma’i, kata
harta (

adalah orang yang yang tidak punya bekal dan

). Akan tetapi dalam masyarakat Arab kata

dimaksudkan untuk orang yang mempunyai banyak harta (
yang mempunyai hewan yang kuat (

).

12

juga

) yaitu orang
Antonim / Antitesis Polisemi

BAB III
PENUTUP

Simpulan
1. Al-Tadhad adalah lafadz yang mempunyai makna ganda tetapi berlawanan
atau lapadz yang menunjukkan makna lawan katanya. Seperti kata
berarti putih dan berarti hitam, lafadz

berarti agung dan berarti hina.

2. Idhdhad ( Antonim ) terdiri dari :
a. Perlawanan makna binary ( pasangan )
b. Perlawanan makna bertingkat ( gradable )
c. Perlawanan makna timbal balik ( converse )
d. Perlawanan makna berhubungan dengan gerak dan arah ( reverse )
3. Banyak pendapat para ulama mengenai Al-Tadhad ini, sebagian dari mereka
ada yang menyetujui maupun mengingkari adanya Al-Tadhad tersebut dengan
berbagai dalil yang mereka gunakan.
4. Diantara yang menjadi sebab munculnya lafadz Al-Tadhad adalah sebagai
berikut:
1) Makna asal suatu lafadz digunakan pada makna umum yang berlawanan.
2) Perubahan makna suatu lafadz dari makna asli kepada makna majazi
karena alasan tafa’ul (berharap kebaikan).
3) Kesesuaian antara dua lafadz dalam satu shighat sharfiyah (bentuk
perubahan kata).
4) Perbedaan kabilah-kabilah arab dalam menggunakan suatu lafadz,
5. Aplikasi Al-Tadhad ini dapat kita temukan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

13
Antonim / Antitesis Polisemi

DAFTAR PUSTAKA

Nandang S, Ade. 2012. Fiqh Lughah, Bandung: CV. Insan Mandiri
Badi Ya’kub, Email. Fiqh Lughah Wa Khasaisuha. Daru Tsaqofah AlIslamiyah : Beirut
Qarur, Ahmad Muhammad. 1991. Fiqhu Lughah Al-A’rabiyah. BeirutLibanon : Darul Fikri Al-Ma’asir
Jaeni, Ahmad. Al-Addad : Pola Unik Bahasa Al-Qur’an

14

More Related Content

What's hot (20)

Amar, Nahi, dan Takhyir
Amar, Nahi, dan TakhyirAmar, Nahi, dan Takhyir
Amar, Nahi, dan Takhyir
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
 
Objek Kajian Semantik/Ilmu Dilalah
Objek Kajian Semantik/Ilmu DilalahObjek Kajian Semantik/Ilmu Dilalah
Objek Kajian Semantik/Ilmu Dilalah
 
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
 
Ilmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihIlmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabih
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
Al jurumiyah terjemah
Al jurumiyah terjemah Al jurumiyah terjemah
Al jurumiyah terjemah
 
Pengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifPengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaif
 
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabih
 
Kalam, isim, fi'il dan haraf
Kalam, isim, fi'il dan harafKalam, isim, fi'il dan haraf
Kalam, isim, fi'il dan haraf
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
Implikatur Percakapan
Implikatur PercakapanImplikatur Percakapan
Implikatur Percakapan
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
 
Pragmatik
PragmatikPragmatik
Pragmatik
 
Asbabun nuzul
Asbabun nuzulAsbabun nuzul
Asbabun nuzul
 
Isi tugas logika
Isi tugas logikaIsi tugas logika
Isi tugas logika
 
Kesusastraan arab modern
Kesusastraan arab modernKesusastraan arab modern
Kesusastraan arab modern
 
Makalah semantik
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantik
 

Similar to Al-Tadhad (Antonim / Antitesis Polisemi)

Similar to Al-Tadhad (Antonim / Antitesis Polisemi) (20)

Mabahits Fii Ilmi Mantiq.pptx
Mabahits Fii Ilmi Mantiq.pptxMabahits Fii Ilmi Mantiq.pptx
Mabahits Fii Ilmi Mantiq.pptx
 
Makalah isim..
Makalah isim..Makalah isim..
Makalah isim..
 
Isytiqaq
IsytiqaqIsytiqaq
Isytiqaq
 
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassirKaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
 
Bahasa Arab
Bahasa ArabBahasa Arab
Bahasa Arab
 
Al kalam
Al kalamAl kalam
Al kalam
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Materi 1 M5 KB4 Judul 3
Materi 1 M5 KB4 Judul 3Materi 1 M5 KB4 Judul 3
Materi 1 M5 KB4 Judul 3
 
Makalah al quran hadist
Makalah al quran hadistMakalah al quran hadist
Makalah al quran hadist
 
Idgham.pdf
Idgham.pdfIdgham.pdf
Idgham.pdf
 
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al FatihahKumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
 
Idgham.docx
Idgham.docxIdgham.docx
Idgham.docx
 
ppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptxppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptx
 
2 buku-bahasa-arab-dasar
2 buku-bahasa-arab-dasar2 buku-bahasa-arab-dasar
2 buku-bahasa-arab-dasar
 
I’rab
I’rabI’rab
I’rab
 
Matan al ajurrumiyyah
Matan al ajurrumiyyahMatan al ajurrumiyyah
Matan al ajurrumiyyah
 
Makalah isim..
Makalah isim..Makalah isim..
Makalah isim..
 
Ilmu badi'
Ilmu badi'Ilmu badi'
Ilmu badi'
 
Semantik 1
Semantik 1Semantik 1
Semantik 1
 
Makalah Kelompok BTQ.pdf
Makalah Kelompok BTQ.pdfMakalah Kelompok BTQ.pdf
Makalah Kelompok BTQ.pdf
 

More from Fakhri Cool

Lima bahasa cinta part 5
Lima bahasa cinta part 5Lima bahasa cinta part 5
Lima bahasa cinta part 5Fakhri Cool
 
Modul 4 pembuatan ppt
Modul 4 pembuatan pptModul 4 pembuatan ppt
Modul 4 pembuatan pptFakhri Cool
 
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tikModul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tikFakhri Cool
 
Modul 2 strategi pembelajaran berbasis tik
Modul 2 strategi pembelajaran berbasis tikModul 2 strategi pembelajaran berbasis tik
Modul 2 strategi pembelajaran berbasis tikFakhri Cool
 
Modul 1 modul tik untuk pendidikan
Modul 1 modul tik untuk pendidikanModul 1 modul tik untuk pendidikan
Modul 1 modul tik untuk pendidikanFakhri Cool
 
Bahan ajar berbasis tik
Bahan ajar berbasis tikBahan ajar berbasis tik
Bahan ajar berbasis tikFakhri Cool
 
6. pengenalan internet
6. pengenalan internet6. pengenalan internet
6. pengenalan internetFakhri Cool
 
5. pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran
5. pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran5. pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran
5. pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaranFakhri Cool
 
3. latar belakang pemanfaatan tik dalam pembelajaran
3. latar belakang pemanfaatan tik dalam pembelajaran3. latar belakang pemanfaatan tik dalam pembelajaran
3. latar belakang pemanfaatan tik dalam pembelajaranFakhri Cool
 
2. pengertian jenis dan karakteristik
2. pengertian jenis dan karakteristik2. pengertian jenis dan karakteristik
2. pengertian jenis dan karakteristikFakhri Cool
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 
Kritik Sanad dan Matan Hadits
Kritik Sanad dan Matan HaditsKritik Sanad dan Matan Hadits
Kritik Sanad dan Matan HaditsFakhri Cool
 
Hadits Shahih dan Hadits Hasan
Hadits Shahih dan Hadits HasanHadits Shahih dan Hadits Hasan
Hadits Shahih dan Hadits HasanFakhri Cool
 
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits MaudhuHadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits MaudhuFakhri Cool
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
 
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baruFakhri Cool
 
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits
14. kritik sanad matn dalam ilmu haditsFakhri Cool
 
13. inkarussunnah.pptx baru
13. inkarussunnah.pptx baru13. inkarussunnah.pptx baru
13. inkarussunnah.pptx baruFakhri Cool
 
13. inkarussunnah.pptx baru
13. inkarussunnah.pptx baru13. inkarussunnah.pptx baru
13. inkarussunnah.pptx baruFakhri Cool
 

More from Fakhri Cool (20)

Lima bahasa cinta part 5
Lima bahasa cinta part 5Lima bahasa cinta part 5
Lima bahasa cinta part 5
 
Modul 4 pembuatan ppt
Modul 4 pembuatan pptModul 4 pembuatan ppt
Modul 4 pembuatan ppt
 
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tikModul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
Modul 3 pengembangan renc pemb yg mengintegrasikan tik
 
Modul 2 strategi pembelajaran berbasis tik
Modul 2 strategi pembelajaran berbasis tikModul 2 strategi pembelajaran berbasis tik
Modul 2 strategi pembelajaran berbasis tik
 
Modul 1 modul tik untuk pendidikan
Modul 1 modul tik untuk pendidikanModul 1 modul tik untuk pendidikan
Modul 1 modul tik untuk pendidikan
 
Bahan ajar berbasis tik
Bahan ajar berbasis tikBahan ajar berbasis tik
Bahan ajar berbasis tik
 
6. pengenalan internet
6. pengenalan internet6. pengenalan internet
6. pengenalan internet
 
5. pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran
5. pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran5. pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran
5. pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran
 
3. latar belakang pemanfaatan tik dalam pembelajaran
3. latar belakang pemanfaatan tik dalam pembelajaran3. latar belakang pemanfaatan tik dalam pembelajaran
3. latar belakang pemanfaatan tik dalam pembelajaran
 
2. pengertian jenis dan karakteristik
2. pengertian jenis dan karakteristik2. pengertian jenis dan karakteristik
2. pengertian jenis dan karakteristik
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
Kritik Sanad dan Matan Hadits
Kritik Sanad dan Matan HaditsKritik Sanad dan Matan Hadits
Kritik Sanad dan Matan Hadits
 
Hadits Shahih dan Hadits Hasan
Hadits Shahih dan Hadits HasanHadits Shahih dan Hadits Hasan
Hadits Shahih dan Hadits Hasan
 
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits MaudhuHadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 
Inkar As-Sunnah
Inkar As-SunnahInkar As-Sunnah
Inkar As-Sunnah
 
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits.pptx baru
 
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits
14. kritik sanad matn dalam ilmu hadits
 
13. inkarussunnah.pptx baru
13. inkarussunnah.pptx baru13. inkarussunnah.pptx baru
13. inkarussunnah.pptx baru
 
13. inkarussunnah.pptx baru
13. inkarussunnah.pptx baru13. inkarussunnah.pptx baru
13. inkarussunnah.pptx baru
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Al-Tadhad (Antonim / Antitesis Polisemi)

  • 1. Antonim / Antitesis Polisemi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keunikan sistem semantik dalam bahasa Arab sangat menarik untuk dikaji, terutama mengenai relasional makna. Karena ada beberapa bagian sistem semantik Arab yang konsepnya berbeda dengan sistem semantik bahasa yang lain. Selain itu dalam bahasa Arab, banyak sekali ditemukan fenomena khusus kebahasaan yang telah mendorong para ahli bahasa melakukan kajian untuk mengungkap rahasia dibaliknya, terutama mengenai kajian leksikal. Dalam fenomena kebahasaan, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang paling unik. Hal ini dikarenakan bahasa Arab mempunyai karakter dalam sistem kebahasaannya sendiri yang berbeda dengan sistem bahasa yang lain. Namun dengan minimnya referensi yang ada, akan mempersulit pelajar maupun mahasiswa untuk mengkaji hal tersebut. Sehingga kami ingin menyumbangkan karya kami yaitu sebuah makalah yang berjudul “ Al-Tadhad “ yang artinya antonim atau lawan kata ini untuk memberikan sumbangsi tersendiri dalam memberikan sedikit referensi sebagai media untuk mengkaji antonym tersebut. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan kemudahan untuk para pembacanya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kami dapat merumuskan berbagai permasalahan yaitu : 1) Apa yang dimaksud dengan Al-Tadhad? 2) Ada berapa macam Al-Tadhad? 3) Bagaimana pendapat Ulama mengenai Al-Tadhad? 4) Apa sebab adanya lafadz Al-Tadhad? 5) Bagaimana lafadz al-Tadhad dalam Al-qur’an? 1
  • 2. Antonim / Antitesis Polisemi C. Tujuan Penulisan Tujuan ditulisnya makalah ini sesuai dengan rumusan permasalahan diatas, yaitu : 1) Untuk mengetahui pengertian Al-Tadhad 2) Untuk mengetahui macam-macam Al-Tadhad 3) Untuk mengetahui pendapat Ulama mengenai Al-Tadhad 4) Untuk mengetahui sebab adanya lafadz Al-Tadhad 5) Untuk mengetahui lafadz al-Tadhad dalam Al-qur’an D. Metode Penulisan Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode deskritif yang pada intiya “bersifat menggambarkan atau menguraikan sesuatu hal apa adanya” (Tn,2006:85). Hal ini juga mengindikasikan bahwa dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan teknik studi kepustakaan. Adapun yang dimaksud dengan studi kepustakaan itu sendiri adalah “mengumpulkan keterangan-keterangan dan berbagai literatur sebagai bahan perbandingan atau acuan yang relevan degan peristiwa yang dikaji”. (Usep, 2006:12). 2
  • 3. Antonim / Antitesis Polisemi BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Al-Tadhad Menurut bahasa idhdhad ( Antonim ) berasal dari kata yang berarti menolak, berlawanan, atau kontradiksi. Sedangkan menurut istilah idhdhad ( Antonim ) adalah sebuah lapadz yang menghendaki makna dan lwan katanya, ada dua kata yang berlawanan maknanya. Antonymy berasal dari bahasa yunani kuno, onoma “ nama” dan anti “melawan” secara harfiah adalah nama lain untuk benda yang lain. Ada yang mengatakan bahwa antonimi adalah oposisi makna dalam pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan (kridalaksana, 1982). Antonimi merupakan hubungan diantara kata-kata yang dianggap memiliki pertentangan makna. Dalam bahasa arab, taufiqurrochman menyebutkan dalam bukunya, bahwa antonim disebut dengan atau yaitu Antonimi ( Al-tadhad ) adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya “dianggap” berlawanan. Disebut “dianggap” karena sifat berlawanan dari dua kata yang berantonim ini sangat relatif. Ada kata-kata yang mutlak berlawanan, seperti kata hidup dengan mati, kata siang dengan malam. Ada juga yang tidak mutlak, seperti kata jauh dengan dekat, kata kaya dengan miskin. Seseorang yang tidak kaya belum tentu miskin, begitu juga sesuatu yang tidak tinggi belum tentu rendah. Al-Tadhad adalah lafadz yang mempunyai makna ganda tetapi berlawanan atau lapadz yang menunjukkan makna lawan katanya. Seperti kata putih dan berarti hitam, lafadz berarti berarti agung dan berarti hina. Contoh dalam kalimat berikut: Dalam kalimat yang pertama lafadz kedua lafadz berarti agung, sedangkan kalimat yang berarti hina. Lafadz 3 berarti menyembunyikan dan
  • 4. Antonim / Antitesis Polisemi memperlihatkan, lafadz berarti berpisah dan menyambungkan, lafadz berarti halal dan haram, lafadz berarti harapan dan takut, lafadz air dingin dan air panas, lafadz Berarti hamba sahaya dan tuan, lafadz berarti berkumpul dan berpisah, lafadz lafadz berarti memperbaiki dan merusak, berarti pemberani dan penakut, lafadz tanah yang rendah, berarti ( kuat dan lemah ), berarti tanah tinggi dan ( halal dan haram ), membuka keseluruhan dan menguncinya dengan cepat ), ( ( tinggi dan rendah ), ( air yang dingin dan panas ). Al-Tadhad merupakan bagian dari Musytarak al-Lafdzi tetapi Musytarak al-Lafdzi tidak bisa disebut Al-Tadhad. B. Macam-Macam Al-Tadhad Idhdhad ( Antonim ) terdiri dari : 1) Perlawanan makna binary ( pasangan ) Contoh : a. ( kematian ) yang berlawanan makna dengan ( kehidupan ) b. ( laki-laki ) yang berlawanan makna dengan ( wanita ) c. ( gelap ) yang berlawanan makna dengan ( cahaya ) 2) Perlawanan makna bertingkat ( gradable ) a. ( besar ), ( sedang ), b. ( musim kemarau ), ( musim gugur), ( kecil ) ( musim hujan ), ( musim dingin ), ( musim semi ), ( musim panas ) 3) Perlawanan makna timbal balik ( converse ) a. ( suami ) berlawanan makna timbal balik dengan b. ( dokter ) berlawanan makna timbal balik dengan c. ( guru ) berlawanan makna timbal balik dengan ( istri ) ( pasien ) ( murid ) 4) Perlawanan makna berhubungan dengan gerak dan arah ( reverse ) a. ( atas ) berlawanan makna dengan b. ( kanan ) berlawanan makna dengan c. ( keluar ) berlawanan makna dengan C. Pendapat Ulama Tentang Al-Tadhad 4 ( bawah ) ( kiri ) ( masuk )
  • 5. Antonim / Antitesis Polisemi Al-Tadhad merupakan bentuk khusus dari bentuk-bentuk Isytirok al-lafdzi yang telah disebutkan sebelumnya, dengan demikian para peneliti berbeda pendapat sebagaimana mereka berbeda pendapat tentang adanya lafadz musytarak. Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Tadhad tidak ada. Diantara yang berpendapat seperti itu adalah Ibnu Darastawih, Ibnu Darastawih menentang Al-Tadhad dengan segala bentuknya. Dia menulis kitab yang judulnya ” ”. Ibnu Sidah dalam kitabnya “ ” meriwayatkan bahwa salah satu gurunya mengingkari adanya Al-Tadhad sebagaimana diberitakan oleh ahli bahasa. Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Tadhad itu ada, mereka pun memberikan contoh-contoh yang banyak. Diantara yang berpendapat seperti ini adalah al-khalil, Sibaweih, Abu Ubaidah, Abu Zaid Al-Anshari, Ibnu Faris, Ibnu Sidah, Ibnu Juraji, Tsa’labi, Mubarrad dan Suyuthi. Suyuthi dan Dured telah menghitung Al-Tadhad mencapai 100 kata. Ulama kelompok ini banyak menyusun kitab yang terkenal diantaranya: “ ” susunan Ibnu al-Anbari yang didalamnya terhitung lafadz Al-Tadhad kurang lebih 400 kata. Kedua kelompok ini terkadang menyimpang dari apa yang mereka sampaikan. Dan yang disesalkan adalah mengingkari adanya Al-Tadhad dan mereka menta’wil contoh-contoh dengan ta’wilan yang keluar dari bab ini sebagaimana telah dilakukan oleh kelompok pertama yakni kelompok yang mengingkari adanya Al-Tadhad. D. Sebab-Sebab Adanya Lafadz Al-Tadhad Diantara yang menjadi sebab munculnya lafadz Al-Tadhad adalah sebagai berikut: 1) Makna asal suatu lafadz digunakan pada makna umum yang berlawanan, sebagian orang lupa pada penggunaan makna tersebut sehingga menduga bahwa itu bagian dari lafadz yang mempunyai dua makna yang berlawanan. Contoh seperti lafadz ( ) digunakan dalam ungkapan ( ) padahal makna asal dari ( ) adalah ) dan ( (putus), penggunaan makna tersebut karena melihat kenyataan bahwa apabila siang datang malam pun 5
  • 6. Antonim / Antitesis Polisemi menghilang, tidak ada dan begitu pun sebaliknya apabila malam dating siang tidak ada. Begitu juga lafadz ( ( ) aasalnya adalah ) berarti gelap dan terang padahal makna (tertutup). 2) Perubahan makna suatu lafadz dari makna asli kepada makna majazi karena alasan tafa’ul (berharap kebaikan), seperti contoh lafadz ( orang buta dan lafadz ( ) sebutan bagi ) bagi orang yang digigit ular, dan karena alasan (mengejek), seperti lafadz ( ) sebutan bagi orang yang berkulit hitam, atau perubahan makna tersebut karena tujuan menjauhi pengungkapan yang kurang disukai, seperti penyebutan ( ) dan ( ) bagi ( ) 3) Kesesuaian antara dua lafadz dalam satu shighat sharfiyah (bentuk perubahan kata), seperti lafadz ( ) bisa berarti ( ), adapun isim fa’il dari lafadz ( adalah ( )dan berarti pula ( ) adalah ( ) dan isim maf’ulnya ) lalu berkembang kesesuaian antara dua lafadz baik isim fa’il dan isim maf’ul karena alasan idgham. Contoh lain seperti lafadz ( ) yang berarti ( ) dan ) dan ( ) dan lafadz ( ) yang berarti ( 4) Perbedaan kabilah-kabilah arab dalam menggunakan suatu lafadz, seperti lafadz ( ) yang digunakan oleh kabilah Himyar dengan arti ( Mudlar dengan arti ( arti ( ( ) lafadz ( ) dan kabilah ) digunakan oleh kabilah Tamim dengan ) dan menurut kabilah Qais berarti ( ), menurut kabilah Thai dan berarti ( ), dan lafadz ( ) berarti ) menurut kabilah-kabilah lain. E. Al-Tadhad Dalam Al-Qur’an Salah satu fenomena kebahasaan yang menarik dalam bahasa Arab, terutama mengenai relasi makna terhadap kata adalah konsep Al-Addad. Konsep ini, tidak ditemukan dalam semantik bahasa manapun termasuk dalam kajian lingustik modern saat ini. Kata Al-Addad ( ( ) adalah bentuk jamak dari kata al-didd ). Konsep al-Addad berbeda dengan konsep Taddad ( semantik modern disebut antonimi. Sebenarnya konsep tadad menjadi sama dengan konsep antonimi ) yang dalam pengertiannya itu karena didasarkan pada pandangan 6
  • 7. Antonim / Antitesis Polisemi para fakar bahasa saat ini, yang mengartikannya sebagai dua kata yang berbeda dan mempunyai makna yang bertentangan. Dalam kontek mengenai dua makna yang bertentangan, sebenarnya ada teori lain dalam relasional makna yang telah dikemukakan oleh para ulama lughah terdahulu, terutama linguistik Arab yaitu istilah Al-Addad. Al-Addad adalah satu kata yang memiliki dua makna yang bertentangan (huwa al-Lafdzul al-Wahid adDallu ‘ala ma’nayain mutadaddain) (Umar, 1992: 191). Seperti contoh kata dapat memiliki makna tersebut adalah bertentangan. Contoh lain adalah kata atau makna dan dan . Kedua makna yang memiliki arti . Sepintas konsep al-Addad ini mirip dengan konsep polisemi atau musytarak lafdzy akan tetapi sebenarnya berbeda. Musytarak ladfzi adalah kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda akan tetapi makna tersebut tidak bertentangan. Sementara dalam Al-Tadhad masing-masing maknanya bertentangan. Mengenai konsep al-Adhaah dan musytarak lafdzi ini telah menimbulkan pro dan kontra dikalangan para ahli bahasa itu sendiri. Ada kelompok ulama lughah yang mengukukuhkan bahwa konsep al-Addad itu berbeda dengan al-Mustrak Lafdzi, sementara ahli bahasa yang lain berpendapat bahwa konsep al-Addad dapat dimasukan pada katagori al-Musytarak Lafdzi, terlepas dalam al-Addad pengertian maknanya bertentangan atau tidak. Sekalipun ada penolakan mengenai adanya al-Addad tidak sedikit juga ahli yang tetap berpendirian bahwa bagaimana pun juga konsep al-Addad dengan musytarik lafdzi adalah tidak sama. Ketidak samaan itu jelas terletak pada sisi makna yang “bertentangan”. Para ahli lughah yang tetap berpandangan bahwa al-Addad merupakan konsep relasi makna tersendiri, sedikit besarnya dikarenakan al-Qur’an sendiri memuat banyak bentuk-bentuk kata berpola al-Addad. Dan mereka menganggap bahwa konsep al-Addad ini adalah salah satu bukti, bahwa konsep linguistik dalam alQur’an jauh lebih komplek dan lengkap dibandingkan dengan konsep linguistik yang lain. 7
  • 8. Antonim / Antitesis Polisemi Berikut ini ada beberapa contoh kata yang berbentuk al-Addad dalam alQuran, di antaranya adalah; 1) Kata . Kata ini memiliki dua arti yang bertentangan yaitu arti yang pertama adalah “membeli” ( ). Pengertian ini dapat dilihat dalam surat at-Taubah: 111. Perhatikan ayat berikut ini :                                             Artinya: Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan AlQuran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar (QS. at-Taubah: 111). Arti yang kedua adalah “ menjual” ( surat al-Baqarah: 90. 8 ). Pengertian ini terdapat dalam
  • 9. Antonim / Antitesis Polisemi                               Artinya: Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang Telah diturunkan Allah, Karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan (QS. al-Baqarah: 90). 2) Kata . Dalam al-Qur’an kata ini memiliki dua makna yang bertentangan, yaitu makna “menampakan” ( ) dan “menyembunyikan” ( ). Pengertian yang pertama dapat dilihat dalam surat as-Saba: 33.                    Artinya : kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Saba’: 33). Sementara itu ada juga kata yang berarti seperti yang ditemukan dalam surat Yunus: 54, ar-Ra’du: 10, dan at-Tahrim: 3.               9
  • 10. Antonim / Antitesis Polisemi            Artinya: Dan kalau setiap diri yang zalim (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka Telah menyaksikan azab itu. dan Telah diberi Keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya (QS. Yunus: 54).                                 Artinya: Dan ingatlah ketika nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang menyembunyikan sebagian yang diberitakan lain (kepada Allah kepadanya) Hafsah). Maka dan tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang Telah memberitahukan hal Ini kepadamu?" nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. at-Tahriim: 3).                10
  • 11. Antonim / Antitesis Polisemi Artinya: Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan Ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari (QS. ar-Ra’d: 10). 3) Kata , kata ini juga memiliki arti yang berlawanan yaitu “yakin” ( “kira-kira: atau “ragu” ( ) dan ). Pengertian yang pertama dapat dilihat dalam surat al-Baqarah: 45-46 dan al Haaqah: 20                    Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orangorang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya (QS. al-Baqarah: 45-46). Pada ayat yang lain disebutkan       Artinya: Sesungguhnya Aku yakin, bahwa Sesungguhnya Aku akan menemui hisab terhadap diriku (QS. al-Haaqqah: 20). Sementara kata juga bisa berarti ragu ( ) seperti yang terdapat dalam surat al-Jasyiyah berikut ini         11 
  • 12. Antonim / Antitesis Polisemi               Artinya: Dan apabila dikatakan (kepadamu): "Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya", niscaya kamu menjawab: "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya)" (QS. AlJatsiyah: 32). 4) Kata ( . Menurut Abu Ubaidah kata ini memiliki arti “menjelang malam” ) dan “lewat malam” ( ). (Ahmad Mukhtar Umar, 1992: 203) Pengertian ini terdapat dalam surat at-Takwir :17.     Artinya: Demi malam apabila Telah hampir meninggalkan gelapnya, (QS. At Takwiir: 17). 5) Kata . Kata ini disebutkan hanya satu kali dalam al-Qur’an yaitu pada surat al-Qari’ah: 73. Dalam al-Qur’an kata ini diartikan sebagai “musafir di padang pasir”.       Artinya: Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir (QS. al-Waqi’ah: 73). Menurut al-Asma’i, kata harta ( adalah orang yang yang tidak punya bekal dan ). Akan tetapi dalam masyarakat Arab kata dimaksudkan untuk orang yang mempunyai banyak harta ( yang mempunyai hewan yang kuat ( ). 12 juga ) yaitu orang
  • 13. Antonim / Antitesis Polisemi BAB III PENUTUP Simpulan 1. Al-Tadhad adalah lafadz yang mempunyai makna ganda tetapi berlawanan atau lapadz yang menunjukkan makna lawan katanya. Seperti kata berarti putih dan berarti hitam, lafadz berarti agung dan berarti hina. 2. Idhdhad ( Antonim ) terdiri dari : a. Perlawanan makna binary ( pasangan ) b. Perlawanan makna bertingkat ( gradable ) c. Perlawanan makna timbal balik ( converse ) d. Perlawanan makna berhubungan dengan gerak dan arah ( reverse ) 3. Banyak pendapat para ulama mengenai Al-Tadhad ini, sebagian dari mereka ada yang menyetujui maupun mengingkari adanya Al-Tadhad tersebut dengan berbagai dalil yang mereka gunakan. 4. Diantara yang menjadi sebab munculnya lafadz Al-Tadhad adalah sebagai berikut: 1) Makna asal suatu lafadz digunakan pada makna umum yang berlawanan. 2) Perubahan makna suatu lafadz dari makna asli kepada makna majazi karena alasan tafa’ul (berharap kebaikan). 3) Kesesuaian antara dua lafadz dalam satu shighat sharfiyah (bentuk perubahan kata). 4) Perbedaan kabilah-kabilah arab dalam menggunakan suatu lafadz, 5. Aplikasi Al-Tadhad ini dapat kita temukan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. 13
  • 14. Antonim / Antitesis Polisemi DAFTAR PUSTAKA Nandang S, Ade. 2012. Fiqh Lughah, Bandung: CV. Insan Mandiri Badi Ya’kub, Email. Fiqh Lughah Wa Khasaisuha. Daru Tsaqofah AlIslamiyah : Beirut Qarur, Ahmad Muhammad. 1991. Fiqhu Lughah Al-A’rabiyah. BeirutLibanon : Darul Fikri Al-Ma’asir Jaeni, Ahmad. Al-Addad : Pola Unik Bahasa Al-Qur’an 14