1. Huruf al-athaf merupakan sepuluh huruf yang digunakan untuk menghubungkan kata-kata. 2. Huruf-huruf tersebut terdiri dari waaw, fa, thumma, au, am, im, bal, lakin, lamkin, dan amma. 3. Masing-masing huruf memiliki fungsi tertentu seperti menunjukkan makna urutan, pilihan, penentuan, dan sebagainya.
14. Macam-Macam
Masdar
1) Mashdar Taukid
“Mashdar yang disebutkan untuk menguatkan
fi’il” . Seperti: اًمفه ُفهمت = saya paham
2) Mashdar Mimi
“اMashdar yang diawali dengan huruf mim dan
bermakna mashdar itu sendiri” .Seperti : ًانصرَم,
ًادحرجُم,مصلحة
3) Mashdar Marrah
Masdar yang menunjukkan bahwa pekerjaan
itu terjadi hanya sekali saja
Apabila fi`il-nya berasal dari fi`il tsulatsi (fi`il
yang terdiri dari 3 huruf asal), maka masdar
marrahnya mengikuti wazan .فعلة seperti :
ضربة ضربته =Saya memukulnya sekali saja
15. 4)Masdar Haia
Masdar yang menunjukkan tentang macam pekerjaan
pada saat pekerjaan itu terjadi
Istilah lain dari masdar haiat ini adalah النوع مصدر . Masdar
haiat mengikuti wazan فعلة , seperti :
جلسة جلستالعلماء =Saya duduk laksana duduknya para ulama
5)Masdar Shina`i
Isim yang didikuti dengan ya nisbat dan ta` ta`nits agar
menunjukkan arti masdar.
Tanda masdar shina`i adalah apabila pada bentuk masdar itu
terdapat ya` nisbat (ya` yang berarti menyifati), seperti :
Kata إنسان (manusia) menjadi إنسانية (kemanusiaan)
6) Masdar Muawwal المؤول مصدر
Masdar yang tidak disebutkan tetapi dapat dipahami dari
kalimat tersebut. Masdar muawwal biasanya terdiri dari :
1) أن dan fi`ilnya
Contohnya : أريدأقابلك أن(مقابلتك أريد أى)
2) ما dan fi`ilnya
Contohnya : يسرنيعملت ما(عملك يسرنى أى)
3) ّأن , isim dan khabar-nya
Contohnya : ( هدفهاإلمتحان في ينجح أنه(في نجاحه هدفه أىاإلمتحان
16. 1. Mashdar Wazan Qiyasi
“Wazan qiyasi adalah mashdara yang memiliki aturan, yang
dimaksud aturan disini adalah yang sesuai dengan unsur
hurufnya”
2. Mashdar Wazan Sima’I
“Wazan sima’i adalah wazan yang tidak memiliki aturan
menyeluruh terhadap bagian-bagiannya. Akan tetapi
berdasarkan hasil mendengar dari orang arab”
Wazan-wazan Mashdar Tsulasi Mujarrad
18. Huruf-huruf Jar
Beberapa huruf jar yang telah kita ketahui pada pelajaran
sebelumnya adalah يِف, َْنِ,م ىلِإ, dan ىل.ع Perhatikan contoh-
contoh penggunaan huruf jar berikut ini!
19. Kesimpulan
1. Huruf jar merupakan salah satu
tanda isim, yaitu kata yang
dimasukinya.
2. Huruf jar menyebabkan harakat
akhir isim yang dimasukinya berubah
menjadi kasrah atau yang
menggantikankasrah, seperti ya’ (.)ي
Contoh ya’ ()ي sebagai
pengganti kasrah adalah pada isim
mutsanna dan jamak mudzakkar
salim.
3. Kata َوهdan َيِهdisebut kata ganti (َمْسِا
َِْريِمَّض.)ال Kata َوهdigunakan untuk orang
ketiga (yang dibicarakan)
tunggalmudzakkar.
4. Adapun kata َيِهpada pembahasan
kali ini untuk orang
ketiga muannats tunggal atau untuk
bendamuannats tunggal tidak
berakal.
5. Kata َْنيأadalah kata tanya untuk
tempat, yang maknanya, di mana, dari
mana, atau ke mana, sesuai dengan
maksud/konteks kalimatnya.
6. Fi’il (kata kerja) َبهذuntuk orang
ketiga tunggal mudzakkar. Adapun
untuk orang ketiga
tunggal muannats, digunakan َْتبه,ذ
dengan tambahan ta’ ta’nits
sakinah (َْ.)ت Demikian pula dikatakan
pada fi’il َجرخdan َْتجر.خ
20.
21. Mubtada adalah isim yang dirafa’kan yang Kosong dari amil-amil sebangsa lafadzh.
Khabar adalah isim yang dirafa’akan yang disandarkan kepada mubtada’.
Contoh :
·َةبتْكَمكْلِت,َيِهَواسعة
·َابتِكَكِلذ,َوهَىلعَِبتْكمْلا
Contoh susunan jumlah (kalimat) di atas, kesemuanya adalah jumlah ismiyyah.
Hanya saja kalimat pertama dan kalimat kedua berbeda pada khabarnya, di mana
khabar pada kalimat pertama adalah berupa isim sifat,dan kalimat keduanya khabar
berupa syibhul jumlah. Sedangkan َيِه dan َوُه adalah sama-sama mubtada’ berupa
dhamir munfashil Dan pada kalimat ketiga dan keempat mubtada’nya adalah isim
ma’rifat berupa isim yang ada alif lamnya.
Apabila kita perhatikan, pada dua susunan contoh kalimat di atas, maka kita akan
dapatkan bahwa mubtada’ terletak di awal kalimat sebelum khabar, karena pada
prinsipnya memang mubtada adalah isim marfu’ yang terdapat di awal kalimat.
23. KHABAR MUQADDAM DAN MUBTADA’ MUAKHKHAR
mubtada’ yang terletak di akhir atau setelah mubtada’disebut dengan mubtada’
muakhkhar (mubtada’ yang diakhirkan) dan khabar yang terletak sebelum mubtada
disebut dengan khabar muqaddam (khabar yang didahulukan).
Contoh :
َابتِكْلا,َِبتْكمْلىَالع
Menjadi
·َِبتْكمْلىَالعَابتِك
Apabila kita perhatikan perubahan dua jumlah ismiyyah di atas, maka kita akan
mendapatkan beberapa kesimpulan :
- Khabar yang dapat menjadi khabar muqaddam adalah berupa syibhul jumlah, tidak
khabar yang berupa isim sifat.
- Pada perubahan mubtada muakhkhar, Alif Lam dihilangkan dan harakat menjadi
tanwin (dhammatain/un).
25. Pengertian Al-athaf
1.Secara etimologi bermakna الميل (condong),
2.Secara terminologi Athaf terbagi menjadi dua, yaitu :
a)Athaf bayan.
b) Athaf nasq.
II. Macam-Macam Athaf
A. Athaf Bayan.
Athaf bayan adalah tabi’ yang berupa isim jamid dan
berfungsi menjelaskan matbu’nya jika berupaisim ma’rifat, dan
berfungsi mentakhshis (mengkhususkan) matbu’nya jika
berupa isim nakirah.Contoh : صديد ماء من
B. Athaf Nasq.
Athaf nasq adalah athaf yang
diantara tabi’ dan matbu’nya terdapat salah satu dari sepuluh
huruf-huruf athaf.
26. Huruh Al-Athaf ada Sepuluh, yaitu:
- الواو (dan) huruf ini mutlak digunakan untuk menghubungkan dua kata yang
setara, baik berupa isim ataupun berupa fi’il.
Contoh : احمد و محمود جاء
- الفاء (kemudian) huruf ini berfungsi menunjukan makna tartib (urutan)
dan ta’qib(penyusulan). Ta’qib menunjukan bahwa kata yang kedua datang
setelah yang pertamatanpa tenggang waktu yang.
Contoh : فالمشاة الفرسان قدم
- َثم (kemudian) huruf ini berfungsi menunjukan
makna tartib dan tarakhi. Tarakhiberbeda dengan ta’qib dari segi adanya tenggang
waktu antara kata pertama dan kedua.
Contoh : السالم و الصالة عليهم دامحم َثم عيسى َثم موسى اللهارسل
- او (atau) huruf ini berfungsi menunjukan makan takhyir (pilihan)
atau ibahah (mubah). Perbedaannya jika takhyir harus memilih salah satu pilihan
dan ibahah boleh memilih kedua pilihan yang ada.
Contoh : النحو او الفقه درسا
- ام (atau) huruf ini berfungsi untuk meminta ta’yin (penentuan sesuatu) dari
seseorang. Dan huruf ini terletak pada huruf hamzah istifham.
Contoh : ؟ النحو او الفقه درست ا
27. - اإم (atau) huruf ini dapat digunakan dalam kalimat dengan syarat harus
didahului dengan huruf اإم lainnya dan huruf ini memiliki makna yang sama
dengan huruf او (atau).
Contoh : اختها اإم و هندا اإم َْجتزو
- بل (tetapi) huruf ini digunakan untuk idhrab, yaitu mengalihkan perhatian dari
kata yang terletak sebelum بل .
Contohnya : بكر بل دمحم جاء ما
- (الtidak) huruf ini berfungsi menafikan kesetaraan hukum pada kata yang terletak
diantara huruf tersebut.
Contoh : خالد ال بكر جاء
- َلكن (akan tetapi) huruf ini menunjukan penetapan suatu hukum (keadaan) pada
sebuah kata yang terletak sebelum huruf َ,لكن sekaligus menetapkan kebalikan dari
kata yang terletak sesudah huruf tersebut.
Contoh : المجتحدين لكن سالىالك َاحب ال
- ىحت (hingga) huruf ini digunakan untuk At Tadrij (pemberian tahapan) dan Al
Ghoyah(penentuan tujuan). Makna At Tadrij adalah dalalah / indikasi berlalunya
sesuatu setahap demi setahap.
Contoh : االبياء ىحت الناس يموت
28. Kaidah Hukum Huruf-Huruf Athaf
Sepuluh huruf di atas mempengaruhi athaf sehingga mengikuti ma’thufnya dalam
segipengi’rabannya di dalam kalimat. Para ‘ulama ahli nahwu menyebutkan ada
beberapa kaidah yang harus diperhatikan dalam hukum huruf-
huruf athaf diantaranya yaitu :
1) فإنَكانَالمتبوعَمرفوعاَكانَالتابعَمرفوعا
Apabila matbu’nya marfu’ (berada dalam keadaaan rafa’) maka tabi’nya pun harus
berada dalam keadaan marfu’. Contoh : دَوَخالدقابلنيَمحم
2) وإنَكانَالمتبوعَمنصوباَكانَالتابعَمنصوبا
Apabila matbu’nya manshub (berada dalam keadaan nashab) maka tabi’nya pun
harus berada dalam keadaan nashab. Contoh : َداَوَمحمقابلتخالدا
3) وَإنَكانَالمتبوعَمخفوضاَكانَالتابعَمخفوضا
Apabila matbu’nya makhfudl (berada dalam keadaan khafadl) maka tabi’nya pun
harus berada dalam keadaan khafadl. Contoh : دَوَخالدَبمحممررت
4) وَإنَكانَالمتبوعَمجزوماَكانَالتابعَمجزوما
Apabila matbu’nya majzum (berada dalam keadaan jazm) maka tabi’nya pun harus
berada dalam keadaan jazm. Contoh : َْرسواللرسَخالدَاوَيْلمَيحضر
Dan dari berbaga contoh-contoh diatas kita dapat mengetahui bahwa isim hanya
dapat diathafkan padaisim dan fi’il hanya dapat diathafkan pada fi’il.