SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
MAKALAH
ARTIKEL
MENINGKATKAN PROFESIONALITAS
GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SEKOLAH DASAR
Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Pendidikan Seni Musik
Dosen Pengampu:
Eka Titi Andaryani, S.Pd. M.Pd
Oleh:
Fajar Mentari
1401413496
Kelas 4E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU SEKOLAH DASAR DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SEKOLAH DASAR
Fajar Mentari
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Pendidikan seni musik di Sekolah Dasar (SD) dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dilaksanakan melalui mata pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan (SBK). Namun, dalam pelaksanaannya mata pelajaran SBK ini
hanya diberikan alokasi waktu 2 (dua) jam pelajaran dalam satu minggu ditambah
tidak semua guru SD mempunyai keahlian di bidang keterampilan dalam hal ini
yaitu pendidikan seni musik, sehingga hasil keluaran pendidikan SBK yakni
siswa-siswi SD minim akan katerampilan yang sesuai dengan perkembangannya.
Guru sebagai tombak keberhasilan pendidikan seringkali dijadikan
penanggungjawab mutlak atas berhasil tidaknya siswa-siswi didiknya.
Perkembangan zaman yang semakin maju membawa anak-anak sekarang pun
lebih berpikir modern sehingga seringkali meninggalkan keterampilan sesuai
perkembangannya seperti halnya dengan lagu anak-anak yang harusnya menjadi
ciri keterampilan siswa-siswi SD tetapi mereka lebih hafal dan menyukai lagu-
lagu dewasa. Dalam posisi seperti inilah tangan kreativitas dan profesionalitas
seorang guru SD diperlukan. Karena mau tidak mau guru harus turun tangan
dalam memperbaiki kekurangan ini. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan
duru SD dalam meningkatkan profesionalitasnya dalam pembelajaran pendidikan
seni musik di SD, diantaranya yaitu memperhatikan tingkat personality guru dari
segi fisik maupun nonfisik, merencanakan desain pembelajaran yang matang dan
manarik siswa, dan pelaksanaan proses pembelajaran yang lancar dan baik
sehingga pembelajaran pendidikan seni musik bisa bermakna bagi siswa-siswi
SD. Dengan semakin meningkatnya profesionalitas guru dalam mengajarkan
pendidikan seni musik SD harapannya hasil didikan yakni siswa-siswi SD
mempunyai keterampilan yang baik dan mumpuni sesuai usia perkembangannya.
Kata kunci: Guru, Profesional, Pembelajaran, Musik, Sekolah Dasar
PENDAHULUAN
Guru merupakan ujung tombak kesuksesan pendidikan, karena maju
mundurnya pendidikan terletak di tangan seorang guru. Meskipun dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, eksistensi guru tetap penting
karena guru tidak pernah tergantikan dengan teknologi. Guru menduduki posisi
penting dalam perkembangan dunia pendidikan, karena guru memberikan teladan
bagi peserta didiknya yang nantinya membawa pendidikan ini ke tempat yang
lebih maju dengan peserta didik yang telah terdidik dengan baik. Namun, tidak
sedikit pula guru yang bisa menyesatkan peserta didiknya sehingga menyesatkan
perkembangan pendidikan bangsa ini.
Peranan guru yang sangat penting inilah menuntut guru harus mempunyai
keahlian yang lebih dibandingkan profesi yang lain, karena bisa dikatakan nasib
anak bangsa di tangan guru. Dalam hal ini guru minimal harus memiliki tiga kunci
dalam mendidik peserta didiknya, yakni kreatif, professional, dan menyenangkan.
Guru harus kreatif dalam memilah dan memilih serta mengembangkan materi
untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Guru harus professional dalam
membentuk kompetensi peserta didik sesuai tingkat perkembangannya. Kemudian
guru haruslah menyenangkan bagi peserta didiknya sehingga perserta didik
nyaman bila belajar dengan gurunya.
Profesi guru memang sangat rumit bila harus mengerjakan semua
pekerjaan yang cukup berat karena mengajar itu membutuhkan segala persiapan,
pelaksanaan serta evaluasi yang terus berkala. Namun, hal ini harus dilaksanakan
oleh guru dengan sebaik-baiknya. Dan perlu diyakini bahwa semua hal yang
dilakukan ini merupakan syarat menjadi guru yang professional.
Berbicara tentang guru tidak lepas dengan mata pelajaran yang biasa
menjadi bekal yang diajarkan bagi peserta didiknya. Setelah mengupas tuntas guru
dalam pendidikan, sekarang waktunya untuk mengupas tentang mata pelajaran di
sekolah terutama sekolah dasar. Mata pelajaran yang akan dikupas kali ini yaitu
mata pelajaran yang seringkali dijadikan mata pelajaran rekreasi, yakni Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK) tepatnya seni musik. Mata pelajaran yang satu
ini sangat tidak sepenuhnya diajarkan dalam sekolah dasar. Karena mata pelajaran
SBK ini disajikan dengan alokasi waktu 2 (dua) jam pelajaran setiap minggu.
Dengan alokasi yang tersedia dan bahan ajar yang beragam (berbagai seni) pada
umumnya para guru tidak dapat menyelenggarakan pembelajaran sebagaimana
mestinya. Ditambah jika guru yang mengajar tidak mempunya keterampilan yang
lebih dalam bidang seni musik, tentunya pembelajaran seni musik ini akan
berjalan ala kadarnya sehingga kompetensi siswa tidak berkembang. Selain itu,
mengingat pendidikan seni musik tidak masuk dalam Ujian Nasional (UN)
tentunya akan menambah tindak mengesampingkan pendidikan seni musik.
Padahal menurut beberapa ahli, seni musik merupakan sarana paling eferktif
dalam mengembangkan kreativitas. Musik juga dapat dijadikan sebagai sarana
menyalurkan emisi, ekspresi, keterampilan yang sangat cocok dalam usia
perkembangan anak sekolah dasar.
Dunia musik yang semakin berkembang ternyata mempengaruhi selera
musik bagi pendengarnya tidak terkecuali bagi peserta didik di bangku sekolah
dasar. Bahkan selara musik anak-anak zaman sekarang sudah bergeser pada
musik-musik dewasa. Dan tidak sedikit yang membawa pengaruh bagi anak-anak
sebagai pendengarnya. Ditambah khasanah guru dalam mengajarkan lagu-lagu
anak yang sesuai perkembangan mereka yang bisa dikatakan belum mumpuni.
Maka tidak heran jika anak-anak seusia sekolah dasar tidak paham dan tidak
pernah mendengar lagu anak-anak karena mereka lebih mengenal dan sering
mendengan lagu-lagu usia dewasa.
Semua fenomena ini sudah tidak asing lagi di zaman sekarang ini. Sulit
untuk mengetahui siapa yang salah tetapi dalam dunia pendidikan, nasib anak
bangsa terletak di tangan guru. Oleh karena itu, dalam artikel kali ini akan sedikit
dibahas mengenai bagaimana meningkatkan profesionalitas guru sekolah dasar
dalam mengajarkan seni music di sekolah dasar.
TINJAUAN PUSTAKA
Pendikan Seni Musik di Sekolah Dasar (SD)
Pendidikan kesenian, sebagaimana yang dinyatakan Ki Hajar Dewantara
merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak.
Pendidikan seni di sekolah, dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan dalam
membentuk jiwa dan kepribadian (berakhlak karimah). Hal ini sejalan
sebagaimana yang dinyatakan oleh Plato, bahwa pendidikan seni dapat dijadikan
dasar pendidikan, karena untuk membentuk suatu kepribadian yang baik
dilakukan melalui pendidikan seni.
Pendidikan seni di sekolah memiliki fungsi dan tujuan untuk
mengembangkan sikap dan kemampuan agar siswa mampu berkreasi dan peka
dalam berkesenian, atau memberikan kemampuan dalam berkarya dan
berapresiasi seni. Kedua jenis kemampuan ini menjadi penting artinya karena
dinamika kehidupan sosial manusia dan nilai-nilai estetis mempunyai sumbangan
terhadap kebahagiaan manusia di samping mencerdaskannya. Materi pendidikan
seni di sekolah mencakup seni musik, seni tari, seni drama, dan seni rupa.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006
pendidikan kesenian di SD dilaksanakan melalui mata pelajaran seni budaya dan
ketrampilan, yang di dalamnya mencakup sub mata pelajaran seni rupa, seni
musik, seni tari, dan ketrampilan. Sedangkan standar kompetensi lulusan
pembelajaran seni musik sebagai salah satu mata pelajaran seni budaya dan
ketrampilan di SD adalah: (1) mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni
musik dengan memperhatikan dinamika melalui berbagai ragam lagu daerah dan
wajib dengan alat iringan alat musik sederhana daerah setempat; (2)
mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik dengan ansambel sejenis
dan gabungan terhadap berbagai musik/wajib, daerah, dan nusantara; dan (3)
mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik dengan menyanyikan lagu
wajib, daerah, dan nusantara dengan memainkan alat musik sederhana daerah
setempat (Tim Pustaka Yustisia, 2007: 95-96).
Oleh karena itu setelah mengikuti pembelajaran seni musik sebagai salah
satu aspek dalam mata pelajaran seni budaya di SD, siswa diharapkan memiliki
kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya
musik serta berketerampilan yang mencakup segala aspek kecakapan hidup (life
skills) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan
vokasional dan keterampilan akademik.
Guru Profesional
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbning, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.
Kedudukan guru sebagai tenaga professional berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, serta meningkatakan mutu
pendidikan nasional.
Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas
pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan,
melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Pada prinsipnya setiap guru
harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru
cukup banyak, maka kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru
senior untuk melakukan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor
antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kinerja guru yang ditandai
dengan kesadaran dan keterampilan melaksanakan tugas secara bertanggung
jawab.
Profesionalitas guru sekolah dasar dalam membelajarkan semua mata
pelajaran tidak semuanya berjalan dengan maksimal. Karena tidak semua guru
sekolah dasar mahir di segala bidang walaupun pada hakikatnya guru sekolah
dasar harus menguasai semua bidang ilmu. Dan mata pelajaran yang seringkali
menjadi korban tidak maksimalnya pengajaran di sekolah dasar adalah seni musik.
Karena seni musik yang merupakan bagian dari mata pelajara Seni Budaya dan
Keterampilan ini seringkali mendapat perlakuan yang tidak adil dalam
pengajarannya Karen mungkin pendidikan seni musik ini tidak masuk dalam
Ujian Nasional sehingga menjadi alasan bagi guru untuk melakukannya di bawah
standar keprofesionalitasannya dan mungkin ditambah kurangnya pemahaman
serta keterampilannya terhadap seni musik.
PEMBAHASAN
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Keyakinan itu muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam
perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada
saat meninggal. Semua itu menujukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang
lain dalam perkembangannya.
Pembelajaran seni, budaya, dan keterampilan khususnya pada mata
pelajaran pendidikan seni musik untuk sekolah dasar merupakan pemberian dasar-
dasar musik diantaranya mengenalkan unsur-unsur dasar musik, cara mengolah
vokal, menghafalkan lagu anak-anak dan lagu wajib, memainkan alat-alat musik
sederhana, serta mengaitkan dengan pembelajaran lain yang tergabung dalam
sebuah tema pembelajaran.
Perkembangan zaman membawa masa anak-anak tidak pada tempatnya
karena anak-anak pada zaman sekarang sedikit yang bermain sesuai seusianya
apalagi masukan yang yang diterimanya. Terbukti tidak banyak anak-anak
sekarang yang bermain bersama dengan teman-temannya, mereka lebih sibuk
dengan gadget mereka masing-masing sehingga tidak peduli dengan lingkungan
disekitarnya.
Semakin majunya teknologi ternyata membawa dampak semakin majunya
selera anak-anak, tetapi sangat disayangkan selera mereka terlalu maju sehingga
mereka menyukai hal-hal yang diluar perkembangannya. Bisa diambil contoh
mereka lebih menyukai hal-hal yang berbau percintaan mulai dari musik maupun
tontonan dibandingan mereka menyukai hal-hal seusia mereka. Dan ternyata amat
disayangkan pula di dunia pendidikan sekolah dasar tidak mendukung penuh
dalam menggalakan kembalinya dunia anak-anak kepada peserta didik. Mata
pelajaran yang sifatnya lebih mengembangkan kreativitas anak pun tidak berjalan
dengan maksimal karena faktor-faktor penghambat lainnya.
Sistematika kurikulum SD yang sekarang, dimana pelajaran Seni Budaya
belum dibelajarkan oleh seorang guru bidang studi yang “a field of study” (satu
bidang studi), namun masih ditangani oleh Guru Kelas yang Multidiciplinary,
maka selama itu pula pembelajaran seni budaya “disamakan saja” dengan
pelajaran yang umum (Bahasa Indonesia, Matematik, IPA, dan sebagainya). Hasil
pembelajarannya pasti “jauh panggang dari api”. Kegiatan belajar akan cenderung
mementingkan deskripsi materi yang bersifat hafalan, lebih mengutamakan
standar hasil, tidak masuk akal, dan mungkin tidak manusiawi karena kejar target
kurikulum semata. Situasi pembelajaran seperti ini jelas tidak menarik, tidak
menumbuhkan pemahaman, dan akan membosankan bagi siswa. Akhirnya hasil
pembelajarannya menjadi kontraproduktif dengan ide pembelajaran yang
terdifrensiasi karena tidak sesuai disiplin ilmunya.
Sungguh sesuatu pemandangan yang melegakan, jika sekiranya pelajaran
seni musik di SD dapat dibelajarkan guru SD secara berdifrensiasi. Sebagaimana
belajar agama yang “diajarkan guru bidang studi agama”, tidak lagi sekedar
menghafal (to memorize) nama-nama Nabi misalnya, melainkan memberikan
pemahaman kepada siswa tentang nilai-nilai humaniora kejuangan spiritual
menegakkan asma illahi dari sejarah kenabian yang dipelajari. Begitu juga dengan
pelajaran Penjasorkes yang diajarkan “guru bidang studi olahraga”, yang bukan
sekedar menyuruh siswa menghafal panjang dan lebar lapangan sepakbola 120 x
90 meter saja, melainkan dengan mengajak mereka bermain sepakbola di
lapangan bersama-sama, guna membangun semangat kerjasama teammwork di
antara siswa. Saat bermain sepak bola, siswa yang satu adalah bagian dari
semangat yang lain untuk suatu tujuan yang diperjuangkan bersama.
Nasib pelajaran musik dalam rumpun “four in one” Seni Budaya di SD
tidak sebaik pelajaran agama dan pelajaran olahraga. Pelajaran seni musik “yang
bukan diajarkan oleh seorang guru bidang studi kesenian” tapi berdampingan
dengan seabrek mata pelajaran umum yang diajarkan Guru Kelas terkesan agak
dipinggirkan. Jangankan hendak menggeser dari pemahaman deskriptif ke
normantif pada tuntutan pelajaran yang terdiferensiasi humanitas, mendudukan
substansi dasar pelajaran musik di SD saja amatlah susah. Bagaimana mungkin
seorang guru SD mampu menggali nilai-nilai moral melalui seni sejak dini,
sementara mengajarkan cara “bernyanyi yang lumayan agak benar” saja sudah
tidak menarik, membingungkan, dan malah membosankan siswa. Notasi musik
(angka atau balok) yang semulanya merupakan jalan untuk membentuk pengertian
musik justru dijadikan sebagai objek hafalan yang cenderung dideskripsikan
dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan tidak diaplikasikan untuk mendukung
unjuk kebolehan siswa dalam praktek musik yang sebenarnya. Wajar kiranya jika
pelajaran musik “tampa makna ini” akhirnya diberi predikat sebagai pelajaran
“pelengkap”, “pelajaran lapis kedua” atau “pelajaran anak tiri” dari serangkaian
pelajaran umum lain dianggap lebih bermakna dan lebih penting.
Kebanyakan guru kelas yang notabene memang tidak mengerti dengan
esensi pelajaran seni musik di SD mengira bahwa belajar musik hanya sekedar
“bernyanyi bersama”, “sorak-sorak bergembira”, “bertepuk tangan” dan tak jarang
meyuruh siswa menyanyi bebas di depan kelas. Celakanya, ternyata kondisi
pendidikan seni musik yang salah arah dan salah urus ini nyatanya juga belum
banyak disentuh oleh diskusi para pakar dan pemerhati pendidikan, termasuk para
pelaku Pendidikan Seni Budaya itu sendiri. Seharusnya kalangan perguruan
tinggi, guru bidang studi Seni Budaya, para perancang kurikulum dan pemerintah
daerah, perlu duduk bersama untuk mengatasi persoalan pelajaran seni di SD,
kalau memang pendidikan di Indonesia tidak ingin membentuk insan terdidik
yang “pincang”. Sudah banyak penelitian yang membuktikan, jika pendidikan
Indonesia yang terlalu mengutamakan pengembangan aspek penalaran intelektual,
menyebabkan siswa-siswa sekolah dan kaum terpelajar nantinya menjadi tidak
berkarakter, kerap mengalami krisis moral, dan krisis identitas.
Guru sebagai tombak keberhasilan pendidikan maka keberhasilan peserta
didik pun menjadi tanggung jawab guru sehingga dalam kaitan ini akan mengupas
tuntas permasalahan pendidikan seni musik dari sudut pandang guru. Berikut
beberapa langkah yang bisa dilakukan guru dalam meningkatkan profesionalitas
guru SD dalam pembelajaran pendidikan seni musikl di SD yang dapat dilihat dari
beberapa aspek diantaranya:
1. Personality Guru
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta
didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan
ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena satu
peserta didik dengan peserta didik yang lain memiliki perbedaan yang sangat
mendasar. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan
kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Dalam hal ini guru harus kreatif, profesional, dan
menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai berikut: (1) orang tua yang
penuh kasih sayang pada peserta didiknya, (2) teman, tempat mengadu, dan
mengutarakan perasaan bagi peserta didik, (3) fasilitator yang selalu siap
memberikan kemudahan, melayani pesera didik sesuai dengan minat,
kemampuan, dan bakatnya, (4) memberikan sumbangan pemikiran kepada
orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan
membantu pemecahannya, (5) memupuk rasa percaya diri, berani bertanggung
jawab, (6) membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan
(bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar, (7) mengembangkan proses
sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya, (8)
mengembangkan kreativitas, (9) menjadi pembantu ketika diperlukan.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru harus mampu memaknai
pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas
pribadi peserta didik.
Pada akhir-akhir ini pemerintah dalam hal ini Pendidikan Nasional
menggalakkan suatu program sertifikasi, yaitu sebuah program penilaian
terhadap standar profesionalisasi guru yang dikenal dengan sertifikasi guru.
Secara garis besar guru harus menyiapkan hal-hal yang dipersyaratkan dalam
sertifikasi seorang guru, seperti fortopolio aktivitas guru yang telah dilakukan
dalam rangka meningkatkan wawasan dan pemahaman guru terhadap
kependidikan, proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru untuk
proses pembelajaran, dan aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan untuk lebih
memahami tentang seluk-beluk pendidikan, bahkan sampai ke pelatihan-
pelatihan, guna meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru tersebut.
Pada pembelajaran seni, budaya dan keterampilan khususnya mata
pelajaran pendidikan seni musik dapat dilakukan guru dengan menggunakan
beberapa metode dan pendekatan-pendekatan yang akan menghantarkan
peserta didik kepada pembelajaran pendidikan seni musik yang menyenangkan,
menarik, dan bermakna bagi peserta didik. Dengan memperhatikan personality
guru yang dijabarkan tersebut, guru harus mempersiapkan secara efisien dan
efektif segenap kemampuan pribadi dan kemampuan akademis. Layaknya
seorang guru yang akan memberikan pembelajaran pendidikan seni musik,
sudah tentu harus mengerti akan basic musik, baik itu mengenai vokal maupun
mengenai permainan atau praktek musik itu sendiri.
Pada pembelajaran pendidikan seni musik di sekolah dasar kemampuan
guru tidak dituntut harus mahir memainkan seluruh alat musik secara
profesional layaknya seorang pekerja seni atau ilmu seni murni (fine art)
ataupun harus menjadi seorang pakar seni baru bisa membelajarkan seni musik,
dan tidak harus menjadi vokalis terkenal dalam menyanyikan lagu-lagu yang
sulit, akan tetapi guru lebih diutamakan berperan sebagai seorang akademisi
yang akan memberikan pengalaman musik sesuai dengan kehidupan peserta
didik di keseharian mereka. Dengan kata lain guru memposisikan dirinya
sebagai ilmu seni terapan (application art).
Pada proses pembelajaran yang diberikan atau ditransfer oleh guru harus
disesuaikan dengan tingkat pernguasaan dan perkembangan siswa. Apa yang
sedang digemari dan berada pada tingkatan apa pola pikir anak pada saat
dilakukan proses pembelajaran, serta apa yang menjadi proritas perkembangan
psikologis seorang peserta didik. Pada uraian di atas telah dikemukakan bahwa
seorang guru harus memperhatikan peserta didik secara individual. Hal ini
menyangkut tingkat perkembangan, permasalahan yang sedang dihadapi dan
lain sebagainya.
Pertumbuhan berfikir anak usia SD berada pada tingkat berfikir kongkrit
(Piaget), dan menurut Bruner tingkat berfikir anak memiliki dua komponen,
yaitu pembentukan konsep dan tindakan pemahaman konsep.
Kedua ahli ini hampir sama pendapatnya, yaitu anak usia SD berada pada
tingkat berfikir kongkrit. Implikasi pertumbuhan berfikir anak usia SD ini
menuntut agar dalam pembelajaran dilakukan sebagai berikut:
a) Dalam membahas materi pelajaran dibawa kedalam suasana kongkrit dan
kalau dapat dibawa ke dalam situasi nyata, sesuai dengan pendapat Bruner
cara belajar anak dengan memberi kesempatan pada anak menemukan
konsep dan pemahaman konsep dengan cara anaktif, ekonik dan simbolik.
b) Bila dalam pembelajaran tidak dapat dibawa ke dalam realita yang
sebenarnya, maka guru harus berupaya mengganti dengan pengganti
suasana yang nyata, berupa penggunaan media pembelajaran. Sebisa
mungkin guru harus berupaya agar dalam proses pembelajaran anak dapat
memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sosial
atau sumber-sumber sosial di luar dirinya.
2. Desain Pembelajaran
Esensi desain pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen, yaitu
siswa, tujuan, metode, dan evaluasi serta analisis topik. Empat komponen
tersebut dipengaruhi oleh teori belajar dan pembelajaran, sedangkan analisis
topik merupakan desain pembelajaran yang dihasilkan dari disiplin ilmu
tertentu. Untuk mengetahui apa sebenarnya desain pembelajaran dengan
mengacu kepada pendapat Rothwell dan Khazanas, 1992 dalam Dewi Salma
Prawiradilaga (2007:15) dalam bukunya Prinsip Desain Pembelajaran
(Instructional Design Principles) yang mengemukakan bahwa desain
pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan desain pembelajaran terkait
dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi.
Bagi mereka peningkatan kinerja berarti penginkatan kinerja organisasi. Desain
pembelajaran melakukan hal tersebut melalui suatu model kinerja manusia.
Desain pembelajaran membantu seorang guru dalam dalam proses
pembelajaran yang memiliki tahap segera dan jangka panjang. Kita percaya
kondisi bahwa dalam pembelajaran terdapat kondisi-kondisi internal dan
eksternal. Kondisi internal adalah kemampuan dan kesiapan diri peserta didik,
sedangkan kondisi eksternal pengaturan lingkungan yang didesain. Kondisi
eksternal inilah yang disebut dengan desain pembelajaran. Untuk itu desain
pembelajaran harus lah sistematis, dan menerapkan konsep pendekatan sistem
agar berhasil mengingkatkan mutu kinerja seorang guru. Desain pembelajaran
yang sistematis dan efektif akan mendorong peserta didik dalam penguasaan
materi pembelajaran. Sebagai contoh, tampilan buku atau modul yang menarik
dapat menimbulkan minat belajar. Sedangkan pengolahan serta penyajian isi
yang menarik dapat membangkitkan rasa ingin tahu yang tinggi.Proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas tersebut tidak menurut apa yang
sudah digariskan oleh kurikulum. Guru hanya melakukan kegiatan bernyanyi
dimulai dari awal jam pelajaran sampai jam pelajaran berakhir. Pada waktu
diadakan wawancara dengan guru yang bersangkutan beliau mengatakan,”
Saya tidak bisa mengajarkan musik, pak. Seharusnya yang mengajarkan
pendidikan seni musik adalah orang-orang yang pendidikannya seni musik”.
Jadi kami hanya membelajarkan siswa dengan bernyanyi saja, tanpa
mengenalkan mereka dasar-dasar musik itu sendiri. Kalau memang ada lomba
kesenian, kami mengundang dan mendatangkan para praktisi musik untuk
mengajar siswa”.
Pembelajaran musik memang membutuhkan pemahaman guru mengenai
dasar-dasar musik dan mampu memberikan pengalaman musik agar siswa bisa
mengekspresikan dan menyanyikan lagu-lagu sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Seandainya kemampuan guru terbatas dalam bidang musik, maka
guru bisa menggunakan berbagai media pembelajaran seperti media audio.
Untuk menyanyikan dan menghafalkan lagu-lagu wajib dan lagu anak-anak
guru bisa menyiapkan tape recorder dan memperdengarkan lagu tersebut
kepada siswa. Setelah itu perlahan-lahan siswa disuruh untuk mengikuti lagu
tersebut sampai mereka hafal irama dan lirik lagu tersebut. Disamping itu guru
melatihkan solmisasi (do, re, mi, fa, so, la, si, do) dengan ketepatan nada yang
diucapkan. Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga nada-nada
yang diucapkan dan dibaca oleh peserta didik dapa lengket dipikiran mereka.
Setelah itu baru diajarkan cara membuat ketukan sesuai dengan tempo yang
dituliskan dipartitur lagu.
Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik anak sekolah dasar
yang kecenderungan masih menganut pola pikir kongkrit dan masih dalam
taraf belajar sambil bermain, maka hal ini menjadi bahan untuk guru dalam
membelajarkan pendidikan seni musik sesuai dengan SK, KD, dan indikator
kurikulum untuk membuat desain yang menyenangkan dan bermakna bagi
mahasiswa, dan menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang
merangsang siswa untuk mengikuti pembelajaran. Caranya, dengan menyuruh
siswa melakukan gerakan, dan ekspresi mereka dalam bernyanyi, serta guru
berusaha mengkondisikan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan.
Dalam mata pelajaran seni, budaya, dan keterampilan, aspek budaya
tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata
pelajaran seni, budaya, dan keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan
seni yang berbasis budaya.
Pendidikan seni, budaya, dan keterampilan diberikan di sekolah karena
keunikan, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk
kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar
dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni”.
Pendidikan seni, budaya, dan keterampilan memiliki sifat multilingual,
multidimensional, multikultural. Multilingual bermakna pengembangan
kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan
media seperti: bahasa rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai perpaduannya.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi
konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi
dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika,
dan etika. Sifat Multikultural mengandung makna pendidikan seni
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam
budaya nusantara dan manca negara. Hal ini merupakan wujud pembentukan
sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta
toleran dalam masyarakat dan budaya majemuk.
Pendidikan seni, budaya, dan keterampilan memiliki peranan dalam
pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan
kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan yang terdiri
atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik,
logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas,
kecerdasan spritual dan moral, kecerdasan emosional.
c. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas awal sekolah dasar
menggunakan pendekatan tematik, tanpa melihat adanya batasan yang jelas
diantara mata pelajaran-mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik,
dan tidak mengenal batasan-batasan waktu antara satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran lain. Pendekatan Tematis juga menggunakan tema sebagai
fokus pembelajaran, dan jaringan tema sebagai keterkaitan fokus dengan mata
pelajaran lain yang mendukung tema yang diberikan kepada peserta didik.
Seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya di kelas
harus mempunyai perencanaan yang jelas dan terorganisir, agar bisa
menjalankan tugasnya sebagai transformator dan fasilitator dapat terlaksana
dengan baik di depan kelas, sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna dan
menyenangkan bagi peserta didik. Perencanaan yang harus dimiliki oleh
seorang guru berbentuk RPP yang di dalamnya tertuang strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam proses
pembelajaran, serta media-media untuk kelancaran proses pembelajaran. RPP
juga berisikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar. Semua itu diikuti
dengan perumusan indikator yang mengisyaratkan kepada guru tentang
kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi
yang diberikan oleh guru, banyak hal yang bisa dilakukan seperti halnya apa
yang terdapat pada unsur-unsur asesmen, penilaian proses. Guru bisa
melakukan penilaian dengan melakukan dan memperhatikan portofolio peserta
didik. Asesmen ini dilakukan dengan mengacu kepada tiga ranah, yaitu:
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dan pada tingkat yang lebih tinggi seorang
guru harus membiarkan peserta didik menilai kerja mereka sendiri, dan
menentukan nilai apa yang semestinya mereka dapatkan (penilaian diri
sendiri). Khusus untuk mata pelajaran SBK lebih penilaian diutamakan terhada
penguasaan kemampuan psikomotor peserta didik.
Pemakaian dan penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran
pendidikan seni musik khususnya, bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan
media-media yang dekat dengan diri peserta didik. Seperti, tepuk tangan,
hentakan kaki, bernyanyi, gerakan tubuh, serta memanfaatkan peralatan-
peralatan bekas, seperti: gelas, botol dan lain sebagainya. Media ini diorganisir
sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat memperolehnya dengan mudah
dan sekaligus membuat mereka menyenangi, dan menyukai kegiatan yang
dilakukan dan pada akhirnya mereka mau menerima apa materi yang diberikan
oleh guru.
Dalam hal kemampuan memainkan alat musik juga diperagakan mulai
dari unsur pengenalan terhadap alat musik, cara memainkan yang benar, cara
membaca notasi musik, serta memberikan pemahaman terhadap aturan-aturan
atau unsur-unsur dasar dari musik. Bagian yang penting diberikan adalah
latihan harus dilakukan secara bertahap-tahap, berulang-ulang, dan sepotong-
sepotong sampai peserta didik bisa memahami dan mengerti cara membaca dan
memainkan alat musik.
SIMPULAN
Guru merupakan ujung tombak kesuksesan pendidikan, karena maju
mundurnya pendidikan terletak di tangan seorang guru. Peranan guru yang sangat
penting inilah menuntut guru harus mempunyai keahlian yang lebih dibandingkan
profesi yang lain, karena bisa dikatakan nasib anak bangsa di tangan guru. Dan
mata pelajaran lah yang menjadi senjata bagi guru dalam mendidi serta mengajar
siswa-siswinya.
Guru Sekolah Dasar (SD) menjadi penentu keberhasilan pendidikan
peserta didik. Dan mata pelajaran yang seringkali dikesampingkan yaitu
pendidkan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) yang hanya diberiakna alokasi
waktu 2 jam pelajaran dalam satu minggu. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006 mata pelajaran SBK di dalamnya mencakup sub
mata pelajaran seni rupa, seni musik, seni tari, dan ketrampilan.
Pendidikan seni musik yang menjadi bahasan dalam artikel ini dirasakan
kurang maksimal dalam pengajaran maupun hasilnya. Dikarenakan oleh pengaruh
perkembangan zaman yang semakin maju dan tentunya karena kurangnya
profesionalitas dan kreativitas guru dalam mendidik dan mengajar pendidikan seni
musik di SD kepada peserta didiknya. Untuk mencegah dan menanggulangi
ketidakmaksimalnya hasil pembelajaran pendidikan seni musik di SD maka dalam
hal ini perlunya perbaikan dari segi tangan kreativitas dan profesinalitas guru.
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan duru SD dalam meningkatkan
pofesionalitasnya dalam pembelajaran pendidikan seni musik di SD, diantaranya
yaitu memperhatikan tingkat personality guru dari segi fisik maupun nonfisik,
merencanakan desain pembelajaran yang matang dan manarik siswa, dan
pelaksanaan proses pembelajaran yang lancar dan baik sehingga pembelajaran
pendidikan seni musik bisa bermakna bagi siswa-siswi SD. Dengan semakin
meningkatnya profesionalitas guru dalam mengajarkan pendidikan seni musik SD
harapannya hasil didikan yakni siswa-siswi SD mempunyai keterampilan yang
baik dan mumpuni sesuai usia perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Standar Isi Kurikulum KTSP SD. Diunduh dari
http://www.sekolahdasar.net/2012/08/download-standar-isi-kurikulm-
ktsp-sd.html
UM. 2012. Wawasan Konsep Pendidikan Seni. Diunduh dari
http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/BAB-I.docx.
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2007. Prinsip Desain Pembelaran (Intructional
Design Pinciple). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Utomo, Udi. 2007. Model Pengembangan Materi Pembelajaran Seni Musik di
SD/MI Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Diunduh dari
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/download
Depdinas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan
Seni Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
_____. ____. Kiat-Kiat Menyampaikan Pembelajaran Seni Musik di SD. Diunduh
dari http://gurupintar.ut.ac.id/download/doc_download/95-kiat-kiat-
menyampaikan-pembelajaran-seni-musik-di-sd.html.
Utomo, Fajar. 2013. Pendidikan Seni Musik di SD. Diunduh dari
http://blog.uad.ac.id/fajar12005076/2013/11/07/pendidikan-seni-musik-
di-sd/.
Desyandri. 2008. Problematika Pembelajaran Seni Musik di Sekolah Dasar.
Diunduh dari https://desyandri.wordpress.com/2008/12/22/1/.
Naisah. 2013. Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dengan
Menggunakan Pendekatan Inkuiri di Sekolah Dasar. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.
Suharto. 2012. Problematika Pelaksanaan Pendidikan Seni Musik di Sekolah
Kejuruan Non Seni. Diunduh dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=135934&val=5651.

More Related Content

What's hot

LK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdfLK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdfpermanawidya
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxsatrioFajarP
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifNaita Novia Sari
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdfMuhamad Yogi
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanRizal Fahmi
 
Ppt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model sharedPpt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model sharedCha-cha Taulanys
 
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...SEDIA PTK
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdfAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdfTattiHerawati1
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
PPT KURIKULUM MERDEKA DR. HENDRO_2022_pptx [Autosaved].pptx
PPT KURIKULUM MERDEKA DR. HENDRO_2022_pptx [Autosaved].pptxPPT KURIKULUM MERDEKA DR. HENDRO_2022_pptx [Autosaved].pptx
PPT KURIKULUM MERDEKA DR. HENDRO_2022_pptx [Autosaved].pptxCindyCencen
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfDelindaheaven
 
Asesmen Diagnostik.pptx
Asesmen Diagnostik.pptxAsesmen Diagnostik.pptx
Asesmen Diagnostik.pptxaldyghifary
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Tugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranTugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajarankamaria kamaruddin
 
rpp-berdiferensiasi-dan-kse-kelas-6.pdf
rpp-berdiferensiasi-dan-kse-kelas-6.pdfrpp-berdiferensiasi-dan-kse-kelas-6.pdf
rpp-berdiferensiasi-dan-kse-kelas-6.pdfsdmujahidin2
 
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptxaksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptxPurmeidiantopurmeidi
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswaAlby Alyubi
 

What's hot (20)

LK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdfLK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdf
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?.pdf
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
 
Ppt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model sharedPpt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model shared
 
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdfAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
PPT KURIKULUM MERDEKA DR. HENDRO_2022_pptx [Autosaved].pptx
PPT KURIKULUM MERDEKA DR. HENDRO_2022_pptx [Autosaved].pptxPPT KURIKULUM MERDEKA DR. HENDRO_2022_pptx [Autosaved].pptx
PPT KURIKULUM MERDEKA DR. HENDRO_2022_pptx [Autosaved].pptx
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
 
Asesmen Diagnostik.pptx
Asesmen Diagnostik.pptxAsesmen Diagnostik.pptx
Asesmen Diagnostik.pptx
 
CP, TP, ATP.pptx
CP, TP, ATP.pptxCP, TP, ATP.pptx
CP, TP, ATP.pptx
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
Tugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranTugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaran
 
rpp-berdiferensiasi-dan-kse-kelas-6.pdf
rpp-berdiferensiasi-dan-kse-kelas-6.pdfrpp-berdiferensiasi-dan-kse-kelas-6.pdf
rpp-berdiferensiasi-dan-kse-kelas-6.pdf
 
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptxaksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptx
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
TEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIKTEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIK
 

Viewers also liked

Musik adalah media cerdas bermain anak usia dini (individu)
Musik adalah media cerdas bermain anak usia dini (individu)Musik adalah media cerdas bermain anak usia dini (individu)
Musik adalah media cerdas bermain anak usia dini (individu)Fitrie LuBhz
 
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)GSA Publishing
 
Penulisan skripsi s1 manajemen uii
Penulisan skripsi s1 manajemen uiiPenulisan skripsi s1 manajemen uii
Penulisan skripsi s1 manajemen uiiNanang Zubaidi
 
Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity Terhadap Keterampilan Me...
Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity Terhadap Keterampilan Me...Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity Terhadap Keterampilan Me...
Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity Terhadap Keterampilan Me...egi faisal jubaedi
 
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...Evert Sandye Taasiringan
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiWira Sudewa
 
Tematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah DasarTematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah Dasarfatimahsyahfistp
 
makalah penelitian survei
makalah penelitian survei makalah penelitian survei
makalah penelitian survei Eli Meivawati
 
Presentasi PTK - Upaya meningkatkan minat belajar matematika melalui discover...
Presentasi PTK - Upaya meningkatkan minat belajar matematika melalui discover...Presentasi PTK - Upaya meningkatkan minat belajar matematika melalui discover...
Presentasi PTK - Upaya meningkatkan minat belajar matematika melalui discover...calonmayat
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...Uofa_Unsada
 
Program ekstrakurikuler seni
Program ekstrakurikuler seniProgram ekstrakurikuler seni
Program ekstrakurikuler seniPispian Rahman
 

Viewers also liked (17)

Musik adalah media cerdas bermain anak usia dini (individu)
Musik adalah media cerdas bermain anak usia dini (individu)Musik adalah media cerdas bermain anak usia dini (individu)
Musik adalah media cerdas bermain anak usia dini (individu)
 
Abstraksi
AbstraksiAbstraksi
Abstraksi
 
MAKALAH DAN SURAT
MAKALAH DAN SURATMAKALAH DAN SURAT
MAKALAH DAN SURAT
 
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
 
Penulisan skripsi s1 manajemen uii
Penulisan skripsi s1 manajemen uiiPenulisan skripsi s1 manajemen uii
Penulisan skripsi s1 manajemen uii
 
Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity Terhadap Keterampilan Me...
Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity Terhadap Keterampilan Me...Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity Terhadap Keterampilan Me...
Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity Terhadap Keterampilan Me...
 
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
 
Tematik makalah SD
Tematik makalah SDTematik makalah SD
Tematik makalah SD
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Tematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah DasarTematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah Dasar
 
makalah penelitian survei
makalah penelitian survei makalah penelitian survei
makalah penelitian survei
 
Makalah musik
Makalah musikMakalah musik
Makalah musik
 
Presentasi PTK - Upaya meningkatkan minat belajar matematika melalui discover...
Presentasi PTK - Upaya meningkatkan minat belajar matematika melalui discover...Presentasi PTK - Upaya meningkatkan minat belajar matematika melalui discover...
Presentasi PTK - Upaya meningkatkan minat belajar matematika melalui discover...
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
 
SENI MUSIK
SENI MUSIKSENI MUSIK
SENI MUSIK
 
Program ekstrakurikuler seni
Program ekstrakurikuler seniProgram ekstrakurikuler seni
Program ekstrakurikuler seni
 
Staff absen
Staff absenStaff absen
Staff absen
 

Similar to MENINGKATKAN PROFESIONALITAS

Sp muzik f123
Sp muzik f123Sp muzik f123
Sp muzik f123asnur87
 
UP-ptk smp 016.docx
UP-ptk smp 016.docxUP-ptk smp 016.docx
UP-ptk smp 016.docxUMARNAYO
 
ekstrakurikuler.pptx
ekstrakurikuler.pptxekstrakurikuler.pptx
ekstrakurikuler.pptxChandraKyra1
 
Kelas 10-revisi-2017-sma-seni-budaya
Kelas 10-revisi-2017-sma-seni-budayaKelas 10-revisi-2017-sma-seni-budaya
Kelas 10-revisi-2017-sma-seni-budayaendryw1
 
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-12021641 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216eli priyatna laidan
 
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-12021641 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216Novi Tadorante
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Seni Musik Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Seni Musik Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Seni Musik Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Seni Musik Fase DModul Guruku
 
Naskah Video Inovatif Katagori Kepsek A.n Gustin maripi TK Negeri Pembina Tai...
Naskah Video Inovatif Katagori Kepsek A.n Gustin maripi TK Negeri Pembina Tai...Naskah Video Inovatif Katagori Kepsek A.n Gustin maripi TK Negeri Pembina Tai...
Naskah Video Inovatif Katagori Kepsek A.n Gustin maripi TK Negeri Pembina Tai...GustinMaripi1
 
Guru Les Alat Musik jg.pdf
Guru Les Alat Musik jg.pdfGuru Les Alat Musik jg.pdf
Guru Les Alat Musik jg.pdfSyamsulHery
 
Meto pen revi oktavia
Meto pen revi oktaviaMeto pen revi oktavia
Meto pen revi oktaviaregas12
 
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI TANPA PERENCANAAN
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI TANPA PERENCANAANPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI TANPA PERENCANAAN
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI TANPA PERENCANAANyos sudarman
 
Dskp pendidikan muzik tahun 6
Dskp pendidikan muzik tahun 6Dskp pendidikan muzik tahun 6
Dskp pendidikan muzik tahun 6izzall
 
Dskp pend muzik tahun 6
Dskp pend muzik tahun 6Dskp pend muzik tahun 6
Dskp pend muzik tahun 6geearashid
 
Dskp pend muzik tahun 6
Dskp pend muzik tahun 6Dskp pend muzik tahun 6
Dskp pend muzik tahun 6Solikin Ahmad
 

Similar to MENINGKATKAN PROFESIONALITAS (20)

Sp muzik f123
Sp muzik f123Sp muzik f123
Sp muzik f123
 
UP-ptk smp 016.docx
UP-ptk smp 016.docxUP-ptk smp 016.docx
UP-ptk smp 016.docx
 
Proposal kegiatan
Proposal kegiatanProposal kegiatan
Proposal kegiatan
 
ekstrakurikuler.pptx
ekstrakurikuler.pptxekstrakurikuler.pptx
ekstrakurikuler.pptx
 
Kelas 10-revisi-2017-sma-seni-budaya
Kelas 10-revisi-2017-sma-seni-budayaKelas 10-revisi-2017-sma-seni-budaya
Kelas 10-revisi-2017-sma-seni-budaya
 
Panduan kesenian kab.dompu
Panduan kesenian  kab.dompuPanduan kesenian  kab.dompu
Panduan kesenian kab.dompu
 
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-12021641 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
 
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-12021641 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
41 silabus-seni-budaya-sma-versi-120216
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Seni Musik Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Seni Musik Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Seni Musik Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Seni Musik Fase D
 
Silabus Seni Budaya SMA.docx
Silabus Seni Budaya SMA.docxSilabus Seni Budaya SMA.docx
Silabus Seni Budaya SMA.docx
 
Sp Kbsr Muzik 1
Sp Kbsr Muzik 1Sp Kbsr Muzik 1
Sp Kbsr Muzik 1
 
Sp kbsr muzik
Sp kbsr muzikSp kbsr muzik
Sp kbsr muzik
 
Naskah Video Inovatif Katagori Kepsek A.n Gustin maripi TK Negeri Pembina Tai...
Naskah Video Inovatif Katagori Kepsek A.n Gustin maripi TK Negeri Pembina Tai...Naskah Video Inovatif Katagori Kepsek A.n Gustin maripi TK Negeri Pembina Tai...
Naskah Video Inovatif Katagori Kepsek A.n Gustin maripi TK Negeri Pembina Tai...
 
Guru Les Alat Musik jg.pdf
Guru Les Alat Musik jg.pdfGuru Les Alat Musik jg.pdf
Guru Les Alat Musik jg.pdf
 
Meto pen revi oktavia
Meto pen revi oktaviaMeto pen revi oktavia
Meto pen revi oktavia
 
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI TANPA PERENCANAAN
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI TANPA PERENCANAANPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI TANPA PERENCANAAN
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI TANPA PERENCANAAN
 
Dskp pendidikan muzik tahun 6
Dskp pendidikan muzik tahun 6Dskp pendidikan muzik tahun 6
Dskp pendidikan muzik tahun 6
 
Dskp pend muzik tahun 6
Dskp pend muzik tahun 6Dskp pend muzik tahun 6
Dskp pend muzik tahun 6
 
Dskp pend muzik tahun 6
Dskp pend muzik tahun 6Dskp pend muzik tahun 6
Dskp pend muzik tahun 6
 
Dskp pendidikan muzik tahun 6
Dskp pendidikan muzik tahun 6Dskp pendidikan muzik tahun 6
Dskp pendidikan muzik tahun 6
 

More from FAJAR MENTARI

Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...FAJAR MENTARI
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalFAJAR MENTARI
 
Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam KebatinanMistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam KebatinanFAJAR MENTARI
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaFAJAR MENTARI
 
Makalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
Makalah Bahasa Indonesia Menulis AlineaMakalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
Makalah Bahasa Indonesia Menulis AlineaFAJAR MENTARI
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifFAJAR MENTARI
 
Artikel Muatan Lokal
Artikel Muatan LokalArtikel Muatan Lokal
Artikel Muatan LokalFAJAR MENTARI
 
Jenis dan klasifikasi media
Jenis dan klasifikasi mediaJenis dan klasifikasi media
Jenis dan klasifikasi mediaFAJAR MENTARI
 
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hariMakalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hariFAJAR MENTARI
 
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...FAJAR MENTARI
 
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAANKEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAANFAJAR MENTARI
 
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTERPERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTERFAJAR MENTARI
 

More from FAJAR MENTARI (14)

Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
Makalah Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Tiga Keterampilan Berbahasa La...
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
 
Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam KebatinanMistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
 
Makalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
Makalah Bahasa Indonesia Menulis AlineaMakalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
Makalah Bahasa Indonesia Menulis Alinea
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
 
Artikel Muatan Lokal
Artikel Muatan LokalArtikel Muatan Lokal
Artikel Muatan Lokal
 
Jenis dan klasifikasi media
Jenis dan klasifikasi mediaJenis dan klasifikasi media
Jenis dan klasifikasi media
 
FAJAR MENTARI
FAJAR MENTARIFAJAR MENTARI
FAJAR MENTARI
 
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hariMakalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
Makalah Manfaat Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari
 
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
 
PENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATAPENGOLAHAN DATA
PENGOLAHAN DATA
 
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAANKEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
 
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTERPERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
PERAN UTAMA GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
 

Recently uploaded

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 

MENINGKATKAN PROFESIONALITAS

  • 1. MAKALAH ARTIKEL MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SEKOLAH DASAR Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Pendidikan Seni Musik Dosen Pengampu: Eka Titi Andaryani, S.Pd. M.Pd Oleh: Fajar Mentari 1401413496 Kelas 4E PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
  • 2. MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SEKOLAH DASAR Fajar Mentari Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Pendidikan seni musik di Sekolah Dasar (SD) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dilaksanakan melalui mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Namun, dalam pelaksanaannya mata pelajaran SBK ini hanya diberikan alokasi waktu 2 (dua) jam pelajaran dalam satu minggu ditambah tidak semua guru SD mempunyai keahlian di bidang keterampilan dalam hal ini yaitu pendidikan seni musik, sehingga hasil keluaran pendidikan SBK yakni siswa-siswi SD minim akan katerampilan yang sesuai dengan perkembangannya. Guru sebagai tombak keberhasilan pendidikan seringkali dijadikan penanggungjawab mutlak atas berhasil tidaknya siswa-siswi didiknya. Perkembangan zaman yang semakin maju membawa anak-anak sekarang pun lebih berpikir modern sehingga seringkali meninggalkan keterampilan sesuai perkembangannya seperti halnya dengan lagu anak-anak yang harusnya menjadi ciri keterampilan siswa-siswi SD tetapi mereka lebih hafal dan menyukai lagu- lagu dewasa. Dalam posisi seperti inilah tangan kreativitas dan profesionalitas seorang guru SD diperlukan. Karena mau tidak mau guru harus turun tangan dalam memperbaiki kekurangan ini. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan duru SD dalam meningkatkan profesionalitasnya dalam pembelajaran pendidikan seni musik di SD, diantaranya yaitu memperhatikan tingkat personality guru dari segi fisik maupun nonfisik, merencanakan desain pembelajaran yang matang dan manarik siswa, dan pelaksanaan proses pembelajaran yang lancar dan baik sehingga pembelajaran pendidikan seni musik bisa bermakna bagi siswa-siswi SD. Dengan semakin meningkatnya profesionalitas guru dalam mengajarkan pendidikan seni musik SD harapannya hasil didikan yakni siswa-siswi SD mempunyai keterampilan yang baik dan mumpuni sesuai usia perkembangannya. Kata kunci: Guru, Profesional, Pembelajaran, Musik, Sekolah Dasar
  • 3. PENDAHULUAN Guru merupakan ujung tombak kesuksesan pendidikan, karena maju mundurnya pendidikan terletak di tangan seorang guru. Meskipun dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, eksistensi guru tetap penting karena guru tidak pernah tergantikan dengan teknologi. Guru menduduki posisi penting dalam perkembangan dunia pendidikan, karena guru memberikan teladan bagi peserta didiknya yang nantinya membawa pendidikan ini ke tempat yang lebih maju dengan peserta didik yang telah terdidik dengan baik. Namun, tidak sedikit pula guru yang bisa menyesatkan peserta didiknya sehingga menyesatkan perkembangan pendidikan bangsa ini. Peranan guru yang sangat penting inilah menuntut guru harus mempunyai keahlian yang lebih dibandingkan profesi yang lain, karena bisa dikatakan nasib anak bangsa di tangan guru. Dalam hal ini guru minimal harus memiliki tiga kunci dalam mendidik peserta didiknya, yakni kreatif, professional, dan menyenangkan. Guru harus kreatif dalam memilah dan memilih serta mengembangkan materi untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Guru harus professional dalam membentuk kompetensi peserta didik sesuai tingkat perkembangannya. Kemudian guru haruslah menyenangkan bagi peserta didiknya sehingga perserta didik nyaman bila belajar dengan gurunya. Profesi guru memang sangat rumit bila harus mengerjakan semua pekerjaan yang cukup berat karena mengajar itu membutuhkan segala persiapan, pelaksanaan serta evaluasi yang terus berkala. Namun, hal ini harus dilaksanakan oleh guru dengan sebaik-baiknya. Dan perlu diyakini bahwa semua hal yang dilakukan ini merupakan syarat menjadi guru yang professional. Berbicara tentang guru tidak lepas dengan mata pelajaran yang biasa menjadi bekal yang diajarkan bagi peserta didiknya. Setelah mengupas tuntas guru dalam pendidikan, sekarang waktunya untuk mengupas tentang mata pelajaran di sekolah terutama sekolah dasar. Mata pelajaran yang akan dikupas kali ini yaitu mata pelajaran yang seringkali dijadikan mata pelajaran rekreasi, yakni Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) tepatnya seni musik. Mata pelajaran yang satu ini sangat tidak sepenuhnya diajarkan dalam sekolah dasar. Karena mata pelajaran SBK ini disajikan dengan alokasi waktu 2 (dua) jam pelajaran setiap minggu.
  • 4. Dengan alokasi yang tersedia dan bahan ajar yang beragam (berbagai seni) pada umumnya para guru tidak dapat menyelenggarakan pembelajaran sebagaimana mestinya. Ditambah jika guru yang mengajar tidak mempunya keterampilan yang lebih dalam bidang seni musik, tentunya pembelajaran seni musik ini akan berjalan ala kadarnya sehingga kompetensi siswa tidak berkembang. Selain itu, mengingat pendidikan seni musik tidak masuk dalam Ujian Nasional (UN) tentunya akan menambah tindak mengesampingkan pendidikan seni musik. Padahal menurut beberapa ahli, seni musik merupakan sarana paling eferktif dalam mengembangkan kreativitas. Musik juga dapat dijadikan sebagai sarana menyalurkan emisi, ekspresi, keterampilan yang sangat cocok dalam usia perkembangan anak sekolah dasar. Dunia musik yang semakin berkembang ternyata mempengaruhi selera musik bagi pendengarnya tidak terkecuali bagi peserta didik di bangku sekolah dasar. Bahkan selara musik anak-anak zaman sekarang sudah bergeser pada musik-musik dewasa. Dan tidak sedikit yang membawa pengaruh bagi anak-anak sebagai pendengarnya. Ditambah khasanah guru dalam mengajarkan lagu-lagu anak yang sesuai perkembangan mereka yang bisa dikatakan belum mumpuni. Maka tidak heran jika anak-anak seusia sekolah dasar tidak paham dan tidak pernah mendengar lagu anak-anak karena mereka lebih mengenal dan sering mendengan lagu-lagu usia dewasa. Semua fenomena ini sudah tidak asing lagi di zaman sekarang ini. Sulit untuk mengetahui siapa yang salah tetapi dalam dunia pendidikan, nasib anak bangsa terletak di tangan guru. Oleh karena itu, dalam artikel kali ini akan sedikit dibahas mengenai bagaimana meningkatkan profesionalitas guru sekolah dasar dalam mengajarkan seni music di sekolah dasar. TINJAUAN PUSTAKA Pendikan Seni Musik di Sekolah Dasar (SD) Pendidikan kesenian, sebagaimana yang dinyatakan Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak. Pendidikan seni di sekolah, dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan dalam membentuk jiwa dan kepribadian (berakhlak karimah). Hal ini sejalan
  • 5. sebagaimana yang dinyatakan oleh Plato, bahwa pendidikan seni dapat dijadikan dasar pendidikan, karena untuk membentuk suatu kepribadian yang baik dilakukan melalui pendidikan seni. Pendidikan seni di sekolah memiliki fungsi dan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan agar siswa mampu berkreasi dan peka dalam berkesenian, atau memberikan kemampuan dalam berkarya dan berapresiasi seni. Kedua jenis kemampuan ini menjadi penting artinya karena dinamika kehidupan sosial manusia dan nilai-nilai estetis mempunyai sumbangan terhadap kebahagiaan manusia di samping mencerdaskannya. Materi pendidikan seni di sekolah mencakup seni musik, seni tari, seni drama, dan seni rupa. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006 pendidikan kesenian di SD dilaksanakan melalui mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan, yang di dalamnya mencakup sub mata pelajaran seni rupa, seni musik, seni tari, dan ketrampilan. Sedangkan standar kompetensi lulusan pembelajaran seni musik sebagai salah satu mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan di SD adalah: (1) mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik dengan memperhatikan dinamika melalui berbagai ragam lagu daerah dan wajib dengan alat iringan alat musik sederhana daerah setempat; (2) mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik dengan ansambel sejenis dan gabungan terhadap berbagai musik/wajib, daerah, dan nusantara; dan (3) mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik dengan menyanyikan lagu wajib, daerah, dan nusantara dengan memainkan alat musik sederhana daerah setempat (Tim Pustaka Yustisia, 2007: 95-96). Oleh karena itu setelah mengikuti pembelajaran seni musik sebagai salah satu aspek dalam mata pelajaran seni budaya di SD, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik serta berketerampilan yang mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik. Guru Profesional Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbning, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
  • 6. peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Kedudukan guru sebagai tenaga professional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, serta meningkatakan mutu pendidikan nasional. Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak, maka kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk melakukan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kinerja guru yang ditandai dengan kesadaran dan keterampilan melaksanakan tugas secara bertanggung jawab. Profesionalitas guru sekolah dasar dalam membelajarkan semua mata pelajaran tidak semuanya berjalan dengan maksimal. Karena tidak semua guru sekolah dasar mahir di segala bidang walaupun pada hakikatnya guru sekolah dasar harus menguasai semua bidang ilmu. Dan mata pelajaran yang seringkali menjadi korban tidak maksimalnya pengajaran di sekolah dasar adalah seni musik. Karena seni musik yang merupakan bagian dari mata pelajara Seni Budaya dan Keterampilan ini seringkali mendapat perlakuan yang tidak adil dalam pengajarannya Karen mungkin pendidikan seni musik ini tidak masuk dalam Ujian Nasional sehingga menjadi alasan bagi guru untuk melakukannya di bawah standar keprofesionalitasannya dan mungkin ditambah kurangnya pemahaman serta keterampilannya terhadap seni musik.
  • 7. PEMBAHASAN Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan itu muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menujukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya. Pembelajaran seni, budaya, dan keterampilan khususnya pada mata pelajaran pendidikan seni musik untuk sekolah dasar merupakan pemberian dasar- dasar musik diantaranya mengenalkan unsur-unsur dasar musik, cara mengolah vokal, menghafalkan lagu anak-anak dan lagu wajib, memainkan alat-alat musik sederhana, serta mengaitkan dengan pembelajaran lain yang tergabung dalam sebuah tema pembelajaran. Perkembangan zaman membawa masa anak-anak tidak pada tempatnya karena anak-anak pada zaman sekarang sedikit yang bermain sesuai seusianya apalagi masukan yang yang diterimanya. Terbukti tidak banyak anak-anak sekarang yang bermain bersama dengan teman-temannya, mereka lebih sibuk dengan gadget mereka masing-masing sehingga tidak peduli dengan lingkungan disekitarnya. Semakin majunya teknologi ternyata membawa dampak semakin majunya selera anak-anak, tetapi sangat disayangkan selera mereka terlalu maju sehingga mereka menyukai hal-hal yang diluar perkembangannya. Bisa diambil contoh mereka lebih menyukai hal-hal yang berbau percintaan mulai dari musik maupun tontonan dibandingan mereka menyukai hal-hal seusia mereka. Dan ternyata amat disayangkan pula di dunia pendidikan sekolah dasar tidak mendukung penuh dalam menggalakan kembalinya dunia anak-anak kepada peserta didik. Mata pelajaran yang sifatnya lebih mengembangkan kreativitas anak pun tidak berjalan dengan maksimal karena faktor-faktor penghambat lainnya. Sistematika kurikulum SD yang sekarang, dimana pelajaran Seni Budaya belum dibelajarkan oleh seorang guru bidang studi yang “a field of study” (satu bidang studi), namun masih ditangani oleh Guru Kelas yang Multidiciplinary,
  • 8. maka selama itu pula pembelajaran seni budaya “disamakan saja” dengan pelajaran yang umum (Bahasa Indonesia, Matematik, IPA, dan sebagainya). Hasil pembelajarannya pasti “jauh panggang dari api”. Kegiatan belajar akan cenderung mementingkan deskripsi materi yang bersifat hafalan, lebih mengutamakan standar hasil, tidak masuk akal, dan mungkin tidak manusiawi karena kejar target kurikulum semata. Situasi pembelajaran seperti ini jelas tidak menarik, tidak menumbuhkan pemahaman, dan akan membosankan bagi siswa. Akhirnya hasil pembelajarannya menjadi kontraproduktif dengan ide pembelajaran yang terdifrensiasi karena tidak sesuai disiplin ilmunya. Sungguh sesuatu pemandangan yang melegakan, jika sekiranya pelajaran seni musik di SD dapat dibelajarkan guru SD secara berdifrensiasi. Sebagaimana belajar agama yang “diajarkan guru bidang studi agama”, tidak lagi sekedar menghafal (to memorize) nama-nama Nabi misalnya, melainkan memberikan pemahaman kepada siswa tentang nilai-nilai humaniora kejuangan spiritual menegakkan asma illahi dari sejarah kenabian yang dipelajari. Begitu juga dengan pelajaran Penjasorkes yang diajarkan “guru bidang studi olahraga”, yang bukan sekedar menyuruh siswa menghafal panjang dan lebar lapangan sepakbola 120 x 90 meter saja, melainkan dengan mengajak mereka bermain sepakbola di lapangan bersama-sama, guna membangun semangat kerjasama teammwork di antara siswa. Saat bermain sepak bola, siswa yang satu adalah bagian dari semangat yang lain untuk suatu tujuan yang diperjuangkan bersama. Nasib pelajaran musik dalam rumpun “four in one” Seni Budaya di SD tidak sebaik pelajaran agama dan pelajaran olahraga. Pelajaran seni musik “yang bukan diajarkan oleh seorang guru bidang studi kesenian” tapi berdampingan dengan seabrek mata pelajaran umum yang diajarkan Guru Kelas terkesan agak dipinggirkan. Jangankan hendak menggeser dari pemahaman deskriptif ke normantif pada tuntutan pelajaran yang terdiferensiasi humanitas, mendudukan substansi dasar pelajaran musik di SD saja amatlah susah. Bagaimana mungkin seorang guru SD mampu menggali nilai-nilai moral melalui seni sejak dini, sementara mengajarkan cara “bernyanyi yang lumayan agak benar” saja sudah tidak menarik, membingungkan, dan malah membosankan siswa. Notasi musik (angka atau balok) yang semulanya merupakan jalan untuk membentuk pengertian
  • 9. musik justru dijadikan sebagai objek hafalan yang cenderung dideskripsikan dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan tidak diaplikasikan untuk mendukung unjuk kebolehan siswa dalam praktek musik yang sebenarnya. Wajar kiranya jika pelajaran musik “tampa makna ini” akhirnya diberi predikat sebagai pelajaran “pelengkap”, “pelajaran lapis kedua” atau “pelajaran anak tiri” dari serangkaian pelajaran umum lain dianggap lebih bermakna dan lebih penting. Kebanyakan guru kelas yang notabene memang tidak mengerti dengan esensi pelajaran seni musik di SD mengira bahwa belajar musik hanya sekedar “bernyanyi bersama”, “sorak-sorak bergembira”, “bertepuk tangan” dan tak jarang meyuruh siswa menyanyi bebas di depan kelas. Celakanya, ternyata kondisi pendidikan seni musik yang salah arah dan salah urus ini nyatanya juga belum banyak disentuh oleh diskusi para pakar dan pemerhati pendidikan, termasuk para pelaku Pendidikan Seni Budaya itu sendiri. Seharusnya kalangan perguruan tinggi, guru bidang studi Seni Budaya, para perancang kurikulum dan pemerintah daerah, perlu duduk bersama untuk mengatasi persoalan pelajaran seni di SD, kalau memang pendidikan di Indonesia tidak ingin membentuk insan terdidik yang “pincang”. Sudah banyak penelitian yang membuktikan, jika pendidikan Indonesia yang terlalu mengutamakan pengembangan aspek penalaran intelektual, menyebabkan siswa-siswa sekolah dan kaum terpelajar nantinya menjadi tidak berkarakter, kerap mengalami krisis moral, dan krisis identitas. Guru sebagai tombak keberhasilan pendidikan maka keberhasilan peserta didik pun menjadi tanggung jawab guru sehingga dalam kaitan ini akan mengupas tuntas permasalahan pendidikan seni musik dari sudut pandang guru. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan guru dalam meningkatkan profesionalitas guru SD dalam pembelajaran pendidikan seni musikl di SD yang dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya: 1. Personality Guru Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena satu peserta didik dengan peserta didik yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan
  • 10. kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai berikut: (1) orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya, (2) teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik, (3) fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, melayani pesera didik sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakatnya, (4) memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan membantu pemecahannya, (5) memupuk rasa percaya diri, berani bertanggung jawab, (6) membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar, (7) mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya, (8) mengembangkan kreativitas, (9) menjadi pembantu ketika diperlukan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru harus mampu memaknai pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Pada akhir-akhir ini pemerintah dalam hal ini Pendidikan Nasional menggalakkan suatu program sertifikasi, yaitu sebuah program penilaian terhadap standar profesionalisasi guru yang dikenal dengan sertifikasi guru. Secara garis besar guru harus menyiapkan hal-hal yang dipersyaratkan dalam sertifikasi seorang guru, seperti fortopolio aktivitas guru yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan wawasan dan pemahaman guru terhadap kependidikan, proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru untuk proses pembelajaran, dan aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan untuk lebih memahami tentang seluk-beluk pendidikan, bahkan sampai ke pelatihan- pelatihan, guna meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru tersebut. Pada pembelajaran seni, budaya dan keterampilan khususnya mata pelajaran pendidikan seni musik dapat dilakukan guru dengan menggunakan beberapa metode dan pendekatan-pendekatan yang akan menghantarkan peserta didik kepada pembelajaran pendidikan seni musik yang menyenangkan, menarik, dan bermakna bagi peserta didik. Dengan memperhatikan personality guru yang dijabarkan tersebut, guru harus mempersiapkan secara efisien dan
  • 11. efektif segenap kemampuan pribadi dan kemampuan akademis. Layaknya seorang guru yang akan memberikan pembelajaran pendidikan seni musik, sudah tentu harus mengerti akan basic musik, baik itu mengenai vokal maupun mengenai permainan atau praktek musik itu sendiri. Pada pembelajaran pendidikan seni musik di sekolah dasar kemampuan guru tidak dituntut harus mahir memainkan seluruh alat musik secara profesional layaknya seorang pekerja seni atau ilmu seni murni (fine art) ataupun harus menjadi seorang pakar seni baru bisa membelajarkan seni musik, dan tidak harus menjadi vokalis terkenal dalam menyanyikan lagu-lagu yang sulit, akan tetapi guru lebih diutamakan berperan sebagai seorang akademisi yang akan memberikan pengalaman musik sesuai dengan kehidupan peserta didik di keseharian mereka. Dengan kata lain guru memposisikan dirinya sebagai ilmu seni terapan (application art). Pada proses pembelajaran yang diberikan atau ditransfer oleh guru harus disesuaikan dengan tingkat pernguasaan dan perkembangan siswa. Apa yang sedang digemari dan berada pada tingkatan apa pola pikir anak pada saat dilakukan proses pembelajaran, serta apa yang menjadi proritas perkembangan psikologis seorang peserta didik. Pada uraian di atas telah dikemukakan bahwa seorang guru harus memperhatikan peserta didik secara individual. Hal ini menyangkut tingkat perkembangan, permasalahan yang sedang dihadapi dan lain sebagainya. Pertumbuhan berfikir anak usia SD berada pada tingkat berfikir kongkrit (Piaget), dan menurut Bruner tingkat berfikir anak memiliki dua komponen, yaitu pembentukan konsep dan tindakan pemahaman konsep. Kedua ahli ini hampir sama pendapatnya, yaitu anak usia SD berada pada tingkat berfikir kongkrit. Implikasi pertumbuhan berfikir anak usia SD ini menuntut agar dalam pembelajaran dilakukan sebagai berikut: a) Dalam membahas materi pelajaran dibawa kedalam suasana kongkrit dan kalau dapat dibawa ke dalam situasi nyata, sesuai dengan pendapat Bruner cara belajar anak dengan memberi kesempatan pada anak menemukan konsep dan pemahaman konsep dengan cara anaktif, ekonik dan simbolik.
  • 12. b) Bila dalam pembelajaran tidak dapat dibawa ke dalam realita yang sebenarnya, maka guru harus berupaya mengganti dengan pengganti suasana yang nyata, berupa penggunaan media pembelajaran. Sebisa mungkin guru harus berupaya agar dalam proses pembelajaran anak dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sosial atau sumber-sumber sosial di luar dirinya. 2. Desain Pembelajaran Esensi desain pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen, yaitu siswa, tujuan, metode, dan evaluasi serta analisis topik. Empat komponen tersebut dipengaruhi oleh teori belajar dan pembelajaran, sedangkan analisis topik merupakan desain pembelajaran yang dihasilkan dari disiplin ilmu tertentu. Untuk mengetahui apa sebenarnya desain pembelajaran dengan mengacu kepada pendapat Rothwell dan Khazanas, 1992 dalam Dewi Salma Prawiradilaga (2007:15) dalam bukunya Prinsip Desain Pembelajaran (Instructional Design Principles) yang mengemukakan bahwa desain pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan desain pembelajaran terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi. Bagi mereka peningkatan kinerja berarti penginkatan kinerja organisasi. Desain pembelajaran melakukan hal tersebut melalui suatu model kinerja manusia. Desain pembelajaran membantu seorang guru dalam dalam proses pembelajaran yang memiliki tahap segera dan jangka panjang. Kita percaya kondisi bahwa dalam pembelajaran terdapat kondisi-kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kemampuan dan kesiapan diri peserta didik, sedangkan kondisi eksternal pengaturan lingkungan yang didesain. Kondisi eksternal inilah yang disebut dengan desain pembelajaran. Untuk itu desain pembelajaran harus lah sistematis, dan menerapkan konsep pendekatan sistem agar berhasil mengingkatkan mutu kinerja seorang guru. Desain pembelajaran yang sistematis dan efektif akan mendorong peserta didik dalam penguasaan materi pembelajaran. Sebagai contoh, tampilan buku atau modul yang menarik dapat menimbulkan minat belajar. Sedangkan pengolahan serta penyajian isi yang menarik dapat membangkitkan rasa ingin tahu yang tinggi.Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas tersebut tidak menurut apa yang
  • 13. sudah digariskan oleh kurikulum. Guru hanya melakukan kegiatan bernyanyi dimulai dari awal jam pelajaran sampai jam pelajaran berakhir. Pada waktu diadakan wawancara dengan guru yang bersangkutan beliau mengatakan,” Saya tidak bisa mengajarkan musik, pak. Seharusnya yang mengajarkan pendidikan seni musik adalah orang-orang yang pendidikannya seni musik”. Jadi kami hanya membelajarkan siswa dengan bernyanyi saja, tanpa mengenalkan mereka dasar-dasar musik itu sendiri. Kalau memang ada lomba kesenian, kami mengundang dan mendatangkan para praktisi musik untuk mengajar siswa”. Pembelajaran musik memang membutuhkan pemahaman guru mengenai dasar-dasar musik dan mampu memberikan pengalaman musik agar siswa bisa mengekspresikan dan menyanyikan lagu-lagu sesuai dengan tuntutan kurikulum. Seandainya kemampuan guru terbatas dalam bidang musik, maka guru bisa menggunakan berbagai media pembelajaran seperti media audio. Untuk menyanyikan dan menghafalkan lagu-lagu wajib dan lagu anak-anak guru bisa menyiapkan tape recorder dan memperdengarkan lagu tersebut kepada siswa. Setelah itu perlahan-lahan siswa disuruh untuk mengikuti lagu tersebut sampai mereka hafal irama dan lirik lagu tersebut. Disamping itu guru melatihkan solmisasi (do, re, mi, fa, so, la, si, do) dengan ketepatan nada yang diucapkan. Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga nada-nada yang diucapkan dan dibaca oleh peserta didik dapa lengket dipikiran mereka. Setelah itu baru diajarkan cara membuat ketukan sesuai dengan tempo yang dituliskan dipartitur lagu. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik anak sekolah dasar yang kecenderungan masih menganut pola pikir kongkrit dan masih dalam taraf belajar sambil bermain, maka hal ini menjadi bahan untuk guru dalam membelajarkan pendidikan seni musik sesuai dengan SK, KD, dan indikator kurikulum untuk membuat desain yang menyenangkan dan bermakna bagi mahasiswa, dan menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang merangsang siswa untuk mengikuti pembelajaran. Caranya, dengan menyuruh siswa melakukan gerakan, dan ekspresi mereka dalam bernyanyi, serta guru
  • 14. berusaha mengkondisikan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Dalam mata pelajaran seni, budaya, dan keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran seni, budaya, dan keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan seni, budaya, dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni”. Pendidikan seni, budaya, dan keterampilan memiliki sifat multilingual, multidimensional, multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti: bahasa rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat Multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya nusantara dan manca negara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya majemuk. Pendidikan seni, budaya, dan keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spritual dan moral, kecerdasan emosional. c. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas awal sekolah dasar menggunakan pendekatan tematik, tanpa melihat adanya batasan yang jelas diantara mata pelajaran-mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik,
  • 15. dan tidak mengenal batasan-batasan waktu antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Pendekatan Tematis juga menggunakan tema sebagai fokus pembelajaran, dan jaringan tema sebagai keterkaitan fokus dengan mata pelajaran lain yang mendukung tema yang diberikan kepada peserta didik. Seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya di kelas harus mempunyai perencanaan yang jelas dan terorganisir, agar bisa menjalankan tugasnya sebagai transformator dan fasilitator dapat terlaksana dengan baik di depan kelas, sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik. Perencanaan yang harus dimiliki oleh seorang guru berbentuk RPP yang di dalamnya tertuang strategi pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta media-media untuk kelancaran proses pembelajaran. RPP juga berisikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar. Semua itu diikuti dengan perumusan indikator yang mengisyaratkan kepada guru tentang kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan oleh guru, banyak hal yang bisa dilakukan seperti halnya apa yang terdapat pada unsur-unsur asesmen, penilaian proses. Guru bisa melakukan penilaian dengan melakukan dan memperhatikan portofolio peserta didik. Asesmen ini dilakukan dengan mengacu kepada tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dan pada tingkat yang lebih tinggi seorang guru harus membiarkan peserta didik menilai kerja mereka sendiri, dan menentukan nilai apa yang semestinya mereka dapatkan (penilaian diri sendiri). Khusus untuk mata pelajaran SBK lebih penilaian diutamakan terhada penguasaan kemampuan psikomotor peserta didik. Pemakaian dan penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan seni musik khususnya, bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan media-media yang dekat dengan diri peserta didik. Seperti, tepuk tangan, hentakan kaki, bernyanyi, gerakan tubuh, serta memanfaatkan peralatan- peralatan bekas, seperti: gelas, botol dan lain sebagainya. Media ini diorganisir sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat memperolehnya dengan mudah dan sekaligus membuat mereka menyenangi, dan menyukai kegiatan yang
  • 16. dilakukan dan pada akhirnya mereka mau menerima apa materi yang diberikan oleh guru. Dalam hal kemampuan memainkan alat musik juga diperagakan mulai dari unsur pengenalan terhadap alat musik, cara memainkan yang benar, cara membaca notasi musik, serta memberikan pemahaman terhadap aturan-aturan atau unsur-unsur dasar dari musik. Bagian yang penting diberikan adalah latihan harus dilakukan secara bertahap-tahap, berulang-ulang, dan sepotong- sepotong sampai peserta didik bisa memahami dan mengerti cara membaca dan memainkan alat musik. SIMPULAN Guru merupakan ujung tombak kesuksesan pendidikan, karena maju mundurnya pendidikan terletak di tangan seorang guru. Peranan guru yang sangat penting inilah menuntut guru harus mempunyai keahlian yang lebih dibandingkan profesi yang lain, karena bisa dikatakan nasib anak bangsa di tangan guru. Dan mata pelajaran lah yang menjadi senjata bagi guru dalam mendidi serta mengajar siswa-siswinya. Guru Sekolah Dasar (SD) menjadi penentu keberhasilan pendidikan peserta didik. Dan mata pelajaran yang seringkali dikesampingkan yaitu pendidkan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) yang hanya diberiakna alokasi waktu 2 jam pelajaran dalam satu minggu. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 mata pelajaran SBK di dalamnya mencakup sub mata pelajaran seni rupa, seni musik, seni tari, dan ketrampilan. Pendidikan seni musik yang menjadi bahasan dalam artikel ini dirasakan kurang maksimal dalam pengajaran maupun hasilnya. Dikarenakan oleh pengaruh perkembangan zaman yang semakin maju dan tentunya karena kurangnya profesionalitas dan kreativitas guru dalam mendidik dan mengajar pendidikan seni musik di SD kepada peserta didiknya. Untuk mencegah dan menanggulangi ketidakmaksimalnya hasil pembelajaran pendidikan seni musik di SD maka dalam hal ini perlunya perbaikan dari segi tangan kreativitas dan profesinalitas guru. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan duru SD dalam meningkatkan pofesionalitasnya dalam pembelajaran pendidikan seni musik di SD, diantaranya
  • 17. yaitu memperhatikan tingkat personality guru dari segi fisik maupun nonfisik, merencanakan desain pembelajaran yang matang dan manarik siswa, dan pelaksanaan proses pembelajaran yang lancar dan baik sehingga pembelajaran pendidikan seni musik bisa bermakna bagi siswa-siswi SD. Dengan semakin meningkatnya profesionalitas guru dalam mengajarkan pendidikan seni musik SD harapannya hasil didikan yakni siswa-siswi SD mempunyai keterampilan yang baik dan mumpuni sesuai usia perkembangannya. DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2006. Standar Isi Kurikulum KTSP SD. Diunduh dari http://www.sekolahdasar.net/2012/08/download-standar-isi-kurikulm- ktsp-sd.html UM. 2012. Wawasan Konsep Pendidikan Seni. Diunduh dari http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/BAB-I.docx. Prawiradilaga, Dewi Salma. 2007. Prinsip Desain Pembelaran (Intructional Design Pinciple). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Utomo, Udi. 2007. Model Pengembangan Materi Pembelajaran Seni Musik di SD/MI Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Diunduh dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/download Depdinas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Seni Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. _____. ____. Kiat-Kiat Menyampaikan Pembelajaran Seni Musik di SD. Diunduh dari http://gurupintar.ut.ac.id/download/doc_download/95-kiat-kiat- menyampaikan-pembelajaran-seni-musik-di-sd.html. Utomo, Fajar. 2013. Pendidikan Seni Musik di SD. Diunduh dari http://blog.uad.ac.id/fajar12005076/2013/11/07/pendidikan-seni-musik- di-sd/. Desyandri. 2008. Problematika Pembelajaran Seni Musik di Sekolah Dasar. Diunduh dari https://desyandri.wordpress.com/2008/12/22/1/.
  • 18. Naisah. 2013. Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri di Sekolah Dasar. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Suharto. 2012. Problematika Pelaksanaan Pendidikan Seni Musik di Sekolah Kejuruan Non Seni. Diunduh dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=135934&val=5651.