2. Kelompok 3
3
Anggota Kelompok:
- Daffa Aldian Saputra
- Pharel Tri Rifaldo
- Ilyasa Dwi Saputra
- Ihsan Putra Pratama
- Alifa Nadizatu sa`diah
- Tasya Rosiyana
- Rizka Rahmadhani
3. Lokasi dan sumber sejarah
Demak (1500-1568) yang berlokasi di demak (Jawa Tengah), adalah kesultanan Islam pertama
dan terbesar di pantai utara Jawa. Letak Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa
Tengah, tepatnya di sebuah daerah yang bernama Bintoro. Pada masa itu, kerajaan ini berada
di tepi laut, dekat dengan muara Sungai Demak. Kerajaan Demak merupakan salah satu
kerajaan besar yang memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam di kawasan
Nusantara.
Ada beberapa sumber Sejarah Kerajaan demak yang terkenal antara lain:
- Masjid Agung Demak, sebuah masjid kuno yang dibangun oleh Raden Patah, raja pertama
kerajaan Demak. Masjid ini memiliki arsitektur khas dan berbagai hiasan yang menggambarkan
pengaruh budaya Islam, Hindu, dan Jawa.
- Babad Tanah Jawi, sebuah kumpulan naskah berbahasa Jawa yang berisi sejarah raja-raja
yang pernah bertahta di pulau Jawa, termasuk kerajaan Demak. Babad Tanah Jawi juga
menceritakan tentang peran para wali songo dalam menyebarkan Islam di Jawa.
4. - Pintu Bledeg, sebuah pintu kayu yang terdapat di Masjid Agung Demak. Pintu ini dibuat
oleh Ki Ageng Selo, seorang tokoh mistik yang memiliki kekuatan gaib. Pintu ini memiliki
ukiran yang indah dan simbolis.
- Bedug dan Kentongan, alat-alat musik yang digunakan untuk mengumandangkan azan
dan mengatur waktu sholat di Masjid Agung Demak. Bedug dan kentongan ini dibuat oleh
para wali songo, yang juga ahli dalam bidang seni dan musik.
5. Kondisi sosial-politik kesultanan
Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa
yang didirikan oleh Raden Patah, putra Prabu Brawijaya V dari
Majapahit, pada akhir abad ke-15. Kerajaan Demak mayoritas
beragam Islam, pada masa itu Islam memainkan peran yang
sangat penting dalam kehidupan sosial, budaya, dan politik
Kerajaan Demak.
Menurut para sejarawan, Masyarakat Kerajaan Demak
merupakan Masyarakat yang hierarkis, yakni adanya perbedaan
yang jelas antara penguasa dan rakyat.
Para elit yang berkuasa bisa menikmati hak Istimewa dan
statusnya sebagai petinggi Kerajaan, sementara itu Masyarakat
umum Kerajaan Demak lebih terbatas dalam kehidupan sosial
dalam Kerajaan.
6. Kesultanan Demak juga dikenal sebagai pusat penyebaran
Islam di Jawa, dengan mendukung pendidikan dan beasiswa
Islam, serta membangun masjid-masjid yang megah, seperti
Masjid Agung Demak.
Struktur politik Kerajaan Demak berpusat pada raja/sultan
yang menjadi pemegang kekuasaan absolut dan dianggap
sebagai kepala negara dan komunitas muslim. Sultan
dinasehati oleh dewan bangsawan dan pejabat lainnya, yang
membantu mengatur Kerajaan dan mengelola sistem hukum.
Kerajaan Demak dikenal dengan Angkatan laut yang kuat,
pada masa itu Angkatan laut digunakan untuk
mempertahankan Kerajaan melawan penjajah asing dan
untuk memperluas pengaruhnya ke luar negeri.
7. Kondisi perekonomian kesultanan
Di bidang ekonomi, Kerajaan Demak berperan penting
karena menjadi daerah penghubung antara penghasil
rempah-rempah di timur dengan Malaka sebagai pasar di
barat. Perdagangan Kerajaan Demak juga maju terlihat dari
aktivitas kegiatan ekspor produk ke wilayah lain melalui
pelabuhan-pelabuhan yang dimilikinya.
Komoditas yang diekspor Kerajaan Demak antara lain
beras, madu dan lilin. Ekspor komoditas dari Kerajaan
Demak ditujukan ke wilayah Malaka melalui Pelabuhan
Jepara.
Kerajaan Demak mempunyai daerah pertanian yang cukup
luas dan sebagai penghasil makanan terutama beras.
Melalui kegiatan pertanian dan perdagangan tersebut,
kehidupan ekonomi masyarakat di kerajaan Demak
berkembang lebih baik.