Perlawanan rakyat Makassar terhadap VOC dipimpin Sultan Hasanuddin dimulai pada tahun 1654-1655 akibat upaya Belanda menguasai perdagangan di Makassar dan memblokade ekonomi kerajaan. Perlawanan berlanjut hingga tahun 1667 namun akhirnya dapat dikalahkan Belanda dengan bantuan Bone dan Ambon setelah Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya yang merugikan Makassar.
2. Latar belakang
Dimulai dari tahun 1654-1655
Perlawanan rakyat Makssar terhadap VOC terjadi pada tahun 1654-1655
yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Pada pertengahan abad ke-17,
kerajaan Makassar menjadi pesaing berat bagi VOC terutama dalam
bidang pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia Timur.
Persaingan dagang tersebut terasa semakin berat bagi VOC, sehingga
VOC merancang strategi untuk berpura-pura ingin membangun hubungan
yang baik dan saling menguntungkan dengan Kerajaan Makassar.
3. Penyebab
Faktor 1
Belanda menganggap
Makasar sebagai pelabuhan
gelap
Faktor 2
Sultan Hasanuddin
menolak monopoli
perdagangan Belanda di
Makasar
Faktor 3
Belanda mengadakan
blokade ekonomi
terhadap Makasar.
4. Perlawanan Makassar
Jalan Perlawanan
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi pada tahun
1654. Pertempuran kedua diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-
halangi pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makassar. Dua kali upaya VOC
tersebut mengalami kegagalan karena pelaut Makassar memberikan perlawanan sengit
terhadap kompeni.
Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 - 1667 dalam bentuk perang besar. Ketika VOC
menyerbu Makassar, pasukan VOC dibantu oleh sekutunya yaitu pasukan Raja Bone (Aru
Palaka) yang merupakan musuh besar Sultan Hasanuddin dan Pasukan Kapten Jonker dari
Ambon. Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang pelabuhan
Makassar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil
mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta
melakukan penyerbuan ke Makassar.
5. Akhir Perlawanan
Perlawanan rakyat Makassar akhirnya mengalami kegagalan. Salah satu faktor
penyebab kegagalan rakyat Makassar adalah keberhasilan politik adu domba
Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka yang merupakan raja
Kerajaan Bone. Pada akhir peperangan, Sultan Hasanuddin menandatangani
perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667 yang merugikan pihak
Makassar.
Sekalipun perjanjian telah diadakan, namun perlawanan rakyat Makassar
terhadap Belanda tetap dipertahankan oleh putra Sultan Hasannudin yaitu
Mapasomba. Untuk menghadapi perlawanan rakyat Makassar, Belanda
mengerahkan pasukannya secara besar-besaran dan pada akhirnya Belanda
berhasil menghancurkan Makassar dan menguasai wilayah kerajaan tersebut
sepenuhnya.
6. 1.VOC menguasai hak monopoli perdagangan di Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Tenggara.
2.Makassar harus melepas seluruh daerah bawahannya,
seperti Sopeng, Luwu, Wajo, dan Bone.
3.Aru Palaka dikukuhkan sebagai Raja Bone.
4.Makassar harus menyerahkan seluruh benteng-bentengnya.
5.Makassar harus membayar biaya perang dalam bentuk
hasil bumi kepada VOC setiap tahun.
Perjanjian Bongaya
7. N am a kelom pok
1. Fathir
2. Syaiful
3. cheryla
4. Farah
5. Tania
6. Putri