1. THAHARAH
Thaharah berarti bersih ( nadlafah ), suci ( nazahah ) terbebas ( khulus ) dari kotoran
( danas ). Seperti tersebut dalam surat Al- A’raf ayat 82:
Yang artinya : “ sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri “ .
Dan pada surat al- baqorah ayat 222:
Artinya : mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu
kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri[137] dari wanita di waktu haidh; dan
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci[138]. apabila mereka telah Suci, Maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
[137] Maksudnya menyetubuhi wanita di waktu haidh.
[138] Ialah sesudah mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah berhenti darah keluar.
Menurut syara’ thaharah itu adalah mengangkat (menghilangkan) penghalang yang
timbul dari hadats dan najis. Dengan demikian thaharah syara’ terbagi menjadi dua yaitu
thaharah dari hadats dan thaharah dari najis.
Menurut bahasa, thaharah berarti bersih dan suci dari segala kotoran, baik yang nyata seperti
najis maupun yang tidak nyata, contohnya aib.
Menurut syariat, thaharah artinya: melakukan sesuatu agar diijinkan shalat atau hal-hal lain yang
sehukum dengannya, seperti wudlu, mandi wajib, dan menghilangkan najis dari pakaian, tubuh
dan tempat shalat. ( QS Al Maa’idah:6 )
Dalil naqli:
1. Allah SWT berfirman, “ Dan pakaianmu bersihkanlah. ” ( Al Muddatsir: 4 )
2. “ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang gemar bertaubat, dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri. ” ( Al Baqarah: 222 )
2. 3. “ Bersuci adalah separuh dari iman. ” ( HR Muslim )
Hikmah Bersuci:
1. Thaharah termasuk tuntutan fitrah. Fitrah manusia cenderung kepada kebersihan dan
membenci kotoran serta hal-hal yang menjijikkan.
2. Memelihara kehormatan dan harga diri. Karena manusia suka berhimpun dan duduk bersama.
Islam sangat menginginkan, agar orang muslim menjadi manusia terhormat dan punya harga
diri di tengah kawan-kawannya.
3. Memelihara kesehatan. Kebersihan merupakan jalan utama yang memelihara manusia dari
berbagai penyakit, karena penyakit lebih sering cepat tersebar disebabkan kotoran. Dan
membersihkan tubuh, membasuh wajah, kedua tangan, hidung dan kedua kaki sebagai
anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan kotoran, akan membuat
tubuh terpelihara dari berbagai penyakit.
4. Beribadah kepada Allah dalam keadaan suci. Allah menyukai orang-orang yang gemar
bertaubat dan bersuci.
Thaharah ada dua macam: 1> Bersuci dari najis, dan 2> Bersuci dari hadats.
Air yang untuk bersuci:
1. Air yang turun dari langit, contohnya air hujan, air es, dsb. Dasar hukumnya: “ Allah turunkan
dari langit air yang sangat bersih untuk bersuci. ” ( QS Al Anfal;11 ).
2. Air yang keluar dari dalam bumi, contohnya air laut, air sumur, air sungai, air dari mata air.
Dalil; “ Karena laut itu sangat suci airnya dan halal bangkainya. ” ( Hadits Riwayat Abu
Dawud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah dan Ahmad )
Pembagian/ klasifikasi air:
1. Air suci lagi mensucikan ( Thahir Muthahhir ) adalah Air mutlak, yaitu air yang measih tetap
pada sifat keasliannya sebagaiman yang diciptakan Allah swt ( HR Bukhari )
2. Air suci mensucikan tetapi makruh. ( Thahir Muthahhir Makruh ): Air musyammas, yaitu air
yang terkena panas matahari. Air ini akan menjadi makruh bila: a. Jika berada di negeri yang
sangat panas, b. Jika air itu diletakkan di bejana logam selain logam emas dan perak, seperti
besi, tembaga dan logam apapun yang bisa ditempa, c. Jika air itu digunakan pada tubuh
manusia atau binatang ( Dari Umar r.a, As Syafi’i )
3. Air suci tapi tidak mensucikan ( Thahir Ghoiru Muthahhir ). Adalah air sedikit yang sudah
digunakan untuk bersuci yang fardhu. ( Bukhari, Muslim ).
3. 4. Air terkena najis. ( Mutanajjis ), yaitu air yang kemasukan najis. Air ini terbagi menjadi dua
macam:
a. Air sedikit, yaitu yang kurang dari 2 kulah. Air ini akan otomatis menjadi najis, begitu
kemasukan najis meskipun sedikit dan tidak merubah sifat-sifat air seperti warna, bau dan
rasa. ( HR Muslim, Kitab Al Khamis ). Ukuran 2 kulah = 60cm x 60cm x 60 cm.
b. Air banyak, yaitu air 2 kulah atau lebih. Air ini tidak otomatis menjadi najis jika
kemasukan najis. Air ini baru menjadi najis, jika najis tersebut mampu merubah salah
satu sifat-sifat dasar air yang tiga yaitu warna, rasa atau baunya. ( Ibnu Mundzir, Imam
Nawawi )
NAJIS
Definisi:
1. Menurut bahasa : Apa saja yang kotor
2. Menurut Syara : Berarti kotoran yang mengakibatkan shalat tidak sah. Contoh: darah dan
air kencing
Jenis najis yang terpenting ada 7 macam:
1. Khamer dan cairan apapun yang memabukkan. ( QS Al Maidah:90 ). Setiap yang
memabukkan itu khamer, dan setiap khamer itu haram. ( HR Muslim ).
2. Anjing dan babi. ( HR Muslim, Daruqutni ).
3. Bangkai. Yaitu setiap binatang yang mati tanpa disembelih secara syar’i. ( QS Al
Maidah:3 ). Kecuali bangkai-bangkai yang tidak dihukumi najis, yaitu antara lain a. Bangkai
manusia, karena Allah telah memuliakan manusia ( QS Al Isra:70 ), b. Jasad orang Islam.
( Sesungguhnya orang Islam itu tidak najis. Hadits riwayat Bukhari ), c. Bangkai ikan dan
belalang. ( HR Ibnu Majah: Dihalalkan 2 macam bangkai dan dua macam darah, yaitu
bangkai ikan dan belalang. Dan darah hati serta anak limpa.)
4. Darah yang mengalir termasuk nanah, karena kotor. ( QS Al An’am:145 ).
5. Kencing dan kotoran manusia maupun binatang. ( HR Bukhari, Muslim ).
6. Setiap bagian tubuh yang terlepas dari binatang yang masih hidup. Apa-apa yang
terpotong dari seekor binatang, adalah bangkai. ( HR Hakim ), Kecuali rambut dan bulu
binatang yang halal dimakan dagingnya, adalah suci. ( QS An Nahl:80 ).
7. Susu hewan yang haram dimakan dagingnya, seperti keledai, karena hukum susunya
sama dengan dagingnya. Sedangkan dagingnya itu najis.
4. Tingkatan Najis:
1. Najis Mughallazhah ( Kelas Berat ), ialah najisnya anjing dan babi.
2. Najis Mukhaffafah ( Ringan ), ialah kencing bayi laki-laki yang belum memakan
makanan selain susu, dan belum berumur 2 tahun. ( HR Bukhari, Muslim )
3. Najis Muthawassithah. ( Pertengahan ), yaitu najis selain anjing dan babi dan selain
kencing bayi laki-laki yang baru hanya makan susu. Contoh kencing manusia, tahi binatang
dan darah.
4. Najis yang dimaafkan, yaitu contohnya :
a. Percikan air kencing yang sangat sedikit, yang tidak bisa ditangkap oleh mata
telanjang.
b. Sedikit darah, nanah, darah kutu, tahi lalat, tahi cicak dan sejenisnya, selagi hal itu
bukan perbuatan yang disengaja.
c. Darah dan nanah dari luka, sekalipun banyak, dengan syarat berasal dari orang itu
sendiri, bukan atas perbuatan yang disengaja, dan najis itu tidak melampaui dari tempatnya
yang biasa.
d. Tahi binatang yang mengenai biji-bijian ketika ditebah, dan tahi binatang ternak
yang mengenai susu ketika diperah, asalkan sedikit dan tidak merubah sifat susu itu.
e. Tahi ikan dalam air apabila tidak sampai merubahnya dan tahi burung-burung di
tempat yang biasa mereka datangi, seperti burung-burung di Masjidil Haram di Makkah
dan Madinah dan yang lainnya. Karena tahi hewan itu tersebar merata dimana-mana
sehingga sulit untuk dihindari.
f. Darah yang mengenai baju tukang potong hewan, asalkan sedikit.
g. Darah yang menempel di daging, asalkan sedikit.
h. Mulut anak kecil yang terkena najis muntahannya sendiri, ketika ia menetek dari
ibunya.
i. Debu yang menerpa di jalanan.
j. Bangkai hewan yang darahnya tidak mengalir, seperti lalat, lebah, semut, dengan
syarat binatang itu tercebur sendiri dan tidak merubah sifat air yang dimasukinya. ( HR
Bukhari )
Cara Bersuci dari Najis pada Pakaian, Tubuh dan Tempat.
5. 1. Najis Mughallazhah: Hanya bisa disucikan dengan dibasuh 7x, salah satu di antaranya
dicampur dengan tanah, baik pada pakaian, tubuh ataupun tempat shalat.
2. Najis Mukhaffafah ( Ringan ). Caranya ialah dengan diperciki air sampai merata.
3. Najis Muthawassithah. ( Pertengahan ). Hanya dapat disucikan jika dialiri air yang dapat
menghilangkan bekasnya, sehingga wujud dan sifat-sifat najis itu hilang. Dan tidak mengapa
jika masih tersisa warnanya seandainya memang amat sulit dihilangkan, seperti darah.
4. Kulit bangkai selain anjing dan babi. Disucikan dengan cara disamak, maksudnya
dihilangkan cairannya yang dapat merusaknya jika dibiarkan, dengan menggunakan bahan
pedas, sehingga jika kulit itu direndam di dalam air, tidak akan busuk dan rusak. ( HR Muslim
). Catatan: sesudah disamak, kulit itu masih wajib dicuci dengan air bersih, karena ia telah
bertemu dengan obat-obatan yang najis, yang digunakan untuk menyamaknya.
CARA BERSUCI
1. WUDLU
Menurut lughat ( bahasa ), adalah perbuatan menggunakan air pada anggota tubuh
tertentu. Dalam istilah syara’ wudhu’ adalah perbuatan tertentu yang dimulai dengan niat.
Mula-mula wudhu’ itu diwajibkan setiap kali hendak melakukan sholat tetapi kemudian
kewajiban itu dikaitkan dengan keadaan berhadats.
a. SYARAT WUDLU
1. Islam
2. Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan.
3. Tidak berhadas besar;
4. Dengan air suci lagi mensucikan;
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota wudlu’, misalnya getah, cat
dan sebagainya;
6. Mengetahui man yang wajib (fardlu) dan mana yang sunat.
b. RUKUN WUDLU
1. Niat.
Lafazh niat wudlu’ ialah:
نويتالوضوءلرفعالحدثالصغرفرضاللهتعالى
6. Artinya:
“Aku niat berwudlu’ untuk menghilangkan hadas kecil, fardlu karena Allah.”
2. Membasuh muka.
3. Membasuh kedua tangan sampai kesiku.
4. Menyapu sebagian kepala.
5. Membasuh dua telapak kaki sampai kedua mata kaki.
c. WAJIB WUDLU
1. Ayat Al-Qur'an surat al-maidah ayat 6
yang artinya “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan sholat ,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (
basuh ) kakimu sampai dengan ke dua mata kaki …”
2. MANDI
Menurut lughat, mandi di sebut al- ghasl atau al- ghusl yang berarti mengalirnya air
pada sesuatu. Sedangkan di dalam syara’ ialah mengalirnya air keseluruh tubuh disertai
dengan niat.
نويتالغسللرفعالحدثالكبرمن( / / )فرضا النفاس الحيض الجنب
للهتعالى
Sebab-sebab mandi wajib ada enam :, tiga diantaranya sering terjadi pada laki-laki dan
prempuan, dan tiga lagi khusus pada perempuan saja, yaitu :
1. Bersetubuh, baik keluar mani maupun tidak
7. Sabda Nabi : “ Apabila dua yang dihitam bertemu, maka sesungguhnya telah diwajibkan
mandi, meskipun tidak keluar mani (HR. MUslim)
2. Keluar mani, baik keluarnya karena bermimpi ataupun sebab lain dengan sengaja atau
bukan. Sabda Nabi :” Dari Ummi salamah, sesungguhnya Ummi sulaim telah bertanya
kepada Rasululah SAW, Ya Rasululah, sesungguhnya Allah tidak malu memperkatakan
yang hak, Apakah perempuan mandi apabila bermimpi? Jawab beliau ,Ya (wajib atas
mandi), apabila ia melihat air ( artinya keluarnya mani) Sepakat Ahli Hadits.
Hadits lain : Dari Khaulah, sesungguhnya ia telah bertanya kepada Nabi Muhammad
Saw, mengenai perempuan yang bermimpi seperti laki-laki bermimpi. Jawab Nabi , Ia
tidak wajib mandi sehingga keluar maninya sebagaimana laki-laki tidka wajib mandi
apabila tidak keluar mani (HR. Annasai dan Ahmad)
3. Mati.
Orang Islam yang mati fardhu kifayah bagi muslim yang hidup untuk memandikannya.
Hadits Nabi : Dari Ibnu Abbas sesungguhnya Rasululah saw telah berkata tentang orang
yang berihram yang terlempar dari punggung untanya hingga ia meninggal , beliau
berkata ” Mandikanlah di olehmu dengan air daun bidara. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Perempuan yang berhenti haid
5. Seorang wanita yang telah bernofas
6. Melahirkan
3. TAYAMMUM
Tayammum menurut lughat yaitu menyengaja. Menurut istilah syara’ yaitu
menyampaikan tanah ke wajah dan tangan dengan beberapa syarat dan ketentuan .
Macam thaharah yang boleh di ganti dengan tayamumm yaitu bagi orang yang junub. Hal ini
terdapat dalam surat al- maidah ayat 6 , yang artinya “… dan jika kamu junubmaka mandilah,
dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah
yang baik ( bersih ) “.
HAL YANG MEMBOLEHKAN TAYAMMUM
1. Tidak Adanya Air
8. 2. Sakit
3. Suhu Yang Sangat Dingin
4. Air Tidak Terjangkau
5. Air Tidak Cukup
6. Karena Takut Habisnya Waktu
Rukun Tayamum
1. Niat
2. Mengusap muka dengan telapak tangan dengan dua kali usapan
3. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan tanah atau debu dua kali
Sunah Tayamum
1. Membaca basmalah
2. Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri
3. Menipiskan debu
Yang membatalkan tayamum
1. Segala hal yang membatalkan wudhu
2. Melihat air sebelum shalat, kecuali yang bertayammum karena sakit
3. Murtad, keluar dari Islam
FUNGSI THAHARAH DALAM KEHIDUPAN
1. Allah telah menjadikan thaharah (kebersihan) sebagai cabang dari keimanan.
2. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
3. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
4. Menjaga kebersihan lingkungan tempat ibadah.
HIKMAH THAHARAH DALAM KEHIDUPAN
1. Thaharah termasuk tuntunan fitrah. Fitrah manusia cenderung kepada kebersihan dan
membenci kotoran serta hal-hal yang menjijikkan.
2. Memelihara kehormatan dan harga diri. Karena manusia suka berhimpun dan duduk
bersama. Islam sangat menginginkan, agar orang muslim menjadi manusa terhormat dan
punya harga diri di tengah kawan-kawannya
9. 3. Memelihara kesehatan. Kebersihan merupakan jalan utama yang memelihara manusia dari
berbagai penyakit, karena penyakit lebih sering tersebar disebabkan oleh kotoran. Dan
membersihkan tubuh, membasuh wajah, kedua tangan, hidung dan keudua kaki sebagai
anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan kotoran akan membuat tubuh
terpelihara dari berbagai penyakit
4. Beribadah kepada Allah dalam keadaan suci. Allah menyukai orang-orang yang gemar
bertaubat dan orang-orang yang bersuci.
10. 3. Memelihara kesehatan. Kebersihan merupakan jalan utama yang memelihara manusia dari
berbagai penyakit, karena penyakit lebih sering tersebar disebabkan oleh kotoran. Dan
membersihkan tubuh, membasuh wajah, kedua tangan, hidung dan keudua kaki sebagai
anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan kotoran akan membuat tubuh
terpelihara dari berbagai penyakit
4. Beribadah kepada Allah dalam keadaan suci. Allah menyukai orang-orang yang gemar
bertaubat dan orang-orang yang bersuci.