2. MATERI PEMBAHASAN
PEMBANGUNAN NASIONALPEMBANGUNAN NASIONAL
PENTINGNYA PERANAN SEKTOR PERTANIANPENTINGNYA PERANAN SEKTOR PERTANIAN
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DALAM PEMBAGUNAN PERTANIANPERMASALAHAN-PERMASALAHAN DALAM PEMBAGUNAN PERTANIAN
UPAYA PENINGKATAN PERAN SEKTOR PERTANIANUPAYA PENINGKATAN PERAN SEKTOR PERTANIAN
KOTRIBUSI DEVISAKOTRIBUSI DEVISA
SEKTOR PERTANIAN JAMAN ORDE LAMASEKTOR PERTANIAN JAMAN ORDE LAMA
SEKTOR PERTANIAN JAMAN ORDE BARUSEKTOR PERTANIAN JAMAN ORDE BARU
REVOLUSI HIJAUREVOLUSI HIJAU
UPAYA YANG DILAKUKAN PEMERINTAH INDOESIAUPAYA YANG DILAKUKAN PEMERINTAH INDOESIA
TUJUAN REVOLUSI HUJAUTUJUAN REVOLUSI HUJAU
SEKTOR PERTANIAN JAMAN REFORMASISEKTOR PERTANIAN JAMAN REFORMASI
3. PEMBANGUNAN NASIONAL
Pembangunan nasional merupakam rangkaian
upaya pembangunan yang berkesinambungan
yang meliputi seluruh kehidupan masyarkat,
bangsa, dan Negara untuk melaksanakan tugas
mewujudkan tujuan nasional yang temaktub
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
4. PENTINGNYA PERANAN SEKTOR
PERTANIAN
Sektor pertanian menjadi salah satu komponen
pembangunan nasional dalam menuju
swasembada pangan guna mengatasi
kemiskinan. Pentingnya peran sektor pertanian
dalam pembangunan nasional diantaranya:
sebagai penyerap tenaga kerja, menyumbang
Produk Domestik Bruto (PDB), sumber devisa,
bahan baku industri, sumber bahan pangan dan
gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor
ekonomi lainya.
5. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN
DALAM PEMBAGUNAN PERTANIAN
Penguasaan dan akses teknologi pertanian lemah.
Infrastruktur pertanian terbatas dan terabaikan.
Kelembagaan pertanian belum berfungsi secara
maksimal.
Nilai tambah dan harga produk pertanian rendah.
Ketersediaan sumber daya manusia pengelola pertanian
terbatas.
Perubahan iklim yang tajam.
Struktur pasar yang monopsonis.
Lemahnya akses permodalan.
Ketersediaan dan pemanfaatan lahan pertanian belum
optimal.
6. UPAYA PENINGKATAN PERAN SEKTOR
PERTANIAN
Meningkatkan kegiatan penyuluhan
Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan
teknologi
Penguatan sistem kelembagaan pertanian dan
perdesaan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Kebijakan daerah mengenai program insentif usaha tani
Sosialisasi informasi prakiraan iklim yang handal
Perlunya menciptakan pengembangan pasar
pembiayaan pertanian
Menggalakan sistem pertanian yang berbasis pada
konservasi lahan
7. KOTRIBUSI DEVISA
Pertanian juga mempunyai kontribusi
yang besar terhadap peningkatan devisa,
yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau
pengurangan tingkat ketergantungan
Negara tersebut terhadap impor atas
komoditi pertanian. Komoditas ekspor
pertanian Indonesia cukup bervariasi
mulai dari getah karet, kopi, udang,
rempah-rempah, mutiara, hingga berbagai
macam sayur dan buah.
8. SEKTOR PERTANIAN JAMAN ORDE
LAMA
Di era orde lama, yakni ketika
pemerintahan yang sah baru saja
dibentuk dan bangsa Indonesia
masih mengalami problem belajar
berdemokrasi, Pertanian di masa
itu praktis mengalami masa sulit
seiring dengan ketidakstabilan
situasi politik
10. REVOLUSI HIJAU
Revolusi Hijau merupakan perubahan
cara bercocok tanam dari cara tradisional
ke cara modern. Revolusi Hijau (Green
Revolution) merupakan suatu revolusi
produksi biji-bijian dari hasil penemuan-
penemuan ilmiah berupa benih unggul
baru dari berbagai varietas, gandum, padi,
dan jagung yang mengakibatkan tingginya
hasil panen komoditas tersebut.
11. TUJUAN REVOLUSI HUJAU
Tujuan Revolusi hijau adalah mengubah
petani-petani gaya lama (peasant)
menjadi petani-petani gaya baru (farmers),
memodernisasikan pertanian gaya lama
guna memenuhi industrialisasi ekonomi
nasional.
12. Upaya yang dilakukan pemerintah
Indonesia
Upaya yang dilakukan pemerintah
Indonesia untuk menggalakan revolusi
hijau ditempuh dengan cara:
1. Intensifikasi Pertanian
2. Ekstensifikasi Pertanian
3. Diversifikasi Pertanian
4. Rehabilitasi Pertanian
13. SEKTOR PERTANIAN JAMAN
REFORMASI
Pada era reformasi, paradigma
pembangunan pertanian meletakkan
petani sebagai subyek, bukan
semata-mata sebagai peserta dalam
mencapai tujuan nasional.