Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting di Kecamatan Beruntung Baru melalui program rembuk stunting. Program tersebut mencakup pemantauan status gizi balita, intervensi gizi, dan analisis penyebab tingginya angka stunting di wilayah tersebut sebesar 14,3% yang antara lain disebabkan oleh keterbatasan sarana ukur dan kurangnya edukasi gizi kepada masyarakat.
2. REPUBLIK
INDONESIA
3
PERMASALAHAN GIZI
Sumber: Global Nutrition Report,2018
Setiap Negara Di Dunia Mengalami
Permasalahan Gizi
single burden double burden triple burden
22,2% balita di dunia
(150,8 juta)
Stunting
7,5%
(50,5 juta)
Wasting
5,6%
(38,3 juta)
Overweight
Indonesia merupakan salah satu negara
dengan triple ganda permasalahan gizi.
37,2
12,1 11,9
30,8
10,2 8,0
Stunting Overweight
Wasting
2013 2018
Status Gizi Balita, 2013-2018
Sumber: Riskesdas, 2013 dan 2018
Obesitas Penduduk Usia 18+ tahun
2013 2018
14,8% 21,8%
5. REPUBLIK
INDONESIA
7
POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT INDONESIA
Sumber: IHME Data Visualization
Pola makan merupakan faktor risiko nomor 1yang
berkontribusi pada kematian dan kecacatan di Indonesia
Faktor Risiko Kematian dan Kecacatan di Indonesia,
2007-2017
Konsumsi pangan penduduk Indonesia masih didominasi oleh
padi-padian. Konsumsi bahan pangan hewani dan sayur dan
buah masih rendah.
2017
25%
Padi-padian
15,49%
Pangan
Hewani
21,74%
Sayur
dan Buah
9,81%
Kacang-
kacangan
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Tahun 2017 mencapai 83,04%.
Sumber: KementerianPertanian
Penduduk usia ≥ 5 tahun kurang
konsumsi sayur dan buah
Sumber: Riskesdas, 2018
6. 12
Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan
gizi kronis dan stimulasi psikososial serta
paparan infeksi berulang terutama dalam
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) -
biasa disebut perawakan pendek
STUNTING
ADALAH
7. 12
Stunting adalah keadaan dimana balita memiliki panjang
atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan
umur sebayanya
Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang
lebih dari minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO.
14. Intervensi gizi Sensitif
Intervensi gizi
Spesifik
Strategi Penanganan Stunting
Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan
ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan.
Intervensi spesifik bersifat jangka pendek,
hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif
pendek.
Intervensiyang ditujukan melalui berbagai
kegiatan pembangunan diluar sektor
kesehatan. Sasarannya adalahmasyarakat
umum, tidak khusus untuk1.000 HPK.
1
2
16. 1. Menyediakan dan Memastikan AKSES pada AIR BERSIH.
2. Menyediakan dan Memastikan AKSES pada SANITASI.
3. Melakukan FORTIFIKASI Bahan Pangan.
4. Menyediakan AKSES kepada YANKES dan KB.
5. Menyediakan JKN.
6. Menyediakan JAMPERSAL
7. Memberikan PENDIDIKAN PENGASUHAN pada Orang tua.
8. Memberikan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Universal.
9. Memberikan PENDIDIKAN GIZI Masyarakat.
10. Memberikan EDUKASI KESPRO serta GIZI pada REMAJA.
11. Menyediakan BANTUAN dan JAMINAN SOSIAL bagi
KELUARGA MISKIN.
12.Meningkatkan KETAHANAN PANGAN dan GIZI.
INTERVENSI GIZI
SENSITIF
FOKUS KELOMPOK
UMUM
DILAKUKAN
LINTAS SEKTOR
KONTRIBUSI 70 %
18. Sumber : Laporan e-PPGBM Sigizi Terpadu Tahun 2023
PINDAHAN
BARU
HAUR
KUNING
SELAT
MAKMUR
KAMPUNG
BARU
TAMBAK
PADI
LAWAHAN BABIRIK
JAMBU
RAYA
HANDIL
PURAI
MUARA
HALAYUNG
JAMBU
BURUNG
RUMPIANG
JANUARI 81.54 69.89 85.45 90.18 83.33 83.33 83.87 90.43 93.15 75.36 56.82 100
FEBRUARI 96.63 97.83 90 99.06 97.62 89.55 80.33 94.44 98.86 100 88 100
81.54
69.89
85.45
90.18
83.33 83.33 83.87
90.43 93.15
75.36
56.82
100
96.63 97.83
90
99.06 97.62
89.55
80.33
94.44
98.86
100
88
100
0
20
40
60
80
100
120
CAKUPAN D/S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERUNTUNG BARU
BULAN JANUARI – FEBRUARI TAHUN 2023
JANUARI FEBRUARI
19. Sumber : Laporan e-PPGBM Sigizi Terpadu Tahun 2023
PINDAHAN
BARU
HAUR
KUNING
SELAT
MAKMUR
KAMPUNG
BARU
TAMBAK
PADI
LAWAHAN BABIRIK
JAMBU
RAYA
HANDIL
PURAI
MUARA
HALAYUNG
JAMBU
BURUNG
RUMPIANG
MARET 71.59 59.78 89.8 67.3 71.8 77.27 76.27 91.1 79.12 91.38 82.9 97.56
APRIL 67.8 52.75 90.9 82.84 78.69 82.54 86.21 95.5 92.39 93.1 89.36 97.62
71.59
59.78
89.8
67.3
71.8
77.27
76.27
91.1
79.12
91.38
82.9
97.56
67.8
52.75
90.9
82.84
78.69
82.54
86.21
95.5 92.39
93.1 89.36 97.62
0
20
40
60
80
100
120
CAKUPAN D/S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERUNTUNG BARU
BULAN MARET – APRIL TAHUN 2023
MARET APRIL
20. Sumber : Laporan e-PPGBM Sigizi Terpadu Tahun 2023
PINDAHAN
BARU
HAUR
KUNING
SELAT
MAKMUR
KAMPUNG
BARU
TAMBAK PADI LAWAHAN BABIRIK JAMBU RAYA
HANDIL
PURAI
MUARA
HALAYUNG
JAMBU
BURUNG
RUMPIANG
MEI 59.92 100 92.86 76.73 100 73.77 70.18 91.86 80.22 100 93.98 85.71
59.92
100
92.86
76.73
100
73.77
70.18
91.86
80.22
100
93.98
85.71
0
20
40
60
80
100
120
CAKUPAN D/S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERUNTUNG BARU
BULAN MEI TAHUN 2023
MEI
21. Sumber : Aplikasi sigizi terpadu (e-PPGBM) tahun 2023
PINDAHAN
BARU
HAUR
KUNING
SELAT
MAKMUR
KAMPUNG
BARU
TAMBAK
PADI
LAWAHAN BABIRIK
JAMBU
RAYA
HANDIL
PURAI
MUARA
HALAYUNG
JAMBU
BURUNG
RUMPIANG
PUSKESMA
S
JANUARI 3.92 11.11 2.27 2.08 11.76 10.42 1.92 26.51 16.18 12.24 56 5.56 12.4
FEBRUARI 2.33 7.78 2.22 1.9 9.76 8.33 2.04 25.88 12.64 10.17 31.82 5 10.9
3.92
11.11
2.27
2.08
11.76 10.42
1.92
26.51
16.18
12.24
56
5.56
12.4
2.33
7.78
2.22 1.9
9.76 8.33
2.04
25.88
12.64
10.17
31.82
5
10.9
0
10
20
30
40
50
60
PREVALENSI BALITA STUNTING UMUR (0-59 BULAN) BERDASARKAN TB/U
BULAN JANUARI – FEBRUARI TAHUN 2023
JANUARI FEBRUARI
22. Sumber : Aplikasi sigizi terpadu (e-PPGBM) tahun 2023
PINDAHAN
BARU
HAUR
KUNING
SELAT
MAKMUR
KAMPUNG
BARU
TAMBAK
PADI
LAWAHAN BABIRIK
JAMBU
RAYA
HANDIL
PURAI
MUARA
HALAYUNG
JAMBU
BURUNG
RUMPIANG
PUSKESMA
S
MEI 12 14.73 12.8 9.67 15.5 28.8 10 21.5 4.1 21.05 16.8 8.33 14.3
12 14.73
12.8
9.67
15.5
28.8
10
21.5
4.1
21.05
16.8
8.33
14.3
0
5
10
15
20
25
30
35
PREVALENSI BALITA STUNTING UMUR (0-59 BULAN) BERDASARKAN TB/U
BULAN MEI TAHUN 2023
MEI
23. DATA PROGRAM INTERVENSI PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
NO DESA
JUMLAH ANAK
STUNTING (PENDEK
& SANGAT PENDEK
% PREVALENSI
STUNTING
TARGET = < 20 %
CAKUPAN BUMIL
KEK YANG
MENDAPAT PMT
TARGET : 100 %
CAKUPAN IBU
HAMIL YANG
MENDAPAT TTD
MINIMAL 90
TABLET
TARGET : 90 %
CAKUPAN BALITA
KURUS YANG
MENDAPAT PMT
TARGET : 110 %
CAKUPAN
KEHADIRAN DI
POSYANDU (D/S)
TARGET : 85 %
CAKUPAN
VITAMIN A BAYI
DAN BALITA
TARGET : 100 %
CAKUPAN IMD
TARGET : 80 %
1 PINDAHAN BARU 6 12 - 92,31 - 75 100 0
2 HAUR KUNING 14 14,73 - 58,06 - 40 100 0
3 SELAT MAKMUR 5 12.8 - 130,77 - 20 100 0
4 KAMPUNG BARU 15 9,67 2 66,67 - 61,9 100 100,00
5 TAMBAK PADI 9 15,5 - 46,96 - 72,73 100 100,00
6 LAWAHAN 13 28,8 1 48,65 - 62,5 100 100,00
7 BABIRIK 4 10 1 51,16 - 60 100 0
8 JAMBU RAYA 17 21,5 1 53,85 - 60 100 100,00
9 HANDIL PURAI 3 4,10 1 68,49 5 87,5 100 100,00
10 MUARA HALAYUNG 12 21,05 - 57,14 5 33,33 100 0
11 JAMBU BURUNG 21 16,8 - 75,00 - 75 100 100,00
12 RUMPIANG 3 8.33 1 86,36 - 33,3 100 0
13 PUSKESMAS 122 14,3 63,64 67,24 60 100 82,80
Sumber : Aplikasi sigizi terpadu (e-PPGBM) bulan Mei tahun 2023
24. MANUSIA DANA SARANA
Jenis alat ukur masih
ada yang belum
standar
Tidak dilakukan
kalibrasi sebelum
pengukuran
Pembacaan hasil yang belum valid
Pembacaan tidak sejajar dengan hasil
MATERIAL
METODE
TINGGINYA ANGKA
STUNTING DI
WILAYAH KEC.
BERUNTUNG
BARU (14,3 %)
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Masih ditemukan
pengukuran tinggi badan
dan panjang balita yang
belum tepat. Karena alat
yg kurang terstandar
Belum maksimalnya edukasi ke ibu hamil
pentingnya PMT bumil KEK, TTD, dan
kelas ibu hamil.
Belum maksimalnya edukasi ke ibu pentingnya
IMD, ASI Eksklusif dan MP-ASI
Ada bantuan alat ukur dari
Kemenkes namun belum
mencukupi kebutuhan
(hanya untuk desa lokus)
Belum maksimalnya edukasi ke ibu
pentingnya ikut posyandu
31. • Penguatan pengelolaan UKBM
• Peningkatan kapasitas kader
• Penyuluhan kepada masyarakat untuk peningkatan
pengetahuan dan kesadaran keluarga akan pentingnya
KIA
• Gerakan sadar KIA
• Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
• Mensosialisasikan pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat
Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
melalui
penggerakan
peran kader
Pengembangan/
pengorganisasian
masyarakat
PERAN PKK DAN KADER DALAM PENCEGAHAN STUNTING
34. FAKTOR RUMAH TANGGA DAN
KELUARGA
• Beberapa studi di Indonesia
menemukan hubungan yang moderat
hingga kuat antara IBU YANG PENDEK
dengan kejadian stunting pada anak
• Sebanyak 3 studi potong lintang
menunjukkan hubungan yang cukup
erat antara IBU YANG BERUSIA LEBIH
MUDA dan stunting pada anak
• IUGR DAN KELAHIRAN PREMATURE
sangat berhubungan dengan stunting
pada anak di Indonesia
Prevalence of maternal short stature (<145 cm)
HASIL
35. FAKTOR LINGKUNGAN
• Rumah tangga yang mempunyai fasilitas JAMBAN
yang lebih bersih memiliki kemungkinan lebih kecil
mengalami stunting baik di pedesaan maupun
perkotaan
• PEMBELIAN AIR MINUM YANG MURAH—
diasumsikan TIDAK LAYAK—berhubungan dengan
peningkatan stunting
• Kondisi tingkat KERAWANAN PANGAN RUMAH
TANGGA berkaitan dengan kejadian stunting
• Secara umum kemungkinan anak mengalami stunting
lebih tinggi apabila PENDIDIKAN ORANG TUA
RENDAH
• Kemampuan DAYABELI YANG KURANG dan beberapa
indikator kesejahteraan rumah tangga lainnya sangat
berhubungan dengan stunting
• AYAHPEROKOK sedikit berkaitan dengan stunting
pada satu penelitian
Percentage Household of children under 5 with unimproved drinking water
Householdwith
HASIL
36. FAKTOR MP ASI DAN
INFEKSI
• Dua analisis baru-baru ini menunjukkan bahwa
anak yang DISAPIH SEBELUM USIA 6 BULAN
mempunyai kemungkinan kejadian stunting yang
lebih tinggi
• Rumah tangga di KUINTIL TERTINGGI UNTUK
PENGELUARAN MAKANAN SUMBER HEWAN,
berhubungan dengan penurunan kemungkinan
kejadian stunting pada anak-anak miskin di
perkotaan
• RUMAH TANGGA TANPA MENYEDIAKAN
MAKANAN SESUAI UMUR — TERMASUK
MAKANAN YANG TIDAK BERAGAM DAN
FREKUENSI YANG TIDAK SESUAI—berhubungan
dengan peningkatan kejadian stunting pada anak
usia 6-23 bulan
• Satu studi menemukan hubungan yang cukup
kuat antara KEJADIAN DIARE DALAM TUJUH
HARI TERAKHIR dengan kejadian stunting pada
anak-anak usia 6-59 bulan terutama di pedesaan
highest quintile food expenditure
HASIL
37. FAKTOR MASYARAKAT DAN
SOSIAL
• Studi di Indonesia sudah membahas
semua determinan kesehatan dan
pelayanan kesehatan kecuali
ketersediaan
• Dua studi menunjukkan hubungan
antara PENYEDIA PELAYANAN
KESEHATAN YANG TIDAK MEMADAI
dengan kejadian stunting
• Dalam sub elemen : air, sanitasi dan
lingkungan, satu-satunya komponen
yang ditemukan berhubungan dengan
stunting adalah URBANISASI
Significant OR of Stunting by District
HASIL
38. 1. Determinan utama terjadinya stunting pada anak di Indonesia:
a. ASI tidak Eksklusif pada 6 bulan pertama,
b. status ekonomi keluarga yang rendah,
c. Kelahiran prematur
d.
e.
f.
g.
panjang badan baru lahir yang pendek,
ibu yang pendek
tingkat pendidikan orangtua rendah
anak yang tinggal di daerah miskin perkotaan dan di daerah pedesaan
2. ANAK LAKI-LAKI CENDERUNG LEBIH BERISIKO mengalami stunting dari pada anakperempuan
3. Anak-anak dari keluarga DENGAN JAMBAN YANG BURUK DAN AIR MINUM TIDAK LAYAK
meningkatkan risiko terjadinya stunting.
4. Faktor masyarakat dan sosial seperti AKSES YANG RENDAH TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN dan
tempat tinggal di pedesaan yang berlangsung lama berkaitan dengan kejadian stunting pada anak
KESIMPULAN (1)
39. 6. HAMPIR SELURUH PENYEBAB LANGSUNG terhadap kejadian stunting
telah ditangani oleh kebijakan program di Indonesia
KESIMPULAN (2)