Dokumen tersebut membahas beberapa topik terkait Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, termasuk alasan masyarakat menerima atau menolak Pancasila, esensi dan pentingnya kajian Pancasila dalam sejarah bangsa, periode pemerintahan yang paling sesuai dengan Pancasila, serta pengertian bangsa menurut Al-Quran, hadis, dan Nahdlatul Ulama.
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Pancasila 2
1. UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
PENDIDIKAN PANCASILA
OLEH :
ELYA FAMBAR SARI
M. AINUL YAQIN
SITI MADINATHUL KHARISMA
M. JAMALUDDIN AL-AZHAR
JUM’AT, 24 FEBRUARI 2017
ELYAFAMBAR@GMAIL.COM
2. 1. Alasan beberapa masyarakat menolak dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia
Meskipun pada awalnya banyak permasalahan dan
juga perdebatan yang terjadi pada perumusan Pancasila
sebagai dasar negara, akan tetapi perdebatan itulah
yang menjadikan dasar negara Indonesia dapat
menggambarkan seluruh rakyat Indonesia. Dan dari
perdebatan itu juga menjadikan Pancasila dapat di
terima oleh seluruh tokoh-tokoh yang pada awalnya tidak
setuju perubahan yang terjadi pada Pancasila. Dan dari
peristiwa ini dapat menggambarkan kebesaran hati para
tokoh-tokoh Islam dan Umat-umat Islam yang berbesar
hati menerima perubahan itu. Perubahan ini pun dapat
dianggap sebagai hadiah dari Umat Islam kepada
bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Indonesia dan
menjaga persatuan NKRI.
3. 2. Esensi dan Urgensi Pancasila untuk
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan
Weltanschauung. Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara
(Philosofische Grondslag) karena mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
alasan filosofis berdirinya suatu negara; setiap produk hukum di Indonesia
harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
(Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai
agama, budaya, dan adat istiadat.
4. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot
secara tajam, yaitu 48,4% responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak
mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan lengkap. 42,7%
salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60% responden berusia
46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila. Fenomena tersebut
sangat memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan tentang
Pancasila yang ada dalam masyarakat tidak sebanding dengan semangat
penerimaan masyarakat terhadap Pancasila (Ali, 2009: 2).
Selain data tersebut, pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa
Indonesia dikarenakan hal-hal berikut: pengidentikan Pancasila dengan
ideologi lain, penyalahgunaan Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan
rezim tertentu, melemahnya pemahaman dan pelaksanaan nilai Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
5. 3. Periode Pemerintahan Presiden yang
paling sesuai dengan Pancasila
Periode pemerintahan negara Indonesia yang dianggap sesuai dengan
sila-sila Pancasila yaitu pada masa pemerintahan Presiden pertama
Indonesia, Ir. Soekarno. Dikarenakan banyaknya kelebihan-kelebihan
pemerintahan beliau baik pada bidang poitik, social, budaya, ekonomi,
pertahanan dan keamanan, dan juga kondisi ideology pada masanya.
6. 4. Bangsa Menurut Al-Qur’an, Hadist,
dan Nahdlatul Ulama
Menurut Al-Qur’an :
Kata ummat dalam al-qur’an disebutkan sebanyak 51 kali dalam
al-Qur’ân, dengan makna yang berbeda-beda. Al-Raghib al-
Isfahani pakar bahasa yang menyusun kamus al-
Qur’ân alMufradat fi Gharib al-Qur’ân menjelaskan bahwa
ummat adalah “kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, baik
persamaan agama, waktu, atau tempat, baik pengelompokan itu
secara terpaksa maupun atas kehendak sendiri”. Dari pendapat ini
meniscayakan adanya sebuah persamaan dalam sebuah kelompok.
7. • Menurut Hadist :
Negara ialah Negara yang didirikan atau dihuni oleh umat dalam rangka
memenuhi keinginan mereka untuk melaksanakan perintah Allah melalui
wahyu-Nya. Implementasi Negara tidak ditentukan secara khusus, tetapi yang
paling penting yang harus dimiliki ialah syuro / musyawarah.
• Menurut NU :
Bangsa ialah kaum yang memiliki sifat tasammuh (toleransi), tawazzun
(seimbang), tawasuth (moderat), dan tashyawwur (musyawarah).