Dokumen ini membahas beberapa aliran pemikiran Islam kontemporer seperti postmodernisme Islam, neomodernisme Islam, Islam liberal, Islam kultural, Islam struktural, dan postradisionalisme Islam. Postmodernisme Islam adalah masa Islam sesudah era modern yang berlangsung setelah tahun 1960-an. Neomodernisme berupaya merekonstruksi warisan Islam secara utuh, komprehensif, dan kontekstual. Islam liberal memberi kebebasan untuk mengkritik pendapat ulama masa l

1. DINAMIKA ISLAM KONTEMPORER
KELOMPOK 9
1. SITI AISYAH (183151086)
2. ISNA MAHMUDATUL AZIZAH (183151096)
3. MIFTAKUL JANNAH (183151106)

2. DINAMIKA ISLAM KONTEMPORER
• Postmodernisme Islam
• Neomodernisme Islam
• Islam Liberal
• Islam Kultural
• Islam Struktural
• Postradisionalisme Islam

3. POSTMODERNISME ISLAM
Postmodernisme bila diartikan secara harfiah, terdiri atas dua kata,
yaitu “post” yang artinya masa sesudah dan “modern” yang artinya era
modern. Sehingga dapat disimpulkan bahwa postmodernisme Islam
adalah masa Islam sesudah era modern (era diatas tahun 1960-an).

4. NEOMODERNISME ISLAM
Neomodernisme Islam dapat diidentifikasi, sebagai berikut.
1. merupakan gerakan kultural-intelektual dalam rangka melakukan
rekonstruksi internal pada umat Islam dengan merumusan kembali
warisan Islam secara lebih utuh, komprehensif, kontekstual, dan
universal.
2. Neomodernisme muncul sebagai kelanjutan dari usaha-usaha
pembaruan yang telah dilakukan kelompok modernis terdahulu.

5. ISLAM LIBERAL
Islam liberal berarti Islam yang serba bebas, luas, tidak picik dalam
memahami Islam. Kata liberal atau bebas yang berada di belakang
kata Islam tersebut adalah bebas dari belenggu taklid (mengikuti
pendapat orang tanpa sikap kritis), bebas untuk kembali mengakses
Al-Qur’an dan As-sunnah secara langsung di mana hal semacam ini
dianggap hanya milik para ulama.
Islam liberal juga berarti bebas untuk mengkritisi, menolak atau
membatalkan pendapat para ulama di masa lalu yang sudah tidak
sesuai lagi; bebas untuk keluar dari belenggu tradisionalisme, bebas
untuk melakukan inovasi dan kreativitas dalam rangka memajukan
ajaran Islam.

6. ISLAM KULTURAL
Islam Kultural bermakna Islam yang dalam keberagamannya
mengakomodasi budaya lokal. Artinya Islam kultural membenarkan
(tidak mem-bid’ah-kan) pelaksanaan shalawatan, marhaban, tahlil
(tahlilan), barzanji, nyeratus dan ma’asirol.⁹ Bahkan Islam kultural
menganjurkan pelaksanaan hal-hal tersebut.

7. ISLAM STRUKTURAL
Islam struktural adalah Islam yang menekankan upaya-upaya melalui
penetapan sistem nasional maupun kebijakan publik yang islami. Islam
ini bisa hidup secara wajar jika didukung sistem dan iklim politik yang
memberikan kebebasan munculnya multipartai, termasuk partai
agama.

8. POSTRADISIONALISME ISLAM
postradisionalisme Islam merupakan konstruk intelektualisme yang
berpijak pada (dan dari) kebudayaan lokal Indonesia, bukan tekanan
dari luar yang berinteraksi secara terbuka dengan berbagai jenis
elemen masyarakat.

9. SEKIAN DAN TERIMAKASIH