Pertemuan membahas prinsip dan teknik pengambilan sampel makanan secara representatif dan aseptis untuk menghindari kontaminasi. Teknik sampling meliputi random sampling dan pengambilan sampel dari berbagai waktu produksi. Sampel diambil dari populasi baik dan rusak, kemudian dikemas rapi dengan peralatan dan wadah steril serta dilengkapi label sebelum disimpan dan ditransportasikan ke laboratorium.
3. Teknik pengambilan sampel
random
dibuat daftar dalam tabel -> diambil secara systematic
random sampling;
diambil sampel dari rantai produksi pada setiap waktu
tertentu.
4. Cara sampling (1)
jika populasi terkontaminasi, busuk, rusak, atau secara
visual menampakkan lain (kaleng menggelembung, tepung
ada serangga, dll), selain diambil pada populasi yang rusak
juga diambil dari populasi yang baik sehingga hasilnya
dapat dibandingkan.
5. Cara sampling (2)
Jml sampel utk makanan
kaleng, misal 1 karton =
48 kaleng, diambil 1 kaleng
tiap karton, dan jika jumlah
kontainer kurang dari 12
semua kontainer diambil
secara seimbang.
6. Cara sampling (2)
Utk makanan dlm bentuk balokan, misal 1
barel s.d 2 kg setiap balok diambil
sebagian (jumlahnya tergantung tujuan
dan cara analisisnya), Tiap bagian
dibungkus secara terpisah.
Produk olahan yg tdk homogen sayur,
buah, dll diambil secara silang dari tiap
populasi.
7. Peralatan sampling
1. Sendok, obeng, sumpit, gunting
2. Sendok logam berbentuk kerucut
3. Sendok plastik atau pipet disposable
4. Ayakan kawat kasa
5. Termometer
6. Alat pemotong spatula logam
8. Wadah sampel (1)
Wadah harus bersih, kering, tahan atau tak menyerap air atau lemak,
Wadah dilengkapi dengan tutup karet atau plastik berdrat, atau disegel
yang tidak menyerap dan tahan lemak.
Wadah dan tutup harus tdk mempengaruhi bau, flavour, pH dan komposisi
sampel.
Untuk sampel padat atau setengah padat, wadah hrs bersih, kering,
bermulut lebar, bentuk silinder, tahan air, tahan lemak.
9. Wadah sampel
Wadah harus steril, tertutup rapat dan kedap udara.
Kantong plastik yang memenuhi syarat dpt digunakan sebagai wadah.
Wadah dan kantong plastik yng dimaksudkan utk sampel makanan tdk
boleh utk pestisida.
Sampel mentega hrs dibiarkan tidak kontak dengan kertas, air, atau
permukaan yang menyerap lemak.
10. Keterangan sampel
nama dari setiap populasi;
ukuran populasinya;
cara pengemasan;
ukuran wadah;
identitas pengambil sampel; dan
tanggal dan jam pengambilan
sampel.
11. Pengujian sampel di lapangan
(1)
Dilakukan utk mengetahui kondisi yang disimpulkan
adanya kontaminasi makanan oleh serangga dan
tikus, yg diamati:
adanya infestasi serangga dlm makanan;
kerusakan akibat tikus pd lot petii makanan
adanya serangga yg hidup/mati dlm makanan,
bulu, kotoran tikus atau kotoran lain di
permukaan luarnya;
luas yng terkena kencing tikus pd setiap kotak
perlu dilaporkan (diketahui dngn pemeriksaan
menggunakan lampu ultra violet pada kondisi
gelap).
12. Pengujian sampel di lapangan
(2)
Jika ditemukan makanan yang
telah rusak, perlu dilacak
pengiriman pd konsumen shg
memudahkan jika diperlukan
penarikan produk dari
konsumen.
13. Pengamanan sampel makanan
Lokasi : sumber KLB
Petugas : unit pelaksana kesehatan atau puskesmas
Perhatian = petugas harus sudaah dilatih dan
mengetahui cara-cara pengambilan sampel
18. 1. Pengamanan Sampel
Jika sampel adalah pangan restoran, jasa boga, pangan rumah
tangga, atau jajanan yang dikemas (dalam kertas nasi, plastik,
kardus, styrofoam, dll) :
Ambil sampel dengan kemasannya
Sampel jangan dibuka
19. 2. Pengamanan Sampel
Jika sampel adalah pangan restoran,
jasa boga, pangan rumah tangga,
atau jajanan yang tidak dikemas :
Gunakan peralatan steril
Ambil sampel secara aseptis sebanyak
0.5 – 1 kg, masukkan sampel ke
dalam kantung plastik steril
Tutup rapat / ikat kemasan berisi
sampel
20. 3. Pemberian label
Beri label pada setiap sampel segera
setelah dikemas
Nomor sampel
Nama sampel
Jumlah sampel (mL atau kg)
Lokasi pengambilan sampel
Waktu (tanggal dan jam)
21. 4. Penyimpanan Sampel
Masukkan sampel ke dalam boks pendingin dengan ketentuan :
Sampel dalam kantung plastik : diatur dalam
boks lalu disebarkan es batu
Sampel pangan siap saji yang dikemas (kertas
nasi, kardus, styrofoam, dll) : sampel dikemas
lagi dengan kantung plastik, dimasukkan ke
dalam boks lalu disebarkan es batu
Es
batu
Penataan
sampel
dalam
boks
pendingin
22. Sampel beku : simpan dalam boks lalu diberi es kering yang telah
dibungkus kertas sehingga sampel tetap beku
23. Es Kering
Jika menggunakan kemasan, maka harus diberi
lubang secukupnya agar tekanan tidak berlebihan
Jika sampel dikemas dalam plastik, maka es kering
harus dibungkus dengan kertas - mencegah kontak
langsung dengan plastik sehingga plastik tidak rapuh
atau pecah
Sebarkan es kering (usahakan es kering dibungkus
kertas) di sekeliling sampel agar kondisi sampel tetap
beku
24. 5. Transportasi sampel
Bawa sampel dengan sepeda
motor/alat transportasi cepat
lainnya ke tempat penyimpanan
sampel (puskesmas / rumah sakit
yang mempunyai fasilitas
pendingin)
25. 5. Penyimpanan Sampel
Masukkan semua sampel di tempat yang sesuai :
Sampel non beku disimpan di dalam lemari pendingin
pada suhu 0-4 oC
Sampel beku disimpan pada suhu -18 oC
27. 1. Persiapan peralatan
Siapkan formulir yang perlu dilengkapi saat pengambilan
sampel yaitu :
a) Label sampel
b) Formulir ketersediaan pengambilan sampel
c) dll
28. Semua peralatan pengambilan sampel dalam kondisi steril
pengaduk
steril
Sendok
steril
Swab steril
30. Peralatan Sterilisasi
Harus disiapkan peralatan bersih yang siap untuk
disterilkan
Disediakan perangkat untuk sterilisasi kering (oven) dan
sterilisasi basah, misalnya :
Autoclave dengan energi listrik
Autoclave dengan energi gas
Panci perebus
Alkohol dan bunsen
31. Cara pengambilan sampel pangan siap
santap
Ambil sampel dengan sendok
/ spatula, atau jika perlu
potong sampel dengan pisau
steril sebanyak ± 200 g
Masukkan sampel ke dalam
kantung plastik atau wadah
gelas bermulut lebar steril
Tutup rapat
Beri label
32. Cara pengambilan sampel
-makanan kaleng
1. Makanan kaleng masih
tertutup, diambil tanpa
membuka kemasan
2. Jika makanan kaleng sudah
terbuka, maka :
usap bagian pinggir
Ambil sampel secara aseptis
Masukkan sampel ke dalam
kantung plastik atau wadah
gelas steril
33. Bahan Pangan Mentah
1. Siapkan media pengkaya dan Bunsen
2. Masukkan 50-100 g sampel ke dalam
kantung plastik besar steril
3. Tambahkan 100-300 ml media
pengkaya ke dalam kantong plastik,
4. kemudian kocok Keluarkan sampel
dari kantung plastik, kelim kantung
plastik tersebut, atau
5. Pindahkan isinya ke dalam wadah
steril Beri label
34. Sampel bahan mentah
1. Basahi swab steril dengan larutan buffer,
larutan garam fisiologis atau 0.1%
larutan pepton
2. Oleskan swab tersebut pada permukaan
sampel
3. Bilas swab tersebut ke dalam media
pengkaya
4. Masukkan hasil bilasan tersebut ke
dalam tabung / wadah gelas steril
5. Tutup rapat tabung / wadah gelas
6. Beri label
35. Sampel bahan mentah
1. Ambil sampel (daging, kulit, dll)
sebanyak ± 200 gram dari beberapa
bagian karkas
2. Atau : Ambil salah satu bagian karkas
sebanyak ± 200 g
3. Masukkan ke dalam kantong plastik atau
wadah gelas steril
4. Kelim kantung plastik atau tutup rapat
wadah gelas
5. Beri label
36. Makanan Kering, Tepung /
Bubuk
Metode 1 :
1. Ambil sampel ± 200 g dengan
sendok atau spatula steril
2. Masukkan sampel ke dalam
wadah steril
3. Tutup rapat kantong plastik
4. Beri label
38. Metode tepung jumlah
banyak
1. Siapkan alat seperti selongsong atau tabung berongga steril
2. Masukkan alat tersebut ke tumpukan sampel dalam wadah dan
ambil sampelnya
3. Masukkan sampel ke dalam wadah steril kedap udara atau
kantung plastik
4. Ulangi beberapa kali pada beberapa bagian wadah secara acak
hingga diperoleh ± 200 g sampel
5. Tutup rapat wadah gelas atau kelim kantung plastik
6. Beri label
39. Sampel cair
Makanan cair atau minuman :
1. Sampel harus dikocok atau diaduk
sebelum diambil agar homogen
Metode tuang :
1. Tuangkan sampel langsung dari
wadahnya (±200 ml) ke dalam
kantung plastik atau wadah gelas
bertutup
2. Ikat kantung plastik
40. Sampel cair – minuman
kaleng
1. Basahi kapas dengan alcohol
2. Usapkan kapas beralkohol pada permukaan
kaleng
3. Buka kaleng
4. Ambil sampel secara aseptis
5. Masukkan sampel ke dalam wadah gelas steril
atau kantung plastik
6. Tutup rapat wadah gelas
7. Beri label
Editor's Notes
Representatif = sampel dapat mewakili kondisi yang sebenarnya dari populasi.
Yang perlu dilakukan supaya sampel representative :
kondisi tdk berubah sejak diambil s.d diperiksa;
terhindar dari kontaminasi sejak pengambilan s.d diperiksa.
sendok, obeng, pisau, sumpit, gunting ->berguna utk membuka kotak di kapal,memotong kantong, dan menyedok makanan.
penyendok dari logam, berbentuk kerucut -> utk mengambil sampel biji-bijian, beras.
sendok plastik atau pipet disposable (hrs dipasteurisasi dulu) ->utk mengambil sampel yg septik dlm pemeriksaan bakteriologis, serta gunakan pula sarung tangan yg septik utk mencegah kontaminasi
saringan logam & panci pengumpul utk memeriksa serangga dalam kantong beras dan kotoran tikus.
ayakan dg kawat kasa utk memeriksa butiran yng rusak/pecah giling, ukuran biji diukur dgn jumlah lobang per 2,5 cm2. Misal ayakan No.10-> berisi 10 lobang per 2,5 cm2.
termometer utk mengukur suhu lingkungan & suhu produk diletakkan pada makanan/tempat yg panas tanpa kontaminasi atau terbakar tangan.
alat pemotong/pembedah -> spatula logam -> utk menebarkan secara tipis lapisan tepung untuk melihat adanya serangga.
kertas indikator utk mengecek pH & residu klorin.
bor listrik, palu, alat pembuka -> utk membuka
kotak, ingat steker listrik hrs sesuai dgn bor.
sendok, paku, pahat -> utk mengambil sampel
telur beku/kering.
alkohol (etanol) dalam botol plastik -> desinfeksi
peralatan.
6. Wadah Sampel:
Wadah harus bersih, kering, tahan atau tak menyerap air atau lemak, contoh: gelas, logam stainless steel, plastik yang dapat disterilisasi dengan panas.
Wadah dilengkapi dengan tutup karet atau plastik berdrat, atau disegel yang tidak menyerap dan tahan lemak.
Wadah dan tutup harus tdk mempengaruhi bau, flavour, pH dan komposisi sampel.
Untuk sampel padat atau setengah padat, wadah hrs bersih, kering, bermulut lebar, bentuk silinder, tahan air, tahan lemak.
Wadah harus steril, tertutup rapat dan kedap udara.
Kantong plastik yang memenuhi syarat dpt digunakan sebagai wadah.
Wadah dan kantong plastik yng dimaksudkan utk sampel makanan tdk boleh utk pestisida.
Sampel mentega -> diperlukan wadah yang bermulut lebar.
Sampel mentega hrs dibiarkan tidak kontak dengan kertas, air, atau permukaan yang menyerap lemak.
6. Wadah Sampel:
Wadah harus bersih, kering, tahan atau tak menyerap air atau lemak, contoh: gelas, logam stainless steel, plastik yang dapat disterilisasi dengan panas.
Wadah dilengkapi dengan tutup karet atau plastik berdrat, atau disegel yang tidak menyerap dan tahan lemak.
Wadah dan tutup harus tdk mempengaruhi bau, flavour, pH dan komposisi sampel.
Untuk sampel padat atau setengah padat, wadah hrs bersih, kering, bermulut lebar, bentuk silinder, tahan air, tahan lemak.
Wadah harus steril, tertutup rapat dan kedap udara.
Kantong plastik yang memenuhi syarat dpt digunakan sebagai wadah.
Wadah dan kantong plastik yng dimaksudkan utk sampel makanan tdk boleh utk pestisida.
Sampel mentega -> diperlukan wadah yang bermulut lebar.
Sampel mentega hrs dibiarkan tidak kontak dengan kertas, air, atau permukaan yang menyerap lemak.
Catatan:
Peti, karton, karung yg telah diambil sampelnya hrs diberi tanda -> utk memudahkan apabila ada pengambilan sampel ulang.
Peti dan karton yg telah diambil sampelnya hrs diisi kembali agar lengkap isinya, dan ditutup kembali seperti semula.
Daerah yang terkena kencing tikus -> jika disinari dengan lampu ultra violet pda jarak 5 - 15 cm di atas daerah p’riksaan, maka:
kencing yg baru -> akan memberikan fluorescent yg lemah, ttpi berbau tajam;
kencing yg kering -> akan memberikan fluorescent biru-keputihan;
kencing yg lebih lama ->akan memberikan fluorescent putih-kekuningan.
Daerah yang terkena kencing tikus -> jika disinari dengan lampu ultra violet pda jarak 5 - 15 cm di atas daerah p’riksaan, maka:
kencing yg baru -> akan memberikan fluorescent yg lemah, ttpi berbau tajam;
kencing yg kering -> akan memberikan fluorescent biru-keputihan;
kencing yg lebih lama ->akan memberikan fluorescent putih-kekuningan.
Semua peralatan pengamanan sampel seperti sendok, spatula, pisau, kantung plastik, wadah gelas yang akan digunakan sebagai pengaman sampel harus dalam kondisi steril
Formulir 4 : Label Sampel Pangan
b. Formulir 16 dan Formulir 17 : Formulir penentuan
pangan yang dicurigai sebagai penyebab
keracunan pangan berdasarkan studi kohort dan
Formulir penentuan pangan yang dicurigai sebagai
penyebab keracunan pangan berdasarkan studi
kasus-kontrol (case-control study).
c. Formulir 22 : Pengujian sampel pangan
Ket : Isian berdasarkan diagnosis etiologi (Formulir
19 atau Formulir 20)
d. Formulir 21 : Surat permohonan pengujian sampel
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.Sterilisasi dengan cara fisik
A. Pemanasan
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1. PANAS KERING. Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas :
Panas membara. Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
Melidah – apikan. Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol.
Udara kering. Oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat dari kotak logam, udara yang terddapat di dalamnya mendapat udara panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap cukup.
2. PANAS BASAH. Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
Panas basah <100 oC (Pasteurisasi) . Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 oC selama 30 menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan pada suhu 71,6 – 80 oC selama 15 – 30 detik kemudian cepat – cepat didinginkan.
Panas basah pada suhu 100 oC. Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 oC) selama 10 menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati pada pemanasan pertama akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua steleh inkubasi pada shu 37 oC begituu pula spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif pada hari ketiga.
Panas basah >100 oC . Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa, media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.