3. TUJUAN PEMBELAJARAN
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
PENANGANAN SPESIMEN
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
PENYIMPANAN,PENGEPAKKAN,DAN
PENGRIMAN SPESIMEN
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
PENANGANAN SPESIMEN MAKANAN
DAN MINUMAN KORBAN KLB
KERACUNAN PANGAN
21. Pengambilan darah dgn
jarum suntik
Cuci tangan yg benar dgn air
dan sabun
Pakai sarung tangan
Cari vena yang terlihat jelas
lurus dan tidk bercabang
Pasang torniket 10 cm diatas
area plebotomy
Usapkan kapas alcohol 70%
pada area pungsi
Tusukkan jarum dengan
sudut 15 -30 derajat
22. URUTAN MEMASUKKAN SAMPEL
DARAH KEDALAM TABUNG VAKUM
BOTOL BIAKKAN
MIKROBIOLOGI
TABUNG TUTUP
MERAH/KUNING TES KIMIA
TABUNG EDTA UNTUK TES
HEMATOLOGI
25. KEUNTUNGAN PENGAMBILAN
DARAH DGN METODE VACUM
TIDAK PERLU MEMBAGI BAGI
SAMPEL DARAH KEDALAM
BEBERAPA TABUNG
CUKUP SEKALI PENUSUKKAN
DAPAT DIGUNAKAN UNT BEBERAPA
TABUNG
MENGURANGI KONTAMINASI PD
PEMERIKSAAN KULTUR DARAH
KARENA DARAH LANGSUNG
MENGALIR KEDALAM BOTOL
26. KEKURANGAN PENGAMBILAN
DARAH DGN METODE VACUM
SULITNYA PENGAMBILAN DARAH PADA
ORANG TUA DAN ANAK KECIL SERTA ANAK
BAYI
UNTUK MENGATASI HAL INI BISA
MENGGUNAKAN JARUM BERSAYAP (winged
needle)
KEKURANGAN PENGAMBILAN
DARAH DGN JARUM SUNTIK
TEKANAN TERLALU KUAT SAAT
MEMASUKKAN DARAH KEDALAM SPUIT
MENYEBABKAN DARAH MENJADI LISIS DAN
RESIKO KONTAMINAN UNT PEMERIKSAAN
KULTUR DARAH LEBIH TINGGI
65. Penanganan spesimen pada keracunan
pangan(kultur bakteri pada makanan)
BHI S.Aureus pada blood agar
-Identifikasi Staphylococcus aureus
Staphylococcus dibawah
mikroskop
71. Keracunan makanan adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya mual, muntah,
atau diare setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi. Kontaminasi
tersebut dapat disebabkan oleh kuman atau racun yang masuk ke dalam makanan.
Gejala keracunan makanan dapat terlihat setelah beberapa menit, jam, atau hari
setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kecepatannya tergantung dari
jenis makanan
Ciri ciri keracunan makanan
Gejala yang muncul akibat keracunan makanan bervariasi, tergantung dari zat yang
mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi bisa diare, mual, muntah, kram perut,
dan sakit kepala.
Penyebab terjadinya keracunan adalah makanan yang telah terkontaminasi kuman
atau racun, misalnya telur atau seafood mentah. Kontaminasi tersebut dapat terjadi
saat makanan melalui proses awal produksi, hingga pengiriman, atau saat sedang
diproses untuk dikonsumsi. Keracunan makanan juga bisa terjadi ketika seseorang
mengonsumsi buah dan sayuran yang kotor atau tidak dicuci dengan baik
72. JENIS BAKTERI DAN JAMUR PENYEBAB
KERACUNAN PANGAN
Salmonella : Anda dapat terkena salmonellosis dengan mengonsumsi telur
mentah dan setengah matang, unggas dan daging yang kurang matang, buah dan
sayuran mentah yang terkontaminasi
Staphylococcus :Bakteri dapat ditemukan dalam produk susu yang tidak
dipasteurisasi dan daging irisan lainnya. Makanan yang dibuat atau bersentuhan
dengan tangan.
Escherichia coli . sebagian besar strain E. coli tidak berbahaya, beberapa dapat
membuat sakit. Satu strain,E. Coli O157: H7(STEC) umumnya dikaitkan dengan
wabah keracunan makanan karena efeknya bisa sangat parah
Sumber:Ini termasuk makan daging sapi mentah atau setengah matang atau
minum minuman yang tidak dipasteurisasi atau produk susu.
73. Vibrio dapat ditemukan pada makanan hasil laut
seperti udang dan ikan yang tidak cukup masak atau
mentah.
Jamur tumbuh pada makanan yang memberinya “nutrisi: seperti roti, keju, kue, sambal pecel,
yogurt, mayones, makanan kaleng yang sudah terbuka.
Penyebab. Makanan disimpan terlalu lama di suhu hangat dan lembab. Jamur adalah organisma yang
memerlukan temperatur hangat dan kelembaban tinggi untuk tumbuh. Selain itu jamur menyukai
makanan yang dapat memberinya “nutrisi” untuk tumbuh. Roti misalnya, bahan pembuat roti adalah
tepung yang dibubuhi ragi agar mengembang. Ragi merupakan “nutrisi” yang dibutuhkan jamur untuk
berkembang. Karena jamur tidak dapat membuat zat tepungnya sendiri, maka ia mengambil nutrisinya
dari lingkungan sekitar. Jika roti disimpan di tempat lembab dan hangat, maka jamur tumbuh pesat.
Infeksi Shigella penyebabnya
Menyentuh mulut tanpa cuci tangan terlebih dahulu, terutama jika tangan baru saja mengganti popok
anak yang terinfeksi bakteri Shigella, atau menyentuh benda yang baru disentuh oleh penderita.
Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri Shigella akibat tersentuh oleh penderita atau
tercemar kotoran manusia.
Berenang di air yang terkontaminasi bakteri Shigella. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang secara tidak
sengaja menelan air yang sudah tercemar oleh penderita infeksi Shigella.
74. Syarat Air Minum Layak Konsumsi Berdasarkan
Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010
Air Minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi
parameter berikut :
Mikrobiologi: - tidak mengandung E.Coli
- tidak mengandung bakteri coliform
78. a. Mulut kran dibersihkan dengan kapas alcohol 70%
b. Kemudian dibakar dengan cara difiksasi dengan Bunsen
c. Air dialirkan 1-2 menit kemudian ditampung dalam
botol sebanyak ¾ bagian (200-250ml)
d. Fiksasi mulut botol yang berisi sampel
e. Tutup botol dengan kapas steril/ aluminium foil
f. Lakukan labelisasi: nama sampel air, Waktu
pengambilan dan nama petugas
Cara Pengambilan Air Perpipaan
79. Cara Pengambilan Air Non Perpipaan
• Buka bungkus botol yang sudah steril, bilas tangan dengan alcohol
70%. Kemudian buka tutup botol dan letakkan diatas bungkus botol
yang steril tadi.
• Dengan posisi mulut menghadap ke atas, ulurkan botol tersebut ke
dalam sumur secara berlahan-lahan. Jangan sampai botol tersebut
menyentuh dinding sumur. Celupkan seluruh permukaan botol ke
dalam sumur, hingga 50cm dari permukaan air.
• Tarik botol yang telah terisi penuh dengan air secara berlahan-lahan,
buang ¼ atau kurang lebih 200-250 ml air yang ada dalam botol
tersebut
• Tutup kembali botol tersebut, bungkus dengan kertas steril dan ikat
dengan tali pada bagian leher botol.
• Kemudian beri label yang tertulis nama pengambil, tanggal pengambil,
tanggal pengirim, lokasi pengambilan, dan waktu pengambilan sampel.
80. Faktor Penyebab Hasil Uji Air Tidak
Memenuhi Syarat Kualitas Air Minum
• Pre analisis
Pengambilan sampel yang tidak tepat (kontaminasi, petugas tidak kompeten)
Tindak lanjut: Pelatihan petugas sampling dan pencucian alat dan wadah
pengambilan sampel bebas kontaminan
• Analisis
Metode tidak terverifikasi/ tervalidasi
Tindak lanjut: Verifikasi atau validasi metode
Analis tidak kompeten
Tindak lanjut: Mengikuti pelatihan untuk analis
Peralatan tidak terkalibrasi
Tindak lanjut: Kalibrasi alat ke laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
Reagen expired
Tindak lanjut: Pastikan reagen yang digunakan tidak kadaluarsa
81. PROSEDUR PELABELAN
Pemberian label menggunakan stiker tahan air
informasi yg ada pada label specimen klinis
1.Nomor spesimen
2.Nama pasien
3.Usia pasien
4.Jenis kelamin pasien
5.Alamat pasien
6.Jenis spesimen lokasi pengambilan spesimen
8.Tanggal pengambilan sp
82. Informasi yang dicantumkan pada
label sampel makanan/minuman
-instansi pengirim sampel
-Asal sampel
-jenis sampel
-tanggal pengambilan sampel
-waktu penggambilan sampel
Sampel minuman
84. a. Penempatan wadah primer
b. Insulator dibagian atas cold
box
c. Formulir diletakkandiatas
insulator
d. Cold box ditutup lak ban
e. Label tujuan dan
pengiriman
f. Label jgn dibalik dan label
handle care
Gbr.cara pengepakan
85. Algoritma Demam Pada Kasus KLB
Malaria
DBD
Demam Typoid
Chikungunya
Flu Burung
Covid 19
86. KASUS MALARIA
Malaria konfirmasi :lakukan rujukan pemeriksaan Rapid Diagnostic test (RDT)
dan pemeriksaan mikroskopis
87. KASUS DBD
Demam Dengue : lakukan rujukan pemeriksaan darah lengkap dan serologi
88. KASUS DBD
Demam Dengue : lakukan rujukan pemeriksaan darah lengkap dan serologi
89. KASUS DEMAM TYPOID
Demam tifoid : lakukan rujukan pemeriksaan widal test dan kultur darah
92. PEMERIKSAAN LAB : KULTUR DARAH DAN
PEMERIKSAAN WIDAL TEST
• Ada 2 teknik yang digunakan yaitu slide (paling sering digunakan ) dan
metode tabung.
• Penelitian Patologi Klinik FK UI : tidak ada perbedaan sensitifitas dan
spesifisitas diantara kedua teknik tersebut.
96. JAMINAN MUTU LABORATORIUM
Pengendalian mutu internal yaitu pemantauan mutu
media,reagensia,kalibrasi peralatan dan mutu hasil
pemeriksaan
Pengendalian mutu Eksternal yaitu Pemeriksaan berkala oleh badan
yang bertanggung jawab unt akreditasi laboratorium dan proficiency
test
97.
98. TATA CARA PELAPORAN TERSANGKA
PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB
Laporan korban KLB harus
disampaikan oleh
Orang tua penderita,ka
kelurga,ketua
RT/RW,Ka kecamatan
Dokter,petugas Kesehatan
yg memeriksa penderita
Ka.asrama.Ka.sekolah,
Ka.unit Kesehatan
pemerintah
101. KRITERIA KLB
Timbulnya suatu
peny.menular yg
sebelumnya tdk ada
atau tidak dikenal pd
suatu daerah
Jumlah penderita baru
dlm 1 bulan
menunjukkan kenaikkan
2kali /lebih
Angka kematian kasus
suatu penyakit dalam 1
kurun waktu
menunjukkan
kenaikkan 50 % atau
lebih
Peningkatan kejadian
kesakitan terus menerus
selama 3 kurun waktu
KRITERIA DAN PENETAPAN KLB DAN WABAH
Angka proporsi penyakit
penderita baru pd satu
periode menunjukkan
kenaikkan 2 kali/lebih
Peningkatan kejadian
kesakitan 2 kali atau
lebih dibandingkan dgn
periode sebelumnya
Rata rata jlh kejadian
kesakitan perbulan
selama 1 tahun
menunjukkan kenaikkan
dua kali atau lebih
Terdapat 2 orang atau
lebih yg menderita sakit
dgn gejala yg sama
setelah mengkonsumsi
sesuatu
Kepala dinas
Kesehatan
atau Menteri
dapat
menetapkan
daerah dlm
keadaan KLB
apabila
memenuhi
kriteria salah
satu kriteria
KLB
103. PENUGASAN DISKUSI PENGELOLAAN SPESIMEN PENYAKIT MENULAR
POTENSIAL KLB DAN WABAH
Tahapan Kegiatan
Peserta dibagi ke dalam kelompok (sesuai puskesmas masing-masing)
Setiap kelompok mendiskusikan kasus yg berbeda yaitu
Kasus 1 Penanganan Spesimen Covid 19
Kasus 2 Penanganan Spesimen Demam berdarah
Kasus 3 Penanganan Spesimen keracunan makanan
Setiap puskesmas mendiskusikan langkah langkah dalam
Menentukan jenis spesimen yang akan diambil
Menentukan APD, Alat dan dan bahan yang akan digunakan
Mendiskusikan cara pengambilan,penanganan,pengepakkan dan
pengiriman spesimen
Setiap puskesmas mengerjakan tugas secara kelompok dan mengupload
tugas di Google Classroom
Fasilitator memberikan masukan / feedback terkait tugas lewat Google
Classroom