SlideShare a Scribd company logo
1 of 104
PENGELOLAAN SPESIMEN PENYAKIT
MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
PENANGANAN SPESIMEN
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
PENYIMPANAN,PENGEPAKKAN,DAN
PENGRIMAN SPESIMEN
PESERTA MAMPU MELAKUKAN
PENANGANAN SPESIMEN MAKANAN
DAN MINUMAN KORBAN KLB
KERACUNAN PANGAN
Biosafety Cabinet
BAHAN PENGAMBILAN DAN JENIS
SPESIMEN
JENIS PENYAKIT DAN SPESIMEN YG
DIGUNAKAN UNT PEMERIKSAAN LAB.
BAKTERIOLOGI
VIROLOGI
PENGGUNAAN APD
APD level 2 APD level 1
APD level 3
Gunakan APD yang sesuai berdasarkan penilaian resiko
Sterilisasi alat mikrobiologi
Sterilisasi basah
Sterilisasi kering
Kontainer benda tajam
PROSEDUR PENGAMBILAN, PENANGANAN,
PEMERIKSAAN SPESIMEN BERPOTENSI WABAH
 TEHNIK PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA
HOLDER
Pengambilan darah dgn
jarum suntik
Cuci tangan yg benar dgn air
dan sabun
Pakai sarung tangan
Cari vena yang terlihat jelas
lurus dan tidk bercabang
Pasang torniket 10 cm diatas
area plebotomy
Usapkan kapas alcohol 70%
pada area pungsi
Tusukkan jarum dengan
sudut 15 -30 derajat
URUTAN MEMASUKKAN SAMPEL
DARAH KEDALAM TABUNG VAKUM
BOTOL BIAKKAN
MIKROBIOLOGI
TABUNG TUTUP
MERAH/KUNING TES KIMIA
TABUNG EDTA UNTUK TES
HEMATOLOGI
PENGAMBILAN DARAH DENGAN METODE VACUM
Tabung vacuum
tube gel
Tabung EDTA
Botol bactec
KEUNTUNGAN PENGAMBILAN
DARAH DGN METODE VACUM
TIDAK PERLU MEMBAGI BAGI
SAMPEL DARAH KEDALAM
BEBERAPA TABUNG
CUKUP SEKALI PENUSUKKAN
DAPAT DIGUNAKAN UNT BEBERAPA
TABUNG
MENGURANGI KONTAMINASI PD
PEMERIKSAAN KULTUR DARAH
KARENA DARAH LANGSUNG
MENGALIR KEDALAM BOTOL
KEKURANGAN PENGAMBILAN
DARAH DGN METODE VACUM
SULITNYA PENGAMBILAN DARAH PADA
ORANG TUA DAN ANAK KECIL SERTA ANAK
BAYI
UNTUK MENGATASI HAL INI BISA
MENGGUNAKAN JARUM BERSAYAP (winged
needle)
KEKURANGAN PENGAMBILAN
DARAH DGN JARUM SUNTIK
TEKANAN TERLALU KUAT SAAT
MEMASUKKAN DARAH KEDALAM SPUIT
MENYEBABKAN DARAH MENJADI LISIS DAN
RESIKO KONTAMINAN UNT PEMERIKSAAN
KULTUR DARAH LEBIH TINGGI
Penanganan spesimen darah(kultur)
-Identifikasi Streptococcus pneumonia
Gbr streptococcus dibawah
mikroskop
Pneumococcus adalah Streptococcus
gram positif bersifat alfa hemolitik
Reaksi katalase
MSA
Reaksi biokimia Uji sensitivitas test
-Identifikasi Salmonella pada kasus demam tifoid
Penanganan spesimen feces (kultur)
-Identifikasi vibrio pada kasus kolera/diare akut
Alkalis pepton
E.Coli dibawah
mikroskop
-Identifikasi E.coli pada kasus Diare akut
Dilanjutkan dengan reaksi
biokimia
PENGAMBILAN SPESIMEN COVID 19
Tehnik pengambilan specimen saluran
pernafasan
Gunakan swab terbuat dari Dacron /rayon steril dgn
tangkai plastik
PENYIMPANAN SPESIMEN YG TERTUNDA
Keracunan Pangan
Keracunan Pangan
Keracunan Pangan
Keracunan Pangan
Penanganan spesimen keracunan pangan
(Pemeriksaan kultur jamur pada makanan)
KERACUNAN PANGAN
Gambar Pengemasan
Makanan
Gambar Pengambilan
Sampel
KERACUNAN PANGAN
Gambar Pengambilan
Sampel Muntahan
TAHAP IDENTIFIKASI BAKTERI
PADA KERACUNAN PANGAN
PENGOLAHAN SPESIMEN
PENANAMAN KEMEDIA
PENYUBUR
ISOLASI PADA MEDIA SELEKTIF
UJI /REAKSI BIOKIMIA
PROSES PENGOLAHAN MAKANAN
Pengenceran Dimasukkan
kepelastik steril
Proses homogenisasi
Penanganan spesimen pada keracunan
pangan(kultur bakteri pada makanan)
BHI S.Aureus pada blood agar
-Identifikasi Staphylococcus aureus
Staphylococcus dibawah
mikroskop
Reaksi katalase
BHI pseudomonas
-Identifikasi Pseudomonas sp. Pada
keracunan tempe
Dilanjutkan dengan reaksi biokimia
-identifikasi Salmonella pada
keracunan pangan
BHI
Pemeriksaan TPC pada keracunan pangan
Candida sp pada
media SDA
Identifikasi jamur pada makanan
Keracunan makanan adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya mual, muntah,
atau diare setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi. Kontaminasi
tersebut dapat disebabkan oleh kuman atau racun yang masuk ke dalam makanan.
Gejala keracunan makanan dapat terlihat setelah beberapa menit, jam, atau hari
setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kecepatannya tergantung dari
jenis makanan
Ciri ciri keracunan makanan
Gejala yang muncul akibat keracunan makanan bervariasi, tergantung dari zat yang
mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi bisa diare, mual, muntah, kram perut,
dan sakit kepala.
Penyebab terjadinya keracunan adalah makanan yang telah terkontaminasi kuman
atau racun, misalnya telur atau seafood mentah. Kontaminasi tersebut dapat terjadi
saat makanan melalui proses awal produksi, hingga pengiriman, atau saat sedang
diproses untuk dikonsumsi. Keracunan makanan juga bisa terjadi ketika seseorang
mengonsumsi buah dan sayuran yang kotor atau tidak dicuci dengan baik
JENIS BAKTERI DAN JAMUR PENYEBAB
KERACUNAN PANGAN
 Salmonella : Anda dapat terkena salmonellosis dengan mengonsumsi telur
mentah dan setengah matang, unggas dan daging yang kurang matang, buah dan
sayuran mentah yang terkontaminasi
 Staphylococcus :Bakteri dapat ditemukan dalam produk susu yang tidak
dipasteurisasi dan daging irisan lainnya. Makanan yang dibuat atau bersentuhan
dengan tangan.
 Escherichia coli . sebagian besar strain E. coli tidak berbahaya, beberapa dapat
membuat sakit. Satu strain,E. Coli O157: H7(STEC) umumnya dikaitkan dengan
wabah keracunan makanan karena efeknya bisa sangat parah
Sumber:Ini termasuk makan daging sapi mentah atau setengah matang atau
minum minuman yang tidak dipasteurisasi atau produk susu.
 Vibrio dapat ditemukan pada makanan hasil laut
seperti udang dan ikan yang tidak cukup masak atau
mentah.
 Jamur tumbuh pada makanan yang memberinya “nutrisi: seperti roti, keju, kue, sambal pecel,
yogurt, mayones, makanan kaleng yang sudah terbuka.
Penyebab. Makanan disimpan terlalu lama di suhu hangat dan lembab. Jamur adalah organisma yang
memerlukan temperatur hangat dan kelembaban tinggi untuk tumbuh. Selain itu jamur menyukai
makanan yang dapat memberinya “nutrisi” untuk tumbuh. Roti misalnya, bahan pembuat roti adalah
tepung yang dibubuhi ragi agar mengembang. Ragi merupakan “nutrisi” yang dibutuhkan jamur untuk
berkembang. Karena jamur tidak dapat membuat zat tepungnya sendiri, maka ia mengambil nutrisinya
dari lingkungan sekitar. Jika roti disimpan di tempat lembab dan hangat, maka jamur tumbuh pesat.
 Infeksi Shigella penyebabnya
Menyentuh mulut tanpa cuci tangan terlebih dahulu, terutama jika tangan baru saja mengganti popok
anak yang terinfeksi bakteri Shigella, atau menyentuh benda yang baru disentuh oleh penderita.
Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri Shigella akibat tersentuh oleh penderita atau
tercemar kotoran manusia.
Berenang di air yang terkontaminasi bakteri Shigella. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang secara tidak
sengaja menelan air yang sudah tercemar oleh penderita infeksi Shigella.
Syarat Air Minum Layak Konsumsi Berdasarkan
Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010
 Air Minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi
parameter berikut :
 Mikrobiologi: - tidak mengandung E.Coli
- tidak mengandung bakteri coliform
Persyaratan Kualitas Air Minum
Penanganan spesimen Air minum
200 ML AIR MINUM Membrane filter
Coliform E.coli
Sampel Air bersih
Lactosa broth
BGLB
Penanganan Spesimen Air Bersih
a. Mulut kran dibersihkan dengan kapas alcohol 70%
b. Kemudian dibakar dengan cara difiksasi dengan Bunsen
c. Air dialirkan 1-2 menit kemudian ditampung dalam
botol sebanyak ¾ bagian (200-250ml)
d. Fiksasi mulut botol yang berisi sampel
e. Tutup botol dengan kapas steril/ aluminium foil
f. Lakukan labelisasi: nama sampel air, Waktu
pengambilan dan nama petugas
Cara Pengambilan Air Perpipaan
Cara Pengambilan Air Non Perpipaan
• Buka bungkus botol yang sudah steril, bilas tangan dengan alcohol
70%. Kemudian buka tutup botol dan letakkan diatas bungkus botol
yang steril tadi.
• Dengan posisi mulut menghadap ke atas, ulurkan botol tersebut ke
dalam sumur secara berlahan-lahan. Jangan sampai botol tersebut
menyentuh dinding sumur. Celupkan seluruh permukaan botol ke
dalam sumur, hingga 50cm dari permukaan air.
• Tarik botol yang telah terisi penuh dengan air secara berlahan-lahan,
buang ¼ atau kurang lebih 200-250 ml air yang ada dalam botol
tersebut
• Tutup kembali botol tersebut, bungkus dengan kertas steril dan ikat
dengan tali pada bagian leher botol.
• Kemudian beri label yang tertulis nama pengambil, tanggal pengambil,
tanggal pengirim, lokasi pengambilan, dan waktu pengambilan sampel.
Faktor Penyebab Hasil Uji Air Tidak
Memenuhi Syarat Kualitas Air Minum
• Pre analisis
 Pengambilan sampel yang tidak tepat (kontaminasi, petugas tidak kompeten)
 Tindak lanjut: Pelatihan petugas sampling dan pencucian alat dan wadah
pengambilan sampel bebas kontaminan
• Analisis
 Metode tidak terverifikasi/ tervalidasi
 Tindak lanjut: Verifikasi atau validasi metode
 Analis tidak kompeten
 Tindak lanjut: Mengikuti pelatihan untuk analis
 Peralatan tidak terkalibrasi
 Tindak lanjut: Kalibrasi alat ke laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
 Reagen expired
 Tindak lanjut: Pastikan reagen yang digunakan tidak kadaluarsa
PROSEDUR PELABELAN
Pemberian label menggunakan stiker tahan air
informasi yg ada pada label specimen klinis
1.Nomor spesimen
2.Nama pasien
3.Usia pasien
4.Jenis kelamin pasien
5.Alamat pasien
6.Jenis spesimen lokasi pengambilan spesimen
8.Tanggal pengambilan sp
Informasi yang dicantumkan pada
label sampel makanan/minuman
-instansi pengirim sampel
-Asal sampel
-jenis sampel
-tanggal pengambilan sampel
-waktu penggambilan sampel
Sampel minuman
PROSEDUR PENGEPAKAN (PENGEMASAN)
SPESIMEN
a. Penempatan wadah primer
b. Insulator dibagian atas cold
box
c. Formulir diletakkandiatas
insulator
d. Cold box ditutup lak ban
e. Label tujuan dan
pengiriman
f. Label jgn dibalik dan label
handle care
Gbr.cara pengepakan
Algoritma Demam Pada Kasus KLB
 Malaria
 DBD
 Demam Typoid
 Chikungunya
 Flu Burung
 Covid 19
KASUS MALARIA
 Malaria konfirmasi :lakukan rujukan pemeriksaan Rapid Diagnostic test (RDT)
dan pemeriksaan mikroskopis
KASUS DBD
 Demam Dengue : lakukan rujukan pemeriksaan darah lengkap dan serologi
KASUS DBD
 Demam Dengue : lakukan rujukan pemeriksaan darah lengkap dan serologi
KASUS DEMAM TYPOID
 Demam tifoid : lakukan rujukan pemeriksaan widal test dan kultur darah
KASUS DEMAM TYPOID
KASUS DEMAM TYPOID
PEMERIKSAAN LAB : KULTUR DARAH DAN
PEMERIKSAAN WIDAL TEST
• Ada 2 teknik yang digunakan yaitu slide (paling sering digunakan ) dan
metode tabung.
• Penelitian Patologi Klinik FK UI : tidak ada perbedaan sensitifitas dan
spesifisitas diantara kedua teknik tersebut.
KASUS DEMAM CHIKUNGUNYA
Chikungunya : lakukan rujukan pemeriksaan RDT dan
IgG-Igm
KASUS FLU BURUNG
Flu burung : Lakukan rujukan pemeriksaan Rontgen
dada dan usap nasofaring untuk pemeriksaan PCR
KASUS COVID 19
JAMINAN MUTU LABORATORIUM
Pengendalian mutu internal yaitu pemantauan mutu
media,reagensia,kalibrasi peralatan dan mutu hasil
pemeriksaan
Pengendalian mutu Eksternal yaitu Pemeriksaan berkala oleh badan
yang bertanggung jawab unt akreditasi laboratorium dan proficiency
test
TATA CARA PELAPORAN TERSANGKA
PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB
Laporan korban KLB harus
disampaikan oleh
Orang tua penderita,ka
kelurga,ketua
RT/RW,Ka kecamatan
Dokter,petugas Kesehatan
yg memeriksa penderita
Ka.asrama.Ka.sekolah,
Ka.unit Kesehatan
pemerintah
Isi laporan
kewaspadaan
Nama
penderita/umur
Tempat dan
alamat kejadian Waktu kejadian
Jumlah yg sakit dan
meninggal
Laporan kewaspadaan
dilanjutkan kepada
Ka.Desa/lurah
Ka.puskesmas
Ka dinas kesehatan
Gubernur dan
Menteri
KRITERIA KLB
Timbulnya suatu
peny.menular yg
sebelumnya tdk ada
atau tidak dikenal pd
suatu daerah
Jumlah penderita baru
dlm 1 bulan
menunjukkan kenaikkan
2kali /lebih
Angka kematian kasus
suatu penyakit dalam 1
kurun waktu
menunjukkan
kenaikkan 50 % atau
lebih
Peningkatan kejadian
kesakitan terus menerus
selama 3 kurun waktu
KRITERIA DAN PENETAPAN KLB DAN WABAH
Angka proporsi penyakit
penderita baru pd satu
periode menunjukkan
kenaikkan 2 kali/lebih
Peningkatan kejadian
kesakitan 2 kali atau
lebih dibandingkan dgn
periode sebelumnya
Rata rata jlh kejadian
kesakitan perbulan
selama 1 tahun
menunjukkan kenaikkan
dua kali atau lebih
Terdapat 2 orang atau
lebih yg menderita sakit
dgn gejala yg sama
setelah mengkonsumsi
sesuatu
Kepala dinas
Kesehatan
atau Menteri
dapat
menetapkan
daerah dlm
keadaan KLB
apabila
memenuhi
kriteria salah
satu kriteria
KLB
Evaluasi
Pemeriksaan laboratorium ditentukan oleh kualitas spesimen.
Bagaimana cara menjaga kualitas spesimen utk pemeriksaan
mikrobiologi ?
PENUGASAN DISKUSI PENGELOLAAN SPESIMEN PENYAKIT MENULAR
POTENSIAL KLB DAN WABAH
Tahapan Kegiatan
Peserta dibagi ke dalam kelompok (sesuai puskesmas masing-masing)
Setiap kelompok mendiskusikan kasus yg berbeda yaitu
Kasus 1 Penanganan Spesimen Covid 19
Kasus 2 Penanganan Spesimen Demam berdarah
Kasus 3 Penanganan Spesimen keracunan makanan
Setiap puskesmas mendiskusikan langkah langkah dalam
Menentukan jenis spesimen yang akan diambil
Menentukan APD, Alat dan dan bahan yang akan digunakan
Mendiskusikan cara pengambilan,penanganan,pengepakkan dan
pengiriman spesimen
Setiap puskesmas mengerjakan tugas secara kelompok dan mengupload
tugas di Google Classroom
Fasilitator memberikan masukan / feedback terkait tugas lewat Google
Classroom
pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptx

More Related Content

Similar to pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptx

Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi SpesimenPengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimenpjj_kemenkes
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen pjj_kemenkes
 
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdfpenangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdfDennisa13
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelAhmadPurnawarmanFais
 
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdfMateri 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdfHenyAkbarMarwiana
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikSulistia Rini
 
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfKERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfMira66540
 
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmTata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmSudeArtYas1
 
4. higiene dan sanitasi.ppt
4. higiene dan sanitasi.ppt4. higiene dan sanitasi.ppt
4. higiene dan sanitasi.pptmahmud645652
 
370576754-Pengambilan-Sampel-Makanan.pdf
370576754-Pengambilan-Sampel-Makanan.pdf370576754-Pengambilan-Sampel-Makanan.pdf
370576754-Pengambilan-Sampel-Makanan.pdfKangSefinaa
 
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Amirotul Khusna
 
bahan pangan sebagai sumber infeksi
bahan pangan sebagai sumber infeksibahan pangan sebagai sumber infeksi
bahan pangan sebagai sumber infeksiMelly Luthfiyani
 
fdokumen.com_keamanan-bahan-pangan-fix.ppt
fdokumen.com_keamanan-bahan-pangan-fix.pptfdokumen.com_keamanan-bahan-pangan-fix.ppt
fdokumen.com_keamanan-bahan-pangan-fix.pptRiaKasmeri
 
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptxPPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptxZulhajjaNur08
 
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...UmmilKhair2
 
KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan ILKKM SG BULOH
 

Similar to pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptx (20)

Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi SpesimenPengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
Pengumpulan dan Transportasi Spesimen
 
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdfpenangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdfMateri 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfKERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
 
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmTata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
 
4. higiene dan sanitasi.ppt
4. higiene dan sanitasi.ppt4. higiene dan sanitasi.ppt
4. higiene dan sanitasi.ppt
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
370576754-Pengambilan-Sampel-Makanan.pdf
370576754-Pengambilan-Sampel-Makanan.pdf370576754-Pengambilan-Sampel-Makanan.pdf
370576754-Pengambilan-Sampel-Makanan.pdf
 
KEAMANAN PANGAN.ppt
KEAMANAN PANGAN.pptKEAMANAN PANGAN.ppt
KEAMANAN PANGAN.ppt
 
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
Kd 3.3 menerapkan assesmen keamanan pangan pertemuan 1
 
bahan pangan sebagai sumber infeksi
bahan pangan sebagai sumber infeksibahan pangan sebagai sumber infeksi
bahan pangan sebagai sumber infeksi
 
fdokumen.com_keamanan-bahan-pangan-fix.ppt
fdokumen.com_keamanan-bahan-pangan-fix.pptfdokumen.com_keamanan-bahan-pangan-fix.ppt
fdokumen.com_keamanan-bahan-pangan-fix.ppt
 
Kerusakan Pangan
Kerusakan  PanganKerusakan  Pangan
Kerusakan Pangan
 
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptxPPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
 
K3 Mikro.pptx
K3 Mikro.pptxK3 Mikro.pptx
K3 Mikro.pptx
 
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
 
KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan
 

Recently uploaded

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 

Recently uploaded (20)

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 

pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptx

  • 1.
  • 2. PENGELOLAAN SPESIMEN PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH
  • 3. TUJUAN PEMBELAJARAN PESERTA MAMPU MELAKUKAN PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN PESERTA MAMPU MELAKUKAN PENANGANAN SPESIMEN PESERTA MAMPU MELAKUKAN PENYIMPANAN,PENGEPAKKAN,DAN PENGRIMAN SPESIMEN PESERTA MAMPU MELAKUKAN PENANGANAN SPESIMEN MAKANAN DAN MINUMAN KORBAN KLB KERACUNAN PANGAN
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 8. BAHAN PENGAMBILAN DAN JENIS SPESIMEN
  • 9.
  • 10. JENIS PENYAKIT DAN SPESIMEN YG DIGUNAKAN UNT PEMERIKSAAN LAB. BAKTERIOLOGI
  • 12.
  • 13.
  • 15.
  • 16. APD level 2 APD level 1 APD level 3 Gunakan APD yang sesuai berdasarkan penilaian resiko
  • 17.
  • 18. Sterilisasi alat mikrobiologi Sterilisasi basah Sterilisasi kering
  • 20. PROSEDUR PENGAMBILAN, PENANGANAN, PEMERIKSAAN SPESIMEN BERPOTENSI WABAH  TEHNIK PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA HOLDER
  • 21. Pengambilan darah dgn jarum suntik Cuci tangan yg benar dgn air dan sabun Pakai sarung tangan Cari vena yang terlihat jelas lurus dan tidk bercabang Pasang torniket 10 cm diatas area plebotomy Usapkan kapas alcohol 70% pada area pungsi Tusukkan jarum dengan sudut 15 -30 derajat
  • 22. URUTAN MEMASUKKAN SAMPEL DARAH KEDALAM TABUNG VAKUM BOTOL BIAKKAN MIKROBIOLOGI TABUNG TUTUP MERAH/KUNING TES KIMIA TABUNG EDTA UNTUK TES HEMATOLOGI
  • 23. PENGAMBILAN DARAH DENGAN METODE VACUM
  • 24. Tabung vacuum tube gel Tabung EDTA Botol bactec
  • 25. KEUNTUNGAN PENGAMBILAN DARAH DGN METODE VACUM TIDAK PERLU MEMBAGI BAGI SAMPEL DARAH KEDALAM BEBERAPA TABUNG CUKUP SEKALI PENUSUKKAN DAPAT DIGUNAKAN UNT BEBERAPA TABUNG MENGURANGI KONTAMINASI PD PEMERIKSAAN KULTUR DARAH KARENA DARAH LANGSUNG MENGALIR KEDALAM BOTOL
  • 26. KEKURANGAN PENGAMBILAN DARAH DGN METODE VACUM SULITNYA PENGAMBILAN DARAH PADA ORANG TUA DAN ANAK KECIL SERTA ANAK BAYI UNTUK MENGATASI HAL INI BISA MENGGUNAKAN JARUM BERSAYAP (winged needle) KEKURANGAN PENGAMBILAN DARAH DGN JARUM SUNTIK TEKANAN TERLALU KUAT SAAT MEMASUKKAN DARAH KEDALAM SPUIT MENYEBABKAN DARAH MENJADI LISIS DAN RESIKO KONTAMINAN UNT PEMERIKSAAN KULTUR DARAH LEBIH TINGGI
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30. Penanganan spesimen darah(kultur) -Identifikasi Streptococcus pneumonia Gbr streptococcus dibawah mikroskop Pneumococcus adalah Streptococcus gram positif bersifat alfa hemolitik
  • 32. Reaksi biokimia Uji sensitivitas test -Identifikasi Salmonella pada kasus demam tifoid
  • 33.
  • 34. Penanganan spesimen feces (kultur) -Identifikasi vibrio pada kasus kolera/diare akut Alkalis pepton
  • 35. E.Coli dibawah mikroskop -Identifikasi E.coli pada kasus Diare akut Dilanjutkan dengan reaksi biokimia
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41. Tehnik pengambilan specimen saluran pernafasan Gunakan swab terbuat dari Dacron /rayon steril dgn tangkai plastik
  • 42.
  • 43.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 60. Penanganan spesimen keracunan pangan (Pemeriksaan kultur jamur pada makanan)
  • 63. TAHAP IDENTIFIKASI BAKTERI PADA KERACUNAN PANGAN PENGOLAHAN SPESIMEN PENANAMAN KEMEDIA PENYUBUR ISOLASI PADA MEDIA SELEKTIF UJI /REAKSI BIOKIMIA
  • 64. PROSES PENGOLAHAN MAKANAN Pengenceran Dimasukkan kepelastik steril Proses homogenisasi
  • 65. Penanganan spesimen pada keracunan pangan(kultur bakteri pada makanan) BHI S.Aureus pada blood agar -Identifikasi Staphylococcus aureus Staphylococcus dibawah mikroskop
  • 67. BHI pseudomonas -Identifikasi Pseudomonas sp. Pada keracunan tempe Dilanjutkan dengan reaksi biokimia
  • 69. Pemeriksaan TPC pada keracunan pangan
  • 70. Candida sp pada media SDA Identifikasi jamur pada makanan
  • 71. Keracunan makanan adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya mual, muntah, atau diare setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi. Kontaminasi tersebut dapat disebabkan oleh kuman atau racun yang masuk ke dalam makanan. Gejala keracunan makanan dapat terlihat setelah beberapa menit, jam, atau hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kecepatannya tergantung dari jenis makanan Ciri ciri keracunan makanan Gejala yang muncul akibat keracunan makanan bervariasi, tergantung dari zat yang mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi bisa diare, mual, muntah, kram perut, dan sakit kepala. Penyebab terjadinya keracunan adalah makanan yang telah terkontaminasi kuman atau racun, misalnya telur atau seafood mentah. Kontaminasi tersebut dapat terjadi saat makanan melalui proses awal produksi, hingga pengiriman, atau saat sedang diproses untuk dikonsumsi. Keracunan makanan juga bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi buah dan sayuran yang kotor atau tidak dicuci dengan baik
  • 72. JENIS BAKTERI DAN JAMUR PENYEBAB KERACUNAN PANGAN  Salmonella : Anda dapat terkena salmonellosis dengan mengonsumsi telur mentah dan setengah matang, unggas dan daging yang kurang matang, buah dan sayuran mentah yang terkontaminasi  Staphylococcus :Bakteri dapat ditemukan dalam produk susu yang tidak dipasteurisasi dan daging irisan lainnya. Makanan yang dibuat atau bersentuhan dengan tangan.  Escherichia coli . sebagian besar strain E. coli tidak berbahaya, beberapa dapat membuat sakit. Satu strain,E. Coli O157: H7(STEC) umumnya dikaitkan dengan wabah keracunan makanan karena efeknya bisa sangat parah Sumber:Ini termasuk makan daging sapi mentah atau setengah matang atau minum minuman yang tidak dipasteurisasi atau produk susu.
  • 73.  Vibrio dapat ditemukan pada makanan hasil laut seperti udang dan ikan yang tidak cukup masak atau mentah.  Jamur tumbuh pada makanan yang memberinya “nutrisi: seperti roti, keju, kue, sambal pecel, yogurt, mayones, makanan kaleng yang sudah terbuka. Penyebab. Makanan disimpan terlalu lama di suhu hangat dan lembab. Jamur adalah organisma yang memerlukan temperatur hangat dan kelembaban tinggi untuk tumbuh. Selain itu jamur menyukai makanan yang dapat memberinya “nutrisi” untuk tumbuh. Roti misalnya, bahan pembuat roti adalah tepung yang dibubuhi ragi agar mengembang. Ragi merupakan “nutrisi” yang dibutuhkan jamur untuk berkembang. Karena jamur tidak dapat membuat zat tepungnya sendiri, maka ia mengambil nutrisinya dari lingkungan sekitar. Jika roti disimpan di tempat lembab dan hangat, maka jamur tumbuh pesat.  Infeksi Shigella penyebabnya Menyentuh mulut tanpa cuci tangan terlebih dahulu, terutama jika tangan baru saja mengganti popok anak yang terinfeksi bakteri Shigella, atau menyentuh benda yang baru disentuh oleh penderita. Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri Shigella akibat tersentuh oleh penderita atau tercemar kotoran manusia. Berenang di air yang terkontaminasi bakteri Shigella. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang secara tidak sengaja menelan air yang sudah tercemar oleh penderita infeksi Shigella.
  • 74. Syarat Air Minum Layak Konsumsi Berdasarkan Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010  Air Minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi parameter berikut :  Mikrobiologi: - tidak mengandung E.Coli - tidak mengandung bakteri coliform
  • 76. Penanganan spesimen Air minum 200 ML AIR MINUM Membrane filter Coliform E.coli
  • 77. Sampel Air bersih Lactosa broth BGLB Penanganan Spesimen Air Bersih
  • 78. a. Mulut kran dibersihkan dengan kapas alcohol 70% b. Kemudian dibakar dengan cara difiksasi dengan Bunsen c. Air dialirkan 1-2 menit kemudian ditampung dalam botol sebanyak ¾ bagian (200-250ml) d. Fiksasi mulut botol yang berisi sampel e. Tutup botol dengan kapas steril/ aluminium foil f. Lakukan labelisasi: nama sampel air, Waktu pengambilan dan nama petugas Cara Pengambilan Air Perpipaan
  • 79. Cara Pengambilan Air Non Perpipaan • Buka bungkus botol yang sudah steril, bilas tangan dengan alcohol 70%. Kemudian buka tutup botol dan letakkan diatas bungkus botol yang steril tadi. • Dengan posisi mulut menghadap ke atas, ulurkan botol tersebut ke dalam sumur secara berlahan-lahan. Jangan sampai botol tersebut menyentuh dinding sumur. Celupkan seluruh permukaan botol ke dalam sumur, hingga 50cm dari permukaan air. • Tarik botol yang telah terisi penuh dengan air secara berlahan-lahan, buang ¼ atau kurang lebih 200-250 ml air yang ada dalam botol tersebut • Tutup kembali botol tersebut, bungkus dengan kertas steril dan ikat dengan tali pada bagian leher botol. • Kemudian beri label yang tertulis nama pengambil, tanggal pengambil, tanggal pengirim, lokasi pengambilan, dan waktu pengambilan sampel.
  • 80. Faktor Penyebab Hasil Uji Air Tidak Memenuhi Syarat Kualitas Air Minum • Pre analisis  Pengambilan sampel yang tidak tepat (kontaminasi, petugas tidak kompeten)  Tindak lanjut: Pelatihan petugas sampling dan pencucian alat dan wadah pengambilan sampel bebas kontaminan • Analisis  Metode tidak terverifikasi/ tervalidasi  Tindak lanjut: Verifikasi atau validasi metode  Analis tidak kompeten  Tindak lanjut: Mengikuti pelatihan untuk analis  Peralatan tidak terkalibrasi  Tindak lanjut: Kalibrasi alat ke laboratorium kalibrasi yang terakreditasi  Reagen expired  Tindak lanjut: Pastikan reagen yang digunakan tidak kadaluarsa
  • 81. PROSEDUR PELABELAN Pemberian label menggunakan stiker tahan air informasi yg ada pada label specimen klinis 1.Nomor spesimen 2.Nama pasien 3.Usia pasien 4.Jenis kelamin pasien 5.Alamat pasien 6.Jenis spesimen lokasi pengambilan spesimen 8.Tanggal pengambilan sp
  • 82. Informasi yang dicantumkan pada label sampel makanan/minuman -instansi pengirim sampel -Asal sampel -jenis sampel -tanggal pengambilan sampel -waktu penggambilan sampel Sampel minuman
  • 84. a. Penempatan wadah primer b. Insulator dibagian atas cold box c. Formulir diletakkandiatas insulator d. Cold box ditutup lak ban e. Label tujuan dan pengiriman f. Label jgn dibalik dan label handle care Gbr.cara pengepakan
  • 85. Algoritma Demam Pada Kasus KLB  Malaria  DBD  Demam Typoid  Chikungunya  Flu Burung  Covid 19
  • 86. KASUS MALARIA  Malaria konfirmasi :lakukan rujukan pemeriksaan Rapid Diagnostic test (RDT) dan pemeriksaan mikroskopis
  • 87. KASUS DBD  Demam Dengue : lakukan rujukan pemeriksaan darah lengkap dan serologi
  • 88. KASUS DBD  Demam Dengue : lakukan rujukan pemeriksaan darah lengkap dan serologi
  • 89. KASUS DEMAM TYPOID  Demam tifoid : lakukan rujukan pemeriksaan widal test dan kultur darah
  • 92. PEMERIKSAAN LAB : KULTUR DARAH DAN PEMERIKSAAN WIDAL TEST • Ada 2 teknik yang digunakan yaitu slide (paling sering digunakan ) dan metode tabung. • Penelitian Patologi Klinik FK UI : tidak ada perbedaan sensitifitas dan spesifisitas diantara kedua teknik tersebut.
  • 93. KASUS DEMAM CHIKUNGUNYA Chikungunya : lakukan rujukan pemeriksaan RDT dan IgG-Igm
  • 94. KASUS FLU BURUNG Flu burung : Lakukan rujukan pemeriksaan Rontgen dada dan usap nasofaring untuk pemeriksaan PCR
  • 96. JAMINAN MUTU LABORATORIUM Pengendalian mutu internal yaitu pemantauan mutu media,reagensia,kalibrasi peralatan dan mutu hasil pemeriksaan Pengendalian mutu Eksternal yaitu Pemeriksaan berkala oleh badan yang bertanggung jawab unt akreditasi laboratorium dan proficiency test
  • 97.
  • 98. TATA CARA PELAPORAN TERSANGKA PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB Laporan korban KLB harus disampaikan oleh Orang tua penderita,ka kelurga,ketua RT/RW,Ka kecamatan Dokter,petugas Kesehatan yg memeriksa penderita Ka.asrama.Ka.sekolah, Ka.unit Kesehatan pemerintah
  • 99. Isi laporan kewaspadaan Nama penderita/umur Tempat dan alamat kejadian Waktu kejadian Jumlah yg sakit dan meninggal
  • 101. KRITERIA KLB Timbulnya suatu peny.menular yg sebelumnya tdk ada atau tidak dikenal pd suatu daerah Jumlah penderita baru dlm 1 bulan menunjukkan kenaikkan 2kali /lebih Angka kematian kasus suatu penyakit dalam 1 kurun waktu menunjukkan kenaikkan 50 % atau lebih Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu KRITERIA DAN PENETAPAN KLB DAN WABAH Angka proporsi penyakit penderita baru pd satu periode menunjukkan kenaikkan 2 kali/lebih Peningkatan kejadian kesakitan 2 kali atau lebih dibandingkan dgn periode sebelumnya Rata rata jlh kejadian kesakitan perbulan selama 1 tahun menunjukkan kenaikkan dua kali atau lebih Terdapat 2 orang atau lebih yg menderita sakit dgn gejala yg sama setelah mengkonsumsi sesuatu Kepala dinas Kesehatan atau Menteri dapat menetapkan daerah dlm keadaan KLB apabila memenuhi kriteria salah satu kriteria KLB
  • 102. Evaluasi Pemeriksaan laboratorium ditentukan oleh kualitas spesimen. Bagaimana cara menjaga kualitas spesimen utk pemeriksaan mikrobiologi ?
  • 103. PENUGASAN DISKUSI PENGELOLAAN SPESIMEN PENYAKIT MENULAR POTENSIAL KLB DAN WABAH Tahapan Kegiatan Peserta dibagi ke dalam kelompok (sesuai puskesmas masing-masing) Setiap kelompok mendiskusikan kasus yg berbeda yaitu Kasus 1 Penanganan Spesimen Covid 19 Kasus 2 Penanganan Spesimen Demam berdarah Kasus 3 Penanganan Spesimen keracunan makanan Setiap puskesmas mendiskusikan langkah langkah dalam Menentukan jenis spesimen yang akan diambil Menentukan APD, Alat dan dan bahan yang akan digunakan Mendiskusikan cara pengambilan,penanganan,pengepakkan dan pengiriman spesimen Setiap puskesmas mengerjakan tugas secara kelompok dan mengupload tugas di Google Classroom Fasilitator memberikan masukan / feedback terkait tugas lewat Google Classroom