Pergerakan pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Budi Utomo didirikan pada 1908 sebagai organisasi nasional pertama yang fokus pada pendidikan, kebudayaan, dan pengajaran. R.A. Kartini berperan dalam pendidikan perempuan dengan konsep pendidikan budi pekerti dan mendirikan sekolah perempuan. Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa pada 1922 sebagai bentuk perlawanan terhadap diskriminasi pendidikan k
4. A. Pergerakan Pendidikan Budi Utomo
Tumbuhnya pergerakan nasional yang dipelopori oleh kaum pemuda
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal.
Seorang tokoh pribumi, Dr. Wahidin Soediro Husodo melakukan penggalangan dana
belajar yang dilakukan dengan mengadakan propaganda keliling Jawa yang
dilakukan sejak tahun 1906-1907.
Sebagai tindak lanjut dari tanggapan ide Dr.Wahidin tersebut maka berdirilah
organisasi modern pertama yang dikenal dengan nama Budi Utomo. Nama tersebut
merupakan usulan dari seorang siswa STOVIA yang bernama M. Soeradji, yang
kemudian disepakati sebagai nama organisasi yang didirikan pada tanggal 20 Mei
1908.
5. 1. Soetomo
2. Mochammad Saleh
3. Mohammad Soeleman
4. Goenawan Mangoenkoesoemo
5. Gondo Soewarno
6. Angka Prodjosoedirdjo
7. Mas Goembrek
8. M. Soewarno
9. Soeradji Tirtonegoro
Tokoh-Tokoh yang terlibat dalam
pembentukan Budi Utomo
6. Langkah pertama yang dilaksanakan setelah organisasi Budi Utomo
berhasil didirikan antara lain mengadakan hubungan dengan pelajar-
pelajar di kota-kota lain. Sehingga pada bulan Juli 1908 jumlah
anggota Budi Utomo telah mencapai 650 orang.
Tugas yang diemban oleh Soetomo dan teman-teman setelah berdirinya Budi Utomo
sangatlah berat. Oleh karena itu Soetomo dan teman-temannya berkeinginan agar
organisasi bentukannya itu segera mengadakan kongres untuk secara resmi
menjadikan organisasi Budi Utomo sebagai organisasi bagi seluruh masyarakat Jawa.
Budi utomo merupakan organisasi pergerakan nasional
yang mampu bertahan lama yaitu dari tahun 1908 – 1926.
7. Tujuannya adalah untuk menjadi kehidupan sebagai bangsa yang terhormat.
Fokus dari pergerakan organisasi ini dalam bidang pengajaran, pendidikan,
dan kebudayaan.
Pengaruh Organisasi Budi Utomo dalam Pegerakan Nasional
Tujuan Dibentuknya Budi Utomo
Pegerakan nasional yang muncul di Indonesia sejatinya dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor dalam dan luar.
8. B. Pergerakan R.A. Kartini
Raden ajeng kartini atau yang biasa di kenal
dengan Raden Ayu (R.A) Kartini adalah seorang
tokoh jawa dan pahlawan nasional Indonesia.
Beliau juga kenal sebagai Pelopor Kebangkitan
Perempuan Pribumi. Beliau lahir di jepara,
jawa tengah 21 April 1879 dan meninggal di
Rembang, Jawa Tengah 17 September 1904.
9. Konsep pendidikan Kartini mengacu pada konsep pendidikan budi pekerti
atau pendidikan akhlak. Dalam mengupayakan itu dibutuhkan kolaborasi yang
baik antara pendidikan formal di sekolah dan pendidikan informal di rumah.
Konsep Pendidikan Perempuan Kartini
Tujuan pendidikan perempuan Kartini adalah menjadikan perempuan sebagai
perempuan yang cakap dan baik, yang sadar akan panggilan budinya,
sanggup menjalankan kewajibannya yang besar dalam masyarakat.
Pendidikan bagi Kartini merupakan suatu alat yang digunakan untuk
membuka pikiran masyarakat ke arah modernitas. Suatu langkah menuju
peradaban yang maju, dimana laki-laki dan perempuan saling bekerjasama
untuk membangun bangsa.
10. Cita-Cita R.A Kartini untuk pendidikan perempuan Indonesia
• Pendidikan yang akan diberikan kepada
perempuan Indonesia akan menjadikan
Indonesia bangsa yang maju
• Apabila kaum perempuan diikutsertakan dalam
kemajuan Indonesia maka kaum perempuan
dapat memajukan peradaban Indonesia
• Perempuan sebagai pendukung peradaban
11. Peran R.A Kartini untuk Pendidikan
Upaya R.A Kartini untuk mendobrak kondisi yang sangat memprihatinkan tersebut
dengan mendirikan sekolah khusus wanita pada tahun 1903 dan beliau juga
membangun perpustakaan bagi anak-anak perempuan.
Setelah Kartini wafat, diadakan pengumpulan dana Kartini yang digunakan untuk
membangun sekolah Kartini seperti yang dicita-citakan olehnya. Akhirnya pada
tahun 1913 didirikanlah sekolah Kartini pertama di Semarang dan Jakarta, kemudian
disusul sekolah Kartini di beberapa daerah lain.
12. C. Gerakkan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara di Belanda
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah
bangsawan jawa, aktifis pergerakan kemerdekaan
Indonesia, kolumnis, politisi dan pelopor
pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada
zaman penjajahan Belanda, Beliau lahir di
Kadipaten Paku Alaman Yogyakarta 2 Mei 1889 dan
wafat di Yogyakarta, 26 April 1959. Beliau adalah
pendiri TAMAN SISWA.
14. Pendirian Taman Siswa
Pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta, Ki Hajar mendirikan National Onderwijs
Institut Taman siswa atau perguruan Taman Siswa. Pendirian Taman
Siswa merupakan bentuk perlawanan Ki Hadjar Dewantara terhadap
deskriminasi pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial
Belanda.
Ki Hajar Dewantara pada saat itu bermaksud untuk
menggantikan sistem pendidikan colonial dengan sistem
Among. Sistem Among berarti memberi kebebasan kepada
anak untuk bergerak atau tumbuh dengan leluasa, tetapi tidak
membiarkannya begitu saja. Dengan adanya sistem among,
maka bebaslah anak mengembangkan bakatnya dan selalu
berkarya tanpa menunggu perintah.
15. Konsep Pendidikan Perguruan Taman Siswa
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah daya-upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak,
dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya.
Pendidikan di Taman Siswa menghantar seseorang memiliki otonomi diri secara utuh dan
penuh dalah wilayah kognisi, afeksi, spiritual, sosial sehingga eksistensinya mampu berdiri
sendiri, tidak tergantung pada orang lain dan dapat mengatur dirinya sendiri.
Dasar-dasar pendidikan barat dirasakan Ki Hajar Dewantara tidak tepat dan tidak cocok
untuk mendidik generasi muda Indonesia. Anak-anak rusak budi pekertinya karena selalu
hidup di bawah paksaan/tekanan.
16. Tiga semboyan Taman Siswa
Ing Ngarsa
Sung Tuladha
Ing Madya
Mangun
Karsa
Tut Wuri
Handayani
17. Pendidikan memanusiakan manusia
Dalam arti yang sesungguhnya, pendidikan merupakan proses memanusiakan
manusia (humanisasi), misalnya melalui konsep “penguasaan diri”. Ki Hajar meyakini,
jika setiap peserta didik mampu menguasai dirinya, maka mereka juga akan mampu
menentukan sikapnya sebagai pribadi merdeka, mandiri dan dewasa.
Tiga Fatwa Pendidikan
a. Tetep, antep, mantep
Tetep, antep, mantep artinya bahwa pendidikan itu harus membentuk ketetapan
pikiran dan batin, menjamin keyakinan diri dan membentuk kemantapan dalam
prinsip hidup.
b. Ngandel, kandel, kendel dan bandel
Ngandel, artinya “berpendirian tegak”. Pendidikan itu harus menghantarkan orang
pada kondisi diri yang memiliki prinsip hidup.
c. Neng, ning, nung dan nang
Pendidikan menciptakan kesenangan perasaan (neng), keheningan (ning),
ketenangan (nang) dan renungan (nung).
18. Respons Belanda
Keberadaan Taman Siswa menimbulkan rasa cemas di kalangan
pemerintah Belanda. Semakin banyak orang yang belajar ke dan tamat
dari Perguruan Taman Siswa, semakin banyak generasi Indonesia yang
berani membangkang dan melawan kebijakan politik Pemerintah
Kolonial.
Pada tahun 1930, Belanda menerapkan Wilde Scholen Ordonantie atau
Undang-Undang Sekolah Liar untuk membatasi perkembangan
pendidikan alternatif Indonesia, termasuk Taman Siswa.
Berkat kegigihan Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan hak-
haknya dan dengan dukungan segenap pihak, ordonansi itu kemudian
dicabut.