1. Dokumen tersebut membahas ideologi-ideologi yang berkembang pada masa pergerakan nasional Indonesia dan pengaruhnya terhadap strategi organisasi pergerakan, seperti nasionalisme, Islam, dan komunisme.
2. Beberapa organisasi pergerakan nasional yang disebutkan dan ideologi yang dijadikan landasan antara lain Sarekat Islam (Islam), Budi Utomo dan Indische Partij (nasionalisme), serta PKI (komunisme).
3. Ideologi-ideolog
3. Mendeskripsikan dampak kebijakan pemerintah kolonial
terhadap hubungan antar masyarakat dengan masyarakat,
dan masyarakat dengan pemerinta kolonial.
Mengklasifikasikan ideologi – ideologi yang berkembang
pada masa pergerakan nasional dan pengaruhnya terhadap
strategi organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia
Menganalisis beberapa peristiwa – peristiwa penting
yang mengakibatkan munculnya kebijakan keras
pemerintah kolonial Belanda terhadap pergerakan
kemerdekaan bangsa Indonesia.
Menganalisis perbandingan kebijakan kolonial Belanda
pada Abad ke 19 dan ke 20.
4.
5. Kemiskinan dan kemelaratan timbul dimana – mana
karena rakyat tidak memiliki kesempatan untuk
mengerjakan sawah, ladang dan peternakan mereka
sendiri. Terjadinya penyimpangan kebijakan tanam paksa
diberbagai daerah seperti Demak, Purwodadi, dan
Cirebon banyak terjadi kelaparan. Pemerasan dan
penindasan menimbulkan rasa anti pemerintah di
kalangan masyarakat yang pada akhirnya memacu
timbulnya perlawanan – perlawanan.
6. Pemerintah lokal tidak lagi memiliki kekuasaan yang
besar karena sering dicampuri pemerintah kolonial.
Penguasa lokal tidak jarang kehilangan sebagian atau
seluruh haknya atas suatu daerah.
7. Pejabat lokal yang dulu sangat berkuasa hanya
menjadi pegawai pemerintah kolonial, sehingga
derajat mereka seakan – akan turun dimata rakyat.
Muncul suatu kelompok masyarakat berdasarkan
golongan yaitu : Kelompok masyarakat Eropa
(Kolonial) dan kelompok masyarakat bengsawan
dan kelompok masyarakat jelata.
8. Tradisi barat berkembang dalam masyarakat pribumi,
seperti dansa dikalangan bangsawan. Banyak tradisi
kerajaan loka yang luntur setelah campur tangan Belanda.
Adanya tradisi lokal yang berkulturasi dengan budaya
barat (Belanda) yang membentuk kebudayaan baru yang
disebut kebudayaan Indis. Pengaruh kehidupan barat di
lingkungan masyarakat Indonesia makin meluas, pola
hidup, cara berpakaian, tradisi keraton mulai menghilang.
Dalam bidang agama, mulai banyak penduduk yang
memeluk agama nasrani. Besarnya pengaruh barat
menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat bahwa
kebudayaan barat dapat merusak nilai – nilai kehidupan
9. Ideologi – ideologi yang berkembang
pada masa pergerakan nasional dan
pengaruhnya terhadap strategi
organisasi pergerakan kebangsaan
Indonesia
10. 1. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu ideologi yang menyatakan
bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan
kepada Negara kebangsaan. Sebagai sebuah ideologi,
nasionalisme di Indonesiamulai tumbuh dan berkembang
sejak berdirinya organisasi – organisasi pergerakan
nasional pertama kali, yaitu Budi Utomo pada tahun
1908. Sejak saat itu nasionalisme dijadikan sebagai
sebuah landasan ideologi bagi organisasi – organisasi
pergerakan di Indonesia, baik yang bergerak dalam
bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pendidikan.
Organisasi – organisasi yang menganut ideologi
nasionalisme adalah Budi Utomo, Indistche Partij,
Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, dan
Taman Siswa
Next
11. BUDI UTOMO
Organisasi Budi Utomo (BU) didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh
para mahasiswa STOVIA di Jakarta, dengan Sutomo sebagai ketuanya.
Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin Sudirohusodo
yang
sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya yakni
membentuk
Studiefounds. Gagasan Studiesfounds yang bertujuan untuk menghimpun
dana
guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi namun tidak
mampu
melanjutkan studinya Budi Utomo telah muncullah BU nasionalisme
Kelahiran tidak terwujud dan dilandasi oleh
dalam bentuk yang masih samar-samar, hal itu tampak dari
aktivitasnya.
Perkumpulan Budi Utomo dengan jelas membatasi gerakannya pada
Jawa dan Madura. Sasaran perjuangannya juga tampak
belum tegas perjuangan politik atau terbatas
pada sosial budaya. Sikap ragu-ragu itu menyebabkan aktivitasnya
cenderung hanya di bidang kebudayaan.
12. Indistche Partij,
Indische Partij ( IP ) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember
1912oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo),
dr. CiptoMangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara
Organisasi ini mempunyai cita-cita
untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik
golongan Indonesia asli maupun golongan Indo,Cina, Arab, dan
sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan
semangat nasionalisme Indo-nesia.
Cita-cita IP banyak disebarluaskan melalui surat kabar De Expres. Di
samping itu juga disusun program kerja sebagai berikut.
a. Menyerapkan cita-cita nasionalHindia (Indonesia).
b. Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan baik di bidang
pemerintahan maupun kemasyarakatan.
c. Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama
yang satu dengan yang lain.
d. Memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan
13. Perhimpunan Indonesia,
Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan penjelmaan dari Indische
Vereeniging yang didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang
sedang belajar di negeri Belanda pada tahun 1908. Mereka itu antara
lain, Sutan Kesayangan, R.N. Notokusumo, R.P. Sastrokartono, R. Husein
Jayadiningrat, dan Notodiningrat. Pada mulanya hanya bersifat
organisasi sosial yang berjuang untuk mengurus kepentingan bersama
orang-orang Indonesia yang berada di negeri Belanda. Kedatangan tiga
tokoh Indische Partij di negeri Belanda tahun 1913 ( sebagai orang
buangan), unsur politik mulai masuk dalam tubuh IndischeVereeniging.
14. Partai Nasional Indonesia
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir. Soekarno pada
tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan
partai politik yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI). PNI didirikan di
Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin, yakni dr. Cipto
Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr.
Budiarto, Dr. Samsi, dan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. Kebanyakan dari
mereka adalah bekas anggota Perhimpunan Indonesia di negeri
Belanda yang baru kembali ke tanah air.
Keradikalan PNI telah tampak sejak awal berdirinya. Hal ini
terlihat darianggaran dasarnya, bahwa tujuan PNI adalah
Indonesia merdeka, dengan strategi perjuangannya
nonkooperasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka PNI
berasaskan pada: (a) self help, yakni prinsip menolong diri
sendiri, prinsip "percaya pada diri sendiri"; artinya memperbaiki
keadaan politik, ekonomi, dansosial budaya yang telah rusak
oleh penjajah, dengan kekuatan sendiri; (b) nonkooperatif,
yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah
Belanda,dan (c) marhaenisme, yakni mengentaskan massa dari
kemiskinan dan kesengsaraan.
15. Taman Siswa
Sekembalinya dari tanah pembuangannya di negeri Belanda (1919), Suwardi Suryaningrat
memfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan. Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi
Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan
tinggi Taman Siswa di Yogyakarta. Sumber: Kalender Global Gambar 5.4 Ki Hajar Dewantara
160 Sejarah SMA/MA Kelas XI Bahasa Tanggap Fenomena Dengan berdirinya Taman Siswa,
Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan
bidang pendidikan, yaknimendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia
berdasarkan akarbudaya bangsa.
Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan paham ideologi yaitu nasionalisme
kebudayaan, perkembangan politik, dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa
yang akan datang. Dalam hal ini, sekolah merupakan wahana untuk meningkatkan derajat bangsa
melalui pengajaran itu sendiri. Selain pengajaran bahasa (baik bahasa asing maupun
bahasa Indonesia), pendidikan Taman Siswa juga memberikan pelajaran sejarah, seni, sastra (terutama
sastra Jawa dan wayang), agama, pendidikan jasmani, dan keterampilan (pekerjaan tangan)
merupakan kegiatan utama perguruan Taman Siswa. Pendidikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem
"Among" dengan pola belajar "asah, asih dan asuh". Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk
bersikap dan berlaku "sebagai pemimpin" yakni di depan memberi contoh, di tengah dapat
memberikan motivasi dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh. Prinsip
pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan: "Ing ngarsa sung tulodho, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani". Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masihmenjadi ciri
kepemimpinan nasional.
16. 2. ISLAM
Pada masa pergerakan nasional, ideologi Islam tumbuh dan
berkembang sebagai suatu asas bagi organisasi – organisasi
pergerakan nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Ideologi Islam pertama kali dipakai oleh Sarekat Islam
yang berdiri pada tahun 1911 – 1912 dan dijadikan sebagai asas
organisasi Sarekat Islam. Salah satu tujuan organisasi Sarekat Islam
adalah untuk meluruskan pendapat – pendapat yang keliru
mengenai ajaran agama Islam. Sejak didirikannya Sarekat Islam,
ideologi Islam semakin berkembang dan menjadi daya tarik utama
bagi rakyat Indonesia untuk menjadi anggota suatu organisasi yang
berasaskan Islam. Hal itu dapat dimengerti karena sebagian besar
penduduk Indonesia beragama Islam. Adapun organisasi –
organisasi pergerakan nasional yang menganut ideologi Islam adalah
Sarekat Islam, Jong Islamiten Bonds (JIB), Muhammadiyah,
Nahdatul Ulama (NU), dan PSII.
17. Sarekat Islam
Tiga tahun setelah berdirinya BU, yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat
Dagang Islam (SDI) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari
Laweyan Solo. Organisasi SDI berdasar pada dua hal, yakni :
a. Agama, yakni agama Islam.
b. Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan
sebagai leveransir (seperti kain putih, malam, dan sebagainya). Atas prakarsa
H.O.S. Cokroaminoto, nama SDI kemudian diubah menjadi Sarekat Islam (SI),
dengan tujuan untuk memperluas anggota dan tidak hanya terbatas pada
pedagang saja. Berdasarkan Akte Notaris pada tanggal 10
September 1912 , ditetapkan tujuan SI sebagai berikut.
a. Memajukan perdagangan.
b. Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang
usaha(permodalan).
c. Memajukan kepentingan rohani dan
18. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal
18 November 1912. Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia,
sifatnya nonpolitik. Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan, pendidikan
dan sosial, menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin.
Tujuan Muhammadiyah adalah sebagai berikut.
a. Memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam.
b. Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut
agama Islam.
Untuk mencapai tujuan tersebut, usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah
adalah sebagai berikut.
a. Mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam (dari TK sampai
dengan Perguruan Tinggi).
b. Mendirikan poliklinik-poliklinik, rumah sakit, rumah yatim, masjid, dan
sebagainya.
c. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan
19. 3. KOMUNISME
Dalam pengertian ideologi modern, komunisme adalah suatu gerakan
atau ajaran yang berdasarkan pada ideologi marxisne dan lenisme.
Ajaran ideologi komunisme tertuang dalam konsep dialetika
matereliasme dan meyakini materi sebagai satu satunya penggerak
sejarah, dengan demikian dengan konsep ateis yang berorientasi pada
kekuatan materi dalam kehidupan sosial. Paham marxisme di
perkenalakn pertama kali di indonesia oleh H.J F.M sherlit. Seorang
warga negara belanda yang tiba di indonesia pada tahun1913. Pada
tahun 1914 ia mendirikan ISDL di semarang. Mulai organisai ini
snerllith mulai mengembangkan paham marxisme di kalangan kaum
buruh . Selain ideologi itu, masih ada ideologi lain yang berkembang pada
masa pergerakan nasional. Seperti ideologi agama kristen.
Secara garis besar ideologi tersebut dapat di golngkan menjadi dua jenis, yaitu
ideologi nasionalis seluler yang di wakili oleh PNI, PKI, PI, PARINRA dan ideologi
nasional.
20. Peristiwa – peristiwa penting
yang mengakibatkan munculnya
kebijakan keras pemerintah
kolonial Belanda terhadap
pergerakan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
21. • Tahun 1913 adalah tahun keseratus terbebasnya negeri
Belanda dari kekuasaan Perancis. Pemerintah kolonial
Belanda ingin merayakan kemerdekaan negeri Belanda
di Indonesia dengan memungut dana dari rakyat
Indonesia, akan tetapi tokoh Indische Partij melarang
keras dengan memuculkan artikel yang ditulis oleh
Suwardi Suryaningrat yang berjudul “Alks ik een
Nederlandess was” yang artinya andaikan aku seorang
Belanda. berdasarkan tulisan itu tokoh Indische Partij
yaitu Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan
Suwardi Suryaningrat ditangkap, dan dibuang ke
Negeri Belanda.
22. Penyebaran Paham Sosialis oleh ISDV
Sneevliet adalah seorang pekerja pada jawatan perkereta apian
yang berkebangsaan Belanda, tetapi dia memiliki paham sosialis
yan menyebabkan ia memiliki keinginan untuk memberi bantuan
kepada rakyat Indonesia yang menderita akibat dibawah
kekuasaan Belanda. kemudian sneevliet bertemu Semaun,
seorang tokoh Sarekat Islam cabang Semarang dan melalui
Semaun juga Sneevliet bisa menyalurkan ide-idenya agar
disalurkan ke masyarakat. Dengan berkembangnya ide sosial,
masyarakat akhirnya dapat melakukan berbagai gerakan yang
menuntut pemerintah kolonial Belanda. namun Belanda
mengetahuinya dan sneevliet pun dikembalikan ke negeri
Belanda.
23. Pemberontakan PKI Tahun
1926 dan 1927
• Pada tahun 1920 dibentuk Partai Komunis Indonesia (PKI)
yang merupakan penggabungan ISDV dengan Sarekat Islam
Merah. Organisasi PKI bersifat non kooperatif dan bergerak
sangat radikal serta berpengaruh dikalangan rakyat
Indonesia pada tahun 1926 dan 1927 PKI mengadakan
pemberontakan terhadap pemerintah kolonial Belanda tapi
dua kali mengalami kegagalan. Akibatnya pemerintah
kolonial Belanda bertindak tegas dengan menyatakan PKI
sebagai partai terlarang di wilayah Hindia Belanda.
sedangkan para pemimpinnya di tangkap dan dibuang
keluar negeri da ada juga yang meloloskan diri ke Rusia dan
Belanda.
24. Propaganda Bung Karno Melalui PNI
Dengan terbentuknya Partai Nasional (PNI), Bung Karno melakukkan propaganda-
propaganda yang berhasil menggoyahkan kedudukan pemerintah kolonial Belanda,
karena perjuangannya adalah untuk mencapai Indonesia merdeka sekarang yang
berdasarkan kepada sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Tapi akhirnya bung Karno
bersama para pemimpin PNI lainnya ditangkap dan diadili di Pengadilan Tinggi Negrei
Bandung. Kemudian Bung Karno memberikan pidato pembelaan yang berjudul
“Indonesia Menggugat”, walaupun begitu Bung Karno dan para pemimpinnya
dinyatakan bersalah oleh para pengadilan lalu dijatuhi hukuman penjara.
27. Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda di bawah
Gubernur Jenderal Daendels.
Daendels, sebagai Gubernur Jendral di Indonesia atas nama
Perancis, mempunyai tugas utama, yakni mempertahankan Indonesia
agar tidak dikuasai oleh Inggris, yang sewaktu-waktu dapat
menyerang dari India. Selama mengemban tugas tersebut, Daendels
mengeluarkan beberapa kebijakan yang berlaku bagi rakyat
Indonesia terutama di Jawa yaitu : membuat jalan dari Anyer
sampai Panarukan, mendirikan benteng-benteng pertahanan,
membangun pangkalan laut, memperkuat pasukan yang
beranggotakan orang Indonesia, dan membuat pabrik senjata.
28. Pemerintah Kolonial Inggris
• Pada saat Jansens berkuasa di Indonesia tahun 1811, mendaratlah
pasukan Inggris ke Jawa pasukan Inggris tidak mengalami kesulitan
untuk menghadapi pasukan Belanda disamping itu pasukan Belanda juga
mendapat serangan dari raja-raja Jawa, serangan itu menyebabkan
menyerahnya pasukan Belanda kepada Inggris tanpa Syarat dan sejak
saat itu Indonesia dibawah penjajahan East Indian Company ( EIC)
dibawah pimpinan Gubernur Jendral Lord Minto.
• Pemerintahan Inggris di pimpin oleh Gubernur Jenderal Thomas
Stamford Raffles (1811-1816). Kebijakan politik pemerintahannya
berdasarkan asas-asas liberal yang menekankan kebebasan dan
persamaan manusia. Sesuai dengan kebijakan politik itu, Raffles ingin
menerapkan kebijakan ekonomi seperti kebijakan Inggris di India yang
bertujuan mengurangi beban kehidupan rakyat karena India dan
Indonesia sama-sama berciri agraris. Kebijakan Raffles tersebut dikenal
dengan nama sistem pajak tanah (Landrentsystem) atau sistem sewa
tanah (Landelijk Stelsel).
29. Setelah tanam paksa diganti dengan sistem politik liberal
oleh pemerintah Belanda, golongan pengusaha swasta
Belanda berduyun-duyun datang ke Indonesia terutama ke
Pulau Jawa dan Sumatra untuk menanamkan modal mereka
melalui usaha perkebunan kopi, teh dan kina. Tidak hanya
dari Belanda saja, para penanam modal dari negara-negara
Eropa pun ikut pula berdatangan ke Indonesia. Sistem
politik ekonomi baru ini dikenal dengan sebutan Politik
Pintu Terbuka. Dengan dijalankannya Sistem politik pintu
terbuka pada tahun 1870, segera pemerintah Belanda
membuat Undang-Undang Gula dan Undang-Undang
Agraria yang dikeluarkan pada tahun itu juga.
31. Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa
pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi.
Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa.
Pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina yang baru naik tahta menegaskan dalam
pidato pembukaan Parlemen Belanda, bahwa pemerintah Belanda mempunyai
panggilan moral dan hutang budi (een eerschuld) terhadap bangsa pribumi di Hindia
Belanda. Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tadi ke dalam kebijakan
politik etis, yang terangkum dalam program Trias Van deventer yang meliputi:
Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan .
Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi
Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran
Politik Etis