Aliran-aliran pendidikan klasik meliputi empirisme, nativisme, dan naturalisme. Gerakan baru pendidikan meliputi pengajaran alam sekitar, pusat minat, sekolah kerja, dan pengajaran proyek. Tonggak pemikiran pendidikan di Indonesia diantaranya Taman Siswa yang didirikan Ki Hadjar Dewantara dan INS Kayu Tanam yang didirikan Mohammad Sjafei.
4. a. Tokoh: John Locke, disebut teori
tabula rasa (anak lahir seperti
kertas putih)
b. Perkembangan anak tergantung
dari lingkungan dan pengalaman
yang berupa stimulan-stimulan;
sedangkan pembawaan tidak
diperhitungkan.
c. Yang utama dalam proses belajar:
Peran stimulus terhadap perilaku
(Ivan Pavlov dan John B Watson)
Peran dampak dari perilaku
(Thorndike)
Peran pengamatan dan imitasi
( Miller dan Dollard)
1. EMPIRISME
(Lockean Tradition)
a. Perkembangan anak
tergantung dari kemampuan
dalam diri anak, yang diperoleh
dari pembawaan anak sejak
lahir.
b. Menekankankan inti privasi
atau jati diri manusia.
c. Pendekatan aktualisasi dari
(Maslow)
d. Pendekatan hubungan
transaksional antara manusia
dan lingkungan (George Kelly)
e. Pendekatan pencarian makna
(Viktor Franki)
2. NATIVISME
(Leibnitzian Tradition)
5. a. Tokoh: JJ Rousseau (anak lahir
mempunyai pembawaan baik)
b. Pembawaan baik anak akan
menjadi rusak karena dipengaruhi
oleh lingkungan.
c. Pendidikan tidak diperlukan,
namun menyerahkan anak pada
didikan alam.
3. NATURALISME
a. Tokoh: William Stern (anak
lahir mempunyai pembawaan
baik maupun buruk).
b. Perkembangan anak
tergantung faktor pembawaan
maupun lingkungan, seperti
dua garis yang menuju ke satu
titik pertemuan.
c. Pendidikan merupakan
pertolongan yang diberikan
lingkungan untuk
mengembangkan potensi yang
baik dan mencegah
berkembangnya potensi yang
kurang baik.
4. KONVERGENSI
konvergen
7. 1. Pengajaran Alam Sekitar
Guru dapat meragakan
secara langsung sesuai
dengan sifat atau dasar
orang pengajaran.
Memberi kesempatan
sebanyak-banyaknya
anak aktif dan tidak
hanya duduk, dengar
dan mencatat.
Memberikan anak bahan
apersepsi intelektual
yang kukuh dan tidak
verbalistis sehingga
terjadi proses asimilasi
antara pengetahuan
lama dan baru.
Memungkingkan
pembelajaran totalitas sesuai
tujuan pengajaran yang
menarik minat menggunakan
bahan pengajaran yang
saling berhubungan..
Memberikan
apersepsi emosional
karena alam
mempunyai ikatan
emosi dengan anak.
Perintis: A. Finger, Jerman (pengajaran alam sekitar), Ligthart, Belanda (Kehidupan senyatanya)
8. 2. Pengajaran Pusat Perhatian
Ecole pour la vie, par la vie
(sekolah untuk hidup dan
oleh hidup).
Anak mempunyai minat yang spontan, sehingga
pengajaran harus disesuaikan dengan minat dari diri
anak sendiri (mempertahankan diri, mencari
makan/minum dan memelihara diri) dan minat
terhadap masyarakat (bermain dan meniru orang lain).
Anak-anak mengamati dan
mengingat secara global
(keseluruhan).
Semboyan
Pusat minat
Metode global
Perintis: Deeroly, Belgia (pengajaran pusat minat dan pengajaran global)
9. 3. Sekolah Kerja
Setiap prang
adalah pekerja
dalam salah satu
lapangan jabatan.
Setiap orang wajib
menyumbangkan
tenaganya untuk
kepentingan
negara.
Dalam menunaikan kedua
tugas tersebut, maka setiap
warga negara harus ikut
menyempurnakan
kesusilaan dan
keselamatan negara.
Tujuan sekolah: 1)
menambah pengetahuan
anak, 2) agar anak memiliki
kemahiran, 3) agar anak
memiliki pekerjaan dalam
mengabdi pada negara.
Perintis: Kerschensteiner, Jerman
(Pendidikan bukan untuk kepentingan individu melainkan juga masyarakat)
10. Tiga Golongan dalam Sekolah Kerja
01
Tukang cukur, tukang cetak,
tukang kayu, masinis dll.
Sekolah Industri
02
Makanan, pakaian, bank,
asuransi, penjualan, dll.
Sekolah Perdagangan
03
Mendidik para calon ibu agar
menghasilkan warga negara
yang baik.
Sekolah Rumah Tangga
11. 4. Pengajaran Proyek
Pendidikan adalah
proses kehidupan dan
bukannya penyiapan
untuk kehidupan di
masa depan.
Dewey adalah peletak
dasar falsafah
pragmatism dan
pengantut behaviorisme
dan pemikir masyarakat
modern Amerika..
Anak bebas menentukan
pilihan terhadap
pekerjaan, merancang
serta memimpinnya agar
mampu memecahkan
masalah
Pengajaran berpusat
pada minat anak.
Tokoh: John Dewey, Amerika
(Sekolah sebagai mikrokosmos dari masyarakat)
12. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan di Indonesia
Muatan lokal
Program
peminatan
Sekolah Kejuruan
Program
studi
14. 01
Perguruan Taman
Siswa
Didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara (Suwardi
Suryaningrat) di Yogyakarta tahun 1932.
02
Indonesia
Nederlandsche
School
Didirikan oleh Mohammad Sjafei di Matan
Kalimantan Barat tahun 1895.
15. Tonggak Pendidikan lainnya
Mendirikan sekolah perempuan
di Jepara dan Rembang pada
tahun 1879.
R.A. Kartini
Mendirikan perguruan cikini di
Jakarta pada tahun 1942,
dengan nama SR Partikelir
Mayumi.
Pandu Suradhiningrat
Mendirikan perguruan
Muhammadiyah pada tahun
1912.
KH. Achmad Dahlan
Mendirikan Pendidikan Ma’arif
di Surabaya pada tahun 1916 .
KH Abdul Wahab Hasbullah
dan KH Mas Mansur
Taman Siswa dan INS bercorak kebangsaan
16. Azas Pendidikan Taman Siswa
Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri,
lahir “sistem among”, guru memperoleh sebutan “pamong”
Pengajaran harus berdasar pada kebudaya
an dan kebangsaan sendiri.
Diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan
menolak bantuan apapun dan dari siapapu
n yang mengikat.
Pengajaran harus memberi pengetahuan yan
g berfaedah yang dalam arti lahir dan batin
dapat memerdekakan diri.
Pengajaran harus tersebar luas sampai
dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
D
D
Mutlak harus membelanjai sendiri segala
usaha yang dilakukan.
Dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lah
ir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan
pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak.
19. INS Kayu Tanam
Ruang pendidik INS
(Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Moh
ammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Ta
nam (Sumatra Barat).
Pada tahun 1952, hanya ada 30 orang siswa.
INS mendirikan percetakan Sridharma yang me
nerbitkan majalah bulanan Sendi dengan sasar
an adalah anak – anak.
21. Tujuan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam
Mendidik rakyat kearah kemerdekaan.
Mendidik para pemuda agar berguna untuk mas
yarakat.
Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuh
an masyarakat.
Menanamkan kepercayaan terhadap diri sen
diri dan berani bertanggung jawab.
D
D
22.
23. Referensi
Anshory Ichsan. Wahyu Putri. 2018. Pengantar Pendidikan. Malang: Univ.
Muhammadiyah Malang.
Ardy Wiyani. 2021, Dasar-dasar dan Teori Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.
Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah. 2021. Perangkat Akreditasi. Jakarta:
Kemdikbud RI.
Chairunnisa Connie. 2018. Meneropong Landasan Ilmu Pendidikan yang Hakiki. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Hangestiningsih Endang dkk. 2015. Pengantar Ilmu Pendidikan. Diktat. Yogyakarta:
FKIP Univ. Sarjanawiyata Taman Siswa.
Martha Nengah. 2014. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nata Abuddin. 2020. Pendidikan Islam di Era Milenial. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Rahmat Abdul. 2014. Pengantar Pendidikan, Teori, Praktik dan Aplikasinya. Gorontalo:
Ideas Publishing.
Suanda Wayan. 2019. Pengantar Pendidikan. Modul. Denpasar: IKIP PGRI.
Yusuf Munir. 2018. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: LPK IAIN Palopo.