2. PELAJAR ISLAM INDONESIA
Faktor Terbentuk : Dualisme sistem pendidikan,
ponpes dan sekolah umum
Sudah ada Ikatan Pelajar Indonesia tetapi belum
menampung aspirasi santri ponpes
25 Februari 1947 di SMP 2 Jogja muncul gagasan
dibentuk organisasi pelajar islam dipelopori oleh
Yoesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani, Amien
Syahri, Ibrahim Zarkasji
Sejarah Kebangkitan
3. Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII)
30maret-1april 1947 menyetujui gagasan
pembentukan organisasi pelajar islam dan
memutuskan melepas GPII Bagian Pelajar
bergabung ke organisasi pelajar islam yang akan
dibentuk.
Ahad, 4 Mei 1947 pukul 10.00WIB di kantor GPII
jl.Margomulyo 8 Jogja, memutuskan berdirinya
organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) dihadiri
GPII Bagian Pelajar, PPIS Surakarta, PERKISEM
Surakarta, PPII Jogja.
4. Tujuan
Mulanya, “Kesempurnaan pendidikan dan
pengajaran bagi seluruh anggotanya.”
Kongres I PII 14-16 Juli 1947 di Solo,
“Kesempurnaan pendidikan dan pengajaran yang
sesuai dengan Islam bagi Republik Indonesia.”
Kongres VII 1958 di Palembang, “Kesempurnaan
pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan
Islam bagi segenap rakyat Indonesia dan umat
manusia.”
5. Tugas Pokok dan Fungsi
Melaksanakan pelatihan, taklim dan kursus bagi
para pelajar Islam guna menumbuhkan kader umat
dan kader bangsa yang berkepribadian muslim,
cendikia dan memiliki jiwa kepemimpinan.
Wadah pembinaan kepribadian muslim, penghantar
sukses studi, sarana berlatih dan alat perjuangan
bagi pelajar Islam.
Independen bergerak dibidang pendidikan,
kebudayaan dan dakwah.
6. Keanggotaan
9 Juni 1947 ditandatangani Piagam Malioboro oleh
PII dan IPI berisi Hak hidup PII oleh IPI
Perkembangan PII pesat dengan bergabungnya
organisasi2 lokal PPII Jogja, PPIS dan PERKISEM
Surakarta, PERPINDO Aceh
Perkembangan semakin pesat dengan
dibubarkannya Masyumi(1960) dan GPII(1963).
Penafsiran kata pelajar menjadi minal mahdi ilal lahdi
7. Menguatnya nuansa politis dalam aktivitas PII
Pemerintah mendepolitisir umat Islam
Disahkannya UU Keormasan 17 Juni 1985, “Satu-
satunya organisasi siswa di sekolah-sekolah yang
ada di Indonesia hanyalah OSIS”
SK Mendagri no 120 tertanggal 10 Desember 1987,
menganggap PII membubarkan diri dan melarang
kegiatan yang mengatasnamakan PII.
Kemunduran (1980an)
8. IKATAN REMAJA
MUHAMMADIYAH
Berdiri 1961 dengan nama Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM)
Latar belakang : konsekuensi berdirinya sekolah-
sekolah Muhammadiyah sebagai amal usaha
membina dan mendidik kader
IPM sebagai organisasi pelajar yang terpanggil pada
misi Muhammadiyah, sebagai pelopor dan
pelangsung penyempurna perjuangan
Muhammdiyah
9. Usaha Pelajar Muhammadiyah Sebelum
IPM berdiri
1919 didirikan Siswo Projo (organisasi persatuan
pelajar Muhammadiyah di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Jogja)
1926 didirikan GKPM (Gabungan keluarga Pelajar
Muhammadiyah) di Malang dan Surakarta
1933 didirikan Hizbul Wathan yang didalamnya
berkumpul pelajar-pelajar Muhammadiyah
10. Masa resistensi
Beberapa kantong-kantong pelajar Muhammadiyah
yang berdiri kemudian dibubarkan kembali : 1950
IPM di Wajo, 1954 GKPM di Jogja, 1956 GKPM
di Jogja, Uni SMA Muhammadiyah 1956, 1957
IPSM di Surakarta
Penyebab resistensi: (internal)Merasa cukup dengan
adanya PM dan NA. (ekstenal) Deklarasi Panca
Cita
11. Menuju Kelahiran
1958 Konferensi PM Daerah Garut berusaha
melindungi aktivitas para pelajar Muhammadiyah di
bawah pengawasan PM
Muktamar PM II 24-28 Juli 1960 di Jogja
memutuskan untuk membentuk IPM
Kesepakatan dicapai 15 Juni 1961 antara PP PM dan
PP Muhammadiyah MPP tentang organisasi pelajar
Muhammadiyah
Konferensi PM di Surakarta 18 Juli 1961 menetapkan
lahirnya IPM
12. Proses Pergantian Nama
Kontradiksi dengan UU Keormasan 1985
1992 PP IPM membentuk team eksistensi
Team eksistensi merekomendasikan perubahan
nama menjadi IRM
Nama IRM memberikan konsekuensi perluasan
jaringan dan jangkauan organisasi
PP Muhammadiyah mengesahkan perubahan nama
IPM menjadi IRM pada 18 November 1992
13. Tujuan
IRM adalah organisasi otonom persyarikatan
Muhammadiyah yg merupakan gerakan Islam,
dakwah amar ma’ruf nahi munkar di kalangan
remaja, beraqidah Islam, bersumber AQ dan Sunah
Bertujuan membentuk remaja muslim yang
berakhlak mulia dalam rangka menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat utama adil dan makmur yang diridhoi
Alloh
14. Sasaran Umum Jangka Panjang
Menciptakan tradisi keilmuan yang berwawasan
iptek dan tradisi berkarya kreatif yang dijiwai
akhlak mulia dalam rangka membentuk sumber
daya remaja yang potensial, sehingga mampu
menjadi modal utama bagi terbentuknya komunitas
remaja yang Islami dan menjadi pelopor di
lingkungannya.
15. IKATAN PUTRA NAHDLATUL
ULAMA
Latar belakang: Perlunya kehadiran dan partisipasi
kaum mudanya yang siap memback up dan menjadi
ujung tombak perjuang NU dalam mencapai cita-
cita dan tujuan organisasi
Didirikan GP Anshor (laki-laki) dan Fatayat NU
(perempuan)
Organisasi diatas belum mampu menampung
letupan-letupan yang besar dari pelajar dan santri
16. Awal Berdiri
Dr. KH Tholhah Mansur, SH atas restu PBNU
mendirikan Ikatan Pelajar NU pada 24 Februari
1954
IPNU sebagai manifestasi guna menselaraskan cita-
cita, keinginan dan aspirasi pelajar dan santri untuk
mengartikulasikan perannya dalam menopang dan
mempersiapkan kader penerus perjuangan NU
khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
17. Tujuan
Warga jamaah IPNU bersama-sama induknya
mengusahakan berlakunya faham Ahlussunnah wal
Jama’ah di kalangan muda, yaitu faham yang
menjadikan Islam sebagai nilai universal yang
mencakup segala aspek kehidupan dan tolak ukur
perjuang IPNU
18. Perubahan Nama
Karena Ditetapkanya UU Keormasan 1985 oleh
pemerintah, Kongres IPNU ke-X di Jombang
memutuskan huruf “P” dalam IPNU yang semula
“Pelajar” berubah menjadi “Putra”
Perubahan ini berdampak secara langsung terhadap
kinerja dan aktivitas IPNU secara institusional
maupun secara operasional
19. Kontribusi Pelajar Dalam Politik
Kenegaraan
1946: Pada masa revolusi fisik, Brigade PII turut
mempertahankan kemerdekaan RI dalam melawan
Agresi Militer I Belanda 27 Juli 1946
1960an: Berupaya membendung pengaruh
komunisme di tanah air dengan cara membentengi
kaum muda dan remaja dengan ajaran-ajaran
keagamaan dan meningkatkan rutinitas kegiatan
20. 1965 :Pernyataan sikap mengutuk dan mencela
pelaku peristiwa G 30 S/PKI sebagai pengkhianat
bangsa (IPNU)
1965: KAPI berjuang melakukan seruan kepada
pemarintah ORLA untuk memenuhi TRI TURA
1980an: Aksi memberantas perjudian di Jogjakarta
(PII)
1980an: Aksi Jilbabisasi (penerapan pemakaian
jilbab sebagai syariat)
1990-skrg: Aksi-aksi amar ma’ruf nahi munkar