1. Bernalar Kritis
Disampaikan dalam LDKS SMKN 1 Ciomas
Tahun Pelajaran 2023-2024
Oleh : Januar Ashari, S.Pd
(Guru Biasa yang senang Main PES)
Bogor, 20 Oktober 2023
2. Mengapa perlu berpikir kritis?
Setiap orang berpikir sebab manusia makhluk yang
berpikir. Tetapi pikiran kita sering bias, terdistorsi,
sepotong-sepotong, tak cermat, atau dipengaruhi
oleh prasangka.
Kualitas hidup kita dan apa yang kita hasilkan, kita
buat atau bangun bergantung pada kualitas pikiran
kita.
Pikiran yang sembrono berisiko biaya yang besar,
baik uang maupun kualitas hidup yang rendah.
1
3. Mengapa perlu berpikir kritis?
Pikiran yang tepat, cermat dan relevan
meningkatkan kualitas hidup kita: membantu
menyelesaikan masalah dan mengembangkan
kesejahteraan.
Dengan demikian, pikiran yang tepat, cermat
dan relevan perlu secara sistematis dirawat dan
dikembangkan.
2
4. Mengapa perlu berpikir kritis?
Berpikir kritis membantu kita menghasilkan pikiran yang
tepat, cermat dan relevan.
Berpikir kritis menghindarkan kita dari pembuatan
keputusan tidak tepat yang disebabkan oleh kesalahan
penggunaan informasi.
3
5. Mengapa perlu berpikir kritis?
Berpikir kritis membantu orang untuk dapat menemukan
hal-hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan.
Berpikir kritis membantu kita mengarah kepada solusi-
solusi efektif dari masalah-masalah yang kita hadapi.
4
6. Asal kata ‘kritis’
Kata 'critical' diturunkan secara etimologis dari dua akar
kata Yunani: "kriticos" (meaning discerning judgment) dan
"kriterion" (meaning standards).
Secara etimologis, kata ‘critical’ berimplikasi
pengembangan "discerning judgment based on standards."
7. Pengertian Berpikir Kritis
Inti Berpikir Kritis adalah:
Tidak begitu saja menerima atau
menolak sesuatu.
Tidak begitu saja menerima apa yang
ada.
8. Definisi Berpikir Kritis
“...suatu usaha yang dilakukan secara sistematis dan
mengikuti prinsip-prinsip logika serta mempertimbangkan
berbagai sudut pandang untuk memahami dan
mengevaluasi informasi dengan tujuan menentukan
apakah informasi itu diterima, ditolak atau ditangguhkan
penilaiannya.”
(Takwin, 2007)
9. Definisi Berpikir Kritis lanj.
Berpikir kritis sebagai suatu usaha
Berpikir kritis sebagai proses yang aktif
Berpikir kritis sebagai proses yang sistematis
Berpikir kritis didasarkan atas penalaran dengan
dasar ‘logika’ (prinsip,metode dan aturan berpikir)
Berpikir kritis menggunakan berbagai sudut
pandang.
Berpikir kritis mencakup pemahaman akan informasi
yang umumnya berwujud argumen.
Berpikir kritis mencakup pengevaluasian
informasi/argumen
Berpikir kritis bertujuan membuat keputusan
10. Mengajar berpikir kritis berarti:
Memfasilitasi siswa untuk aktif berpikir
Memfasilitasi siswa untuk percaya pada kekuatan nalar
Memfasilitasi dan melatih siswa untuk dapat berpikir
sistematis
Memfasilitasi dan melatih siswa untuk dapat
menggunakan berbagai sudut pandang dalam berpikir
Memfasilitasi dan melatih siswa untuk dapat membuat
keputusan.
11. Alternatif Langkah-langkah
Berpikir Kritis
1) Memperjelas pernyataan yang diterima atau
diajukan,
2) mencari tambahan informasi,
3) mencari yang tersirat dari yang tersurat atau
maksud-maksud yang tersembunyi, dan
4) mengevaluasi pernyataan berdasarkan hasil
ketiga kegiatan sebelumnya
12. Berpikir Kritis mempertimbangkan:
⚫ Perasaan dan kehendak.
⚫ Pikiran menyimpulkan sesuatu setelah
mempertimbangkan perasaan dan
kehendak.
⚫ Pikiran yang mengabaikan perasaan dan
kehendak cenderung menghasilkan
kesimpulan yang tidak realistis dan
mengarahkan manusia menjadi tidak
seimbang.
13. Karakteristik Berpikir Kritis 1
Berpikir yang merespon dan dipandu oleh
STANDARD INTELEKTUAL:
Relevance, accuracy, precision, clarity, depth,
and breadth."
14. Karakteristik Berpikir Kritis 2
Berpikir yang mendukung terbentuknya TRAIT
INTELEKTUAL, seperti:
Kerendahatian intelektual, integritas intelektual,
kegigihan intelektual, empati intelektual, dan disiplin-diri
intelektual.
15. Karakteristik Berpikir Kritis 3
Berpikir yang membawa pemikirnya mengenali UNSUR-
UNSUR PIKIRAN seperti:
Apa tujuan saya berpikir? Apa tepatnya pertanyaan yang
mau saya jawab? Dalam sudut pandang apa saya
berpikir? Informasi apa yang saya gunakan? Bagaimana
saya menafsirkan informasi? Konsep-konsep atau ide-ide
utama apa yang dikandung pikiran saya? Apa kesimpulan
yang akan saya peroleh? Apa yang saya terima begitu
saja, apa asumsi yang saya pakai atau saya buat? Jika
saya menenerima kesimpulan dari pikiran saya, apa
implikasinya? Konsekuensi apa yang akan diperoleh jika
saya menerapkan pikiran saya dalam tindakan?
16. Karakteristik Berpikir Kritis 4
Berpikir yang secara rutin memeriksa-diri-sendiri,
menguji-diri-sendiri, dan mengembangkan diri-sendiri
didasari oleh kesadaran adanya kemungkinan:
distorsi, misleading, prasangka, superficial, unfair, atau
kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat lainnya.
17. Karakteristik Berpikir Kritis 5
Berpikir yang MENGHASILKAN JAWABAN YANG DAPAT
DIRAMALKAN DENGAN ALASAN YANG MEMADAI sebab:
komprehensif dan menuntut proses runut yang dijalankan
oleh pemikirnya. Pikiran yang baik memberi hasil yang
baik.
18. Karakteristik Berpikir Kritis 6
Berpikir yang merespon keharusan sosial dan moral, tidak
hanya berdebat secara antusias dan menentang pendapat
lain, melainkan juga MENCARI DAN MENEMUKENALI
KETERBATASAN POSISI PIKIRAN SENDIRI
Ketika seseorang mengisyafi bahwa ada berbagai sudut
pandang yang sah; setiap sudut pandang, jika dipikirkan
secara mendalam, menghasilkan insight dalam level
tetentu yang satu sama lain dapat saling melengkapi. Dari
sini orang dapat memahami keterbatasan pikirannya: ia
tak dapat memahami segalanya sendirian betapa pun hati-
hatinya ia berpikir.
19. Berpikir kritis memiliki dua
komponen:
1. Serangkaian keterampilan penghasil dan
pengolah informasi dan keyakinan
(belief);
2. Kebiasaan yang didasari komitmen
intelektual untuk menggunakan
keterampilan-keterampilan itu dalam
bertingkahlaku.
20. Berpikir kritis sangat beda dengan:
(1) sekedar memperoleh dan mempertahankan informasi
sebab berpikir kritis meliputi cara khusus merangkai dan
menata informasi;
(2) sekedar memiliki serangkaian keterampilan sebab
berpikir kritis meliputi keberlanjutan pegunaan
keterampilan-keterampilan itu;
(3) sekedar menggunakan berbagai keterampilan itu (sebagai
latihan, misalnya) tanpa penerimaan hasilnya.
21. Berpikir Kritis mencakup kemampuan:
⚫ Penalaran Verbal
⚫ Analisis Argumen
⚫ Uji Hipotesis
⚫ Metakognisi (pemahaman tentang pikiran sendiri)
⚫ Diferensiasi (melihat satu hal dari berbagai sudut
pandang)
⚫ Integrasi (memadukan berbagai sudut pandang untuk
membuat satu kesimpulan)
⚫ Pembuatan Kesimpulan
Semuanya melibatkan juga kemampuan ABSTRAKSI
22. Berpikir Kritis mencakup ranah:
⚫ Kognitif (pikiran)
⚫ Afektif (perasaan)
⚫ Psikomotor/konatif (tindakan)
Dengan demikian melibatkan juga:
⚫ Kecerdasan emosional
23. Penggunaan Metakognisi
Dengan metakognisi, pemikir kritis:
⚫ Memahami diri; kelebihan dan
kekurangannya; tahu batas-batas diri
⚫ Memahami faktor-faktor di luar kendali dan
kesadarannya
⚫ Memahami hal-hal apa saja yang diperlukan
sebagai bantuan dalam menilai sesuatu.
24. Yang diharapkan dari Berpikir Kritis
⚫ Mampu berpikir secara jernih (clear), mendalam
dan tuntas.
⚫ Mampu menemukan masalah yang ada di
sekitar
⚫ Mampu menemukan alternatif solusi bagi
masalah
⚫ Mampu menyelesaikan masalah
25. Apa saja yang perlu dikritik?
1. Mempertanyakan secara cermat kemampuan akal
budi (pikiran) sendiri dan orang yang
menyampaikan informasi;
2. mempertanyakan secara cermat kondisi dan
dinamika masyarakat serta obyek lain disekitarnya;
dan
3. mempertanyakan secara cermat kondisi psikis diri
sendiri dan orang yang menyampaikan informasi.
26. Artinya:
⚫ Kritis terhadap pikiran (akal budi) sendiri
⚫ Kritis terhadap masyarakat dan hal-hal di
sekitar
⚫ Kritis terhadap kondisi psikis sendiri
27. Belajar Berpikir Kritis berarti:
⚫ Membiasakan diri berkomunikasi dengan
banyak orang.
⚫ Belajar untuk membiasakan diri mengenal,
mencermati, mengevaluasi dan memperbaiki
diri sendiri.
⚫ Membiasakan diri untuk memahami proses
terjadinya sesuatu, bertanya mengapa
sesuatu terjadi; memahami alur dari proses
berpikir mulai dari input, proses, hingga
output.
28. Kurikulum Berdasarkan Berpikir Kritis:
Memfasilitasi kesempatan memadai bagi siswa untuk
berkomunikasi dengan banyak orang.
Memfasilitasi siswa untuk mengenal, mencermati,
mengevaluasi dan memperbaiki diri sendiri.
Memfasilitasi siswa untuk dapat memahami proses
terjadinya sesuatu, mencermati dan bertanya mengapa
sesuatu terjadi; memahami alur dari proses berpikir
mulai dari input, proses, hingga output.
29. Hindari proses mengetahui yang salah
Mengasumsikan:
Berasumsi berarti menerima sesuatu begitu saja;
memegang satu ide atau opini tanpa mencoba
membuktikannya.
Menebak:
Menebak adalah menjawab pertanyaan atau sampai
kepada kesimpulan berdasarkan terkaan.
Spekulasi
Bersepekulasi adalah menebak berdasarkan sebagian bukti
yang tidak cukup ‘membuktikan’.
30. Pemikir kritis yang mumpuni 1
Mengajukan pertanyaan dan masalah vital,
merumuskannya secara jelas dan tepat.
Mengumpulkan dan memeriksa informasi yang
relevan, menggunakan ide-ide abstrak untuk
menafsirkannya secara efektik.
Sampai kepada kesimpulan dan solusi yang beralasan
kuat, mengujinya dengan kriteria yang relevan dan
standar.
31. Pemikir kritis yang mumpuni 2
Berpikir secara terbuka di antara berbagai
alternatif sistem berpikir; mengenali dan
memeriksa, sejauh dibutuhkan, asumsi-asumsi,
implikasi-implikasi, dan konsekuensi praktis setiap
sistem itu.
Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain
dalam mencari dan memaparkan solusi terhadap
masalah-masalah kompleks.
32. Secara singkat…
Berpikir kritis adalah berpikir yang self-directed, self-
disciplined, self-monitored, dan self-corrective.
Berpikir kritis mengandaikan kesediaan untuk mengikuti
‘aturan’ yang sesuai dengan standar kesempurnaan dan
pikiran yang awas dalam melakukannya.
Berpikir kritis mensyaratkan komunikasi efektif dan
kemampuan problem solving, serta komitmen untuk
mengatasi dan melampaui kecenderungan egosentrisme dan
sosiosentrisme yang dibentuk oleh alam dan lingkungan.