DONNY SURYO P, HAPZI ALI, TUGAS 2 MINGGU 5 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERIHAL RANCANGAN SISTEM INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN SISTEM PEMBERIAN BONUS, UT 2017
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
BONUS PENJUALAN
1.
1
TUGAS MATA KULIAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
EKMA5102
RANCANGAN SISTEM INFORMASI DALAM KAITANNYA
ANTARA HASIL PENJUALAN DENGAN PEMBERIAN BONUS
DISUSUN OLEH
DONNY SURYO PURNOMO
500804826
2.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II PEMBAHASAN DAN ANALISA 5
BAB III KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
3.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha saat ini menjadikan informasi sebagai peran penting
dalam berlangsungya kegiatan operasional perusahaan demi tercapainya tujuan yang
diinginkan oleh perusahaan. Bagi keberlangsungan usaha, pengetahuan akan informasi suatu
produk adalah hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk pembelian
produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan, secara lengkap, relevan dan akurat serta tidak
memandang apakah perusahaan tersebut memiliki skala kecil atau besar.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia,
seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung
kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat
dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu
tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga
dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan
mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem
informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah
bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti
(sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital)
dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system).
Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah
tujuan dalam mendesain sistem baru.
Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia dan era globalisasi, maka
informasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam mencapai
tujuan yang diinginkan. Informasi yang akurat, cepat, dan tepat waktu tidak akan diperoleh
apabila tidak didukung oleh sistem yang baik. Oleh karena itu sistem informasi yang baik
harus dirancang sehingga perusahaan tersebut dapat lebih unggul di dalam bersaing dengan
perusahaan sejenis lainnya.
Sebelum merancang suatu sistem, manajemen harus memahami terlebih dahulu
informasi yang dibutuhkan seluruh komponen perusahaan dan para pemakai sistem yang lain.
Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah analisis sistem dalam mempertemukan antara
sistem yang baru dengan kebutuhan pegawainya.
4.
4
Informasi-informasi tersebut diperlukan manajemen untuk mengevaluasi kenaikan atau
penurunan permintaan pasar, mengevaluasi kembali pelanggan yang diberikan kredit, dan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan rencana produksi dan
rencana penjualan untuk masa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi baik secara keuangan maupun non keuangan serta tidak menanggung
banyak kerugian.
5.
5
BAB II
PEMBAHASAN DAN ANALISA
Pengertian penjualan Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem
Akuntansi adalah kegiatan yang terdiri dari penjualan barang atau jasa baik secara kredit
maupun secara tunai. EntIs merupakan pengembangan dari sistem informasi akuntansi
dimana pengertiannya adalah sub sistem informasi bisnis yang mencakup kumpulan prosedur
atau ketentuan yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen, dan
informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang berkepentingan, mulai
dari diterimanya order penjualan sampai mencatat timbulnya tagihan atau piutang dagang.
Informasi adalah salah satu jenis sumber daya yang tersedia bagi manajer yang dapat dikelola
seperti halnya sumberdaya yang lain. Informasi dari komputer dapat digunakan oleh para
manajer, non manajer, serta orang-orang dan organisasi lainnya dalam lingkungan
perusahaan.
Teori mengenai sistem informasi enterprise baru dikemukakan oleh McLeod dan
Schell (2001) pada buku Management Information System edisi ke-8. Sebelumnya teori ini
hanya dijumpai sebagai wacana yang menerangkan adanya sistem baru yang dikenal dengan
enterprise resources planning yang mengatur mengenai persediaan dalam perusahaan yang
berbentuk enterprise dengan contoh penerapan sistem SAP, Oracle, JD Edward, dan
sejenisnya yang menerapkan pola pikir sistem yang terintegrasi namun dipecah dengan
modul-modul kecil yang sanggup untuk dikombinasikan kembali dalam sistem yang terpadu.
Isi dari sistem informasi enterprise terdiri dari 5 (lima) siklus akuntansi yaitu siklus
penjualan, siklus pembelian, siklus penerimaan kas, siklus pengeluaran kas, dan siklus
konversi. Di dalam siklus pembelian dapat dibagi dalam 3 (tiga) subsistem yaitu :
1. Sistem pembelian bahan baku atau material yang dimulai dengan permintaan barang atau
bahan dari gudang atau dari bagian yang membutuhkan disertai dengan spesifikasi dan
jumlah yang dibutuhkan, dilanjutkan dengan permintaan penawaran bahan atau barang,
pesanan pembelian dan penerimaan bahan atau barang, dan terakhir adalah prosedur
penerimaan faktur, surat jalan dan pencatatan transaksi pada kartu hutang.
6.
6
2. Sistem pembelian aktiva tetap yang mencakup analisis kebutuhan aktiva tetap atau
penggantian aktiva tetap yang telah habis umur ekonomisnya disertai pencatatan
mengenai proses pemeliharaan masing-masing aktiva dalam field tersendiri.
3. Sistem penggajian disini bukan hanya sekedar mencatat pembayaran gaji karyawan per
bagian namun dapat dikembangkan dengan mencantumkan data pendukung yang saling
berkaitan dengan table gaji dan juga insentif, bonus, dan sebagainya yang saling berkaitan
dengan kebutuhan yang lazim berlaku dalam perhitungan gaji.
Dalam sistem informasi enterprise terdiri dari beberapa fungsi antara lain FRM (Finance
Resource Management), SCM (Supply Chain Management), HRM (Human Resources
Management), CRM (Customer Relationship Management), dan MRP (Manufacturing
Resources Planning).
Perbankan merupakan salah satu industri yang membutuhkan dukungan dan peranan
teknologi informasi, mulai dari melakukan pekerjaan sehari–hari misalnya input data
pembukaan rekening tabungan yang dilakukan oleh customer service, transaksi yang
dilakukan oleh nasabah baik secara elektronik (ATM) maupun internet (internet banking)
sampai dengan melakukan penetrasi ke pasar. Salah satu system yang sangat dibutuhhkan
oleh bank adalah Core Banking System (CBS) peranannya adalah mendukung kegiatan bisnis
utama bank untuk itu tidak bisa dipungkiri bahwa investasi teknologi informasi didalam
dunia perbankan membutuhkan dana yang sangat besar. Identifikasi sumber daya informasi
pada bidang perbankan antara lain digunakan sebagai berikut:
7.
7
No. Sumber Daya Operator / Pelaku Fungsi
1. People
Teller, Pimpinan
Cabang (Manajemen),
Staff bagian lain End user
IT Personnel Specialist
2. Hardware Personal Computer Media
3. Software Processor
4. Network Web based network Media
5. Data
Nasabah, Karyawan,
Keuangan, Pemasaran,
Kredit, Tabungan, dll. Objek dari proses
6. Informasi
Laporan (Keuangan,
karyawan, Nasabah,
Marketing), Program
dan perencanaan,
Produk, dll Hasil dari proses
Sistem informasi enterprise dapat mendukung aktivitas fungsi sistem informasi sumber
daya manusia pada suatu perusahaan misalnya mengidentikasi potensi-potensi karyawan,
memelihara catatan lengkap atas setiap karyawan, dan menciptakan program untuk
mengembangkan talenta dan keterampilan karyawan. Adapun contoh-contoh sistem
informasi enterprise yang digunakan untuk fungsi sumber daya manusia antara lain :
Sistem Keterangan Level Operasional
Pelatihan dan Pengembangan Melacak pelatihan karyawan,
keterampilan, dan penghargaan
Operasional
Jenjang Karier Merancang jenjang karier
karyawan
Pengetahuan
Analisis Kompetensi Memonitor wilayah dan
pendistribusian gaji, upah, dan
tunjangan karyawan
Manajemen
Perencanaan Sumber Daya
Manusia
Merencanakan rekruitmen jangka
panjang kebutuhan karyawan
Strategi
Sistem sumber daya manusia pada level strategi mengidentifikasi syarat-syarat
kemampuan karyawan (keterampilan, tingkat pendidikan, jenis-jenis posisi, jumlah posisi,
dan biaya) yang dibutuhkan untuk dapat mendukung perencanaan bisnis perusahaan jangka
panjang. Pada level manajemen, sistem sumber daya manusia membantu manajer memonitor
8.
8
dan menganalisa rekruitmen, alokasi, dan kompensasi karyawan. Sistem pengetahuan untuk
sumber daya manusia mendukung aktivitas analisis yang berhubungan dengan desain kerja,
pelatihan, dan pemodelan karier karyawan.
Sebagai contoh penerapan sistem infomasi enterprise yang terdapat kaitannya antara
bagian pemasaran dengan pemberian bonus di bidang perbankan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Perbankan merupakan badan usaha yang bergerak di bidang jasa dimana pengertian bank
menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 yang telah dirubah menjadi Undang-Undang
No. 10 tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa Bank akan memperoleh keuntungan yang
didapatkan dari selisih keuntungan (bunga) antara penyaluran kredit dengan pengimpunan
Dana Pihak Ketiga (tabungan, deposito, dan giro) misal bunga tabungan adalah 3% p.a
dan bunga kredit adalah 14% p.a. berarti keuntungan yang didapat oleh bank adalah
selisih bunga antara kredit dengan tabungan yaitu 11% p.a.
3. Manajemen dalam suatu bank menyusun sebuah target yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam menjalankan kegiatan operasional selama 1 (satu) tahun berjalan dimana
target tersebut akan berdampak kepada kinerja karyawan yang terdapat dalam bank
tersebut, apabila seorang bagian pemasaran dapat melebihi target yang ditetapkan oleh
manajemen bank maka karyawan tersebut akan mendapatkan insentif berupa bonus atas
pencapaiannya.
4. Sebagai contoh, karyawan yang berada di bagian pemasaran kredit memiliki target
pencapaian kredit sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) pada tahun 2017.
Dalam permohonan pengajuan kredit ada 5 (lima) hal yang harus diperhatikan yaitu
Character, Collateral, Capacity, Capital, dan Condition of Economy. Bank harus
memperhatikan 5 (lima) komponen pengajuan kredit tersebut agar penyaluran pinjaman
tersebut layak diberikan bank kepada nasabah.
5. Bagian pemasaran kredit tersebut harus mencari calon debitur yang layak dibiayai oleh
perbankan dengan berbagai cara, misal dengan mengirimkan surat penawaran ke
9.
9
perusahaan atau instansi, melakukan kegiatan open table, melakukan pemasaran
menggunakan media cetak atau elektronik, dan sebagainya.
6. Bagian pemasaran kredit akan memperoleh berkas pengajuan kredit dari calon debitur
dimana langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengecekan di dalam sistem
informasi debitur (SID) Bank Indonesia apakah calon debitur tersebut memiliki character
yang baik atau tidak ketika melakukan pengajuan kredit ke bank-bank sebelumnya.
7. Setelah character dari calon debitur diketahui oleh bagian pemasaran kredit, maka
selanjutnya melakukan proses analisa kredit dan survey atau kunjungan ke lokasi usaha
dimana hasilnya di input ke dalam web scoring dan credit rating dimana pada saat
penginputan menggunakan user name dan password bagian pemasaran kredit tersebut dan
manajemen akan memutuskan apakah kredit ini layak atau tidak diberikan oleh bank.
8. Dengan adanya penggunaaan user name dan password ini maka seluruh kegiatan bagian
pemasaran kredit ini akan tersimpan dalam sistem informasi enterprise berupa laporan
pencapaian individual pemberian kredit yang akan digunakan oleh manajemen sebagai
dasar pemberian insentif berupa bonus kepada karyawan yang berada di bagian
pemasaran tersebut.
Sistem informasi enterprise dalam bagian pemasaran, khususnya bagian pemasaran kredit
dapat dilihat dari gambar di bawah ini
300 juta
600 juta
1 Milyar
SISTEM INFORMASI ENTERPRISE
BAGIAN PEMASARAN KREDIT
Dari ilustrasi sistem informasi enterprise di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemasaran kredit A tidak akan memperoleh insentif berupa bonus dari manajemen
dikarenakan pencapaian target kredit selama tahun 2017 hanya mencapai 300 juta (target
TARGET
PENCAPAIAN
KREDIT TAHUN
2017
PEMASARAN
A
PEMASARAN
B
PEMASARAN
C
ANALISA
KREDIT
10.
10
pencapaian kredit individual per pegawai tahun 2017 adalah 500 juta), sedangkan pemasaran
B dan pemasaran C akan mendapatkan insentif berupa bonus dari manajemen dikarenakan
pencapaianya telah melebihi target yang ditentukan manajemen pada tahun 2017 yaitu 500
juta. Akan tetapi pemasaran C akan lebih tinggi mendapatkan bonus dari pemasaran B karena
pencapaian pemasaran C melebihi 50% dari target yang telah ditentukan oleh manajemen
sedangkan pencapaian pemasaran B hanya melebihi 10% dari target yang telah ditetapkan.
Data Karyawan Pemasaran Bagian Kredit Ke Gaji atau Insentif (Pemberian Bonus)
Sistem informasi enterprise di atas memberi ilustrasi kaitan antara hasil pencapaian
kredit bagian pemasaran dengan sistem pemberian bonus. Sistem ini menetapkan basis data
karyawan misal nama karyawan, usia, jenis kelamin, status perkawinan, alamat, latar
belakang pendidikan, tanggal masuk kerja, dan biodata identitas diri lainnya. Sistem ini dapat
menghasilkan pelaporan pencapaian pemasaran bagian perkreditan dan dirancang untuk
menghasilkan data bagi kepentingan perusahaan dimana salah satunya adalah untuk
pemberian insentif berupa bonus yang diberikan kepada karyawan yang memiliki pencapaian
melebihi target yang telah ditentukan.
Laporan Akhir
Pencapaian Pemasaran Bagian Perkreditan
- Pegawai A realisasi kredit 300 juta
- Pegawai B realisasi kredit 600 juta
- Pegawai C realisasi kredit 1 Milyar
File Master
Karyawan
Pemasaran
Sistem Sumber
Daya Manusia
Laporan Kinerja Pemasaran
Kuesioner
Online
11.
11
BAB III
KESIMPULAN
Pengembangan sistem penjualan berbasis web perlu dilakukan seiring dengan
kemajuan zaman untuk menyesuaikan dengan teknologi yang akan terus berkembang.
Dalam periode tertentu perusahaan perlu melakukan update perangkat komputer dan
software yang digunakan.
Sistem informasi enterprise ini dapat juga menjadi dasar manajemen untuk
melakukan pengambilan keputusan terkait penilaian kinerja karyawan maupun keputusan-
keputusan strategis lainnya.
Aplikasi pada sistem informasi enterprise mempersyaratkan manajemen untuk
memiliki sudut pandang yang luas mengenai proses bisnis dan alur informasi. Para manajer
perlu menentukan proses bisnis mana yang harus diintegrasikan, keuntungan jangka panjang
dan jangka pendek atas integrasi tersebut, dan sumber-sumber keuangan dan sumber-sumber
organisasi mana yang mendukung integrasi.
Sistem informasi yang mendukung alur informasi perusahaan atau industry dan proses
bisnis memerlukan investasi teknologi yang besar dan perencanaan yang matang. Perusahaan
harus memiliki infrastruktur teknologi informasi yang mendukung komputasi luas perusahaan
atau industri.
12.
12
DAFTAR PUSTAKA
Connolly, T. & Begg, C. (2010). Database Systems: A Practical Approach to Design,
Implementation and Management. (Edisi Kelima). Massachusetts: Addison‐Wesley.
Daniel, Debby Ratna & Supratiwi, Wiwik. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Davies, Beynon. 2009. Business Information Systems. Basingstoke: Palgrave.
Laudon, Kenneth C. & Laudon, Jane P. 2005. Sistem Informasi Manajemen Mengelola
Perusahaan Digital Edisi 8. Yogyakarta: Andi.
O’Brein, J. A. 2003. Introduction to Information System: Essentials for The E-Business
Enterprise. Boston: McGraw-Hill.