DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
1. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH
“Akuntansi Ijarah dan IMBT”
DIPRESENTASIKAN OLEH :
1. MOCH. ARI WIBOWO (2013002004)
2. TRI HADI SUSANTO (2013002005)
3. MIFTAHUDDIN (2013002009)
STIE MUHAMMADIYAH
PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
3. Definisi Ijarah Dan Ijarah Muntahiya
Bit Tamlik (IMBT)
Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT) merupakan
transaksi sewa menyewa yang diperbolehkan oleh syariah.
Akad Ijarah Merupakan akad yang memfasilitasi transaksi
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa
dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa
diikuti pemindahan kepemilikan barang.
Adapun, Akad Ijarah Muntahiya Bit-Tamlik memfasilitasi
transaksi Ijarah, yang pada masa akhir sewa, penyewa diberi
hak pilih untuk memiliki barang yang disewa dengan cara
disepakati oleh kedua belah pihak.
4. Keunggulan Akad Ijarah dalam Bank Syariah :
1. Dibandingkan dengan akad murabahah, Akad ijarah
lebih fleksibel dalam hal objek transaksi. Pada akad
murabahah, objek transaksi haruslah berupa barang.
sedangkan pada akad ijarah , objek transaksi dapat
berupa jasa, seperti jasa pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, pariwisata dan hal lainnya yang
tidak bertentangan degan syariah.
2. Dibandingkan dengan akad investasi, akad ijarah
mengandung risiko usaha yang lebih rendah yaitu
adanya pendapatan sewa yang relatif tetap.
5. Ketentuan Syar’i Transaksi Ijarah dan
IMBT
Berdasarkan terminologi , ijarah adalah memindahkan
kepemilikan fasilitas dengan imbalan. Penyewaan dalam sudut
pandang Islam meliputi dua hal : pertama, penyewaan
terhadap potensi atas sumber daya manusia dan kedua,
penyewaan terhadap suatu fasilitas.
Ketentuan syar’i transaksi ijarah diatur dalam Fatwa DSN
Nomor 09 Tahun 2000. adapun ketentuan syar’i transaksi
ijarah untuk penggunaan jasa diatur dalam Fatwa DSN Nomor
44 Tahun 2004. sedangkan ketentuan syar’i IMBT diatur dalam
Fatwa DSN Nomor 27 tahun 2000. secara detail, Fatwa DSN
tentang Transaksi Ijarah dan IMBT dibahas dalam bagian rukun
transaksi ijarah, multi jasa dan IMBT.
6. Rukun Transaksi Ijarah
1. Transaktor
Terdiri dari Penyewa (Nasabah) dan Pemberi Sewa (Bank Syariah). Perjanjian
sewa menyewa antara bank syariah sebagai pemberi sewa dengan nasabah
sebagai penyewa memiliki implikasi kepada kedua belah pihak.
Implikasi Perjanjian Sewa :
a. Bank Syariah Sebagai Pemberi Sewa
-Menyediakan Aset Yang disewakan.
-Menanggung Biaya Pemeliharaan Aset.
-Menjamin bila terdapat cacat pada aset yang disewakan.
b. Kewajiban Nasabah Sebagai Penyewa
-Membayar sewa dan bertanggung jawab atas keutuhan aset yang disewakan.
-Menanggung biaya pemeliharaan yang sifatnya ringan (non materiil).
-Bertanggung jawab dan mengganti kerusakan Aset yang disewakan jika
kelalaian penyewa atau nasabah.
7. 2. Objek Ijarah
Meliputi pembayaran sewa dan manfaat dari penggunaan aset. Ketentuan
objek Ijarah :
a. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang atau jasa.
b. Manfaat barang harus dapat dinilai dan dapat dilaksanakan dalam
kontrak.
c. Fasilitasnya Mubah.
d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan
syariah.
e. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar kepada LKS sebagai
pembayaran manfaat.
f. Ketentuan dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran,
waktu dan tempat.
3. Ijab Qabul
Pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak dengan carapenawaran
dari pemilik aset (Bank Syariah) dan penerimaan yang dinyatakan oleh
penyewa (nasabah).
8. Rukun Transaksi Ijarah Untuk
Pembiayaan Multijasa
Pembiayaan multijasa dengan skema ijarah adalah pembiayaan
yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah kepada nasabah
dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa dengan
menggunakan akad ijarah. Pembiayaan multijasa hukumnya
boleh (jaaiz) dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah.
Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti
semua ketentuan yang ada dalam fatwa Ijarah. Dalam kedua
pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan
jasa (fee). Besar fee atau ujroh harus disepakati di awal dan
dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk
persentase.
9. Rukun Transaksi IMBT
Berdasarkan Fatwa DSn Nomor 27 tahun 2002 disebutkan
bahwa pihak yang melakukan transkasi IMBT harus
melaksanakan Akad Ijarah terlebih dahulu. Dengan demikian
pada akad IMBT juga berlaku semua Rukun dan Syarat
Transaksi Ijarah. Adapun akad perjanjian IMBT harus
disepakati ketika akad ijarah ditandatangani. Selanjutnya,
pelaksanaan akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual
beli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa
ijarah selesai.
Berdasarkan Fatwa DSN Nomor 27 tersebut, janji pemindahan
yang disepakati di awal akad ijarah hukumnya tidak mengikat.
Oleh karena itu, apabila janji tersebut ingin dilaksanakan,
maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan
setelah masa ijarah selesai.
10. Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah
dan IMBT
a. Memastikan penyaluran dana berdasarkan prinsip ijarah tidak
dipergunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan prinsip
syariah.
b. Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT
dilakukan setelah akad ijarah selesai. Dan dalam akad ijarah, janji
atau Wa’ad untuk pengalihan kepemilikan harus dilakukan pada
saat berakhirnya akad.
c. Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multijasa
menggunakan perjanjian sebagaimana diatur dalam fatwa yang
berlaku tentang multi jasa dan ketentuan lainnya antara lain
ketentuan standar akad.
d. Memastikan besar ujrah atau fee multijasa dengan menggunakan
akad ijarah telah disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk
nominal bukan dalam bentuk persentase.
11. Skema Transaksi Ijarah dan IMBT
Bank Syariah
Sebagai
Pemberi
Sewa
1. Negoisasi
dan Akad Ijarah Nasabah
Sebagai
Penyewa
4. Membayar Sewa
Objek Ijarah
(Barang/Jasa)
2. Membeli
Barang/Jasa dari
Pemasok
3. Menggunakan
Objek Ijarah
5. Mengalihkan Hak Milik
Barang Ijarah pada akhir masa
sewa ( Khusus IMBT)
13. Kasus Transaksi Ijarah
PT Namira membutuhkan sebuah mesin untuk keperluan
produksi usahanya. Pada bulan Januari 20XA, PT Namira
mengajukan permohonan Ijarah kepada bank syariah. Adapun
informasi tentang penyewaan tersebut adalah sebagai berikut,
Biaya Perolehan Barang : Rp 120.000.000
Umur ekonomis barang : 5 Tahun (60 Bulan)
Masa sewa : 24 Bulan
Nilai Sisa Umur ekonomis : Rp 0,
Sewa Perbulan : Rp 2.400.000
Biaya Administrasi : Rp 480.000
14. 1. Teknis Perhitungan Transaksi Ijarah
a. Perhitungan Penyusutan dan Pendapatan Ijarah
Misalkan Kebijakan bank syariah adalah memperoleh keuntungan 20% dari modal
penyewaan (Beban Penyusutan).
Penyusutan Per Bulan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Jumlah Bulan Umur Ekonomis
Penyusutan Per Bulan = Rp 120.000.000 – Rp 0
60 Bulan
= Rp 2.000.000
Pendapatan Ijarah Per Bulan = Modal Penyewaan + n% modal penyewaan
= Rp 2.000.000 + ( 20% x 2.000.000)
= Rp 2.400.000
15. b. Perhitungan Biaya Administrasi Ijarah
Biaya administrasi dapat diterapkan dengan menggunakan presentase
tertentu dari modal yang digunakan untuk persewaan. Misalkan dalam kasus
di atas, bank syariah menggunakan kebijakan 1% dari modal persewaan.
Maka biaya administrasinya adalah SBB :
Biaya Administrasi Ijarah = n% x Modal Persewaan Perbulan x Jumlah Bulan
= 1% x Rp 2.000.000 x 24
= 1% x Rp 48.000.000
= Rp 480.000
16. 2. Penjurnalan Transaksi Ijarah
a. Transaksi Pengadaan Aset Ijarah
Sebelum akad ijarah dilakukan , bank syariah terlebih dahulu melakukan
pengadaan aset ijarah. Berdasarkan PSAK No. 107 disebutkan bahwa
objek ijarah diakui pada saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya
perolehan.
Misalkan, untuk keperluan transaksi ijarah PT Namira di atas, pada
tanggal 5 Juni 20XA, bank syariah membeli aset kepada perusahaan yang
menyuplai barang yang diperlukan. Pemebelian dilakukan via rekening
pemasok tersebut. Jurnal terhadap transaksi tersebut adalah sbb :
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
05/06/20XA Db. Persediaan Ijarah 120.000.000
Kr. Kas/Rek Supplier 120.000.000
17. b. Transaksi pada saat Akad disepakati
Pada saat akad disepakati terdapat beberapa transaksi yang harus diakui oleh
bank syariah. Transaski tersebut adalah (1) konversi persediaan ijarah menjadi
aset, sebagai bentuk pengakuan atas adanya pengalihan hak guna kepada
penyewa, dan (2) penerimaan biaya administrasi.
Misalkan pada tanggal 10 juni, PT Namira menandatangani akad ijarah atas
sebuah mobil, maka jurnal yang diperlukan pada waktu itu adalah :
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/06/20XA Db. Aset yang diperoleh untuk ijarah 120.000.000
Kr. Persediaan Ijarah 120.000.000
10/06/20XA Db. Rek Nasabah – PT Namira 480.000
Kr. Pendapatan administrasi 480.000
18. c. Transaksi Pengakuan Penerimaan Pendapatan Ijarah
Berdasarkan PSAK No. 7, Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada
saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa. Piutang
pendapatan sewa diukur sebesar nilai yang yang dapat direalisasikan pada
akhir periode pelaporan.
Misalkan rencana dan realisasi pembayaran sewa oleh PT Namira aalah SBB :
No. Tanggal Jatuh
Tempo
Sewa Per Bulan
(Rp)
Tanggal
Pembayaran
Jumlah yang dibayar
1 10 Juli 20XA 2.400.000 10 Juli 20XA 2.400.000
2 10 Agt 20XA 2.400.000 10 Agt 20XA 2.400.000
3 10 Sept 20XA 2.400.000 10 Sept 20XA 2.400.000
4 10 Okt 20XA 2.400.000 10 Okt 20XA 2.400.000
5 10 Nov 20XA 2.400.000 5 Des 20XA 2.400.000
6 10 Des 20XA 2.400.000 10 Des 20XA
3 Jan 20XA
1.400.000
1.000.000
19. Pembayaran yang dilakukan oleh PT Namira di atas dapat diklasifikasikan
dalam tiga bentuk. Pertama, pembayaran pada saat tanggal jatuh tempo.
Kedua, pembayaran setelah tanggal jatuh tempo. Ketiga, pembayaran
dilakukan sebagian pada saat jatuh tempo dan sisanya setelah tanggal jatuh
tempo.
Berikut Penjurnalannya :
(i) Pembayaran Sewa oleh Nasabah dilakukan saat jatuh tempo.
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/07/20XA Db. Kas/Rek. Nasabah 2.400.000
Kr. Pendapatan Sewa 2.400.000
10/08/20XA Db. Kas/Rek. Nasabah 2.400.000
Kr. Pendapatan Sewa 2.400.000
10/09/20XA Db. Kas/Rek. Nasabah 2.400.000
Kr. Pendapatan Sewa 2.400.000
10/10/20XA Db. Kas/Rek. Nasabah 2.400.000
Kr. Pendapatan Sewa 2.400.000
20. (ii) Pembayaran sewa oleh Nasabah dilakukan setelah jatuh tempo.
Misalkan, untuk pembayaran sewa bulan november pada tanggal 10
November 20XA, nasabah belum membayar sewa kepada bank. Pembayaran
baru dilakukan pada tanggal 5 desenber 20XA. Maka jurnal atas transaksi
tanggal 10 november dan 5 Desember tersebut adalah :
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/11/20XA Db. Piutang Pendapatan Sewa 2.400.000
Kr. Pendapatan Sewa – Akrual 2.400.000
05/12/20XA Db. Kas/Rek. Nasabah 2.400.000
Kr. Piutang Pendapatan Sewa 2.400.000
Db. Pendapatan Sewa – Akrual 2.400.000
Kr. Pendapatan Sewa 2.400.000
21. (iii) Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada saat jatuh
tempo dan sisanya dibayar setelah jatuh tempo.
Misalkan, tanggal 10 desember 20XA, nasabah membayar sebesar Rp
1.400.000. sisanya dibayar dikemudian pada tanggal 3 januari 20XB. Maka
Jurnal atas transaksi tanggal 10 desember 20XA dan 3 januari 20XB adalah
SBB :
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/12/20XA Db. Kas/Rek. Nasabah 1.400.000
Db. Piutang Pendapatan Sewa 1.000.000
Kr. Pendapatan Sewa 1.400.000
Kr. Pendapatan Sewa – Akrual 1.000.000
22. Lanjutan. . . .
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
03/01/20XB Db. Kas/Rek. Nasabah 1.000.000
Kr. Piutang Pendapatan Sewa 1.000.000
Db. Pendapatan sewa – Akrual 1.000.000
Kr. Pendapatan Sewa 1.000.000
23. d. Pengakuan Penyusutan aset yang diperoleh untuk ijarah.
Berdasarkan PSAK 107, Objek Ijarah jika berupa aset yang dapat
disusutkan atau diamortisasi, sesuai dengan kebijakan
penyusutan atau penyusutan untuk aset sejenis selama umur
manfaatnya (umur ekonomis). Dalam hal ini, penyusutan aset
ijarah dapat diakui setiap bulan ketika pendapatan diakui.
Pengakuan penyusutan mengakibatkan meningkatnya rekening
beban penyusutan dan rekening akumulasi penyusutan.
Dengan menggunakan teknik perhitungan penyusutan yang telah
dibahas pada sub-bab perhitungan penyusutan dan pendapatan
ijarah, jurnal untuk pengakuan penyusutan aset yang diperoleh
ijarah untuk enam bulan pertama adalah SBB :
24. Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/07/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
10/08/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
10/09/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
10/10/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
10/11/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
10/12/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 2.000.000
25. e. Perlakuan Akuntansi Beban Perbaikan dan pemeliharaan
Berdasarkan PSAK No. 107, Biaya Perbaikan Objek Ijarah merupakan
Tanggungjawab Pemilik. Perbaikan tersebut dapat dilakukan pemilik secara
langsung atau dilakukan oleh penyewa atas persetujuan Pemilik.
Misalkan pada tanggal 23 desember 20XA dilakukan perbaikan aset ijarah
sebesar Rp 500.000. perbaikan tersebut dilakukan atas tanggungan Bank
syariah sebagai pemilik objek sewa dengan sistem pembayaran langsung pada
perusahaan jasa ruko, maka jurnal atas transaksi tersebut adalah :
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
23/12/20XA Db. Beban Perbaikan Aset Ijarah 500.000
Kr. Kas/ Rek. Nasabah 500.000
26. f. Penyajian pada Laporan Laba rugi dan laporan perhitungan bagi hasil
(i) Laporan Laba Rugi
Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Pendapatan Sewa
(Saldo Kas + Akrual)
2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 14.400.000
(Beban Penyusutan) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (12.000.000)
(Beban Perbaikan) - - - - - (500.000) (500.000)
(Beban Lain) - - - - - - -
Pendapatan sewa
Bersih
400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 (100.000) 1.900.000
27. (ii) Laporan Perhitungan Bagi Hasil
Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Pendapatan
Sewa – Kas
2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 - 3.800.000 13.400.000
(Beban
Penyusutan)
(2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (12.000.000)
(Beban
Perbaikan)
- - - - - (500.000) (500.000)
(Beban Lain) - - - - - - -
Pendapatan
Sewa Bersih
400.000 400.000 400.000 400.000 (2.000.000) 1.300.000 900.000
29. Kasus Transaksi IMBT
Dengan Mengacu pada Kasus transakasi Ijarah, PT Namira yang telah dibahas
pada bagian terdahulu, misalkan Akad yang disepakati adalah IMBT dengan
Informasi tentang penyewaan sebagai berikut :
Biaya Perolehan Barang : Rp 120.000.000
Umur Barang : 5 Tahun (60 Bulan)
Masa Sewa (Umur Ekonomis) : 24 Bulan
Waktu Pembelian Barang : Setelah Bulan Ke – 24
30. 1. Teknis Perhitungan Transaksi IMBT
a. Perhitungan Penyusutan aset IMBT
Berdasarkan PSAK No. 7 disebutkan bahwa kebijakan penyusutan atau
amortisasiyang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan
dari manfaat ekonomi di masa depan dari objek ijarah. Umur ekonomis dapat
berbeda dengan umur teknis. Misalnya, Mobil yang dapat dipakai selama 5
tahun diijarahkan dengan akad ijarah muntahiya Bit tamlik selama 2 tahun.
Dengan demikian umur ekonomisnya adalah 2 tahun.
Berdasarkan Kasus di atas, beban penyusutan per Bulan barang IMBT adalah :
Penyusutan IMBT Per Bulan = Biaya Perolehan
Jumlah Bulan Masa Sewa
Penyusutan IMBT Per Bulan = Rp 120.000.000
24
Penyusutan IMBT Per Bulan = Rp 5.000.000
31. b. Penentuan Pendapatan IMBT
Selanjutnya, dengan kebijakan keuntungan sewa 20% dari mdal barang yang
disewakan, pendapatan IMBT perbulan adalah SBB :
Pendapatan IMBT Per Bulan = Modal penyewaan + n% Modal Penyewaan
= Rp 5.000.000 + (20% x Rp 5000.000)
= Rp 5.000.000 + Rp 1.000.000
= Rp 6.000.000
Total Pendapatan IMBT selama masa sewa = 24 x Rp 6.000.000
= Rp 144.000.000
32. 2. Penjurnalan Transaksi IMBT
Penjurnalan transaksi IMBT pada dasarnya sama dengan penjurnalan
pada transaksi ijarah. Perbedaan mendasar hanya terdapat pada
konsep perhitungan penyusutan yang tidak dikaitkan dengan umur
ekonomis , melainkan dikaitkan dengan masa sewa. Dengan demikian,
pembahasan penjurnalan IMBT Langsung ditujukan pada transaksi
Pemindahan Kepemilkan aset kepada penyewa.
Perpindahan hak milik IMBT dapat dilakukan dengan berbagai
alternatif :
i.Hadiah
ii. Pembayaran sisa Sewa sebelum berakhirnya masa sewa
iii. Pembayaran sekedarnya
33. a. Pelepasan Sebagai Hadiah
Berdasarkan PSAK No. 107, perpindahan kepemilikan objek ijarah dari pemilik
kepada penyewa dalam ijarah Muntahiya Bit tamlik dengan cara :
i. Hibah
ii. Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan sewa atau
jumlah yang disepakati
iii. Penjualan setelah selesai masa akad
Dalam Kasus transaksi IMBT, PT Namira di atas sekiranya pada akhir masa
sewa (setelah bulan ke – 24) dilakukan pelepasan aset ijarah oleh bank
syariah dengan menghadiahkan aset tersebut kepada PT. Namira. Adapun
nilai buku aset di neraca pada bulan ke – 24 adalah :
Penyajian di Neraca (bulan ke – 24)
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi Penyusutan (120.000.000)
Nilai Bersih 0
34. Maka Jurnal atas transaksi pelepasan dengan menghadiahkan tersebut adalah
SBB :
b. Pelepasan melalui penjualan objek sewa sebelumberakhirnya masa sewa
Berdasarkan PSAK No. 107 disebutkan bahwa pada penjualan objek ijarah
sebelum berakhirnya masa sewa, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang
disepakati , maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah
diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Dalam hal ini pemilik objek sewa
mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih
antara harga jual dan nilai buku bersih objek sewa.
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Db. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 120.000.000
Kr. Aset Ijarah 120.000.000
35. (i) Jika Harga Jual di atas nilai buku aset ijarah
Misalkan setelah penerimaan pendapatan sewa bulan ke – 20 , bank syariah
menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut sebesar sisa cicilan sewa
kepada nasabah penyewa yaitu Rp 24.000.000 (4 x Rp 6.000.000), adapun
nilai buku aset di neraca pada bulan ke – 20 adalah :
Maka Jurnalnya adalah :
Penyajian di Neraca (bulan ke – 20)
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi Penyusutan (100.000.000)
Nilai Bersih 20.000.000
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas 15.000.000
Db. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 100.000.000
Kr. Aset Ijarah 120.000.000
Kr. Keuntungan Penjualan Aset Ijarah 4.000.000
36. (ii) Jika harga jual di bawah Nilai Buku aset Ijarah
Mislakan setelah penerimaan pendapatan sewa bulan ke – 20 , bank syariah
menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut sebesar Rp 15.000.000.
adapun nilai buku aset di neraca pada bulan ke – 20 adalah :
Maka Jurnal Untuk Transaksinya adalah :
Penyajian di Neraca (bulan ke – 20)
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi Penyusutan (100.000.000)
Nilai Bersih 20.000.000
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas 15.000.000
Db. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 100.000.000
Db. Kerugian Penjualan Aset Ijarah 5.000.000
Kr. Aset Ijarah 120.000.000
37. c. Pelepasan melalui penjualan objek sewa setelah berakhirnya masa akad
Berdasarkan PSAK No. 107 disebutkan bahwa pada penjualan setelah selesai
masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah
diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Dalam hal ini pemilik objek sewa
mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih
antara harga jual dan nilai buku bersih objek sewa.
Misalkan setelah berakhirnya masa sewa, bank syariah menjual mesin yang
menjadi aset ijarah senilai Rp 2.000.000. adapun nilai buku aset di neraca
pada bulan ke – 24 adalah :
Penyajian di Neraca (bulan ke – 24)
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi Penyusutan (120.000.000)
Nilai Bersih 0
38. Maka Jurnal atas transaksi tersebut adalah :
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Db. Kas 2.000.0000
Db. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 120.000.000
Kr. Aset Ijarah 120.000.000
Kr. Keuntungan Penjualan Aset Ijarah 2.000.000
40. Kasus Transaksi Ijarah Multijasa
Ibu Ulli melakukan transaksi ijarah dengan BPRS Anugerah Sejahtera untuk
keperluan biaya sekolah anaknya selama 1 semester di Universitas Gajah
Mada. Adapun Informasi tentang transaksi untuk penyediaan jasa tersebut
adalah SBB :
Harga Perolehan Jasa : Rp 9.000.000 (dibayar ke UGM tgl 1 Feb 20XA)
Masa Sewa : 6 Bulan (mulai 1 Feb s.d. 1 Agust 20XA)
Sewa Perbulan : Rp 1.750.000 (Setiap Tgl 1 mulai bulan Maret)
Penyusutan Perbulan : Rp 1.500.000 (Setiap Tgl 1 mulai bulan Maret)
Biaya Administrasi 0,5% : Rp 45.000 (diterima tgl 1 Februari 20XA)
41. a. Saat Pengadaan Aset
b. Saat Akad Disepakati
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
01/02/20XA Db. Aset Ijarah 9.000.000
Kr. Rekening UGM 9.000.000
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
01/02/20XA Db. Rekening Nasabah/Kas 45.000
Kr. Pendapatan Administrasi 45.000
42. c. Saat Pengakuan Penyusutan Aset Ijarah dan Pembayaran Sewa Ijarah
Berikut tabel penyusutan aset ijarah dan pembayaran sewa :
Maka Jurnalnya :
No. Biaya Penyusutan
(Rp)
Pembayaran Sewa
(Rp)
Keterangan Tanggal Penyusutan dan
Pembayaran
1 1.500.000 1.700.000 1 Maret 20XA
2 1.500.000 1.700.000 1 April 20XA
3 1.500.000 1.700.000 1 Mei 20XA
4 1.500.000 1.700.000 1 Juni 20XA
5 1.500.000 1.700.000 1 Juli 20XA
6 1.500.000 1.700.000 1 Agustus 20XA
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
01/03/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
01/03/20XA Db. Rekening Nasabah/Kas 1.700.000
Kr. Pendapatan Sewa 1.700.000
43. Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
01/04/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
01/04/20XA Db. Rekening Nasabah/Kas 1.700.000
Kr. Pendapatan Sewa 1.700.000
01/05/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
01/05/20XA Db. Rekening Nasabah/Kas 1.700.000
Kr. Pendapatan Sewa 1.700.000
01/06/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
01/06/20XA Db. Rekening Nasabah/Kas 1.700.000
Kr. Pendapatan Sewa 1.700.000
44. Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
01/07/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
01/07/20XA Db. Rekening Nasabah/Kas 1.700.000
Kr. Pendapatan Sewa 1.700.000
01/08/20XA Db. Beban Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah 1.500.000
01/08/20XA Db. Rekening Nasabah/Kas 1.700.000
Kr. Pendapatan Sewa 1.700.000