SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
KELOMPOK 2 
1. Asri Destiani (7) 
2. Disya Dzakiyyah (10) 
3. Lia Raudhotul U (16) 
4. Nawfal ‘Izzaturrahman (26) 
5. Raka Deni Prasetyo (30) 
6. Robithu Zulfahmi (33) 
7. Vini Fakhriyani U (37)
MUAMALAH 
Muamalah ialah tukar-menukar barang atau 
sesuatu yang memberi manfaat dengan cara 
ditentukan, seperti jual-beli, sewa-menyewa, upah-mengupah, 
pinjam-meminjam, urusan bercocok 
tanam, berserikat dan lain-lain usaha.
 Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam 
1. Pihak-pihak yang bertransaksi harus memenuhi kewajiban 
yang telah disepakati dan tidak boleh saling mengkhianati. 
2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan dengan 
penuh tanggungjawab, tidak menyimapang dari hukum syara’ 
dan adab sopan santun. 
3. Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa ada 
paksaan dari pihak manapun. 
4. Setiap transaksi dilandasi niat yang baik dan ikhlas karena 
Allah, sehingga terhindar dari penipuan, kecurangan, dan 
penyelewengan. 
“Nabi Muhammad SAW melarang jual beli yang mengandung 
unsur penipuan (HR. Muslim) 
5. Adat kebiasaan atau ‘urf yang tidak menyimpang dari syara’, 
boleh digunakan untuk menentukan batasan dalam transaksi. 
العِبَادَةُ عَشْرَةٌ اَجْزَاءٍ تِسْعَةٌ مِنْهَا فِيْ طَلَبِ الْ اََََ واا السررطي 
“Ibadah itu terdiri dari sepuluh bagian,sembilan bagian 
daripadanya terdapat pada mencari rezki yang halal” (HR.As- 
Sayuti)
MUAMALAH 
JUAL-BELI 
KHIYAR 
SALAM 
SEWA 
MENYEWA 
QIRADH 
SYIRKAH 
RIBA 
HIWALAH
ATURAN JUAL-BELI 
Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang 
lain dengan cara tertentu (akad) 
Firman Allah SWT. : (Al-Baqarah :275) 
) ...اَ اَ حَلَّ ا للهُ اْ لبَرْعَ اَ حَرَّ مَ ا ل ر بَوا... ) البقرة : 275 
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan 
riba.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Firman Allah SWT. : (An-Nisa’ : 29) 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَرْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَاوَةً عَنْ تَرَاضٍ مِ نكُمْ 
اَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَََّّ كَانَ بِكُمْ 
) وَحِرمًا ) ٢٩ 
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah 
kamu saling memakan harta sesamamu dengan 
jalan yang batil (tidak benar)[1], kecuali dengan jalan 
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama-suka 
di antara kamu[2]. Dan janganlah kamu 
membunuh dirimu[3]. Sesungguhnya Allah Maha 
Penyayang kepadamu
RUKUN 
JUAL-BELI 
Penjual dan 
pembeli 
Uang dan 
benda yang 
dibeli 
Lafadz
1. PENJUAL DAN PEMBELI 
 Syarat keduanya: 
1. Berakal: agar dia tidak terkicuh, orang yang gila atau 
bodoh tidak sah jual-belinya. 
2. Dengan kehendaknya sendiri (bukan dipaksa) 
3. Keadaannya tidak mubazir (pemboros) karena harta 
orang yang mubazir itu di tangan walinya.
4. Balig (berumur 15 tahun ke atas/dewasa). Anak kecil 
tidak sah jual belinya. Adapun anak-anak yang sudah 
mengerti tetapi belum sampai umur dewasa, menurut 
pendapat setengah ulama mereka dibolehkan berjual-beli 
barang yang kecil-kecil, karena kalau tidak 
dibolehkan, sudah tentu menyulitkan , sedangkan islam 
sekali-kali tidak akan mengadakan aturan yang 
mendatangkan kesulitan kepada pemeluknya.
2. UANG DAN BENDA YANG DIBELI 
 Syarat keduanya: 
1. Suci : najis tidak sah dijual, dan tidak boleh dijadikan uang 
untuk dibelikan, seperti kulit binatang/bangkai yang belum 
dimasak. 
Sabda Rasulullah: 
Dari Jabir bin ‘abdullah: “berkata Rasulullah Saw: 
Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan 
menjual arak dan bangkai, begitu juga babi dan berhala. 
Pendengar bertanya: bagaimana gemuk bangkai ya 
Rasulullah, karena gemuk itu berguna untuk buat cat perahu. 
Nuat minyak kulit dan minyak lampu? Jawab beliau: tidak 
boleh, semua itu haram, celakalah orang Yahudi tatkala Allah 
mengharamkan akan gemuk bangkai, mereka hancurkan 
gemuk itu sampai menjadi minyak, kemudian mereka jual 
minyaknya, lalu mereka makan uangnya. (sepakat ahli hadis)
LAFADZ (KALIMAT IJAB DAN QABUL) 
 Ijab adalah perkataan penjual , umpamanya saya jual barang 
ini sekian. 
 Qabul adalah seperti kata sis pembeli: syaa terima atua saya 
beli dengan harga sekian. 
 Menurut ulama syarat-syarat lafadz: 
1. Keadaan ijab dan qabulnya berhubungan. Artinya salah satu 
drai keduanya pantas menjadi jawab dari yang lain dan 
belum berselang lama. 
2. Hendaklah mupakat(sama) makna keduanya walaupun 
lafadz keduanya berlainan. 
3. Keadaan keduanya tidak di sangkutkan dengan urusan yang 
lain. Sperti katanya,”kalau saya pergi, saya jual barang ini 
sekian.” 
4. Tidak berwaktu, sebab jual-beli berwaktu seperti sebulan 
atau setahun tidak sah.
BEBERAPA JUAL BELI YANG SAH TETAPI TERLARANG 
Yang menjadi pokok sebab timbulnya larangan: 
1. Menyakiti si penjual, si pembeli atau orang lain. 
2. Menyempitkan gerakan pasar 
3. Merusak ketentraman umum. 
 Contoh jual-beli yang sah tapi terlarang: 
1. Membeli barang dengan harga yang lebih 
mahal dari harga pasar sedangkan dia tidak 
ingin pada barang itu, hanya semata-mata 
supaya orang lain tidak dapat membeli barang 
itu.
2. Membeli barang yang sudah dibeli orang lain yang 
masih dalam masa khiyar 
3. Menghambat orang-orang dari desa diluar kota, dan 
membeli barangnya sebelum mereka sampai ke pasar 
dan sewaktu mereka belum mengetahui harga pasar. 
4. Membeli barang untuk ditahan agar dapat dijual 
dengan harga yang lebih mahal, sedangkan 
masyarakat umum berhajat pada barang itu, sebab 
dilarang merusak ketrentaman umum
5. Menjual suatu barang yang berguna untuk menjadi alat 
maksiat bagi yang membelinya. 
6. Jual-beli mngecoh berarti bahwa dalam urusan jual-beli 
itu ada kecohan, baik dari pihak pembeli maupun dari 
penjual, dalam keadaan barang atau ukurannya.
BEBERAPA JUAL-BELI TIDAK SAH KARENA 
KURANG RUKUN ATAU SYARAT: 
1. Menjual binatang mencampur antara jantan dan betina 
dengan harga tertenu dalam sekali campur, jadi 
menjual air mani jantan, ini tidak sah karena tidak 
maklum kadarnya 
2. Menjual sesuatu barang yang baru dibeli sebelum 
diterima 
3. Menjual buah-buahan sebelum nyata pantas dimakan
KHIYAR 
 Khiyar artinya boleh memilih antara dua, 
meneruskan akad jual-beli atau mengurungkan 
(ditarik kembali, tidak ada jual-beli). Diadakan 
khiyar oleh syara’ agar kedua orang yang berjual-beli 
dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing 
lebih jauh, supaya tidak akan terjadi 
penyesalan dikedian hari lantaran merasa tertipu.
Macam-macam 
Khiyar 
Khiyar 
majlis 
Khiyar 
syarat 
Khiyar ‘aibi 
(cacat)
1. KHIYAR MAJLIS 
 Artinya si pembeli dan si penjual boleh memelih 
antar dua perkara tadi selama keduanya masih 
tetap ditempat jual-beli. 
 Khiyar majlis boleh dalam semua macam jual-beli. 
2. Khiyar Syarat 
 Artinya khiyar itu dijadikan syarat sewaktu akad 
oleh keduanya atau salah seorang, seperti kata 
si penjual:” saya jual ini dengan harga sekian 
dengan syarat khiyar dalam tiga hari atau 
kurang dari tiga hari.”
3. KHIYAR ‘AIBI (CACAT) 
 Artinya si pembeli boleh mengembalikan barang yang 
dibelinya, apabila terdapat pada barang yang dibeli itu 
suatu cacat yang mengurangi yang dimaksud pada 
barang itu, atau mengurangi harganya,sedangkan 
biasanya barangyang seperti itu baik, dan sewaktu akad 
cacatnya itu sudah ada, tetapi si pembeli tidak tahu atau 
terjadi sesudah akad yaitu sebelum diterimanya.
Mubah 
(boleh) 
Hukum 
Jual- 
Beli 
Wajib 
Haram 
Sunat
JUAL BELI BARANG TIDAK TERLIHAT (SALAM) 
 Arti definisi/pengertian Salam adalah penjual menjual 
sesuatu yang tidal terlihat / tidak di tempat, hanya 
ditentukan dengan sifat dan barang dalam tanggungan 
penjual. 
 Rukun Salam sama seperti jual beli pada umumnya. 
 Contoh: sebuah perusahaan yang membutuhkan uang, 
sewaktu-waktu sampai teralang perusahaannya karena 
kekurangan bahan pokok,jika pembeli menolong 
perusahaan itu dia akan mendapat barang yang sesuai 
dengan kemampuannya karena membuat 
perusahaannya maju.
• RUKUN SALAM SAMA SEPERTI RUKUN JUAL-BELI 
 Syarat-syarat salam: 
1. Pembayaran dilakukan di muka pada majelis akad. 
2. Barangnya menjadi utang atasa si penjual 
3. Barangnya dapat diberikan sewaktu janjinya sampai 
4. Barang yang di salam jelas spesifikasinya baik bentuk, 
takaran, jumlah, dan sebagainya. 
5. Diketahui dan disebutkan sifat-sifat barangnya 
6. Disebutkan tempat menerimanya kalau tempat akad 
tidak layak buat menerima barang itu.
MEMPERSEWAKAN (SEWA-MENYEWA) 
Ialah akad atas manfaat yang dimaksud lagi diketahui 
dengan tukarang yang diketahui, menurut syarat-syarat 
yang akan datang. 
 Rukun mempersewakan: 
Yang 
menyewa dan 
yang 
mempersewa 
kan 
Sew 
a 
Manfaa 
t
1. Yang menyewa dan yang mempersewakan: 
syarat keduanya: 
a. Berakal 
b. Kehendak sendiri(bukan dipaksa) 
c. Keadaan keduanya tidak bersifat mubazir 
d. Balig (setidaknya umur 15 tahun) 
2. Sewa : disyaratkan keadaan sewa diketahui dalam 
beberapa hal: 
a. Jenisnya 
b. Kadarnya 
c. Sifatnya
3. Manfaat, syarat manfaat: 
a. Manfaat yang berharga. Manfaat yang tidak berharga 
adakalanya karena sedikitnya, seperti sewa menyewa 
manga untuk dicium baunya, sedangkan mangga untuk 
dimakan. 
b. Keadaan manfaat dapat diberikan oleh yang 
mempersewakan 
c. Diketahui kadarnya, dengan jangka waktu. Seperti 
menyewa rumah atau diketahui 
pekerjaannya(menyewa mobil dari jakarta sampai 
bogor),dll.
BATALNYA AKAD SEWA-MENYEWA 
Sewa menyewa ada dua cara: 
1. Menyewa barang tertentu yang habis masa yang 
dijanjikannya. Sekiranya barang yang disewa itu dijual 
oleh orang yang mnyewakannya,akad sewa-mnyewa 
tidak batal, tetapi terus sampia habis masanya. Contoh: 
kuda sampai kuda itu meninggal, rumah sampai 
robohnya rumah. 
2. Menyewa barang yang dalam tanggungan seseorang 
seperti menyewa mobil yang tidak ditentukan mobil 
mana, maka rusaknya mobil tidak membatalkan akad 
sewa menyewa tetapi sampai habis masanya.
QIRADH 
1. Pengertian dan Hukum Qiradh 
Qiradh berasal dari kata qaradh yang artinya hutang atau 
perjanjian seperti firman allah dalam surat al-Baqarah 245 : 
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَََّّ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْع افًا يََِِرَ وَاللََُّّ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ 
Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman 
kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan 
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat 
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda 
yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan 
melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu 
dikembalikan.”
Menurut istilah qiradh adalah akad mengenai 
penyerahan modal kepada seseorang atau badan usaha 
tertentu agar dikembangkan dan keuntungannya menjadi 
hak kedua belah pihak sesuai dengan perjanjian. 
Sedangkan secara terminologis (istilah syar’i), makna Al- 
Qardh ialah menyerahkan harta (uang) sebagai bentuk 
kasih sayang kepada siapa saja yang akan 
memanfaatkannya dan dia akan mengembalikannya 
(pada suatu saat) sesuai dengan padanannya.
2. SYARAT DAN RUKUN QIRADH 
Adapun syarat dan rukun qiradh adalah sebagai berikut : 
1. Kedua belah pihak adalah orang yang berakal sehat dan baligh 
(dibenarkan melakukan tindakan hukum). 
2. Modal harus jelas jumlahnya artinya dapat dihitung atau dinilai 
dengan uang 
3. Ketentuan pembagian dicantumkan dalam perjanjian 
4. Pihak pemilik modal mempercayakan sepenuhnya baik 
mengenai kebijaksanaan maupun jenis usaha yang ditunjuk 
pihak pelaksana 
5. Masing-masing pihak punya landasan amanah serta tolong 
menolong.
3. OBJEK QIRADH 
Para ulama’ telah sepakat bahwa mengenai objek 
qiradh adalah penyerahan modal berbentuk uang untuk 
dikembangkan dalam perniagaan dan keuntungannya 
menjadi hak kedua belah pihak sesuai perjanjian sewaktu 
akad. Qiradh diperbolehkan oleh syara’ karena suatu 
kebutuhan. Oleh karena itu qiradh dikhususkan pada 
barang-barang yang umumnya laku dan menarik 
keuntungan.
4. HIKMAH QIRADH 
1. Terwujudnya tolong menolong dan terhindarnya sistem 
rentenir sebab tidak jarang orang yang punya modal 
tetapi tidak punya keahlian berdagang atau sebaliknya 
punya keahlian berdagang tetapi tidak punya modal 
2. Salah satu perilaku ibadah yang lebih mendekatkan 
diri pada rahmat Alloh karena dapat melepaskan 
kesulitan orang lain yang sangat membutuhkan 
3. Bagi yang mengqiradhkan akan diberikan pahala dan 
kemudahan oleh alloh baik urusan dunia maupun 
urusan akhirat
4. Tercitanya kerjasama antara pemberi modal dan 
pelaksana yang pada akhirnya dapat menumbuhkan 
dan mengembangkan perekonomian ummat 
5. Terbinanya pribadi-pribadi yang taaluf (rasa dekat) 
antara keduanya 
6. Yang memberikan pinjaman modal akan mendapat 
unggulan pahala hingga delapan belas kali lipat bisa 
dibandingkan dengan sedekah sepuluh kali lipat.
RIBA 
Asal makna “riba” menurut bahasa Arab ialah 
lebih. Adapun yang dikehendaki di sini menurut istilah 
syara’: akad yang terjadi dengan penukaran yang 
tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya menurut 
aturan syara’, atau terlambat menerimanya.
MACAM-MACAM RIBA 
1. Riba fadhli, yaitu menukarkan dua barang yang 
sejenis dengan tidak sama 
2. Riba qardhi, yaitu utang dengan syarat ada 
keuntungan bagi yang mempiutangi 
3. Riba yad, yaitu bercerai dari tempat akad sebelum 
timbang terima 
4. Riba nasa’/nasi’ah, yaitu tambahan yang 
disyaratkan dari 2 orang yang mengutangi sebagai 
imbalan atas penangguhan (penundaan) utangnya.
BARANG-BARANG YANG BERLAKU 
1. Emas 
2. Perak 
3. Makanan yang mengenyangkan atau yang 
berguna untuk yang mengenyangkan seperti 
garam.
SEBAB-SEBAB DIHARAMKANNYA RIBA 
1. Dapat menimbulkan exploitasi (pemerasan) oleh 
pemegang modal besar (kaya) kepada 
orang yang terdesak ekonominya. 
2. Dapat menciptakan dan mempertajam jurang 
pemisah antara si kaya dan si miskin. 
3. Dapat menimbulkan sifat rakus dan tamak yang 
mengakibatkan orang tidak mampu 
bertambah berat bebannya. 
4. Dapat memutuskan tali persaudaraan terhadap 
sesama muslim karena menghi-langkan rasa 
tolong-menolong
 Untuk Menghindari Riba 
1). Biasakan selalu hidup sederhana 
2). Terpaksa harus hutang. jangan hutang kepada 
rentenir 
3). Jangan sekali - kali bekerja sama den-an rentenir 
4). Bekerjalah dengan sungguh - sungguh untuk 
mencukupi kebutuhan hidup walaupun dengan 
bersusah payah.
HIWALAH 
Hiwalah diambil dari kata tahawwul (berpindah) atau 
tahwil (pemindahan). Hiwalah maksudnya adalah 
memindahkan utang dari tanggungan muhiil (pengutang 
pertama) kepada tanggungan muhaal ‘alaih (pengutang 
kedua). Dalam hiwalah ada istilah muhiil, muhaal, dan 
muhaal ‘alaih. Muhiil artinya orang yang berutang, 
sedangkan muhaal artinya pemberi utang, adapun muhaal 
‘alaih adalah orang yang yang akan membayar utang.
Hiwalah merupakan salah satu tindakan yang tidak 
membutuhkan ijab dan qabul, dan dipandang sah dengan 
kata-kata apa saja yang menunjukkan demikian, seperti 
“Ahaltuka” (saya akan menghiwalahkan), Atba’tuka 
bidainika ‘alaa fulaan” (saya akan pindahkan utangmu 
kepada si fulan) dsb.
HIKMAH DAN DALIL DISYARIATKANNYA HIWALAH 
Hiwalah ini disyari’atkan oleh Islam dan dibolehkan 
olehnya karena adanya masalahat, butuhnya manusia 
kepadanya serta adanya kemudahan dalam bermuamalah. 
Dalam hiwalah juga terdapat bukti sayang kepada sesama, 
mempermudah muamalah mereka, memaafkan, membantu 
memenuhi kebutuhan mereka, membayarkan utangnya 
dan menenangkan hati mereka. 
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu 
Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 
bersabda: 
مَطْلُ الْغَنِ يِ ظُلْمٌ فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَ دُكُمْ عَلَى مَلِ ي فَلْرَتْبَعْ 
“Menunda membayar utang bagi orang kaya adalah 
kezaliman dan apabila seorang dari kalian utangnya 
dialihkan kepada orang kaya, hendaklah dia ikuti.”
Dalam hadis tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa 
sallam memerintahkan agar pemberi utang apabila diminta 
oleh pengutangnya menagih kepada orang yang mampu 
hendaknya menerima hiwalahnya, yakni hendaknya ia 
meminta haknya kepada orang yang dihiwalahkan 
kepadanya sampai haknya terpenuhi. Tetapi jika pengutang 
memindahkan utangnya kepada orang yang bangkrut, 
maka si pemberi pinjaman berhak mengalihkan penagihan 
kepada si pengutang pertama. 
Perintah menerima pengalihan penagihan utang 
menurut sebagian ulama adalah wajib, namun jumhur 
ulama berpendapat bahwa hukumnya sunnah.
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa 
hiwalah itu tidak sejalan dengan qias, karena hal itu 
sama saja jual beli utang dengan utang, sedangkan 
jual beli utang dengan utang itu terlarang. Pendapat 
ini dibantah oleh Ibnul Qayyim, ia menjelaskan bahwa 
hiwalah itu sejalan dengan qias, karena termasuk 
jenis pemenuhan hak, bukan termasuk jenis jual beli. 
Ibnul Qayyim mengatakan, “Kalaupun itu jual beli 
utang dengan utang, namun syara’ tidak 
melarangnya, bahkan ka’idah-ka’idah syara’ 
menghendaki harus boleh…dst.”
RUKUN HIWALAH 
1. Muhil (orang yang berutang dan berpiutang) 
2. Muhal (orang yang berpiutang) 
3. Muhal ‘alaih (orang yang berutang) 
4. Utang muhil kepada muhaal 
5. Utang muhal ‘alaih kepada muhil 
6. Sighah (lafaz akad)
SYARAT SAH HIWALAH 
1. Si Muhil dan muhal (pemberi utang) ridha, tanpa perlu 
keridhaan si muhal ‘alaihi (peminjam kedua). 
si muhiil berhak membayar utangnya dari arah 
mana saja yang ia mau. Sedangkan adanya 
keridhaan si muhaal adalah haknya ada pada 
tanggungan si muhiil, sehingga tidak bisa 
berpindah kecuali dengan keridhaannya. 
Namun ada yang berpendapat bahwa tidak 
disyaratkan harus ada keridhaannya karena bagi 
muhaal wajib menerima berdasarkan hadis di atas, 
di samping itu ia juga berhak meminta dibayarkan 
haknya baik dari muhil langsung maupun dari orang 
yang menduduki posisinya.
2. Sama hak yang ditagihnya itu baik jenisnya, jumlah 
utangnya, jatuh tempo pembayarannya, bagusnya 
barang ataupun tidak. 
Oleh karena itu, tidak sah hiwalah apabila utangnya 
berupa emas lalu dihiwalahkan kepada yang lain dengan 
mengambil gantinya berupa perak. Demikian juga 
apabila utangnya sekarang, lalu dihiwalahkan agar 
menerimanya setelah jatuh tempo atau sebaliknya. 
Demikian juga tidak sah hiwalah apabila kedua hak 
berbeda dari sisi bagus dan tidaknya atau salah satunya 
lebih banyak daripada yang lain.
3. Si muhaal ‘alaih memang benar-benar menanggung 
utang, karena konsekwensinya adalah membebani si 
muhaal ‘alaih untuk membayar utang sehingga jika 
utangnya masih dalam pertimbangan, maka ini 
berarti siap tidak jadi dan hiwalah tentu tidak berlaku. 
Oleh karena itu hiwalah tidak sah terhadap orang yang 
belum membayar barangnya karena masih dalam waktu 
khiyar dan hiwalah, juga tidak sah dari seorang anak 
kepada bapaknya kecuali dengan keridhaannya. 
4. Masing-masing hak tersebut diketahui.
CONTOH SARANA HIWALAH MASA KINI 
1. Hiwalah Mashrafiyyah (hiwalah melalui transfer bank). 
2. Suftajah (hiwalah melalui pos seperti wesel). 
Keduanya boleh dilakukan karena di dalamnya terdapat 
maslahat bagi kedua belah pihak tanpa ada madharat 
kepada salah satunya dan tanpa ada larangan syar’i.
SYIRKAH 
Secara etimologis syarikah berarti ikhtilath 
(percampuran), yakni bercampurnya satu harta 
dengan harta yang lain, sehingga tidak bisa 
dibedakan antara keduanya. Selanjutnya, kata 
syirkah itu digunakan oleh ummat Islam untuk sebuah 
transaksi perkongsian dalam dunia bisnis. 
Defisini Hanafiyah, karena secara eksplisit ia 
menjelaskan hakikat syirkah itu sebagai akad 
kerjasama bisnis antara dua pihak di mana masing-masing 
pihak memberikan konstribusi modal, dan 
keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan.
 Landasan Syari’ah 
Dasar syari’ah konsep syirkah terdapat dalam Alquran, Sunnah dan 
Ijma’. 
فَهُمْ شُرَكَاءُ فِي الثُّلُث ”Maka mereka bersyarikat pada sepertiga” (QS. An-Nisa :12) 
 Jenis-jenis Syirkah 
Syirkah ada dua macam : 
1. Syirkah Amlak ; yaitu dua orang atau lebih memiliki benda/harta, 
yang bukan disebabkan akad syirkah. Perkongsian pemilikan ini 
tercipta karena warisan, wasiat, membeli bersama, diberi bersama, 
atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua 
orang atau lebih. Syarikah Amlak ini terbagi lagi kepada dua 
macam :
a) Syarikah ikhtiyar, yaitu syarikah yang terjadi oleh perbuatan dua 
orang yang bekerjasama, seperti manakala keduanya membeli, 
diberi atau diwasiati lalu keduanya menerima, sehingga sesuatu 
tersebut menjadi hak milik bersama bagi keduanya. 
b) Syirkah jabar, yaitu syirkah yang terjadi bukan oleh perbuatan 
dua pihak atau lebih sebagaimana syirkah ikhtiyar di atas, tetapi 
mereka memilikinya secara otomatis, terpaksa dan tidak bisa 
mengelak (jabari), seperti dua orang yang mewarisi sesuatu, 
sehingga kedua orang tersebut sama-sama mempunyai hak atas 
harta warisan tersebut 
2. Syirkah ’Ukud, yaitu transaksi yang dilakukan oleh dua orang atau 
lebih untuk berserikat dalam permodalan dan keuntungan. Dalam 
syarikah ukud tidak terdapat karakterrstik jabari. Karena itu, semua 
syirkah ukud bersifat ikhtiari, sehingga perundang-undangan (positif 
di Mesir) menyebutnya sebagai syarikah ikhtiyariyah
RUKUN DAN SYARAT SYIRKAH 
1. Pihak yang berkontrak (’aqidani) 
2. Obyek kesekapatan (ma’qud ’alaih) 
3. Sighat (ijab dan qabul)
LUQATHAH 
Luqathah ialah barang-barang yang didapat dari 
tempat yang tidak dimiliki oleh seorangpun. 
 Hukum mengambil Luqathah 
1. Sunnah bagi orang yang percaya kepada dirinya, 
sanggup mengerjakan segala yang bersangkutan 
dengan pemeliharan barang itu sebagaimana 
mestinya. 
2. Wajib apabila berat sangkaannya bahwa barang itu 
akan hilang tersia-sia kalau tidak diambilnya. 
3. Makruh bagi orang yang tidak percaya kepada 
dirinya, boleh jadi dia akan khianat terhadap barang 
itukemudian hari.
RUKUN LUQATHAH 
1. Yang mengambil 
2. Barang dapat. Sesuatu yang didapat ada 4 
macam: 
a. Barang yang dapat disimpan. 
b. Barang yang tidak tahan disimpan lama 
c. Barang yang dapat tahan lama dengan usaha 
d. Suatu yang berhajat pada nafkah
 Peringatan 
1. kalau seseorang mengambil sesuatu yang didapat 
dengan sengaja berkhianat, artinya tidak 
diberitahukannya, dengan sengaja diambil untuk menjadi 
miliknya sendiri, kemudian hilang barang itu dari 
tangannya, ia wajib mengganti walaupun 
diberiyahukannya juga kemudian. Sebaliknya kalau dia 
mula-mula dengan sengaja untuk amanat kemudian 
terbalik menjadi khianat, dia tidak wajib mengganti 
dengan semata-mata menyengaja khianat sesudah 
adanya barang di tangannya.
2. Kalau barang sudah dimiliki oleh yang mendapatkannya, 
kemudian dating yang empunya, hendaklah dikembalikan 
barang itu berikut tambahannya yang tidak dapat 
dipisahkan, terkecuali tambahan yang terpisah adalah 
kepunyaan yang mendapatnya.
HIBAH, SEDEKAH, DAN HADIAH 
 Hibah yaitu memberikan zat dengan tidak ada 
tukarannya dan tidak ada karenanya. 
 Sadaqah yaitu memberikan zat dengan tidak ada 
tukarannya karena mengharapkan pahala di 
akhirat. 
 Hadiah yaitu memberikan zat dengan tidak ada 
tukarannya serta dibawa ke tempat yang diberi 
karena hendak memuliakannya.
 Rukun Hibah,sedekah, dan hadiah 
1. Yang memberi 
2. Yang diberi 
3. Ijab dan qabul 
4. Barang yang diberikan: syaratnya hendaklah barang 
yang dapat dijual, kecuali: 
5. Barang-barang yang kecil seperti dua-tiga biji beras, 
tidak sah dijual, tetapi sah diberikan. 
6. Barang yang tidak diketahui tidak sah dijual, tetapi sah 
diberikan. 
7. Kulit bangkai sebelum disamak tidak sah dijual, tetapi 
sah diberikan.

More Related Content

What's hot

5. khiyar dan qiroth
5. khiyar dan qiroth5. khiyar dan qiroth
5. khiyar dan qirothJusuf AN
 
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'salmy1001
 
Jual beli & hukumnya leasing - murabahah
Jual beli & hukumnya  leasing - murabahahJual beli & hukumnya  leasing - murabahah
Jual beli & hukumnya leasing - murabahahFa Hima
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaezz_ally
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahchaoru
 
Hukum Jual Beli dalam Islam
Hukum Jual Beli dalam IslamHukum Jual Beli dalam Islam
Hukum Jual Beli dalam IslamDerina Ellya R
 
Undang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaanUndang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaanZainudin Ismail
 
Teori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamTeori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamArham Gensida
 
Akad rukun dan syarat jual beli
Akad  rukun dan syarat jual beliAkad  rukun dan syarat jual beli
Akad rukun dan syarat jual belisyariah umi
 
Jual Beli - Khiyar
Jual Beli - KhiyarJual Beli - Khiyar
Jual Beli - Khiyarezz_ally
 
Muamalat, pengertian.
Muamalat, pengertian.Muamalat, pengertian.
Muamalat, pengertian.jimoh370
 

What's hot (20)

Ppt muamalah
Ppt muamalah Ppt muamalah
Ppt muamalah
 
Jual beli
Jual beliJual beli
Jual beli
 
5. khiyar dan qiroth
5. khiyar dan qiroth5. khiyar dan qiroth
5. khiyar dan qiroth
 
Jenis jual beli
Jenis jual beliJenis jual beli
Jenis jual beli
 
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
Akad Bay' Salam dan Bau' Istisna'
 
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
 
Jual beli & hukumnya leasing - murabahah
Jual beli & hukumnya  leasing - murabahahJual beli & hukumnya  leasing - murabahah
Jual beli & hukumnya leasing - murabahah
 
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerjaKes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
Kes kajian Jual Beli Di Tamu Kianggeh, Kertas kerja
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalah
 
Hukum Jual Beli dalam Islam
Hukum Jual Beli dalam IslamHukum Jual Beli dalam Islam
Hukum Jual Beli dalam Islam
 
Jual beli dalam islam
Jual beli dalam islamJual beli dalam islam
Jual beli dalam islam
 
Riba
RibaRiba
Riba
 
Muamalah
MuamalahMuamalah
Muamalah
 
Undang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaanUndang undang muamalat dan perlaksanaan
Undang undang muamalat dan perlaksanaan
 
Makalah muamalah
Makalah muamalahMakalah muamalah
Makalah muamalah
 
Teori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamTeori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islam
 
Akad rukun dan syarat jual beli
Akad  rukun dan syarat jual beliAkad  rukun dan syarat jual beli
Akad rukun dan syarat jual beli
 
Materi bab 7
Materi bab 7Materi bab 7
Materi bab 7
 
Jual Beli - Khiyar
Jual Beli - KhiyarJual Beli - Khiyar
Jual Beli - Khiyar
 
Muamalat, pengertian.
Muamalat, pengertian.Muamalat, pengertian.
Muamalat, pengertian.
 

Viewers also liked

Skpw 2163 kuliah 6 kitaran hidup keluarga (april 2013)
Skpw 2163 kuliah 6 kitaran hidup keluarga (april 2013)Skpw 2163 kuliah 6 kitaran hidup keluarga (april 2013)
Skpw 2163 kuliah 6 kitaran hidup keluarga (april 2013)Jamiah Manap
 
Komunikasi keuangan suami istri febiola aryanti-online courses-medidu
Komunikasi keuangan suami istri   febiola aryanti-online courses-mediduKomunikasi keuangan suami istri   febiola aryanti-online courses-medidu
Komunikasi keuangan suami istri febiola aryanti-online courses-mediduSigit Sedayu
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahAlalan Tanala
 
Hak dan kewajiban Suami Istri
Hak dan kewajiban Suami IstriHak dan kewajiban Suami Istri
Hak dan kewajiban Suami IstriEeLly Lunjani
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Leks&Co
 
Hak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami IstriHak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami IstriAbdul Azis
 

Viewers also liked (8)

Skpw 2163 kuliah 6 kitaran hidup keluarga (april 2013)
Skpw 2163 kuliah 6 kitaran hidup keluarga (april 2013)Skpw 2163 kuliah 6 kitaran hidup keluarga (april 2013)
Skpw 2163 kuliah 6 kitaran hidup keluarga (april 2013)
 
Komunikasi keuangan suami istri febiola aryanti-online courses-medidu
Komunikasi keuangan suami istri   febiola aryanti-online courses-mediduKomunikasi keuangan suami istri   febiola aryanti-online courses-medidu
Komunikasi keuangan suami istri febiola aryanti-online courses-medidu
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
 
Hak dan kewajiban Suami Istri
Hak dan kewajiban Suami IstriHak dan kewajiban Suami Istri
Hak dan kewajiban Suami Istri
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
 
Hak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami IstriHak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami Istri
 
PPT Nikah 4 Mazhab
PPT Nikah 4 MazhabPPT Nikah 4 Mazhab
PPT Nikah 4 Mazhab
 

Similar to muamalah

AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)hasnahsarinutami
 
Jual Beli Syariah
Jual Beli Syariah Jual Beli Syariah
Jual Beli Syariah Irma Amalia
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahADHP
 
Jual beli di tamu kianggeh
Jual  beli di tamu kianggehJual  beli di tamu kianggeh
Jual beli di tamu kianggehezz_ally
 
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamPrinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamKirana Pratiwi
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Nurhidayati170
 
Transaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islamTransaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islamLataniadzikri
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9Marhamah Saleh
 
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahSistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahYusnia Rahmah Afianti
 

Similar to muamalah (20)

AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
AKAD dan AL BAI'.pptx (hasil editan hasnah)
 
Jual Beli Syariah
Jual Beli Syariah Jual Beli Syariah
Jual Beli Syariah
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalah
 
Jual beli (wina)
Jual beli (wina)Jual beli (wina)
Jual beli (wina)
 
Jual beli di tamu kianggeh
Jual  beli di tamu kianggehJual  beli di tamu kianggeh
Jual beli di tamu kianggeh
 
Praktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islamPraktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islam
 
Khiyar dalam jual beli
Khiyar dalam jual beliKhiyar dalam jual beli
Khiyar dalam jual beli
 
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamPrinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
 
Materi bab 7
Materi bab 7Materi bab 7
Materi bab 7
 
Mu'amalah xi
Mu'amalah xiMu'amalah xi
Mu'amalah xi
 
Transaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islamTransaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islam
 
Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8
 
Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8Presentasi Fiqh 8
Presentasi Fiqh 8
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts
Perbankan syariah tugas sebelum uts Perbankan syariah tugas sebelum uts
Perbankan syariah tugas sebelum uts
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 9
 
Bab 2 jual beli
Bab 2 jual beliBab 2 jual beli
Bab 2 jual beli
 
KEL 3 HI (2).pptx
KEL 3 HI (2).pptxKEL 3 HI (2).pptx
KEL 3 HI (2).pptx
 
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahSistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
 
Hukum jual beli dalam islam
Hukum jual beli dalam islamHukum jual beli dalam islam
Hukum jual beli dalam islam
 

Recently uploaded

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 

Recently uploaded (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

muamalah

  • 1. KELOMPOK 2 1. Asri Destiani (7) 2. Disya Dzakiyyah (10) 3. Lia Raudhotul U (16) 4. Nawfal ‘Izzaturrahman (26) 5. Raka Deni Prasetyo (30) 6. Robithu Zulfahmi (33) 7. Vini Fakhriyani U (37)
  • 2. MUAMALAH Muamalah ialah tukar-menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara ditentukan, seperti jual-beli, sewa-menyewa, upah-mengupah, pinjam-meminjam, urusan bercocok tanam, berserikat dan lain-lain usaha.
  • 3.  Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam 1. Pihak-pihak yang bertransaksi harus memenuhi kewajiban yang telah disepakati dan tidak boleh saling mengkhianati. 2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, tidak menyimapang dari hukum syara’ dan adab sopan santun. 3. Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 4. Setiap transaksi dilandasi niat yang baik dan ikhlas karena Allah, sehingga terhindar dari penipuan, kecurangan, dan penyelewengan. “Nabi Muhammad SAW melarang jual beli yang mengandung unsur penipuan (HR. Muslim) 5. Adat kebiasaan atau ‘urf yang tidak menyimpang dari syara’, boleh digunakan untuk menentukan batasan dalam transaksi. العِبَادَةُ عَشْرَةٌ اَجْزَاءٍ تِسْعَةٌ مِنْهَا فِيْ طَلَبِ الْ اََََ واا السررطي “Ibadah itu terdiri dari sepuluh bagian,sembilan bagian daripadanya terdapat pada mencari rezki yang halal” (HR.As- Sayuti)
  • 4. MUAMALAH JUAL-BELI KHIYAR SALAM SEWA MENYEWA QIRADH SYIRKAH RIBA HIWALAH
  • 5. ATURAN JUAL-BELI Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang lain dengan cara tertentu (akad) Firman Allah SWT. : (Al-Baqarah :275) ) ...اَ اَ حَلَّ ا للهُ اْ لبَرْعَ اَ حَرَّ مَ ا ل ر بَوا... ) البقرة : 275 “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah: 275)
  • 6. Firman Allah SWT. : (An-Nisa’ : 29) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَرْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَاوَةً عَنْ تَرَاضٍ مِ نكُمْ اَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَََّّ كَانَ بِكُمْ ) وَحِرمًا ) ٢٩ Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar)[1], kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama-suka di antara kamu[2]. Dan janganlah kamu membunuh dirimu[3]. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu
  • 7. RUKUN JUAL-BELI Penjual dan pembeli Uang dan benda yang dibeli Lafadz
  • 8. 1. PENJUAL DAN PEMBELI  Syarat keduanya: 1. Berakal: agar dia tidak terkicuh, orang yang gila atau bodoh tidak sah jual-belinya. 2. Dengan kehendaknya sendiri (bukan dipaksa) 3. Keadaannya tidak mubazir (pemboros) karena harta orang yang mubazir itu di tangan walinya.
  • 9. 4. Balig (berumur 15 tahun ke atas/dewasa). Anak kecil tidak sah jual belinya. Adapun anak-anak yang sudah mengerti tetapi belum sampai umur dewasa, menurut pendapat setengah ulama mereka dibolehkan berjual-beli barang yang kecil-kecil, karena kalau tidak dibolehkan, sudah tentu menyulitkan , sedangkan islam sekali-kali tidak akan mengadakan aturan yang mendatangkan kesulitan kepada pemeluknya.
  • 10. 2. UANG DAN BENDA YANG DIBELI  Syarat keduanya: 1. Suci : najis tidak sah dijual, dan tidak boleh dijadikan uang untuk dibelikan, seperti kulit binatang/bangkai yang belum dimasak. Sabda Rasulullah: Dari Jabir bin ‘abdullah: “berkata Rasulullah Saw: Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan menjual arak dan bangkai, begitu juga babi dan berhala. Pendengar bertanya: bagaimana gemuk bangkai ya Rasulullah, karena gemuk itu berguna untuk buat cat perahu. Nuat minyak kulit dan minyak lampu? Jawab beliau: tidak boleh, semua itu haram, celakalah orang Yahudi tatkala Allah mengharamkan akan gemuk bangkai, mereka hancurkan gemuk itu sampai menjadi minyak, kemudian mereka jual minyaknya, lalu mereka makan uangnya. (sepakat ahli hadis)
  • 11. LAFADZ (KALIMAT IJAB DAN QABUL)  Ijab adalah perkataan penjual , umpamanya saya jual barang ini sekian.  Qabul adalah seperti kata sis pembeli: syaa terima atua saya beli dengan harga sekian.  Menurut ulama syarat-syarat lafadz: 1. Keadaan ijab dan qabulnya berhubungan. Artinya salah satu drai keduanya pantas menjadi jawab dari yang lain dan belum berselang lama. 2. Hendaklah mupakat(sama) makna keduanya walaupun lafadz keduanya berlainan. 3. Keadaan keduanya tidak di sangkutkan dengan urusan yang lain. Sperti katanya,”kalau saya pergi, saya jual barang ini sekian.” 4. Tidak berwaktu, sebab jual-beli berwaktu seperti sebulan atau setahun tidak sah.
  • 12. BEBERAPA JUAL BELI YANG SAH TETAPI TERLARANG Yang menjadi pokok sebab timbulnya larangan: 1. Menyakiti si penjual, si pembeli atau orang lain. 2. Menyempitkan gerakan pasar 3. Merusak ketentraman umum.  Contoh jual-beli yang sah tapi terlarang: 1. Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari harga pasar sedangkan dia tidak ingin pada barang itu, hanya semata-mata supaya orang lain tidak dapat membeli barang itu.
  • 13. 2. Membeli barang yang sudah dibeli orang lain yang masih dalam masa khiyar 3. Menghambat orang-orang dari desa diluar kota, dan membeli barangnya sebelum mereka sampai ke pasar dan sewaktu mereka belum mengetahui harga pasar. 4. Membeli barang untuk ditahan agar dapat dijual dengan harga yang lebih mahal, sedangkan masyarakat umum berhajat pada barang itu, sebab dilarang merusak ketrentaman umum
  • 14. 5. Menjual suatu barang yang berguna untuk menjadi alat maksiat bagi yang membelinya. 6. Jual-beli mngecoh berarti bahwa dalam urusan jual-beli itu ada kecohan, baik dari pihak pembeli maupun dari penjual, dalam keadaan barang atau ukurannya.
  • 15. BEBERAPA JUAL-BELI TIDAK SAH KARENA KURANG RUKUN ATAU SYARAT: 1. Menjual binatang mencampur antara jantan dan betina dengan harga tertenu dalam sekali campur, jadi menjual air mani jantan, ini tidak sah karena tidak maklum kadarnya 2. Menjual sesuatu barang yang baru dibeli sebelum diterima 3. Menjual buah-buahan sebelum nyata pantas dimakan
  • 16. KHIYAR  Khiyar artinya boleh memilih antara dua, meneruskan akad jual-beli atau mengurungkan (ditarik kembali, tidak ada jual-beli). Diadakan khiyar oleh syara’ agar kedua orang yang berjual-beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan dikedian hari lantaran merasa tertipu.
  • 17. Macam-macam Khiyar Khiyar majlis Khiyar syarat Khiyar ‘aibi (cacat)
  • 18. 1. KHIYAR MAJLIS  Artinya si pembeli dan si penjual boleh memelih antar dua perkara tadi selama keduanya masih tetap ditempat jual-beli.  Khiyar majlis boleh dalam semua macam jual-beli. 2. Khiyar Syarat  Artinya khiyar itu dijadikan syarat sewaktu akad oleh keduanya atau salah seorang, seperti kata si penjual:” saya jual ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar dalam tiga hari atau kurang dari tiga hari.”
  • 19. 3. KHIYAR ‘AIBI (CACAT)  Artinya si pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya, apabila terdapat pada barang yang dibeli itu suatu cacat yang mengurangi yang dimaksud pada barang itu, atau mengurangi harganya,sedangkan biasanya barangyang seperti itu baik, dan sewaktu akad cacatnya itu sudah ada, tetapi si pembeli tidak tahu atau terjadi sesudah akad yaitu sebelum diterimanya.
  • 20. Mubah (boleh) Hukum Jual- Beli Wajib Haram Sunat
  • 21. JUAL BELI BARANG TIDAK TERLIHAT (SALAM)  Arti definisi/pengertian Salam adalah penjual menjual sesuatu yang tidal terlihat / tidak di tempat, hanya ditentukan dengan sifat dan barang dalam tanggungan penjual.  Rukun Salam sama seperti jual beli pada umumnya.  Contoh: sebuah perusahaan yang membutuhkan uang, sewaktu-waktu sampai teralang perusahaannya karena kekurangan bahan pokok,jika pembeli menolong perusahaan itu dia akan mendapat barang yang sesuai dengan kemampuannya karena membuat perusahaannya maju.
  • 22. • RUKUN SALAM SAMA SEPERTI RUKUN JUAL-BELI  Syarat-syarat salam: 1. Pembayaran dilakukan di muka pada majelis akad. 2. Barangnya menjadi utang atasa si penjual 3. Barangnya dapat diberikan sewaktu janjinya sampai 4. Barang yang di salam jelas spesifikasinya baik bentuk, takaran, jumlah, dan sebagainya. 5. Diketahui dan disebutkan sifat-sifat barangnya 6. Disebutkan tempat menerimanya kalau tempat akad tidak layak buat menerima barang itu.
  • 23. MEMPERSEWAKAN (SEWA-MENYEWA) Ialah akad atas manfaat yang dimaksud lagi diketahui dengan tukarang yang diketahui, menurut syarat-syarat yang akan datang.  Rukun mempersewakan: Yang menyewa dan yang mempersewa kan Sew a Manfaa t
  • 24. 1. Yang menyewa dan yang mempersewakan: syarat keduanya: a. Berakal b. Kehendak sendiri(bukan dipaksa) c. Keadaan keduanya tidak bersifat mubazir d. Balig (setidaknya umur 15 tahun) 2. Sewa : disyaratkan keadaan sewa diketahui dalam beberapa hal: a. Jenisnya b. Kadarnya c. Sifatnya
  • 25. 3. Manfaat, syarat manfaat: a. Manfaat yang berharga. Manfaat yang tidak berharga adakalanya karena sedikitnya, seperti sewa menyewa manga untuk dicium baunya, sedangkan mangga untuk dimakan. b. Keadaan manfaat dapat diberikan oleh yang mempersewakan c. Diketahui kadarnya, dengan jangka waktu. Seperti menyewa rumah atau diketahui pekerjaannya(menyewa mobil dari jakarta sampai bogor),dll.
  • 26. BATALNYA AKAD SEWA-MENYEWA Sewa menyewa ada dua cara: 1. Menyewa barang tertentu yang habis masa yang dijanjikannya. Sekiranya barang yang disewa itu dijual oleh orang yang mnyewakannya,akad sewa-mnyewa tidak batal, tetapi terus sampia habis masanya. Contoh: kuda sampai kuda itu meninggal, rumah sampai robohnya rumah. 2. Menyewa barang yang dalam tanggungan seseorang seperti menyewa mobil yang tidak ditentukan mobil mana, maka rusaknya mobil tidak membatalkan akad sewa menyewa tetapi sampai habis masanya.
  • 27. QIRADH 1. Pengertian dan Hukum Qiradh Qiradh berasal dari kata qaradh yang artinya hutang atau perjanjian seperti firman allah dalam surat al-Baqarah 245 : مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَََّّ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْع افًا يََِِرَ وَاللََُّّ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”
  • 28. Menurut istilah qiradh adalah akad mengenai penyerahan modal kepada seseorang atau badan usaha tertentu agar dikembangkan dan keuntungannya menjadi hak kedua belah pihak sesuai dengan perjanjian. Sedangkan secara terminologis (istilah syar’i), makna Al- Qardh ialah menyerahkan harta (uang) sebagai bentuk kasih sayang kepada siapa saja yang akan memanfaatkannya dan dia akan mengembalikannya (pada suatu saat) sesuai dengan padanannya.
  • 29. 2. SYARAT DAN RUKUN QIRADH Adapun syarat dan rukun qiradh adalah sebagai berikut : 1. Kedua belah pihak adalah orang yang berakal sehat dan baligh (dibenarkan melakukan tindakan hukum). 2. Modal harus jelas jumlahnya artinya dapat dihitung atau dinilai dengan uang 3. Ketentuan pembagian dicantumkan dalam perjanjian 4. Pihak pemilik modal mempercayakan sepenuhnya baik mengenai kebijaksanaan maupun jenis usaha yang ditunjuk pihak pelaksana 5. Masing-masing pihak punya landasan amanah serta tolong menolong.
  • 30. 3. OBJEK QIRADH Para ulama’ telah sepakat bahwa mengenai objek qiradh adalah penyerahan modal berbentuk uang untuk dikembangkan dalam perniagaan dan keuntungannya menjadi hak kedua belah pihak sesuai perjanjian sewaktu akad. Qiradh diperbolehkan oleh syara’ karena suatu kebutuhan. Oleh karena itu qiradh dikhususkan pada barang-barang yang umumnya laku dan menarik keuntungan.
  • 31. 4. HIKMAH QIRADH 1. Terwujudnya tolong menolong dan terhindarnya sistem rentenir sebab tidak jarang orang yang punya modal tetapi tidak punya keahlian berdagang atau sebaliknya punya keahlian berdagang tetapi tidak punya modal 2. Salah satu perilaku ibadah yang lebih mendekatkan diri pada rahmat Alloh karena dapat melepaskan kesulitan orang lain yang sangat membutuhkan 3. Bagi yang mengqiradhkan akan diberikan pahala dan kemudahan oleh alloh baik urusan dunia maupun urusan akhirat
  • 32. 4. Tercitanya kerjasama antara pemberi modal dan pelaksana yang pada akhirnya dapat menumbuhkan dan mengembangkan perekonomian ummat 5. Terbinanya pribadi-pribadi yang taaluf (rasa dekat) antara keduanya 6. Yang memberikan pinjaman modal akan mendapat unggulan pahala hingga delapan belas kali lipat bisa dibandingkan dengan sedekah sepuluh kali lipat.
  • 33. RIBA Asal makna “riba” menurut bahasa Arab ialah lebih. Adapun yang dikehendaki di sini menurut istilah syara’: akad yang terjadi dengan penukaran yang tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya menurut aturan syara’, atau terlambat menerimanya.
  • 34. MACAM-MACAM RIBA 1. Riba fadhli, yaitu menukarkan dua barang yang sejenis dengan tidak sama 2. Riba qardhi, yaitu utang dengan syarat ada keuntungan bagi yang mempiutangi 3. Riba yad, yaitu bercerai dari tempat akad sebelum timbang terima 4. Riba nasa’/nasi’ah, yaitu tambahan yang disyaratkan dari 2 orang yang mengutangi sebagai imbalan atas penangguhan (penundaan) utangnya.
  • 35. BARANG-BARANG YANG BERLAKU 1. Emas 2. Perak 3. Makanan yang mengenyangkan atau yang berguna untuk yang mengenyangkan seperti garam.
  • 36. SEBAB-SEBAB DIHARAMKANNYA RIBA 1. Dapat menimbulkan exploitasi (pemerasan) oleh pemegang modal besar (kaya) kepada orang yang terdesak ekonominya. 2. Dapat menciptakan dan mempertajam jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. 3. Dapat menimbulkan sifat rakus dan tamak yang mengakibatkan orang tidak mampu bertambah berat bebannya. 4. Dapat memutuskan tali persaudaraan terhadap sesama muslim karena menghi-langkan rasa tolong-menolong
  • 37.  Untuk Menghindari Riba 1). Biasakan selalu hidup sederhana 2). Terpaksa harus hutang. jangan hutang kepada rentenir 3). Jangan sekali - kali bekerja sama den-an rentenir 4). Bekerjalah dengan sungguh - sungguh untuk mencukupi kebutuhan hidup walaupun dengan bersusah payah.
  • 38. HIWALAH Hiwalah diambil dari kata tahawwul (berpindah) atau tahwil (pemindahan). Hiwalah maksudnya adalah memindahkan utang dari tanggungan muhiil (pengutang pertama) kepada tanggungan muhaal ‘alaih (pengutang kedua). Dalam hiwalah ada istilah muhiil, muhaal, dan muhaal ‘alaih. Muhiil artinya orang yang berutang, sedangkan muhaal artinya pemberi utang, adapun muhaal ‘alaih adalah orang yang yang akan membayar utang.
  • 39. Hiwalah merupakan salah satu tindakan yang tidak membutuhkan ijab dan qabul, dan dipandang sah dengan kata-kata apa saja yang menunjukkan demikian, seperti “Ahaltuka” (saya akan menghiwalahkan), Atba’tuka bidainika ‘alaa fulaan” (saya akan pindahkan utangmu kepada si fulan) dsb.
  • 40. HIKMAH DAN DALIL DISYARIATKANNYA HIWALAH Hiwalah ini disyari’atkan oleh Islam dan dibolehkan olehnya karena adanya masalahat, butuhnya manusia kepadanya serta adanya kemudahan dalam bermuamalah. Dalam hiwalah juga terdapat bukti sayang kepada sesama, mempermudah muamalah mereka, memaafkan, membantu memenuhi kebutuhan mereka, membayarkan utangnya dan menenangkan hati mereka. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَطْلُ الْغَنِ يِ ظُلْمٌ فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَ دُكُمْ عَلَى مَلِ ي فَلْرَتْبَعْ “Menunda membayar utang bagi orang kaya adalah kezaliman dan apabila seorang dari kalian utangnya dialihkan kepada orang kaya, hendaklah dia ikuti.”
  • 41. Dalam hadis tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar pemberi utang apabila diminta oleh pengutangnya menagih kepada orang yang mampu hendaknya menerima hiwalahnya, yakni hendaknya ia meminta haknya kepada orang yang dihiwalahkan kepadanya sampai haknya terpenuhi. Tetapi jika pengutang memindahkan utangnya kepada orang yang bangkrut, maka si pemberi pinjaman berhak mengalihkan penagihan kepada si pengutang pertama. Perintah menerima pengalihan penagihan utang menurut sebagian ulama adalah wajib, namun jumhur ulama berpendapat bahwa hukumnya sunnah.
  • 42. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa hiwalah itu tidak sejalan dengan qias, karena hal itu sama saja jual beli utang dengan utang, sedangkan jual beli utang dengan utang itu terlarang. Pendapat ini dibantah oleh Ibnul Qayyim, ia menjelaskan bahwa hiwalah itu sejalan dengan qias, karena termasuk jenis pemenuhan hak, bukan termasuk jenis jual beli. Ibnul Qayyim mengatakan, “Kalaupun itu jual beli utang dengan utang, namun syara’ tidak melarangnya, bahkan ka’idah-ka’idah syara’ menghendaki harus boleh…dst.”
  • 43. RUKUN HIWALAH 1. Muhil (orang yang berutang dan berpiutang) 2. Muhal (orang yang berpiutang) 3. Muhal ‘alaih (orang yang berutang) 4. Utang muhil kepada muhaal 5. Utang muhal ‘alaih kepada muhil 6. Sighah (lafaz akad)
  • 44. SYARAT SAH HIWALAH 1. Si Muhil dan muhal (pemberi utang) ridha, tanpa perlu keridhaan si muhal ‘alaihi (peminjam kedua). si muhiil berhak membayar utangnya dari arah mana saja yang ia mau. Sedangkan adanya keridhaan si muhaal adalah haknya ada pada tanggungan si muhiil, sehingga tidak bisa berpindah kecuali dengan keridhaannya. Namun ada yang berpendapat bahwa tidak disyaratkan harus ada keridhaannya karena bagi muhaal wajib menerima berdasarkan hadis di atas, di samping itu ia juga berhak meminta dibayarkan haknya baik dari muhil langsung maupun dari orang yang menduduki posisinya.
  • 45. 2. Sama hak yang ditagihnya itu baik jenisnya, jumlah utangnya, jatuh tempo pembayarannya, bagusnya barang ataupun tidak. Oleh karena itu, tidak sah hiwalah apabila utangnya berupa emas lalu dihiwalahkan kepada yang lain dengan mengambil gantinya berupa perak. Demikian juga apabila utangnya sekarang, lalu dihiwalahkan agar menerimanya setelah jatuh tempo atau sebaliknya. Demikian juga tidak sah hiwalah apabila kedua hak berbeda dari sisi bagus dan tidaknya atau salah satunya lebih banyak daripada yang lain.
  • 46. 3. Si muhaal ‘alaih memang benar-benar menanggung utang, karena konsekwensinya adalah membebani si muhaal ‘alaih untuk membayar utang sehingga jika utangnya masih dalam pertimbangan, maka ini berarti siap tidak jadi dan hiwalah tentu tidak berlaku. Oleh karena itu hiwalah tidak sah terhadap orang yang belum membayar barangnya karena masih dalam waktu khiyar dan hiwalah, juga tidak sah dari seorang anak kepada bapaknya kecuali dengan keridhaannya. 4. Masing-masing hak tersebut diketahui.
  • 47. CONTOH SARANA HIWALAH MASA KINI 1. Hiwalah Mashrafiyyah (hiwalah melalui transfer bank). 2. Suftajah (hiwalah melalui pos seperti wesel). Keduanya boleh dilakukan karena di dalamnya terdapat maslahat bagi kedua belah pihak tanpa ada madharat kepada salah satunya dan tanpa ada larangan syar’i.
  • 48. SYIRKAH Secara etimologis syarikah berarti ikhtilath (percampuran), yakni bercampurnya satu harta dengan harta yang lain, sehingga tidak bisa dibedakan antara keduanya. Selanjutnya, kata syirkah itu digunakan oleh ummat Islam untuk sebuah transaksi perkongsian dalam dunia bisnis. Defisini Hanafiyah, karena secara eksplisit ia menjelaskan hakikat syirkah itu sebagai akad kerjasama bisnis antara dua pihak di mana masing-masing pihak memberikan konstribusi modal, dan keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan.
  • 49.  Landasan Syari’ah Dasar syari’ah konsep syirkah terdapat dalam Alquran, Sunnah dan Ijma’. فَهُمْ شُرَكَاءُ فِي الثُّلُث ”Maka mereka bersyarikat pada sepertiga” (QS. An-Nisa :12)  Jenis-jenis Syirkah Syirkah ada dua macam : 1. Syirkah Amlak ; yaitu dua orang atau lebih memiliki benda/harta, yang bukan disebabkan akad syirkah. Perkongsian pemilikan ini tercipta karena warisan, wasiat, membeli bersama, diberi bersama, atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih. Syarikah Amlak ini terbagi lagi kepada dua macam :
  • 50. a) Syarikah ikhtiyar, yaitu syarikah yang terjadi oleh perbuatan dua orang yang bekerjasama, seperti manakala keduanya membeli, diberi atau diwasiati lalu keduanya menerima, sehingga sesuatu tersebut menjadi hak milik bersama bagi keduanya. b) Syirkah jabar, yaitu syirkah yang terjadi bukan oleh perbuatan dua pihak atau lebih sebagaimana syirkah ikhtiyar di atas, tetapi mereka memilikinya secara otomatis, terpaksa dan tidak bisa mengelak (jabari), seperti dua orang yang mewarisi sesuatu, sehingga kedua orang tersebut sama-sama mempunyai hak atas harta warisan tersebut 2. Syirkah ’Ukud, yaitu transaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk berserikat dalam permodalan dan keuntungan. Dalam syarikah ukud tidak terdapat karakterrstik jabari. Karena itu, semua syirkah ukud bersifat ikhtiari, sehingga perundang-undangan (positif di Mesir) menyebutnya sebagai syarikah ikhtiyariyah
  • 51. RUKUN DAN SYARAT SYIRKAH 1. Pihak yang berkontrak (’aqidani) 2. Obyek kesekapatan (ma’qud ’alaih) 3. Sighat (ijab dan qabul)
  • 52. LUQATHAH Luqathah ialah barang-barang yang didapat dari tempat yang tidak dimiliki oleh seorangpun.  Hukum mengambil Luqathah 1. Sunnah bagi orang yang percaya kepada dirinya, sanggup mengerjakan segala yang bersangkutan dengan pemeliharan barang itu sebagaimana mestinya. 2. Wajib apabila berat sangkaannya bahwa barang itu akan hilang tersia-sia kalau tidak diambilnya. 3. Makruh bagi orang yang tidak percaya kepada dirinya, boleh jadi dia akan khianat terhadap barang itukemudian hari.
  • 53. RUKUN LUQATHAH 1. Yang mengambil 2. Barang dapat. Sesuatu yang didapat ada 4 macam: a. Barang yang dapat disimpan. b. Barang yang tidak tahan disimpan lama c. Barang yang dapat tahan lama dengan usaha d. Suatu yang berhajat pada nafkah
  • 54.  Peringatan 1. kalau seseorang mengambil sesuatu yang didapat dengan sengaja berkhianat, artinya tidak diberitahukannya, dengan sengaja diambil untuk menjadi miliknya sendiri, kemudian hilang barang itu dari tangannya, ia wajib mengganti walaupun diberiyahukannya juga kemudian. Sebaliknya kalau dia mula-mula dengan sengaja untuk amanat kemudian terbalik menjadi khianat, dia tidak wajib mengganti dengan semata-mata menyengaja khianat sesudah adanya barang di tangannya.
  • 55. 2. Kalau barang sudah dimiliki oleh yang mendapatkannya, kemudian dating yang empunya, hendaklah dikembalikan barang itu berikut tambahannya yang tidak dapat dipisahkan, terkecuali tambahan yang terpisah adalah kepunyaan yang mendapatnya.
  • 56. HIBAH, SEDEKAH, DAN HADIAH  Hibah yaitu memberikan zat dengan tidak ada tukarannya dan tidak ada karenanya.  Sadaqah yaitu memberikan zat dengan tidak ada tukarannya karena mengharapkan pahala di akhirat.  Hadiah yaitu memberikan zat dengan tidak ada tukarannya serta dibawa ke tempat yang diberi karena hendak memuliakannya.
  • 57.  Rukun Hibah,sedekah, dan hadiah 1. Yang memberi 2. Yang diberi 3. Ijab dan qabul 4. Barang yang diberikan: syaratnya hendaklah barang yang dapat dijual, kecuali: 5. Barang-barang yang kecil seperti dua-tiga biji beras, tidak sah dijual, tetapi sah diberikan. 6. Barang yang tidak diketahui tidak sah dijual, tetapi sah diberikan. 7. Kulit bangkai sebelum disamak tidak sah dijual, tetapi sah diberikan.