SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
DIGITAL
ETNOGRAFI BAB 7
Disianika Intan Kinanti - 1606824130
Maulia Ditriya Yulistiana - 1606873473
Ruth Audrey - 1606916554
“PERTANYAAN
1. Apa tujuan dari riset tersebut?
2. Apa pendekatan yg dilakukan sesuai dengan bab
yang dibahas dan bab sebelumnya?
3. Apa pendapat kalian dan pendapat secara
kelompok?
2
1.
Researching localities
in Malaysia through
diachronic
ethnography
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
apakah internet membuat perbedaan yang
signifikan terhadap kebijakan di Subang Jaya,
Malaysia.
Multiplicity : Menggunakan beberapa metode untuk pengumpulan
data
Non-digital centricness : Penelitian tidak hanya berfokus kepada
teknologi tetapi juga melihat kehidupan sehari-hari masyarakat
Reflexivity : Penelitian ini merefleksikan kehidupan sehari-hari
dari masyarakat Subang Jaya
Openess : Peneliti memanfaatkan teknologi sesuai dengan
TUJUAN PENELITIAN
4
PENDEKATAN PRINSIP ETNOGRAFI
DIGITAL
PENDEKATAN SENSORY
EXPERIENCE
Sight : Peneliti dapat melihat responden dengan
berinteraksi secara tatap muka dan melalui videocall
Skype
Touch : Responden menyentuh gawai untuk
berinteraksi jarak jauh dengan peneliti
Hear : Peneliti dapat mendengar suara responden
melalui obrolan di telepon
5
PENDEKATAN TEORI ‘PRACTICE’
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknologi
yang ada untuk berinteraksi dengan subjek. Yang
unik dari penelitian ini adalah bahwa peneliti merasa
lebih dekat dengan subjek ketika peneliti berada jauh
dari subjek secara geografis dan mengandalkan
teknologi untuk berinteraksi dibandingkan dengan
peneliti berinteraksi langsung dengan subjek.
6
PENDEKATAN TEORI ‘THINGS’
Dalam kasus ini peneliti dan subjek menggunakan
mobile device mereka untuk berinteraksi. Dapat
dilihat bahwa dalam penelitian ini mobile device
merupakan ‘things’ yang digunakan baik oleh
peneliti maupun oleh subjek
7
PENDEKATAN ‘RELATIONSHIP’
Penelitian ini membantah cara pandang bahwa
sebuah hubungan dapat terjalin dengan baik karena
adanya kehadiran fisik. Peneliti membuktikan bahwa
hubungannya dengan responden lebih dekat ketika
mereka berinteraksi melalui media/teknologi
dibandingkan mereka bertatap muka. Hal ini
mengindikasikan bahwa kehadiran fisik tidak lagi
menjadi persoalan dalam berinteraksi.
8
PENDEKATAN ‘SOCIAL WORLD’
Melihat bagaimana interaksi peneliti dengan
subjek melalui teknologi berjalan dengan baik
walaupun mereka berjarak sejauh 10.000km,
maka dalam pendekatan ‘social world’ fenomena
ini disebut sebagai sosialitas.
9
PENDEKATAN TEORI “LOCALITY”
Seiring dengan masuknya teknologi di masyarakat
Subang Jaya, maka dalam mengaspirasikan suaranya
kepada pemerintah masyarakat Subang Jaya
menggunakan platform teknologi digital yang
kemudian digunakan sebagai lokalitas untuk
membangun kota Subang Jaya
10
Menurut Pendapat Saya...
Dalam penelitian ini peneliti melihat fokus
yang sedikit berbeda dari penelitian
sebelumnya yaitu mengenai lokalitas yang
terjadi setelah munculnya teknologi di
masyarakat Subang Jaya, Malaysia.
Penelliti juga meneliti bagaimana
hubungan antara pemerintah kota dengan
masyarakat setempat menjadi lebih
mudah dengan adanya teknologi.
11
2.
Researching the
production of Silicon
Valley through gift
exchange
TUJUAN PENELITIAN
13
PENDEKATAN PRINSIP ETNOGRAFI
DIGITAL
a. Multiplicity: menggunakan banyak metode (interview, diary
studies)
b. Non-digital-centricness: berfokus bukan hanya pada teknologi di
Silicon Valley,namun perilaku orang-orang yang hidup di
lingkungan industri teknologi tersebut.
c. Reflexivity: cerminan kehidupan sehari-hari manusia → pola
aktivitas keseharian penduduk Silicon Valley
d. Unorthodox: penelitian ini melihat teknologi sebagai sesuatu yang
normal & normatif.
Untuk meneliti bagaimana ekonomi moral dari inovasi
teknologi dan kapitalisme korporat yang menopang
produksinya mendominasi keseharian hidup di Silicon Valley.
PENDEKATAN SENSORY
EXPERIENCE
a. Phenomenological
Bagaimana Yahoo!, Google, dan perusahaan teknologi lainnya di SV
membentuk landasan politik dan ekonomi warganya, juga
bagaimana akhirnya mereka bisa benar-benar sadar akan
pemanfaatan teknologi untuk perkembangan diri dan kemajuan
hidupnya.
a. Five Senses
- Sight: Penglihatan digunakan peneliti dan subjek penelitian.
- Hear: Peneliti menggunakan indra pendengarannya untuk
menghimpun data melalui interview.
- Touch: Subjek penelitian berinteraksi dengan teknologi dengan
“menyentuhnya”.
14
PENDEKATAN TEORI ‘PRACTICE’
Oleh karena teknologi yang ada dalam kehidupan warga Silicon
Valley sudah menjadi komoditas, maka perilaku seperti “tradisi”
memberi hadiah berupa komputer pada anggota keluarga yang
berulangtahun ke-12 menjadi salah satu contoh praktik yang
ditimbulkan oleh subjek penelitian akibat teknologi yang ada.
Etos kerja yang dimiliki warga yang bekerja di salah satu
perusahaan di SV juga membentuk praktik yang mereka
terapkan akibat dampak perkembangan teknologi yang ada di
wilayah tersebut, yang juga terpengaruh oleh dominasi pola
hidup berteknologi.
15
PENDEKATAN TEORI ‘THINGS’
16
Melissa yang menggunakan teknologi dengan
mempersonalisasi komputer keluarganya untuk keperluan
pribadinya sebagai bagian dari cara dia mengembangkan diri
sejak kecil (menggambar di microsoft paint, membuat e-
mail pribadi)
Atau dalam kasus Iraina yang menganggap teknologi adalah
suatu benda yang merupakan “simbol tradisi” di keluarganya.
a. Appropriation: Komputer baru dibeli oleh orangtua Melissa.
b. Objectification: Dibawa ke rumah, dan diperkenalkan ke Melissa.
c. Incorporation: Melissa menggunakannya sebagai media
berkreasi (Microsoft Paint), juga mengirim surel
d. Conversion: Melissa membuat e-mail sendiri, yang membuat ia
dapat berkomunikasi dengan orang diluar keluarganya
PENDEKATAN TEORI
‘RELATIONSHIP
#1: management of communication and connection
through different platforms.
Pola hubungan yang baru timbul dari kebiasaan yang
dikaitkan dengan teknologi. Dalam keluarga Iraina, tradisi
memberikan hadiah berupa komputer di ulang tahun ke 12
menjadi sebuah pola komunikasi yang terspesialisasi dalam
rangka membina hubungan keluarganya.
17
PENDEKATAN ‘SOCIAL WORLD’
18
Warga Silicon Valley terikatkan oleh teknologi, sehingga
mengakibatkan terbentuknya “komunitas” yaitu
sekelompok orang yang berbagi interaksi dan ikatan
sosial, serta bentuk interaksi umum dan lokasi. Sosialitas
yang merupakan kualitas dari hubungan sosial yang
terjadi dalam suatu komunitas di studi kasus ini juga
terlihat dari bagaimana warga Silicon Valley membentuk
hubungan satu sama lain dengan berkaitan erat pada
teknologi.
PENDEKATAN TEORI “LOCALITY”
19
#2: Networked Individualism
Dikatakan bahwa Lokalitas dapat dibentuk
melalui teknologi itu sendiri dan online-
offline adalah bagian dari proses yang
sama di mana lokalitas dihasilkan, dialami,
dan didefinisikan. Warga SV beserta
industri teknologi yang ada di sana sudah
membentuk komunitas, online (teknologi)
maupun offline (lingkungan hidup SV).
bukan lagi streets & alleys namun juga
bits & bytes. Warga-warga SV sebagai
satu individu membentuk jaringan menjadi
suatu komunitas, offline maupun online.
Penelitian ini melihat lokalitas dari sisi proximity, dimana “komunitas lokal”
yang ditunjukkan dari pola hidup serba teknologi terbentuk dari budaya yang
juga terbentuk dari lingkungan fisik serba teknologi seperti Silicon Valley.
Lokalitas yang ada juga membuat timbulnya glokalitas dengan ekspansi
“Silicon Places” ke negara-negara lain.
#1: Local Community
Komunitas Lokal yang terbentuk di SV
karena kesamaan pola hidupnya menjadi
landasan bagi pengembangan warga
yang hidup disana.
Landasan ekonomi & politik yang dibawa
sebagai “political agenda” oleh
perusahaan di sekitar SV dapat menyetir
pola pikir warganya sehingga diperlukan
kontrol dari warga agar tidak
“dipermainkan” oleh agen kapitalisme di
SV.
3.
Researching Slow
Cities as digital-
material localities
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari mengenai
gerakan slow city yang terjadi di UK, Spanyol, Australia sebagai salah
satu bentuk lokalitas dan praktiknya
TUJUAN PENELITIAN
21
PENDEKATAN PRINSIP ETNOGRAFI DIGITAL
a. Multiplicity: menggunakan banyak metode (interview dengan pemimpin
kota, partisipasi langsung dalam event, dan video recording)
b. Non-digital-centricness: Penelitian ini tidak hanya meneliti aspek digital
dalam gerakan Slow city, tapi juga perilaku orang-orang didalamnya
c. Reflexivity: meneliti pola kegiatan sehari-hari manusia
d. Openness: Penelitian telah berlangsung sejak tahun 2005 dan meneliti
pertumbuhan gerakan Slow City sehingga terbuka pada hasil penelitian
yang baru
e. Unorthodox: Penelitian ini membuat Peneliti melakukan hal tidak biasa,
yaitu menggunakan fotografi, digital media, dan kertas dalam karnaval
Slow City, terlibat di Museum Digital Martime Heritage, dan kampanye
lokalitas di daerah yang mempraktikkan gerakan Slow City.
PENDEKATAN SENSORY
EXPERIENCE
a. Sight: Peneliti turun langsung dan mengamati
jalannya Alysham Carnival dan perilaku orang-
orang didalamnya serta melakukan video-
recording
b. Hear: Peneliti melakukan interviews untuk
mendapatkan gambaran mengenai gerakan Slow
City dari pemimpin kota dan partisipan di
Karnaval Aylsham dan event lainnya
22
PENDEKATAN TEORI ‘PRACTICE’
Sisi praktis dari penelitian ini dapat dilihat dari
bagaimana peneliti turun langsung ke lapangan
untuk mendapatkan cerita mengenai fotografi dan
maknanya bagi para partisipan. Selain itu, dapat
juga dilihat dari bagaimana adanya event dan
carnival gerakan Slow City ini membuat orang-
orang kembali terkoneksi dengan lokalitas melalui
fotografi.
23
PENDEKATAN TEORI ‘THINGS’
Dalam penelitian ini, adanya gerakan Slow City menjadi
salah satu sarana untuk penduduk dalam merefleksikan
lokalitas di kotanya melalui acara karnival yang diadakan.
a. Appropriation: Gerakan Slow City belum terekspansi ke
negara lain
b. Objectification: Gerakan Slow City menyebar dan menjadi
bagian dari negara tersebut
c. Incorporation: Adanya gerakan Slow City dan acara yang
diadakannya menjadi sarana lokalitas
d. Conversion: Gerakan Slow City mempererat hubungan
dengan pihak luar
24
PENDEKATAN ‘RELATIONSHIP’
Dalam penelitian ini, adanya gerakan Slow City di
Dandenong Ranges membuat sekelompok orang
tergabung dalam kelompok untuk berkampanye
menentang Mcdonalds, namun tidak dijelaskan
bagaimana mereka membina hubungan lebih lanjut
atau efek dari hubungan tersebut.
25
PENDEKATAN ‘SOCIAL WORLD’
Gerakan Slow City menyebabkan terbentuknya
komunitas yaitu sekelompok orang yang memiliki tujuan
sama yaitu untuk menentang Mcdonald sebagai bentuk
glokalisasi yang dianggap tidak baik untuk lingkungan,
selain itu juga menjadi satu sarana untuk orang lokal
berkumpul secara langsung dan merefleksikan lokalitas
melalui digital archive berupa fotografi.
26
PENDEKATAN TEORI “LOCALITY”
Adanya gerakan Slow City ini bermula di Itali dan pada akhrinya menyebar
ke 187 kota di 28 negara di seluruh dunia.
Penelitian ini melihat bagaimana fotografi digital dan elemen material dari
produksi dan penyebarannya dilibatkan menjadi komponen dalam
membuat suatu kota menjadi sebuah lokalitas. Selain itu, penelitian ini juga
melihat bagaimana aspek digital dan material-fisik tidak dapat dipisahkan
dalam sebuah lokalitas, dan adanya aspek material berupa foto, print outs,
gambar dan naratif bersejarah membuat konsep lokal menjadi sesuatu
yang ‘dibuat.
Dalam penelitian ini, gerakan Slow City salah satunya menjadi bentuk
resistensi terhadap adanya glokalitas, yaitu Mcdonald yang dinilai tidak
berdampak baik bagi lingkungan.
27
28
Thanks!

More Related Content

What's hot

What's hot (18)

Tugas Digital Etnografi 7
Tugas Digital Etnografi 7Tugas Digital Etnografi 7
Tugas Digital Etnografi 7
 
Etnografi digital bab 5
Etnografi digital bab 5Etnografi digital bab 5
Etnografi digital bab 5
 
Etnografi digital bab 5
Etnografi digital bab 5Etnografi digital bab 5
Etnografi digital bab 5
 
Digital Ethnography Pink Bab 5
Digital Ethnography Pink Bab 5Digital Ethnography Pink Bab 5
Digital Ethnography Pink Bab 5
 
Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6
 
Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6
 
Materi 1 konsep dasar
Materi 1 konsep dasarMateri 1 konsep dasar
Materi 1 konsep dasar
 
Sap 5 digital etnografi kelompok 6
Sap   5 digital etnografi kelompok 6Sap   5 digital etnografi kelompok 6
Sap 5 digital etnografi kelompok 6
 
Studi kasus pertemuan ke 5(benda)
Studi kasus pertemuan ke 5(benda)Studi kasus pertemuan ke 5(benda)
Studi kasus pertemuan ke 5(benda)
 
Things chapter 4
Things chapter 4Things chapter 4
Things chapter 4
 
Tugas Digital Etnografi 4
Tugas Digital Etnografi 4Tugas Digital Etnografi 4
Tugas Digital Etnografi 4
 
Tugas Digital Etnografi 4
Tugas Digital Etnografi 4Tugas Digital Etnografi 4
Tugas Digital Etnografi 4
 
Studi kasus pertemuan ke 5 (Things)
Studi kasus pertemuan ke 5 (Things)Studi kasus pertemuan ke 5 (Things)
Studi kasus pertemuan ke 5 (Things)
 
Analisis Studi Kasus dalam Digital Etnografi
Analisis Studi Kasus dalam Digital EtnografiAnalisis Studi Kasus dalam Digital Etnografi
Analisis Studi Kasus dalam Digital Etnografi
 
Researching things
Researching things Researching things
Researching things
 
Researching things
Researching things Researching things
Researching things
 
Diskusi Digital Ethnography SAP 3
Diskusi Digital Ethnography SAP 3Diskusi Digital Ethnography SAP 3
Diskusi Digital Ethnography SAP 3
 
Digietno studycase
Digietno studycaseDigietno studycase
Digietno studycase
 

Similar to Digital etnografi diskusi 7

Similar to Digital etnografi diskusi 7 (20)

Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6
Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6
Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6
 
Digital Ethnography - Localities
Digital Ethnography - LocalitiesDigital Ethnography - Localities
Digital Ethnography - Localities
 
Digi etno chapter 7
Digi etno chapter 7Digi etno chapter 7
Digi etno chapter 7
 
Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6
 
Digital etno diskusi 4
Digital etno diskusi 4Digital etno diskusi 4
Digital etno diskusi 4
 
Digital etno diskusi 4
Digital etno diskusi 4Digital etno diskusi 4
Digital etno diskusi 4
 
Digital Etnografi diskusi 4
Digital Etnografi diskusi 4 Digital Etnografi diskusi 4
Digital Etnografi diskusi 4
 
Tugas digital etnografi 4
Tugas digital  etnografi 4Tugas digital  etnografi 4
Tugas digital etnografi 4
 
Researching Practices through Digital Ethnography (Kelompok 2)
Researching Practices through Digital Ethnography (Kelompok 2)Researching Practices through Digital Ethnography (Kelompok 2)
Researching Practices through Digital Ethnography (Kelompok 2)
 
Researching practices through digital ethnography
Researching practices through digital ethnographyResearching practices through digital ethnography
Researching practices through digital ethnography
 
Digital Ethnografi Kelompok 1
Digital Ethnografi Kelompok 1Digital Ethnografi Kelompok 1
Digital Ethnografi Kelompok 1
 
Digital etno 3
Digital etno 3Digital etno 3
Digital etno 3
 
Digital etno 3
Digital etno 3Digital etno 3
Digital etno 3
 
Digital Etnografi SAP 4
Digital Etnografi SAP 4Digital Etnografi SAP 4
Digital Etnografi SAP 4
 
SAP 7 Digital Etnografi - Social World
SAP 7 Digital Etnografi - Social WorldSAP 7 Digital Etnografi - Social World
SAP 7 Digital Etnografi - Social World
 
Sap 7 Digital Etnografi - social world
Sap 7 Digital Etnografi - social worldSap 7 Digital Etnografi - social world
Sap 7 Digital Etnografi - social world
 
Digital Etno diskusi 3
Digital Etno diskusi 3Digital Etno diskusi 3
Digital Etno diskusi 3
 
Digital Etnografi SAP 4 Kelompok 6
Digital Etnografi SAP 4 Kelompok 6Digital Etnografi SAP 4 Kelompok 6
Digital Etnografi SAP 4 Kelompok 6
 
[Researchplan]digital activism counter hegemony jokhanan
[Researchplan]digital activism counter hegemony   jokhanan[Researchplan]digital activism counter hegemony   jokhanan
[Researchplan]digital activism counter hegemony jokhanan
 
Researching Events (Study Case 3: Free Culture Activism) by Kelompok 3
Researching Events (Study Case 3: Free Culture Activism) by Kelompok 3Researching Events (Study Case 3: Free Culture Activism) by Kelompok 3
Researching Events (Study Case 3: Free Culture Activism) by Kelompok 3
 

Recently uploaded

AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 

Digital etnografi diskusi 7

  • 1. DIGITAL ETNOGRAFI BAB 7 Disianika Intan Kinanti - 1606824130 Maulia Ditriya Yulistiana - 1606873473 Ruth Audrey - 1606916554
  • 2. “PERTANYAAN 1. Apa tujuan dari riset tersebut? 2. Apa pendekatan yg dilakukan sesuai dengan bab yang dibahas dan bab sebelumnya? 3. Apa pendapat kalian dan pendapat secara kelompok? 2
  • 3. 1. Researching localities in Malaysia through diachronic ethnography
  • 4. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah internet membuat perbedaan yang signifikan terhadap kebijakan di Subang Jaya, Malaysia. Multiplicity : Menggunakan beberapa metode untuk pengumpulan data Non-digital centricness : Penelitian tidak hanya berfokus kepada teknologi tetapi juga melihat kehidupan sehari-hari masyarakat Reflexivity : Penelitian ini merefleksikan kehidupan sehari-hari dari masyarakat Subang Jaya Openess : Peneliti memanfaatkan teknologi sesuai dengan TUJUAN PENELITIAN 4 PENDEKATAN PRINSIP ETNOGRAFI DIGITAL
  • 5. PENDEKATAN SENSORY EXPERIENCE Sight : Peneliti dapat melihat responden dengan berinteraksi secara tatap muka dan melalui videocall Skype Touch : Responden menyentuh gawai untuk berinteraksi jarak jauh dengan peneliti Hear : Peneliti dapat mendengar suara responden melalui obrolan di telepon 5
  • 6. PENDEKATAN TEORI ‘PRACTICE’ Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknologi yang ada untuk berinteraksi dengan subjek. Yang unik dari penelitian ini adalah bahwa peneliti merasa lebih dekat dengan subjek ketika peneliti berada jauh dari subjek secara geografis dan mengandalkan teknologi untuk berinteraksi dibandingkan dengan peneliti berinteraksi langsung dengan subjek. 6
  • 7. PENDEKATAN TEORI ‘THINGS’ Dalam kasus ini peneliti dan subjek menggunakan mobile device mereka untuk berinteraksi. Dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini mobile device merupakan ‘things’ yang digunakan baik oleh peneliti maupun oleh subjek 7
  • 8. PENDEKATAN ‘RELATIONSHIP’ Penelitian ini membantah cara pandang bahwa sebuah hubungan dapat terjalin dengan baik karena adanya kehadiran fisik. Peneliti membuktikan bahwa hubungannya dengan responden lebih dekat ketika mereka berinteraksi melalui media/teknologi dibandingkan mereka bertatap muka. Hal ini mengindikasikan bahwa kehadiran fisik tidak lagi menjadi persoalan dalam berinteraksi. 8
  • 9. PENDEKATAN ‘SOCIAL WORLD’ Melihat bagaimana interaksi peneliti dengan subjek melalui teknologi berjalan dengan baik walaupun mereka berjarak sejauh 10.000km, maka dalam pendekatan ‘social world’ fenomena ini disebut sebagai sosialitas. 9
  • 10. PENDEKATAN TEORI “LOCALITY” Seiring dengan masuknya teknologi di masyarakat Subang Jaya, maka dalam mengaspirasikan suaranya kepada pemerintah masyarakat Subang Jaya menggunakan platform teknologi digital yang kemudian digunakan sebagai lokalitas untuk membangun kota Subang Jaya 10
  • 11. Menurut Pendapat Saya... Dalam penelitian ini peneliti melihat fokus yang sedikit berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu mengenai lokalitas yang terjadi setelah munculnya teknologi di masyarakat Subang Jaya, Malaysia. Penelliti juga meneliti bagaimana hubungan antara pemerintah kota dengan masyarakat setempat menjadi lebih mudah dengan adanya teknologi. 11
  • 12. 2. Researching the production of Silicon Valley through gift exchange
  • 13. TUJUAN PENELITIAN 13 PENDEKATAN PRINSIP ETNOGRAFI DIGITAL a. Multiplicity: menggunakan banyak metode (interview, diary studies) b. Non-digital-centricness: berfokus bukan hanya pada teknologi di Silicon Valley,namun perilaku orang-orang yang hidup di lingkungan industri teknologi tersebut. c. Reflexivity: cerminan kehidupan sehari-hari manusia → pola aktivitas keseharian penduduk Silicon Valley d. Unorthodox: penelitian ini melihat teknologi sebagai sesuatu yang normal & normatif. Untuk meneliti bagaimana ekonomi moral dari inovasi teknologi dan kapitalisme korporat yang menopang produksinya mendominasi keseharian hidup di Silicon Valley.
  • 14. PENDEKATAN SENSORY EXPERIENCE a. Phenomenological Bagaimana Yahoo!, Google, dan perusahaan teknologi lainnya di SV membentuk landasan politik dan ekonomi warganya, juga bagaimana akhirnya mereka bisa benar-benar sadar akan pemanfaatan teknologi untuk perkembangan diri dan kemajuan hidupnya. a. Five Senses - Sight: Penglihatan digunakan peneliti dan subjek penelitian. - Hear: Peneliti menggunakan indra pendengarannya untuk menghimpun data melalui interview. - Touch: Subjek penelitian berinteraksi dengan teknologi dengan “menyentuhnya”. 14
  • 15. PENDEKATAN TEORI ‘PRACTICE’ Oleh karena teknologi yang ada dalam kehidupan warga Silicon Valley sudah menjadi komoditas, maka perilaku seperti “tradisi” memberi hadiah berupa komputer pada anggota keluarga yang berulangtahun ke-12 menjadi salah satu contoh praktik yang ditimbulkan oleh subjek penelitian akibat teknologi yang ada. Etos kerja yang dimiliki warga yang bekerja di salah satu perusahaan di SV juga membentuk praktik yang mereka terapkan akibat dampak perkembangan teknologi yang ada di wilayah tersebut, yang juga terpengaruh oleh dominasi pola hidup berteknologi. 15
  • 16. PENDEKATAN TEORI ‘THINGS’ 16 Melissa yang menggunakan teknologi dengan mempersonalisasi komputer keluarganya untuk keperluan pribadinya sebagai bagian dari cara dia mengembangkan diri sejak kecil (menggambar di microsoft paint, membuat e- mail pribadi) Atau dalam kasus Iraina yang menganggap teknologi adalah suatu benda yang merupakan “simbol tradisi” di keluarganya. a. Appropriation: Komputer baru dibeli oleh orangtua Melissa. b. Objectification: Dibawa ke rumah, dan diperkenalkan ke Melissa. c. Incorporation: Melissa menggunakannya sebagai media berkreasi (Microsoft Paint), juga mengirim surel d. Conversion: Melissa membuat e-mail sendiri, yang membuat ia dapat berkomunikasi dengan orang diluar keluarganya
  • 17. PENDEKATAN TEORI ‘RELATIONSHIP #1: management of communication and connection through different platforms. Pola hubungan yang baru timbul dari kebiasaan yang dikaitkan dengan teknologi. Dalam keluarga Iraina, tradisi memberikan hadiah berupa komputer di ulang tahun ke 12 menjadi sebuah pola komunikasi yang terspesialisasi dalam rangka membina hubungan keluarganya. 17
  • 18. PENDEKATAN ‘SOCIAL WORLD’ 18 Warga Silicon Valley terikatkan oleh teknologi, sehingga mengakibatkan terbentuknya “komunitas” yaitu sekelompok orang yang berbagi interaksi dan ikatan sosial, serta bentuk interaksi umum dan lokasi. Sosialitas yang merupakan kualitas dari hubungan sosial yang terjadi dalam suatu komunitas di studi kasus ini juga terlihat dari bagaimana warga Silicon Valley membentuk hubungan satu sama lain dengan berkaitan erat pada teknologi.
  • 19. PENDEKATAN TEORI “LOCALITY” 19 #2: Networked Individualism Dikatakan bahwa Lokalitas dapat dibentuk melalui teknologi itu sendiri dan online- offline adalah bagian dari proses yang sama di mana lokalitas dihasilkan, dialami, dan didefinisikan. Warga SV beserta industri teknologi yang ada di sana sudah membentuk komunitas, online (teknologi) maupun offline (lingkungan hidup SV). bukan lagi streets & alleys namun juga bits & bytes. Warga-warga SV sebagai satu individu membentuk jaringan menjadi suatu komunitas, offline maupun online. Penelitian ini melihat lokalitas dari sisi proximity, dimana “komunitas lokal” yang ditunjukkan dari pola hidup serba teknologi terbentuk dari budaya yang juga terbentuk dari lingkungan fisik serba teknologi seperti Silicon Valley. Lokalitas yang ada juga membuat timbulnya glokalitas dengan ekspansi “Silicon Places” ke negara-negara lain. #1: Local Community Komunitas Lokal yang terbentuk di SV karena kesamaan pola hidupnya menjadi landasan bagi pengembangan warga yang hidup disana. Landasan ekonomi & politik yang dibawa sebagai “political agenda” oleh perusahaan di sekitar SV dapat menyetir pola pikir warganya sehingga diperlukan kontrol dari warga agar tidak “dipermainkan” oleh agen kapitalisme di SV.
  • 20. 3. Researching Slow Cities as digital- material localities
  • 21. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari mengenai gerakan slow city yang terjadi di UK, Spanyol, Australia sebagai salah satu bentuk lokalitas dan praktiknya TUJUAN PENELITIAN 21 PENDEKATAN PRINSIP ETNOGRAFI DIGITAL a. Multiplicity: menggunakan banyak metode (interview dengan pemimpin kota, partisipasi langsung dalam event, dan video recording) b. Non-digital-centricness: Penelitian ini tidak hanya meneliti aspek digital dalam gerakan Slow city, tapi juga perilaku orang-orang didalamnya c. Reflexivity: meneliti pola kegiatan sehari-hari manusia d. Openness: Penelitian telah berlangsung sejak tahun 2005 dan meneliti pertumbuhan gerakan Slow City sehingga terbuka pada hasil penelitian yang baru e. Unorthodox: Penelitian ini membuat Peneliti melakukan hal tidak biasa, yaitu menggunakan fotografi, digital media, dan kertas dalam karnaval Slow City, terlibat di Museum Digital Martime Heritage, dan kampanye lokalitas di daerah yang mempraktikkan gerakan Slow City.
  • 22. PENDEKATAN SENSORY EXPERIENCE a. Sight: Peneliti turun langsung dan mengamati jalannya Alysham Carnival dan perilaku orang- orang didalamnya serta melakukan video- recording b. Hear: Peneliti melakukan interviews untuk mendapatkan gambaran mengenai gerakan Slow City dari pemimpin kota dan partisipan di Karnaval Aylsham dan event lainnya 22
  • 23. PENDEKATAN TEORI ‘PRACTICE’ Sisi praktis dari penelitian ini dapat dilihat dari bagaimana peneliti turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan cerita mengenai fotografi dan maknanya bagi para partisipan. Selain itu, dapat juga dilihat dari bagaimana adanya event dan carnival gerakan Slow City ini membuat orang- orang kembali terkoneksi dengan lokalitas melalui fotografi. 23
  • 24. PENDEKATAN TEORI ‘THINGS’ Dalam penelitian ini, adanya gerakan Slow City menjadi salah satu sarana untuk penduduk dalam merefleksikan lokalitas di kotanya melalui acara karnival yang diadakan. a. Appropriation: Gerakan Slow City belum terekspansi ke negara lain b. Objectification: Gerakan Slow City menyebar dan menjadi bagian dari negara tersebut c. Incorporation: Adanya gerakan Slow City dan acara yang diadakannya menjadi sarana lokalitas d. Conversion: Gerakan Slow City mempererat hubungan dengan pihak luar 24
  • 25. PENDEKATAN ‘RELATIONSHIP’ Dalam penelitian ini, adanya gerakan Slow City di Dandenong Ranges membuat sekelompok orang tergabung dalam kelompok untuk berkampanye menentang Mcdonalds, namun tidak dijelaskan bagaimana mereka membina hubungan lebih lanjut atau efek dari hubungan tersebut. 25
  • 26. PENDEKATAN ‘SOCIAL WORLD’ Gerakan Slow City menyebabkan terbentuknya komunitas yaitu sekelompok orang yang memiliki tujuan sama yaitu untuk menentang Mcdonald sebagai bentuk glokalisasi yang dianggap tidak baik untuk lingkungan, selain itu juga menjadi satu sarana untuk orang lokal berkumpul secara langsung dan merefleksikan lokalitas melalui digital archive berupa fotografi. 26
  • 27. PENDEKATAN TEORI “LOCALITY” Adanya gerakan Slow City ini bermula di Itali dan pada akhrinya menyebar ke 187 kota di 28 negara di seluruh dunia. Penelitian ini melihat bagaimana fotografi digital dan elemen material dari produksi dan penyebarannya dilibatkan menjadi komponen dalam membuat suatu kota menjadi sebuah lokalitas. Selain itu, penelitian ini juga melihat bagaimana aspek digital dan material-fisik tidak dapat dipisahkan dalam sebuah lokalitas, dan adanya aspek material berupa foto, print outs, gambar dan naratif bersejarah membuat konsep lokal menjadi sesuatu yang ‘dibuat. Dalam penelitian ini, gerakan Slow City salah satunya menjadi bentuk resistensi terhadap adanya glokalitas, yaitu Mcdonald yang dinilai tidak berdampak baik bagi lingkungan. 27

Editor's Notes

  1. Etos kerjanya: makan malem sambil telfonan ngurusin kerjaan, buka laptop lagi abis nidurin anak, kerja remote dr rumah pas hari libur.