SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
Case Study Chapter 7
Aditya | Azkiya | M. Faiz | Myda
Study Case 1
Researching localities in Malaysia through
diachronic ethnography (Pink et al, 2005)
Tujuan Penelitian
Penelitian ini tentang bagaimana Postill sebagai salah satu bagian dari tim
etnografi digital, melakukan penelitian lapangan ethnografi di Malaysia, dengan
salah satunya menggunakan internet sebagai medianya, dengan membuat
sebuah Web forum, dari situ terlihat bagaimana interaksi, pengaruh internet
terhadap penduduk lokal terhadap hal tersebut.
Prinsip Digital Etnografi
● Multiplicity: Peneliti melihat bagaimana internet bisa mempengaruhi masyarakat Subang Jaya dari
berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah hingga masyarakatnya. Peneliti juga
menggunakan beberapa cara berbeda untuk mendapatkan hasil (wawancara, masuk web forum).
● Non-digital-centric-ness: Penelitian tidak hanya difokuskan di ranah online seperti web forum &
mailing list, namun peneliti juga melihat bagaimana fenomena tersebut bisa membawa dampak ke
lokalitas para masyarakat Subang Jaya
● Reflexivity: Penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat Subang Jaya dikomparasikan dengan
penelitian yang Postill lakukan di 5 negara lainnya
● Openness: Keterbukaan Postill terhadap gagasan baru karena analisis yang ia gunakan
sebelumnya tidak membawa hasil serta implikasi-implikasi baru
● Unorthodox: Terciptanya gagasan ‘field of residential affairs’ untuk meneliti fenomena ini
Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan yakni dengan pendekatan Phenomenology, karena
peneliti mengamati fenomena di wilayah subang Jaya ini dengan melihat interaksi
antar penduduk lokal secara online, dengan web forum, video-sharing.
Practice
Masyarakat Subang Jaya menggunakan media digital (internet) seperti lewat
Yahoo mailing list dan web forum untuk menciptakan pergerakan-pergerakan
yang muncul karena ketidakpuasan mereka akan pemerintah di sana.
Tidak hanya masyarakat, namun pemerintah juga menggunakan media digital
yang sama untuk menyatukan sektor-sektor berbeda yanga da di masyarakat
lewat proyek ‘smart township’.
Things
● Appropriation: Internet; lebih tepatnya web forum dan mailing list masih dipandang
sebagai objek yang dapat menyatukan para penggunanya untuk membicarakan dan
menyebarkan informasi mengenai hal tertentu.
● Objectification: Masyarakat Subang Jaya mulai memasukkan nilai pribadi dan
menggunakan media digital tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi
mereka.
● Incorporation: Masyarakat Subang Jaya mulai mengadaptasi penggunaan media
digital tersebut dalam kehidupan sehari-harinya; seperti menciptakan pergerakan untuk
“melawan” kebijakan pemerintah.
● Conversion: Adanya pertemuan antara ranah online dan offline para masyarakat
Subang Jaya; pergerakan yang disusun secara online bisa merubah
kebiasaan/peraturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari mereka (offline).
Things
● Adanya co-presence: Saat Postill harus kembali ke Inggris, ia masih tetap
tergabung & aktif dalam web forum yang ia teliti saat di Malaysia. Masuknya ia ke
forum tersebut membuatnya merasa lebih dekat dengan masyarakat lokal, ia
merasa masih tetap berada di Subang Jaya walaupun secara geografis mereka
terpisah sejauh 10.000 km.
● Kampanye yang dilakukan masyarakat Subang Jaya bisa berhasil membawa
perubahan pada peraturan yang ada disebabkan karena adanya interaksi antar
orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama secara online; yang kemudian
direalisasikan.
Social World
Masyarakat yang memiliki kepentingan yang sama; yaitu untuk
“melawan” pemerintah bersatu dengan bergabung ke dalam sebuah
komunitas di internet lewat web forum. Dengan adanya internet,
orang-orang di Subang Jaya; baik pemerintah, badan privat, dan
masyarakat juga saling terhubung dan dapat membicarakan topik
yang sama yaitu politik.
Localities
Peneliti bisa mengetahui bagaimana internet bisa membawa
perubahan terhadap peraturan pemerintah dan bagaimana
pengaplikasiannya terhadap kebiasaan di kehidupan sehari-hari
masyarakat di Subang Jaya. Ternyata, tidak sedikit masyarakat yang
merasa tidak puas. Terbukti dari adanya kampanye yang dilakukan.
Lokalitas juga bisa dilihat dari adanya komunitas yang terbentuk
secara online. Muncul dari ketidakpuasan masyarakat terhadap
pemerintah, mereka semua bisa saling terhubung dan kemudian
menciptakan suatu kebiasaan.
Pendapat Individu dan Kelompok
Menurut pendapat pribadi saya dari segi penggunaan internet disini, Postill
bisa lebih mudah untuk ‘mengawasi’, ‘memantau’, target penelitian mereka,
yang dimana dengan adanya penyebaran digital media, membuat peneliti
bisa berinteraksi dengan partisipan secara co-presently, bisa juga secara
remotly dengan skype, bisa juga dengan berada di lokasi secara virtuallly,
dengan menggunakan mailing list, web forum, 3d real-time, juga secara
imaginatively dengan menggunakan digital stories atau images di media
sosial, situs video-sharing, dan lain lain. Pada intinya mempermudah
penelitian walaupun dari jarak yang sangat jauh.
Study Case 2
Researching The Production of Silicon Valley
Through Gift Exchange (Horst, 2015)
Tujuan Penelitian
● Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung perkembangan
wilayah Silicon Valley, AS dari sudut pandang teknologi dan kaitannya
dengan budaya lokalitas wilayah tersebut.
● Untuk mengetahui budaya lokalitas apa saja yang dikultivasi oleh penghuni
Silicon Valley sehingga mampu menstimulasi produktivitas dan
perkembangan teknologi, serta etos kerja professional yang berbasis digital
Prinsip Digital Etnografi
● Multiplicity: Banyaknya keluarga dan medium digital yang diteliti
● Non-digital-centric-ness: Penelitian difokuskan kepada hubungan keluarga dan masyarakat
dengan alat-alat digital yang merupakan hadiah
● Reflexivity: Fenomena ‘Dotcom Crash’ tahun 2000 yang menyebabkan banyaknya pekerja
Silicon Valley dipaksa untuk bekerja di rumah, juga serupa terjadi di Subang Jaya saat Asian
Financial Crisis tahun 1997
● Openness: Keterbukaan Horst untuk melihat fenomena lain yang mempengaruhi
produktivitas Silicon Valley, seperti lokasi strategis yang terhubung dengan Stanford
University dan University of California, serta dukungan dari US Defense Industry
● Unorthodox: Menggunakan metode penelitian Interview dan Diary Studies
Pendekatan Etnografi
● Pendekatan yang digunakan adalah Phenomenology dikarenakan
perkembangan teknologi di wilayah Silicon Valley telah menjadi fenomena
yang hingga saat ini telah dicoba untuk direplikasi di berbagai negara seperti
India, China, bahkan Indonesia.
● Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendorong perkembangan wilayah
Silicon Valley, peneliti menelaah secara ontologis, kebudayaan masyarakat
lokal Silicon Valley
Practice
● Kebudayaan masyarakat lokal Silicon Valley yang tidak terpisahkan dari
teknologi dan digital engagement dalam praktek kehidupan sehari-harinya
menjadi landasan utama interaksi sosial yang terjadi antar penghuninya.
● Sebagai contoh; apabila seseorang tidak memiliki alat digital (HP, Komputer,
Tablet, dsb) ia tidak akan mampu untuk berinteraksi secara penuh dengan
masyarakat sekitarnya.
● Interkoneksi digital ini telah bagian dari praktek kehidupan sehari-hari
masyarakat Silicon Valley
Things
● Appropriation: Anak-anak muda Silicon Valley telah memberikan nilai pribadi
terhadap hadiah yang mereka terima berupa alat-alat digital, yang sebelumnya
bersifat komersil.
● Objectification: Alat-alat digital tersebut menjadi gerbang untuk anak-anak
Silicon Valley untuk mempelajari budaya digital yang dianut oleh masyarakat lokal
● Incorporation: Anak-anak Silicon Valley mulai mengintegrasikan nilai-nilai
budaya digital yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
● Conversion: Interaksi yang dilakukan terjadi dalam dua ranah yaitu online dan
offline, melalui perangkat digital yang digunakan
Relationship
● Perangkat digital yang diberikan, selain merupakan hadiah dari orangtua
kepada anaknya, juga menjadi penanda kedewasaan anak-anak Silicon
Valley untuk menghadapi budaya dan realita masyarakat lokal yang
terintegrasi penuh dengan ranah digital.
● Pemberian hadiah ini merupakan ritual yang sakral dalam keluarga
masyarakat Silicon Valley, yang menjadi simbol keeratan hubungan antara
anak dengan orangtuanya.
Social World
Budaya menghadiahi anak dengan perangkat digital telah membantu
membentuk nilai yang disepakati bersama oleh masyarakat Silicon Valley,
terutama anak-anak. Dengan adanya persamaan nilai ini, mereka dapat
membentuk hubungan interkoneksi, sehingga terciptanya masyarakat lokal
yang terhubung satu sama lain yang berbasis digital maupun analog.
Localities
● Konsep localities yang terbentuk dari fenomena ini adalah Internet
Localization yang merujuk kepada Community Informatics
● Dengan adanya budaya digital yang melekat pada masyarakat lokal, nilai-nilai
yang dimiliki semakin memberikan nuansa kekerabatan dan penanaman etos
kerja berbasis digital kepada anak-anak Silicon Valley sejak dini
● Konsep lokalitas inilah yang coba untuk direplikasi oleh negara-negara lain,
dengan memfokuskan suatu wilayah dengan masyarakat tertentu sebagai
pusat perkembangan teknologi.
Pendapat Pribadi & Kelompok
Konsep lokalitas yang terjadi di lingkungan masyarakat Silicon Valley telah
menciptakan suatu lingkungan berbasis teknologi dengan tingkat produktivitas
yang tinggi, karena nilai-nilai yang telah tertanam sedari kecil.
Menurut kelompok kami, hal yang kerap kali dilupakan oleh wilayah-wilayah
replika Silicon Valley adalah, bukan hanya perusahaan berbasis digital atau
dukungan dari pemerintah saja yang mendukung majunya perkembangan
teknologi, namun juga adanya nilai fundamental yang terkultivasi sejak dini.
Study Case 3
Researching Slow Cities as digital-material localities
(Pink et al, 2005)
Tujuan
● Untuk mengetahui efektivitas pergerakan Slow City, sebuah pergerakan
berbasis kota yang bertujuan untuk pelestarian lingkungan dan peningkatan
kesejahteraan hidup
● Penelitian ini juga melihat perkembangan pergerakan Slow City yang
disebabkan oleh keterlibatan mereka di ranah digital.
Prinsip Digital Ethnography
● Multiplicity: Banyaknya medium digital yang diteliti
● Non-digital-centric-ness: Penelitian difokuskan kepada pergerakan Slow City dan
pengaruhnya terhadap kota partisipannya, serta keterlibatan mereka secara digital.
● Reflexivity: Peneliti menyadari bahwa dalam meneliti etnografi digital, aspek digital,
sensory dan material tidak dapat dipisahkan satu sama lain
● Openness: Keterbukaan Pink dan kawan kawan untuk melihat fenomena lain yang
mempengaruhi pergerakan Slow City
● Unorthodox: Meneliti hingga aspek geografis dan maritim untuk memahami
pergerakan yang dilakukan oleh Slow City, meneliti menggunakan fotografi.
Pendekatan
Untuk meneliti Slow City movement di berbagai negara, para peneliti
menggunakan pendekatan Phenomenology dan Sensory.
- Phenomenology: Peneliti melihat bagaimana fenomena Slow City movement
bisa mentransfer frameworknya secara global dan bagaimana fenomena
tersebut bisa menciptakan suatu lokalitas.
- Sensory: Penggunaan indera-indera seperti pengelihatan (fotografi),
penciuman (bau pohon karet), dan pendengaran (narasi) untuk melihat
fenomena ini.
Practice
● Walaupun movement ini tidak melibatkan media digital secara langsung
dalam pergerakannya, namun tetap masih ada hubungan dengan teknologi
digital dan praktiknya seperti bagaimana para penduduk menggunakan foto
dan audio dalam karnaval di Aylsham dan Heritage Centre di Spanyol Utara
untuk menyampaikan sesuatu.
● Platform dan media digital juga bisa digunakan untuk menciptakan lokalitas
yang berhubungan dengan lingkungan masing-masing
Things
● Appropriation: Media digital dilihat sebagai objek yang dapat mentransfer
informasi, framework, dan ide secara global.
● Objectification: Media digital digunakan oleh masyarakat Italia untuk
menyebarluaskan pergerakan Slow City ke negara-negara lain yang memiliki ide
dan tujuan yang sama
● Incorporation: Media digital mulai digunakan negara-negara lain yang ikut serta
dalam pergerakan Slow City untuk melakukan suatu pergerakan; baik dalam
bentuk kampanye hingga karnaval.
● Conversion: Adanya percampuran ranah online dan offline masyarakat yang ikut
serta dalam pergerakan Slow City (penggunaan media digital dalam event offline).
Relationship
● Masyarakat dari berbagai daerah yang berbeda bisa merasa saling terhubung
lewat kampanye, karnival, dan acara-acara lain yang muncul karena
pergerakan Slow City
● Walaupun pergerakan ini berbasis di Italia, namun pergerakan ini memiliki
situs yang bisa diakses secara global; membuat orang dari berbagai negara
bisa mengetahui apa yang terjadi walaupun secara fisik mereka tidak ada di
lokasi tersebut (co-presence).
Social World
Kota-kota yang ikut dalam pergerakan Slow City saling
bergabung karena masyarakatnya memiliki identitas, prinsip,
dan komitmen yang sama; yaitu terhadap keberlanjutan
lingkungan.
Localities
● Adanya event-event Slow City di Aylsham menciptakan suatu budaya yang
melekat pada masyarakat lokal. Ditampilkannya fotografi dan elemen-elemen
yang menyusunnya membuat mereka saling terhubung, yang kemudian
menciptakan sebuah lokalitas.
● Begitu juga pada daerah Spanyol Utara, peneliti melihat bagaimana tiap
faktor penyusun suatu gambar seperti medium, teknologi, dan material yang
berbeda saling terlibat untuk menciptakan sebuah komposisi lokalitas.
Pendapat Pribadi dan Kelompok
Walaupun media digital tidak diikutsertakan secara langsung dalam pergerakan
Slow City, namun secara tidak sadar media digital dan faktor-faktornya saling
terhubunga dan memiliki andil dalam membawa pengaruh di pergerakan tersebut.
Menurut kelompok kami, layaknya dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita
tidak sadar bahwa media digital sebenarnya memiliki pengaruh baik secara
langsung atau tidak langsung pada lokalitas.
Thank You

More Related Content

What's hot

Transformasi peran guru di era pendidikan digital
Transformasi peran guru di era pendidikan digitalTransformasi peran guru di era pendidikan digital
Transformasi peran guru di era pendidikan digitalBukik Setiawan
 
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalSeri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalliterasi digital
 
I3M for Not Informed
I3M for Not InformedI3M for Not Informed
I3M for Not InformedSyarif Fikri
 

What's hot (7)

SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)
SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)
SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)
 
Survey Penggunaan TIK
Survey Penggunaan TIKSurvey Penggunaan TIK
Survey Penggunaan TIK
 
Transformasi peran guru di era pendidikan digital
Transformasi peran guru di era pendidikan digitalTransformasi peran guru di era pendidikan digital
Transformasi peran guru di era pendidikan digital
 
CV Banyumurti 2020
CV Banyumurti 2020CV Banyumurti 2020
CV Banyumurti 2020
 
E-Government Session I
E-Government Session IE-Government Session I
E-Government Session I
 
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digitalSeri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
Seri buku literasi digital- strategi kewirausahaan digital
 
I3M for Not Informed
I3M for Not InformedI3M for Not Informed
I3M for Not Informed
 

Similar to Case Study Chapter 7

Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6
Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6
Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6Fransiska Larasati
 
Sap 8 Digital Etnografi (researching localities)
Sap 8 Digital Etnografi (researching localities)Sap 8 Digital Etnografi (researching localities)
Sap 8 Digital Etnografi (researching localities)adelptr
 
Digi etno chapter 7
Digi etno chapter 7Digi etno chapter 7
Digi etno chapter 7Taufik Aziz
 
Sap 8 digital etnografi researching localities
Sap   8  digital etnografi researching localitiesSap   8  digital etnografi researching localities
Sap 8 digital etnografi researching localitiesratihmustikoningsih
 
Digital etnografi diskusi 7
Digital etnografi diskusi 7Digital etnografi diskusi 7
Digital etnografi diskusi 7Ruth Audrey
 
Digital Etnografi Diskusi 7 "Localities"
Digital Etnografi Diskusi 7 "Localities"Digital Etnografi Diskusi 7 "Localities"
Digital Etnografi Diskusi 7 "Localities"Maulia Yulistiana
 
Studi kasus Bab 6 (Social World)
Studi kasus Bab 6 (Social World)Studi kasus Bab 6 (Social World)
Studi kasus Bab 6 (Social World)Myda Nabila
 
Seri buku literasi digital isu-isu masyarakat digital kontemporer
Seri buku literasi digital isu-isu masyarakat digital kontemporerSeri buku literasi digital isu-isu masyarakat digital kontemporer
Seri buku literasi digital isu-isu masyarakat digital kontemporerliterasi digital
 
Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Maulia Yulistiana
 
Tugas Digital Etnografi 7
Tugas Digital Etnografi 7Tugas Digital Etnografi 7
Tugas Digital Etnografi 7Yohana Parida
 
Sap 7 Digital Etnografi - social world
Sap 7 Digital Etnografi - social worldSap 7 Digital Etnografi - social world
Sap 7 Digital Etnografi - social worldadelptr
 
Sap 7 digital etnografi- social world-ratih mustikoningsih
Sap 7  digital etnografi- social world-ratih mustikoningsihSap 7  digital etnografi- social world-ratih mustikoningsih
Sap 7 digital etnografi- social world-ratih mustikoningsihratihmustikoningsih
 
SAP 7 Digital Etnografi - Social World
SAP 7 Digital Etnografi - Social WorldSAP 7 Digital Etnografi - Social World
SAP 7 Digital Etnografi - Social WorldFransiska Larasati
 
Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Ruth Audrey
 
paperifta3 (1).pdf
paperifta3 (1).pdfpaperifta3 (1).pdf
paperifta3 (1).pdfIzraAliya
 
Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)
Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)
Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)Gladys Izra
 
Dokument Pertemuan katektik ke sepuluh
Dokument Pertemuan katektik ke sepuluhDokument Pertemuan katektik ke sepuluh
Dokument Pertemuan katektik ke sepuluhdonatusdayupratama
 

Similar to Case Study Chapter 7 (20)

Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6
Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6
Sap 8 Digital Ethnography Kelompok 6
 
Sap 8 Digital Etnografi (researching localities)
Sap 8 Digital Etnografi (researching localities)Sap 8 Digital Etnografi (researching localities)
Sap 8 Digital Etnografi (researching localities)
 
Digi etno chapter 7
Digi etno chapter 7Digi etno chapter 7
Digi etno chapter 7
 
Sap 8 digital etnografi researching localities
Sap   8  digital etnografi researching localitiesSap   8  digital etnografi researching localities
Sap 8 digital etnografi researching localities
 
Digital etnografi diskusi 7
Digital etnografi diskusi 7 Digital etnografi diskusi 7
Digital etnografi diskusi 7
 
Digital etnografi diskusi 7
Digital etnografi diskusi 7Digital etnografi diskusi 7
Digital etnografi diskusi 7
 
Digital Etnografi Diskusi 7 "Localities"
Digital Etnografi Diskusi 7 "Localities"Digital Etnografi Diskusi 7 "Localities"
Digital Etnografi Diskusi 7 "Localities"
 
Studi kasus Bab 6 (Social World)
Studi kasus Bab 6 (Social World)Studi kasus Bab 6 (Social World)
Studi kasus Bab 6 (Social World)
 
Seri buku literasi digital isu-isu masyarakat digital kontemporer
Seri buku literasi digital isu-isu masyarakat digital kontemporerSeri buku literasi digital isu-isu masyarakat digital kontemporer
Seri buku literasi digital isu-isu masyarakat digital kontemporer
 
Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6
 
Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6
 
Tugas digital etnografi 7
Tugas digital etnografi 7Tugas digital etnografi 7
Tugas digital etnografi 7
 
Tugas Digital Etnografi 7
Tugas Digital Etnografi 7Tugas Digital Etnografi 7
Tugas Digital Etnografi 7
 
Sap 7 Digital Etnografi - social world
Sap 7 Digital Etnografi - social worldSap 7 Digital Etnografi - social world
Sap 7 Digital Etnografi - social world
 
Sap 7 digital etnografi- social world-ratih mustikoningsih
Sap 7  digital etnografi- social world-ratih mustikoningsihSap 7  digital etnografi- social world-ratih mustikoningsih
Sap 7 digital etnografi- social world-ratih mustikoningsih
 
SAP 7 Digital Etnografi - Social World
SAP 7 Digital Etnografi - Social WorldSAP 7 Digital Etnografi - Social World
SAP 7 Digital Etnografi - Social World
 
Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6 Etnografi digital diskusi 6
Etnografi digital diskusi 6
 
paperifta3 (1).pdf
paperifta3 (1).pdfpaperifta3 (1).pdf
paperifta3 (1).pdf
 
Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)
Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)
Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)
 
Dokument Pertemuan katektik ke sepuluh
Dokument Pertemuan katektik ke sepuluhDokument Pertemuan katektik ke sepuluh
Dokument Pertemuan katektik ke sepuluh
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 

Case Study Chapter 7

  • 1. Case Study Chapter 7 Aditya | Azkiya | M. Faiz | Myda
  • 2. Study Case 1 Researching localities in Malaysia through diachronic ethnography (Pink et al, 2005)
  • 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini tentang bagaimana Postill sebagai salah satu bagian dari tim etnografi digital, melakukan penelitian lapangan ethnografi di Malaysia, dengan salah satunya menggunakan internet sebagai medianya, dengan membuat sebuah Web forum, dari situ terlihat bagaimana interaksi, pengaruh internet terhadap penduduk lokal terhadap hal tersebut.
  • 4. Prinsip Digital Etnografi ● Multiplicity: Peneliti melihat bagaimana internet bisa mempengaruhi masyarakat Subang Jaya dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah hingga masyarakatnya. Peneliti juga menggunakan beberapa cara berbeda untuk mendapatkan hasil (wawancara, masuk web forum). ● Non-digital-centric-ness: Penelitian tidak hanya difokuskan di ranah online seperti web forum & mailing list, namun peneliti juga melihat bagaimana fenomena tersebut bisa membawa dampak ke lokalitas para masyarakat Subang Jaya ● Reflexivity: Penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat Subang Jaya dikomparasikan dengan penelitian yang Postill lakukan di 5 negara lainnya ● Openness: Keterbukaan Postill terhadap gagasan baru karena analisis yang ia gunakan sebelumnya tidak membawa hasil serta implikasi-implikasi baru ● Unorthodox: Terciptanya gagasan ‘field of residential affairs’ untuk meneliti fenomena ini
  • 5. Pendekatan Pendekatan yang dilakukan yakni dengan pendekatan Phenomenology, karena peneliti mengamati fenomena di wilayah subang Jaya ini dengan melihat interaksi antar penduduk lokal secara online, dengan web forum, video-sharing.
  • 6. Practice Masyarakat Subang Jaya menggunakan media digital (internet) seperti lewat Yahoo mailing list dan web forum untuk menciptakan pergerakan-pergerakan yang muncul karena ketidakpuasan mereka akan pemerintah di sana. Tidak hanya masyarakat, namun pemerintah juga menggunakan media digital yang sama untuk menyatukan sektor-sektor berbeda yanga da di masyarakat lewat proyek ‘smart township’.
  • 7. Things ● Appropriation: Internet; lebih tepatnya web forum dan mailing list masih dipandang sebagai objek yang dapat menyatukan para penggunanya untuk membicarakan dan menyebarkan informasi mengenai hal tertentu. ● Objectification: Masyarakat Subang Jaya mulai memasukkan nilai pribadi dan menggunakan media digital tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi mereka. ● Incorporation: Masyarakat Subang Jaya mulai mengadaptasi penggunaan media digital tersebut dalam kehidupan sehari-harinya; seperti menciptakan pergerakan untuk “melawan” kebijakan pemerintah. ● Conversion: Adanya pertemuan antara ranah online dan offline para masyarakat Subang Jaya; pergerakan yang disusun secara online bisa merubah kebiasaan/peraturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari mereka (offline).
  • 8. Things ● Adanya co-presence: Saat Postill harus kembali ke Inggris, ia masih tetap tergabung & aktif dalam web forum yang ia teliti saat di Malaysia. Masuknya ia ke forum tersebut membuatnya merasa lebih dekat dengan masyarakat lokal, ia merasa masih tetap berada di Subang Jaya walaupun secara geografis mereka terpisah sejauh 10.000 km. ● Kampanye yang dilakukan masyarakat Subang Jaya bisa berhasil membawa perubahan pada peraturan yang ada disebabkan karena adanya interaksi antar orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama secara online; yang kemudian direalisasikan.
  • 9. Social World Masyarakat yang memiliki kepentingan yang sama; yaitu untuk “melawan” pemerintah bersatu dengan bergabung ke dalam sebuah komunitas di internet lewat web forum. Dengan adanya internet, orang-orang di Subang Jaya; baik pemerintah, badan privat, dan masyarakat juga saling terhubung dan dapat membicarakan topik yang sama yaitu politik.
  • 10. Localities Peneliti bisa mengetahui bagaimana internet bisa membawa perubahan terhadap peraturan pemerintah dan bagaimana pengaplikasiannya terhadap kebiasaan di kehidupan sehari-hari masyarakat di Subang Jaya. Ternyata, tidak sedikit masyarakat yang merasa tidak puas. Terbukti dari adanya kampanye yang dilakukan. Lokalitas juga bisa dilihat dari adanya komunitas yang terbentuk secara online. Muncul dari ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah, mereka semua bisa saling terhubung dan kemudian menciptakan suatu kebiasaan.
  • 11. Pendapat Individu dan Kelompok Menurut pendapat pribadi saya dari segi penggunaan internet disini, Postill bisa lebih mudah untuk ‘mengawasi’, ‘memantau’, target penelitian mereka, yang dimana dengan adanya penyebaran digital media, membuat peneliti bisa berinteraksi dengan partisipan secara co-presently, bisa juga secara remotly dengan skype, bisa juga dengan berada di lokasi secara virtuallly, dengan menggunakan mailing list, web forum, 3d real-time, juga secara imaginatively dengan menggunakan digital stories atau images di media sosial, situs video-sharing, dan lain lain. Pada intinya mempermudah penelitian walaupun dari jarak yang sangat jauh.
  • 12. Study Case 2 Researching The Production of Silicon Valley Through Gift Exchange (Horst, 2015)
  • 13. Tujuan Penelitian ● Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung perkembangan wilayah Silicon Valley, AS dari sudut pandang teknologi dan kaitannya dengan budaya lokalitas wilayah tersebut. ● Untuk mengetahui budaya lokalitas apa saja yang dikultivasi oleh penghuni Silicon Valley sehingga mampu menstimulasi produktivitas dan perkembangan teknologi, serta etos kerja professional yang berbasis digital
  • 14. Prinsip Digital Etnografi ● Multiplicity: Banyaknya keluarga dan medium digital yang diteliti ● Non-digital-centric-ness: Penelitian difokuskan kepada hubungan keluarga dan masyarakat dengan alat-alat digital yang merupakan hadiah ● Reflexivity: Fenomena ‘Dotcom Crash’ tahun 2000 yang menyebabkan banyaknya pekerja Silicon Valley dipaksa untuk bekerja di rumah, juga serupa terjadi di Subang Jaya saat Asian Financial Crisis tahun 1997 ● Openness: Keterbukaan Horst untuk melihat fenomena lain yang mempengaruhi produktivitas Silicon Valley, seperti lokasi strategis yang terhubung dengan Stanford University dan University of California, serta dukungan dari US Defense Industry ● Unorthodox: Menggunakan metode penelitian Interview dan Diary Studies
  • 15. Pendekatan Etnografi ● Pendekatan yang digunakan adalah Phenomenology dikarenakan perkembangan teknologi di wilayah Silicon Valley telah menjadi fenomena yang hingga saat ini telah dicoba untuk direplikasi di berbagai negara seperti India, China, bahkan Indonesia. ● Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendorong perkembangan wilayah Silicon Valley, peneliti menelaah secara ontologis, kebudayaan masyarakat lokal Silicon Valley
  • 16. Practice ● Kebudayaan masyarakat lokal Silicon Valley yang tidak terpisahkan dari teknologi dan digital engagement dalam praktek kehidupan sehari-harinya menjadi landasan utama interaksi sosial yang terjadi antar penghuninya. ● Sebagai contoh; apabila seseorang tidak memiliki alat digital (HP, Komputer, Tablet, dsb) ia tidak akan mampu untuk berinteraksi secara penuh dengan masyarakat sekitarnya. ● Interkoneksi digital ini telah bagian dari praktek kehidupan sehari-hari masyarakat Silicon Valley
  • 17. Things ● Appropriation: Anak-anak muda Silicon Valley telah memberikan nilai pribadi terhadap hadiah yang mereka terima berupa alat-alat digital, yang sebelumnya bersifat komersil. ● Objectification: Alat-alat digital tersebut menjadi gerbang untuk anak-anak Silicon Valley untuk mempelajari budaya digital yang dianut oleh masyarakat lokal ● Incorporation: Anak-anak Silicon Valley mulai mengintegrasikan nilai-nilai budaya digital yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari ● Conversion: Interaksi yang dilakukan terjadi dalam dua ranah yaitu online dan offline, melalui perangkat digital yang digunakan
  • 18. Relationship ● Perangkat digital yang diberikan, selain merupakan hadiah dari orangtua kepada anaknya, juga menjadi penanda kedewasaan anak-anak Silicon Valley untuk menghadapi budaya dan realita masyarakat lokal yang terintegrasi penuh dengan ranah digital. ● Pemberian hadiah ini merupakan ritual yang sakral dalam keluarga masyarakat Silicon Valley, yang menjadi simbol keeratan hubungan antara anak dengan orangtuanya.
  • 19. Social World Budaya menghadiahi anak dengan perangkat digital telah membantu membentuk nilai yang disepakati bersama oleh masyarakat Silicon Valley, terutama anak-anak. Dengan adanya persamaan nilai ini, mereka dapat membentuk hubungan interkoneksi, sehingga terciptanya masyarakat lokal yang terhubung satu sama lain yang berbasis digital maupun analog.
  • 20. Localities ● Konsep localities yang terbentuk dari fenomena ini adalah Internet Localization yang merujuk kepada Community Informatics ● Dengan adanya budaya digital yang melekat pada masyarakat lokal, nilai-nilai yang dimiliki semakin memberikan nuansa kekerabatan dan penanaman etos kerja berbasis digital kepada anak-anak Silicon Valley sejak dini ● Konsep lokalitas inilah yang coba untuk direplikasi oleh negara-negara lain, dengan memfokuskan suatu wilayah dengan masyarakat tertentu sebagai pusat perkembangan teknologi.
  • 21. Pendapat Pribadi & Kelompok Konsep lokalitas yang terjadi di lingkungan masyarakat Silicon Valley telah menciptakan suatu lingkungan berbasis teknologi dengan tingkat produktivitas yang tinggi, karena nilai-nilai yang telah tertanam sedari kecil. Menurut kelompok kami, hal yang kerap kali dilupakan oleh wilayah-wilayah replika Silicon Valley adalah, bukan hanya perusahaan berbasis digital atau dukungan dari pemerintah saja yang mendukung majunya perkembangan teknologi, namun juga adanya nilai fundamental yang terkultivasi sejak dini.
  • 22. Study Case 3 Researching Slow Cities as digital-material localities (Pink et al, 2005)
  • 23. Tujuan ● Untuk mengetahui efektivitas pergerakan Slow City, sebuah pergerakan berbasis kota yang bertujuan untuk pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan hidup ● Penelitian ini juga melihat perkembangan pergerakan Slow City yang disebabkan oleh keterlibatan mereka di ranah digital.
  • 24. Prinsip Digital Ethnography ● Multiplicity: Banyaknya medium digital yang diteliti ● Non-digital-centric-ness: Penelitian difokuskan kepada pergerakan Slow City dan pengaruhnya terhadap kota partisipannya, serta keterlibatan mereka secara digital. ● Reflexivity: Peneliti menyadari bahwa dalam meneliti etnografi digital, aspek digital, sensory dan material tidak dapat dipisahkan satu sama lain ● Openness: Keterbukaan Pink dan kawan kawan untuk melihat fenomena lain yang mempengaruhi pergerakan Slow City ● Unorthodox: Meneliti hingga aspek geografis dan maritim untuk memahami pergerakan yang dilakukan oleh Slow City, meneliti menggunakan fotografi.
  • 25. Pendekatan Untuk meneliti Slow City movement di berbagai negara, para peneliti menggunakan pendekatan Phenomenology dan Sensory. - Phenomenology: Peneliti melihat bagaimana fenomena Slow City movement bisa mentransfer frameworknya secara global dan bagaimana fenomena tersebut bisa menciptakan suatu lokalitas. - Sensory: Penggunaan indera-indera seperti pengelihatan (fotografi), penciuman (bau pohon karet), dan pendengaran (narasi) untuk melihat fenomena ini.
  • 26. Practice ● Walaupun movement ini tidak melibatkan media digital secara langsung dalam pergerakannya, namun tetap masih ada hubungan dengan teknologi digital dan praktiknya seperti bagaimana para penduduk menggunakan foto dan audio dalam karnaval di Aylsham dan Heritage Centre di Spanyol Utara untuk menyampaikan sesuatu. ● Platform dan media digital juga bisa digunakan untuk menciptakan lokalitas yang berhubungan dengan lingkungan masing-masing
  • 27. Things ● Appropriation: Media digital dilihat sebagai objek yang dapat mentransfer informasi, framework, dan ide secara global. ● Objectification: Media digital digunakan oleh masyarakat Italia untuk menyebarluaskan pergerakan Slow City ke negara-negara lain yang memiliki ide dan tujuan yang sama ● Incorporation: Media digital mulai digunakan negara-negara lain yang ikut serta dalam pergerakan Slow City untuk melakukan suatu pergerakan; baik dalam bentuk kampanye hingga karnaval. ● Conversion: Adanya percampuran ranah online dan offline masyarakat yang ikut serta dalam pergerakan Slow City (penggunaan media digital dalam event offline).
  • 28. Relationship ● Masyarakat dari berbagai daerah yang berbeda bisa merasa saling terhubung lewat kampanye, karnival, dan acara-acara lain yang muncul karena pergerakan Slow City ● Walaupun pergerakan ini berbasis di Italia, namun pergerakan ini memiliki situs yang bisa diakses secara global; membuat orang dari berbagai negara bisa mengetahui apa yang terjadi walaupun secara fisik mereka tidak ada di lokasi tersebut (co-presence).
  • 29. Social World Kota-kota yang ikut dalam pergerakan Slow City saling bergabung karena masyarakatnya memiliki identitas, prinsip, dan komitmen yang sama; yaitu terhadap keberlanjutan lingkungan.
  • 30. Localities ● Adanya event-event Slow City di Aylsham menciptakan suatu budaya yang melekat pada masyarakat lokal. Ditampilkannya fotografi dan elemen-elemen yang menyusunnya membuat mereka saling terhubung, yang kemudian menciptakan sebuah lokalitas. ● Begitu juga pada daerah Spanyol Utara, peneliti melihat bagaimana tiap faktor penyusun suatu gambar seperti medium, teknologi, dan material yang berbeda saling terlibat untuk menciptakan sebuah komposisi lokalitas.
  • 31. Pendapat Pribadi dan Kelompok Walaupun media digital tidak diikutsertakan secara langsung dalam pergerakan Slow City, namun secara tidak sadar media digital dan faktor-faktornya saling terhubunga dan memiliki andil dalam membawa pengaruh di pergerakan tersebut. Menurut kelompok kami, layaknya dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita tidak sadar bahwa media digital sebenarnya memiliki pengaruh baik secara langsung atau tidak langsung pada lokalitas.