BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
Studi kasus pertemuan ke 5 (Things)
1. Studi Kasus Pertemuan Ke-5
(Benda)
DIGITAL ETHNOGRAPHY CLASS E
Kelompok 3
ADITYA, MYDA NABILA, AZKIYA
KARIMA, FAIZ ZUHDI
2. Untuk mengetahui bagaimana orang-orang
menanggapi bunyi radio sebagai bagian dari
kultur material dalam keseharian rumah
tangga di UK.
Seberapa besar perubahan yang disebabkan
oleh digitalisasi terhadap suara dan bunyi
radio dalam kehidupan keseharian rumah.
1ST STUDY CASE : RESEARCHING RADIO AND
SOUNDSCAPES IN DOMESTIC SCAPE THROUGH
ETHNOGRAPHIC IMMERSION (TACCHI, 2012)
What is The
Purpose?
3. What Ethnographic
Approach did They Use?
Untuk meneliti dampak dan pengaruh suara dan bunyi radio,
Tacchi menggunakan Sensory Approach.
4. Principals of Digital
Ethnography
Multiplicity
Penggunaan beberapa metode penelitian seperti participant
observation, in-depth interview, media diaries dan sound mapping.
Non-Digital-centric-ness
Fokus kepada interaksi sosial yang dilakukan, ketimbang bunyi radio atau
teknologi yang digunakan.
Openess
Pergeseran radio konvensional menjadi digital audio (podcast, mp3) yang
kemudian memicu penelitian baru
Reflectivity
Tacchi yang kemudian memahami bunyi radio dan suara domestik
berpengaruh terhadap keseimbangan emosional dan sangat dipengaruhi
oleh konteks ruang-waktu.
Unorthodox
Penggunaan metode Sound Mapping. Penggambaran lokasi dominan dan
pola suara bergerak dari suatu objek ruang.
5. Tacchi (1998), dalam penelitiannya dapat mengetahui peranan bunyi
radio dan suara-suara domestik dalam menciptakan momen 'Social
Silence'. Kemudian dalam penelitian berikutnya (2012) dijelaskan
lebih lanjut mengenai perubahan digitalisasi radio dalam konsep
'Stillness'.
Hal-hal ini merupakan kesimpulan yang dihasilkan Tacchi dalam
penelitian ethnografisnya mengenai suara radio dalam praktek
keseharian, di rumah-rumah UK.
What are
The
Practices?
6. What are the 'Things'?
Bunyi radio dan suara domestik dapat dilihat sebagai THINGS (benda) dalam
konsep digital ethnografi.
Bunyi radio dan suara domestik merupakan bagian dari keseharian UK
household (Domestication)
Bunyi radio dan suara domestik memiliki makna tersendiri bagi para
pendengarnya (Appropriation)
Bunyi radio dan suara domestik menjadi penghubung antara public shpere
dan private sphere, seperti yang disebutkan Tacchi dalam konsep 'Social
Silence' (Double Articulation)
7. Suara radio dan bunyi domestik dapat
dijadikan sebagai THINGS dalam penelitian
digital ethnografi dikarenakan sifatnya yang
merupakan bagian dari keseharian, dapat
memiliki interpretasi ganda dan menjadi
penghubung antara private dan public sphere.
Our
Conclusion
My
Personal
Conclusion
Saya dapat berelasi dengan penggunaan suara
digital (mp3, podcast) sebagai 'Social Silence'
saat mendengar radio bersama sama di mobil.
Kondisi tersebut terdiri dari banyak orang,
namun semua terhening dalam kondisi
mendengarkan radio. Oleh karena itu,
konklusi yang diambil oleh Tacchi menurut
saya ada benarnya.
8. Untuk mengetahui mobilitas penggunaan
digital media dalam keseharian di rumah.
Untuk mengetahui momen transisi apa saja
yang menyebabkan pola penggunaan digital
media yang berbeda dalam keseharian di
rumah.
2ND STUDY CASE: USING DIGITAL VIDEO RE-ENACTMENT
TO UNDERSTAND HOW PEOPLE LIVE WITH
TECHNOLOGIES (PINK ET AL., 2013)
What is The
Purpose?
9. What Ethnographic
Approach did They Use?
Untuk meneliti mobilitas penggunaan digital media dalam
keseharian di rumah, Pink dan kawan-kawan menggunakan
pendekatan Sensory Approach, dengan menggunakan metode re-
enactment dan digital recording (audio video).
10. Principals of Digital
Ethnography
Multiplicity
Engagement terhadap multiple digital media, seperti televisi, telepon
genggam.
Non-Digital-centric-ness
Fokus kepada pergerakan yang dilakukan saat menggunakan digital
media dalam kehidupan rumah sehari-hari
Openess
Keterbukaan para peneliti akan hal-hal baru dalam penelitian etnografi
Reflectivity
Pink dan kawan yang menyadari bahwa penggunaan digital media yang
melekat dengan individu menjadikan hal tersebut bagian dari mereka
Unorthodox
Penggunaan metode re-enactment, yang merupakan gabungan dari seni
therapy dan neuroantrophology.
11. Pink dan kawan (2013) yang meneliti pergerakan penggunaan digital
media dalam kehidupan keseharian menemukan bahwa beberapa
kegiatan penggunaan digital media sudah terasosiasikan dengan
rutinitas sehari-hari, seperti bangun tidur, sarapan dan berangkat
kerja.
Penggunaan digital media telah terikat dengan aktivitas dan rutinitas
sehari-hari.
What are
The
Practices?
12. What are the 'Things'?
Digital media dapat dilihat sebagai THINGS (benda) dalam konsep digital
ethnografi.
Digital media dan penggunaannya telah menjadi bagian dari aktivitas
household sehari-hari (Domestication)
Penggunaan digital media dalam aktivitas keseharian memiliki makna yang
berbeda sesuai dengan penggunaannya (Appropriation)
Digital media secara langsung ataupun tidak menjadi representasi dari
penggunanya, baik dilihat dari public atau social sphere (Double
Articulation)
13. Dengan melihat digital media sebagai
THINGS, kita dapat melihat seberapa
terkaitnya digital media dengan kehidupan
sehari-hari penggunanya; apa pengaruh yang
dimiliki media terhadap kehidupan sehari-hari
penggunanya (mulai dari bangun tidur hingga
tidur kembali). Dengan demikian, pemahaman
individu terhadap digital media dapat
diperdalam.
Our
Conclusion
My
Personal
Conclusion
Penggunaan saya pribadi dengan digital media
tidak pernah luput dari mobilitas keseharian
didalam rumah, Saat bosan, saya kadang
menggunakan laptop di ruang tamu ataupun
browsing social media menggunakan HP di
teras rumah. Oleh karena itu, saya dapat
berelasi dengan penelitian ini
14. Untuk mengetahui kegiatan pergerakan di
daerah perbatasan antara Republik Dominika
dengan Haiti.
Untuk mengetahui kegiatan dan pergerakan
apa saja yang mungkin dilakukan, menimbang
perbedaan antara 2 negara dari segi kultural,
infrastruktur, status, bahasa dan lain lain.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
benda-benda yang mereka bawa saat
berpergian,
3RD STUDY CASE: UNDERSTANDING TRANSNATIONAL
MOVEMENT THROUGH OBJECTS OF MOBILITY (HORST ET
AL., 2014)
What is The
Purpose?
15. What Ethnographic
Approach did They Use?
Untuk meneliti kegiatan dan pergerakan apa saja yang
dimungkinkan dalam perbatasan Dominika dan Haiti, Horst dan
kawan menggunakan pendekatan Phenomenology Approach,
dimana terjadi suatu fenomena migrasi yang berlangsung secara
konstan antar dua negara dengan latar belakang yang berbeda
melalui barang-barang bawaan saat berpergian.
16. Principals of Digital
Ethnography
Multiplicity
Peneliti menelusuri berbagai dampak yang dimiliki telepon genggam
sebagai object of mobility.
Non-Digital-centric-ness
Penelitian tidak difokuskan kepada telpon genggam sebagai barang
bawaan saja, namun juga barang-barang lainnya. Bahkan kondisi sospol
Haiti dan Dominika
Openess
Keterbukaan para peneliti akan hal-hal baru seperti kepemilikan telepon
seluler ganda di tiap warga yang berpergian
Reflectivity
Horst merefleksikan dirinya menggunakan telepon genggam sebagai
sarana penghubung antar keluarga yang berjauhan
Unorthodox
Meminta masyarakat Dominika dan Haiti untuk memberitahukan barang-
barang apa saja yang mereka bawa saat berpergian
17. Horst dan kawan (2014) menemukan korelasi antara mobility
practices dengan penggunaan telepon genggam sebagai object of
mobility. Masyarakat yang sehari-harinya berpergian antar dua
negara sangat terbantu dengan penggunaan telepon genggam, baik
untuk terhubung dengan orang-orang terdekat.
Saking pentingnya, bahkan beberapa tindakan seperti mencharger
HP, memiliki 2 HP sekaligus, dan berkoordinasi untuk bermobilisasi
telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Haiti-Dominika
(Technological Determinism)
What are
The
Practices?
18. What are the 'Things'?
Telpon seluler dapat dilihat sebagai THINGS (benda) dalam konsep digital
ethnografi.
Telpon seluler dan penggunaannya telah menjadi bagian dari aktivitas
berpergian sehari-hari masyarakat Haiti-Dominika (Domestication)
Penggunaan telepon seluler dalam aktivitas berpergian memiliki berbagai
makna dan tujuan penggunaan (Appropriation)
Telepon seluler menjadi hal yang digunakan oleh dua kelompok dengan latar
belakang berbeda, lepas dari latar sospol, budaya dan ekonomi(Double
Articulation)
19. Dengan melihat telepon genggam sebagai
THINGS, kita dapat melihat banyak faktor-
faktor yang mempengaruhi penggunaan
teknologi, baik secara sosial-politik, ekonomi
dan kebudayaan. Kita juga dapat mengetahui
arti dan nilai yang dimiliki telepon genggam
dan apa pengaruhnya bagi masyarakat
tersebut.
Penelitian yang dilakukan sedikit berbeda dari
penelitian mengenai THINGS yang lainnya.
Penelitian ini sangat melihat KONTEKS
penggunaan telepon genggam dan
implikasinya dalam lingkup kemasyarakatan
yang lebih besar.
Our
Conclusion
My
Personal
Conclusion