Studi ini meneliti bagaimana konsep lokalitas bergeser seiring perkembangan digital di Subang Jaya. Penelitian menunjukkan bahwa warga lokal kini membentuk komunitas online untuk berdiskusi dan mengkritik pemerintah, sehingga lokalitas tidak lagi terbatas pada ruang fisik.
PPT hasil diskusi kelompok 3 kelas Digital Etnografi E tentang studi kasus di buku Digital Ethnography oleh Pink bab 7: Locality
Anggota: Aditya, Azkiya Karima, M. Faiz Zuhdi, Myda Nabila
PPT hasil diskusi kelompok 3 kelas Digital Etnografi E tentang studi kasus di buku Digital Ethnography oleh Pink bab 7: Locality
Anggota: Aditya, Azkiya Karima, M. Faiz Zuhdi, Myda Nabila
Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)Gladys Izra
This presentation discussed about researching localities in digital etnography, using Slow City Movement as the object.
Reference:
Pink, S., Horst, H. A., Postill, J., Hjorth, L., Lewis, T., & Tacchi, J. (2016). Digital ethnography: principles and practice. London: SAGE Publications.
PPT hasil diskusi kelompok 3 kelas Digital Etnografi E tentang studi kasus di buku Digital Ethnography oleh Pink bab 6: Social World.
Anggota: Aditya, Azkiya Karima, M. Faiz Zuhdi, Myda Nabila
Kelompok 3 - Researching Localities (Study Case 3: Slow City Movement)Gladys Izra
This presentation discussed about researching localities in digital etnography, using Slow City Movement as the object.
Reference:
Pink, S., Horst, H. A., Postill, J., Hjorth, L., Lewis, T., & Tacchi, J. (2016). Digital ethnography: principles and practice. London: SAGE Publications.
PPT hasil diskusi kelompok 3 kelas Digital Etnografi E tentang studi kasus di buku Digital Ethnography oleh Pink bab 6: Social World.
Anggota: Aditya, Azkiya Karima, M. Faiz Zuhdi, Myda Nabila
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. “Researching Localities in
Malaysia through Diachronic
Ethnography
Content:
● Digital Ethnography principles
● Sensory Experiences
● Practice Theories
● Things Concept
● Relationships Concept
● Social Worlds
● Localities
4. Openness
penelitian ini
menunjukkan bahwa
konsep lokalitas
yang ada telah
bergeser dengan
adanya dunia
material-digital
Non-Digital-Centric-
ness
memperlihatkan
pengaruh berbagai
aspek (termasuk
internet) ke dalam
kebijakan pemerintah
lokal dan praktik
dalam lokalitas di
Subang Jaya
Multiplicity
studi empiris
lapangan di
Subang Jaya dan
studi riset
online di
Inggris
Digital Ethnography Principles
5. Reflexivity
semua didasarkan pada
studi empiris lapangan di
Subang Jaya dan
menunjukkan pergeseran
sikap masyarakat setempat
seiring dengan
perkembangan digital
Digital Ethnography Principles
Unorthodox
menunjukkan pergeseran
tingkah laku masyarakat
Subang Jaya yang biasanya
membahas soal isu ras
berubah menjadi gerakan
untuk mengkritisi
kebijakan pemerintah
6. Phenomenological: Warga lokal Subang
Jaya menggunakan platform online
untuk berdiskusi dan melakukan
sebuah gerakan.
Neurological: Partisipan lebih aktif
di dunia maya daripada bertemu
langsung di dunia fisik. Hal ini
memunculkan lokalitas dalam dunia
digital itu sendiri
Sensory experience
7. Warga Subang Jaya menggunakan web
untuk mencari informasi,
berkomunikasi, berdiskusi dan
berhimpun untuk mengeluarkan
pendapat untuk memberikan kritik
terhadap kebijakan dan sikap
pemerintah.
Practice Theory
8. Dalam kasus ini terdapat connection
yang terjalin yakni web yang
menghubungkan warga Subang Jaya.
Secara simultan terjadi pula co-
presence dimana pengguna web saling
berinteraksi dan menanggapi dalam
laman online yang digunakan untuk
berdiskusi.
Relationship Concept
9. Social Worlds
Warga Subang Jaya secara tidak sadar
telah membentuk sebuah Community
yang memiliki cara dan tradisi
sendiri dalam berinteraksi di web
yang mereka gunakan secara komunal
Dalam komunitas ini terjalin Network
yang saling berhubungan dan
membentuk lokalitas mereka sendiri.
Hal ini semakin mendukung lokalitas
yang tidak terbatas pada definisi
ruang dan tempat
10. Localities
Masyarakat Subang Jaya sudah tidak
terikat pada lokalitas yang terikat
pada batasan ruang dan tempat secara
geografis. Namun sudah mengarah
kepada ruang interaksi yang tercipta
di ruang digital pula. Definisi
lokalitas sudah tidak berbatas ruang
namun berkaitan dengan praktik dan
aktivitas baik secara offline maupun
online.
12. TUJUAN RISET
focus on how the moral economies of technological
innovation, and the corporate capitalism which underpins its
production, come to dominate everyday life in Silicon Valley
(Horst, 2015).
13. Digital Ethnography Principles
▹Multiplicity: Menggunakan banyak metode
(interview, diary studies)
▹Non-digital-centric-ness: Tidak hanya berfokus
pada teknologi di Silicon Valley, namun perilaku
orang-orang yang hidup di lingkungan industri
teknologi tersebut.
▹Reflexivity: Pola keseharian penduduk Silicon
Valley
▹Openness: Keterbukaan peneliti atas segala hal
diluar tujuan atau hipotesis penelitian
▹Unorthodox: penelitian ini melihat teknologi
sebagai sesuatu yang normal & normatif.
14. Experience Approach
Phenomenological
Bagaimana perusahaan-
perusahaan teknologi di
SV membentuk landasan
politik dan ekonomi
warganya, juga bagaimana
kesadaraan mereka akan
pemanfaatan teknologi
untuk perkembangan diri
dan kemajuan hidupnya.
Practice Approach
Kebudayaan masyarakat
lokal silicon valley yang
tidak terpisahkan dari
teknologi dan digital
engagement dalam praktek
kehidupan sehari-harinya
menjadi landasan utama
interaksi sosial yang terjadi
antara penghuninya.
15. Things Approach
Melissa yang menggunakan teknologi
dengan mempersonalisasi komputer keluarganya
untuk keperluan pribadinya sebagai bagian dari
cara dia mengembangkan diri sejak kecil
(menggambar di microsoft paint, membuat e-mail
pribadi) dari komputer baru yang dibeli oleh
orangtua Melissa (Appropriation), lalu dibawa ke
rumah dan diperkenalkan ke Melissa
(Objectification), kekita Melissa menggunakannya
sebagai media berkreasi (Microsoft Paint) dan juga
mengirim surel (Incorporation), kemudia Melissa
membuat e-mail sendiri, yang membuat ia dapat
berkomunikasi dengan orang diluar keluarganya
(Conversion)
16. Relationships Approach
• Pemberian perangkat digitial yang menjadi hadiah yang diberikan dari
orang tua ke anaknya menjadi penanda kedewasaan bagi anak-anak
silicon valley untuk menghadapi budaya dan realita masyarakat local
yang terintegrasi dengan ranah digital.
• Dan juga hal ini menjadi budaya dalam masyarakat silicon valley
sebagai tanda keeratan hubungan orang tua dan anak
17. Social Worlds
Silicon Valley is as much a lived place produced through daily interactions
between engineers in offices as it is between schools engaged in teaching the
children of Silicon Valley workers and the parents seeking to raise their children in
this technologycentric region.
Localities
being surrounded by Apple, Yahoo! and Google, the only
political and economic landscape of the region but also the nature of
life (and adults).
18. Pendapat Individu &
Kelompok
budaya di lingkungan silicon valley yang
berbasis teknologi dengan tingkat
produktivitas yang tinggi ini terjadi karena
nilai-nilai itu telah ditanamkan sejak kecil.
21. Prinsip Dasar Digital Etnografi
Multiplicity
Participants told her about
the archive during a series of
interviews that she had
undertaken with town leaders,
and had also already
participated in one Aylsham
Carnival as well as other
local Slow City events,
activities and a carnival-
planning committee. Using
photo graphy and video as well
as audio-recording in her
research, she also already had
transcripts, written notes,
audio and video-recordings of
previous carnivals and
experience of the way in which
photography was used in Slow
City events, as digital and
material exhibits that
documented past activities
both in Aylsham and more
internationally
Non-Digital-Ce
tric-ness
tidak hanya
melihat adanya
aktifitas
penggunaan
digital seperti
dokumentasi foto
dan video, namun
melihat juga apa
sih maksud dan
tujun dari arsip
tersebut
Openness
penelitian ini
awalnya meneliti
mengenai gerakan
slow city di
inggris (2005)
penelitian masih
berlanjut sampai
tahun 2012 dengan
tumbuh juga gerakan
secara online.
22. Prinsip Dasar Digital Etnografi
Reflexivity
Pink was able to
leam, through this
study, how digital
photography and the
material elements of
its production and
dissemination were
entangled in the
making of the town as
a locality
Unorthodox
At the 2005 carnival, she
meandered through the
exhibition with her video
camera, and when and where
she had permission from
partici pants she recorded
activities, images and her
conversations with people
who were participating in
the event. This meant that
she could collect stories
about how and where
photographs had been found
and what they meant to
people.
23. Sensory experience
The Second Approach of sensory
perception:
Phenomenological: gerakan slow city ini memiliki
kegiatan offline dan juga memanfaatkan media digital
untuk mempromosikannya di dunia online.
Neurological:dengan Sarah yang hadir dalam
ivent dari slow city dan juga mengunjungi tempat-
tempat warisan budaya di Spanyol, atau menghadiri
rapat umum, dan juga menonton dokumentasi dari nara
sumbernya.
24. Practices Theory: Gerakan Slow City
Things: www.cittaslow.org
Relationship: hubungan antara teknologi digital dengan
gerakan slow city
Researching Social Worlds: kelompok dari anggota gerakan
slow city
locality: kelompok gerakan slow city di Inggris
Spanyol dan Australia
25. Individu:
saya melihat meskipun
gerakan ini adalah
gerakan mempertahankan
kota dari globalisasi,
namun dalam gerakannya
mereka tetap
menggunkan digitak
untuk mengabadikan dan
sebagai alat kampanye
pada dunia.
Kesimpulan Individu & Kelompok
Kelompok:
dengan memahami dari
konsep localitas kita
dapat memahami bahwa
penomena maupun objek
yangkita teliti
memiliki spesifikasi
yang menjadi tanda
bahwa mereka adalah
bagian dari objek
yang kita teliti.