Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
KEWIRAUSAHAAN DAN KEPEMIMPINAN
1. KEWIRAUSAHAAN
Pertemuan ke 6
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Disusun oleh :
Nama : Dian Anggraeni
NIM : 43217110258
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS – PROGRAM STUDI AKUNTASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. KOMUNIKASI DAN MENGETAHUI MODEL KEPEMIMINANAN
A. Komunikasi
Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini adalah manusia.
- Proses komunikasi
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua
tahap, yaitu:
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing sebagai media. Lambing sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal.
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambing sebagai media pertama.
komunikasi merupakan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian.
Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun nonverbal, seoarng penerima bereaksi dengan
memberi jawaban verbal ataunonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima
respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitulah seterusnya.
B. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan sebagai proses dan perilaku yang digunakan oleh seseorang, seperti manajer untuk
memotivasi, menginspirasi dan mempengaruhi perilaku lainnya.
Kepemimpinan melibatkan hal – hal seperti mengembangkan visi , mengkomunikasikan visi dan
pengarahan untuk perubahan sedangkan Manajemen lebih berfokus pada menguraikan prosedur, hasil
pemantauan dan bekerja menuju hasil.
Kepemimpinan melibatkan penggunaan pengaruh atau kekuasaan. Salah satu sumber kekuatan adalah
posisi pemimpin di perusahaan. Sumber kekuatan lainnya adalah keahlian dan pengalaman seorang
pemimpin. Beberapa pemimpin memperoleh kekuasaan dari kepribadian mereka.
I. GAYA – GAYA KEPEMIMPINAN
Cara seseorang untuk memimpin orang lain menentukan gaya kepemimpinannya. Gaya
kepemimpinan dasar terbagi menjadi tiga :
Kepemimpinan demokratis, mencakup bawahan dalam proses pengambilan keputusan, gaya
kepemimpinan ini berpusat pada kontribusi karyawan . Partisipasi karyawan dalam keputusan
mungkin tidak selalu meningkatkan efektivitas, namun biasanya meningkatkan kepuasan
kerja.
Kepemimpinan otokratis, yaitu membuat keputusan manjerial tanpa berkonsultasi dengan
orang lain. Gaya ini digunakan dalam keadaan darurat.
Kepemimpinan bebas, manajer menetapkan tujuan dan karyawan bebas melakukan apapun
yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Pemimpin di kepemimpinan bebas seringkali
merupakan gaya kepemimpinan yang paling sukses di organisasi tertentu.
3. Tidak ada Gaya Kepemimpinan yang terbaik untuk setiap perusahaan dalam setiap situasi. Terkadang
gaya kepemimpinan memerlukan perubahan agar perusahaan berkembang. Dalam sebuah krisis, gaya
kepemimpinan otokratis dapat menyelamatkan perusahaan dan terkadang kehidupan pelanggan dan
karyawan.
Gaya kepemimpinan juga bergantung pada budaya perusahaan. Budaya perusahaan adalah sistem
asas, kepercayaan dan nilai – nilai perusahaan. Budaya perusahaan dibentuk oleh para pemimpin yang
mendirikan dan mengembangkan perusahaan oleh mereka yang telah berhasil melakukannya.
Budaya perusahaan bisa sangat kuat dan bertahan, tapi terkadang mereka benar – benar sukses
memiliki kemampuan untuk mengadopsi gaya kepemimpinan yang paling sesuai dengan situasi dan
karyawannya.
Seorang pemimpin hendaklah piawai dalam berkomunikasi baik itu verbal maupun non verbal.
Komunikasi yang baik akan akan mampu meningkatkan motivasi, sehingga informasi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan mampu meningkatkan kinerja serta control
kerja juga akan terlaksana dengan baik.
Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin yang efektif pada
umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, sehingga sedikit banyak akan mampu
merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya.
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi
atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi antara lain fungsi informative,
Regulatif,Integratif dan Persuasive .
Proses komunikasi ini akan mengalami banyak hambatan. Beberapa Hambatan Komunikasi dapat
berupa Hambatan Sematik, Hambatan Mekanik, Hambatan antropologis dan Hambatan psikologis.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemimpin harus meningkatkan kemampuan komunikasi
yang efektif yang mencakup pemahaman komunikasi yang baik, iklim budaya pendukung organisasi,
dan perhatian yang baik.
Gaya kepemimpinan juga bergantung pada budaya perusahaan. Budaya perusahaan adalah sistem
asas, kepercayaan dan nilai – nilai perusahaan. Budaya perusahaan dibentuk oleh para pemimpin yang
mendirikan dan mengembangkan perusahaan oleh mereka yang telah berhasil melakukannya.
Budaya perusahaan bisa sangat kuat dan bertahan, tapi terkadang mereka benar – benar sukses
memiliki kemampuan untuk mengadopsi gaya kepemimpinan yang paling sesuai dengan situasi dan
karyawannya.
--- DAFTAR REFERENSI ---
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/Komunikasi.pdf
Ebert/Griffin-Business Essentials 9th edition
Louis E Boone/David L Kurtz-Contemporary Busines
https://jurnalalishlah.wordpress.com/2014/09/06/peranan-komunikasi-dalam-kepemimpinan/