Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan dan komunikasi. Terdapat beberapa teori kepemimpinan seperti teori sifat dan situasional serta jenis kepemimpinan seperti otoriter, partisipatif, dan delegatif. Komunikasi efektif melibatkan berbagai proses dan bentuk komunikasi serta cara menghilangkan hambatan komunikasi. Karakteristik kepemimpinan wirausaha meliputi keberanian bertindak, membangun tim
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
6, kwh, rizki may rozi, hapzi ali, komunikasi dan kepemimpinan, mahasiswa universitas mercubuana, 2019
1. KEWIRAUSAHAAN I
TUGAS MINGGU KE 6
RIZKI MAY ROZI (46118110117)
Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MCM, MM, MPM
A. Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para
anggota dalam melakukan berbagai aktivitas di suatu organisasi. Proses disini, bagaimana
pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi pada
bawahannya, memotivasi mereka untuk memcapai tujuan organisasi dan membantu
menciptakan suasana kerja agar para karyawan bisa produktif dalam bekerja. Kepemimpinan
merupakan hal yang penting untuk dimiliki seorang pemimpin, kemampuan untuk dapat
mempengaruhi orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang yang dipimpinnya
menerima sebagai sosok yang layak untuk memimpin.
Hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin :
1. Tradisi, menjadi pemimpin karena warisan/keturunan
2. Kekuatan pribadi, menjadi pemimpin karena memiliki kemampuan, baik fisik maupun
kecakapannya.
3. Pengangkatan atasan, menjadi pemimpin karena diangkat oleh atasannya.
4. Pemilihan, menjadi pemimpin berdasarkan hasil pemilihan yang sudah dilakukan. Seorang
pemimpin yang sukses adalah seseorang yang dapat menciptakan kerjasama antara internal
environment, yakni keseluruhan perusahaan seperti karyawan, kegiatan produksi, pemasaran,
administrasi, finansial, dan lainnya dengan external environment, yakni hal-hal luar yang
dapat mempengaruhi perusahaan seperti perekonomian, teknologi, politik, kebijakan
pemeritah, konsumen, kompetitor dan lainnya.
a. Teori Kepemimpinan
The Traitist Theory of Leadership (Teori Sifat), teori ini mengemukakan sifat-sifat yang
dimiliki seorang pemimpin dianggap sebagai ukuran penting sebagai syarat-syarat untuk
menentukan potensi kepemimpinan sorang pemimpin.
2. The Situasional Theory of Leadership (Teori Situasioanl), teori ini mengemukakan
kepemimpinan dipengaruhi oleh keadaan pemimpin, pengikut organisasi, dan lingkungan
sosial. Gaya kepemimpinan seseorang dalam keadaan normal dan kritis akan berbeda.
Keberhasilan karena pengaruh situasi, artinya ada seorang pemimpin yang berhasil dalam
keadaan normal, namun ada pula yang dapat berhasil dengan baik dalam keadaan kritis. Bagi
seorang pemimpin sejati keadaan-keadaan darurat justru merupakan kesempatan baik untuk
mengatasi keadaan kritis itu.
b. Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan dalam mempengaruhi para bawahannya dapat berbeda-beda. Hal ini
disebabkan latar belakang pemimpin, organisasi, pengikut dan lingkungan.
1. Kepemimpinan Otoriter
Pemimpin menganggap dirinya yang paling berkuasa. Pengarahan pada bawahan dilakukan
dengan cara memberikan instruksi atau perintah. Tujuan kepemimpinannya hanya untuk
meningkatkan produktivitas kerja dan cenderung tidak memperhatikan kesejahteraan pekerja.
Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup, sistemnya pun sentralisasi.
2. Kepemimpinan Partisipatif
Pemimpin melaksanakan kepemimpinannya dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama
yang harmonis, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi bawahannya. Pemimpin memotivasi
bawahan agar mempunyai rasa memiliki perusahaan. Falsafah pemimpin, pemimpin adalah
untuk bawahan. Sistem manajemen terbuka dan informasi pembinaan kaderisasi sangat
diperhatikan.
3. Kepemimpinan Delegatif
Pemimpin memberikan kewenangan (delegasi) pada bawahan agar besar, sehingga
bawahannya diberi keleluasaan dalam mengambil keputusan dan menbuat kebijakan.
Pimpinan menyerahkan tanggung jawab agar bawahan dapat mengendalikan dirinya sendiri
dan menyelesaikan pekerjaanya. Para bawahan dituntut untuk memiliki kematangan
kemampuan dalam bekerja dan kematangan psikologis atau kemauan dalam bekerja.
3. B. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian dan pertukaran informasi sekurang-kurangnya antara
2 pihak yang berperan sebagai pengirim (sender) dan penerima (receiver) dengan
menggunakkan berbagai media yang ada. Komunikasi memiliki beberapa elemen penting,
yaitu :
1. Komunikasi melibatkan orang-orang, sehingga komunikasi yang efektif terkait dengan
bagaimana orang-orang dapat berinteraksi satu sama lain dengan lebih efektif.
2. Dalam komunikasi terjadi penyampaian dan pertukaran informasi dan pengertian, sehingga
agar proses ini dapat terjadi dan dapat dipahami, maka pihak-pihak yang berkomunikasi perlu
meyadari dan mengerti berbagai istilah dalam berkomunikasi.
3. Komunikasi dapat berupa bentuk-bentuk simbolis seperti suara, huruf, angka, bahasa
tubuh, dan lainnya.
a. Proses Terjadinya Komunikasi
Komunikasi berawal dari adanya pesan atau informasi yang ingin disampaikan dari pengirim
kepada penerima. Pesan tersebut kemudian akan mengalami proses encoding, dimana pesan
tersebut mengalami transformasi dalam bentuk simbol yang menjadi representasi pengirim
pesan. Misalnya ungkapan persetujuan direprentasikan dengan anggukan kepala atau bentuk
kalimat “Ya”. Dapat pula juga menggunakan mediator, menggunakan media elektronik
ataupun melalui perantara orang lain.
Setelah diterima, pesan akan mengalami proses decoding, dimana pesan akan ditransformasi
maknanya agar dapat dimengerti penerima pesan. Lalu penerima akan memberikan respon
balasan dengan melakukan pengiriman pesan kembali sehingga posisinya saling berganti,
penerima pesan menjadi pengirim pesan dan pengirim pesan menjadi penerima pesan dan
begitu seterusnya.
b. Bentuk-Bentuk Komunikasi
1. Komunikasi Interpersonal
Bentuk komunikasi yang dilakukan suatu individu kepada individu lain. Bisa komunikasi
secara lisan, yakni komunikasi dengan menggunakkan lisan secara langsung bersamaan
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti emosi, situasi dan lain hal lainnya.
Komunikasi lisan dapat berupa komunikasi formal, misalnya pembicaraan di pertemuan atau
4. rapat, maupun informal, misalnya berbicara di lift atau cafetaria. Komunikasi secara tertulis,
yakni komunikasi yang menggunakan mediator sebagai penyampai pesan. Dilakukan karena
komunikasi lisan tidak dapat dilakukan, untuk mengingatkan sesuatu atau untuk memperkuat
komunikasi lisan.
2. Komunikasi Lintas Budaya ( cross-cultural communication )
Bentuk komunikasi yang dilakukan antar individu yang memiliki perbedaan budaya.
Sehingga agar pesan dapat dapat disampaikan, diterima, dan dimengerti. Perbedaan ini
menimbulkan perbedaan karakter antar individu, sehingga membutuhkan penyesuaian agar
kegiatan komunikasi dapat berjalan efektif.
3. Komunikasi Vertikal
Komunikasi veritikal adalah bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang berada pada
tingkat atas ke orang yang berada di bagian tingkat bawah atau sebaliknya. Komunikasi yang
terjadi biasannya mengenai pemberian tugas, pemberian arahan ataupun pelaporan dan
pertanggung jawaban
4. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang
lain yang memiliki tingkatan organisasi yang setara. Komunikasi yang terjadi dalam rangka
koordinasi, kerjasama, dan lain sebagainya.
c. Pola Komunikasi
Faktor yang memengaruhi pola komunikasi dalam organisasi :
1. Jalur formal dari komunikasi, penggunaan legitimasi formal untuk melakukan komunikasi.
Informasi yang diberikan biasanya bersifat sangat penting Otoritas dari hierarki organisasi,
perbedaan tingkatan manajemen akan menentukan pola komunikasi dalam suatu organisasi.
Para bawahan akan menyesuaikan diri dalam hal berkomunikasi.
2. Spesialisasi jabatan, adanya spesialisasi menyebabkan beberapa departemen tertentu yang
berbeda namun membutuhkan komunikasi, sehingga membentuk pola komunikasi.
3. Kepemilikan informasi, mereka yang umumnya lebih mengetahui dan menguasai berbagai
informasi yang terkait dengan bagiannya, maka orang yang diajak berkomunikasi haruslah
orang yang mengetahui dan menguasai hal-hal yang terkait di bagian itu.
5. d. Membangun Komunikasi Yang Efektif
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan
dengan efektif dalam pencapaian organisasi.
a. Meminimalkan hambatan komunikasi
Kadangkala, terdapat berbagai hambatan dalam berkomunikasi sehingga pesan atau informasi
yang ingin disampaikan mengalami kesalahan penerimaan, penafsiran dan pemahaman.
Akibatnya reaksi yang diharapkan tidak terjadi.
Hambatan tersebut dapat bersifat individual yang berupa kesalahpahaman dalam memahami
pesan kesulitan berkomunikasi, kemampuan mendengar dan menyimak yang buruk dan
lainnya. Ataupun hambatan yang bersifat organisasional yang terjadi adalah kata-kata yang
dipahami berbeda oleh orang-orang yang berbeda, sehingga terjadi perbedaan persepsi.
b. Meningkatkan keefektifan dalam berkomunikasi
Setelah hambatan dalam berkomunikasi dapat diidentifikasi, perlu adanya upaya untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi. Peningkatan keahlian komunikasi individu dengan
dapat melalui cara: banyak melakukan komunikasi, mendorong komunikasi yang bersifat dua
arah, peningkatan kesadaran dalam memahami pesan yang disampaikan dan pemeliharaan
kredibilitas individu dengan membangun karakter dan moralnya. Peningkatan keahlian
komunikasi organisasional dapat melalui cara: pengaturan cara berkomunikasi diantara
berbagai pihak dalam organisasi dan peningkatan kesadaran dan pemanfaatan berbagai media
dalam berkomunikasi.
Kepemimpinan Wirausaha
Menjadi seorang wirausahawan sebenarnya adalah orang yang mampu memimpin diri sendiri
dan juga perusahaan tempat ia memimpin para bawahannya. Kepemimpinan merupakan
suatu pengaruh yang diberikan kepada orang lain untuk mempengaruhi tindakan mereka
melalui komunikasi. Demi mencapai suatu tujuan dalam proses kepemimpinan, diperlukan
usaha untuk membujuk orang lain untuk bekerja sama.
Dalam suatu kepemimpinan terdapat 2 unsur di dalamnya, yaitu unsur subjek sebagai
pemimpin dan objek sebagai yang dipimpin. Dalam suatu organisasi, kata pemimpin
menunjuk pada sebuah posisi formal seseorang dan memiliki status yang didapatkan oleh
karena pemilihan, pengangkatan, keturunan, revolusi dan lain sebagainya. Oleh sebab itu,
6. kepemimpinan merupakan suatu pengaruh yang diberikan oleh pemimpin kepada orang-
orang yang dipimpinnya demi mencapai suatu tujuan tertentu dalam sebuah organisasi atau
kelompok tertentu.
Menjadi seorang pemimpin pada dasarnya harus memiliki fungsi, diantaranya adalah
mengarahkan, membina, mendelegasi, mengatur, mengevaluasi orang-orang yang dipimpin
untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan visi, misi dan arahan dari pemimpin. Kegagalan
dalam mencapai hasil, sasaran dan tujuan dari organisasi atau kelompok tersebut merupakan
kegagalan dari proses kepemimpinan itu sendiri mengingat setiap arahan terpusat pada
pimpinan.
Kepemimpinan yang baik adalah perhatian pemimpin kepada karyawannya. Semakin besar
perhatian kepada karyawan, maka semakin keras mereka akan bekerja untuk pemimpinnya.
Gaya dan cara kepemimpinan setiap orang berbeda-beda tergantung dengan karakter,
kepribadian, pengalaman dan proses pembelajaran dari pemimpin tersebut. Kepemimpinan
yang berorientasi juga kepada kesejahteraan dari para karyawan, dapat memberi nilai lebih
dalam proses kepemimpinan terutama demi mencapai visi, misi dan tujuan keberhasilan yang
dicapai dari organisasi atau kelompok tersebut.
Beberapa karakter yang perlu dimiliki oleh para wirausahawan dalam memimpin setiap
karyawannya, antara lain:
1. Keberanian untuk Bertindak (Dare to Act)
Keberanian dalam menembus semua anggapan ketidakpastian serta ketidakmungkinan
merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi oleh seorang yang terjun dalam dunia
entrepreneur. Perhitungan yang cermat, antisipatif terhadap segala risiko dari setiap
keputusan yang diambil (Plan B) serta visioner merupakan sifat yang perlu dipertajam seiring
dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh seorang wirausahawan yang andal.
2. Membangun Tim yang Solid (Build a Solid Team)
Kebersamaan dan kesatuhatian dari para karyawan untuk melakukan tanggung jawab mereka
sesuai arahan dari pemimpin perusahaan merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan
tujuan dari keberhasilan yang akan dicapai. Tentu saja hal ini diperlukan komitmen yang
dilakukan bersama oleh para karyawan dengan semakin terlibat aktif melalui kontribusi
tenaga, waktu dan pikiran demi terwujudnya tujuan yang akan dicapai perusahaan.
7. Membangun dan memupuk tim yang baik dan solider tidaklah mudah dan membutuhkan
proses yang relatif tidak singkat mengingat perbedaan karakter, kepribadian, kompetensi dan
komitmen dari para karyawan yang perlu pengarahan secara intensif serta keteladanan yang
positif dari pemimpin (Ingat bahwa kepemimpinan merupakan suatu pengaruh yang diberikan
oleh pemimpin).
3. Menjadi Pendengar yang Baik (Eager to Learn)
Visioner dan optimis akan keberhasilan yang akan diraih merupakan salah satu modal yang
perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Ada kalanya seorang pemimpin perlu untuk menerima
masukan mengingat sebuah ungkapan mengatakan bahwa nobody perfect (tidak ada seorang
pun yang sempurna). Oleh sebab itu, berjiwa besar dan lapang dada dalam menerima input,
saran, pandangan orang lain serta kritik adalah sikap hati yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin. Terkadang ada karyawan yang memiliki kemampuan lebih dan pemikiran yang
dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil sebuah langkah.
4. Berani Mengambil Risiko
Setiap keputusan dan langkah yang akan diambil pasti akan menuai hasil tertentu, entah itu
menguntungkan atau justru malah merugikan perusahaan. Keberanian dalam mengambil
sebuah risiko merupakan salah satu sikap dan merupakan tantangan tersendiri yang perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin yang andal. Risiko yang diambil sering kali akan menjadi
suatu pengalaman yang memberikan proses pembelajaran untuk dapat meraih keberhasilan di
waktu kemudian. Sebuah kutipan mengatakan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang
tertunda. Jangan biarkan kegagalan membuat Anda enggan untuk kembali bangkit dan
mengambil risiko untuk mencapai keberhasilan yang menanti di depan.
5. Memiliki Seorang Mentor/Pembimbing
Dalam menjalankan proses kepemimpinan, terkadang kita memerlukan bimbingan dan arahan
dari orang lain yang lebih senior yang dapat kita sebut sebagai mentor/pembimbing.
Mengingat kemampuan seorang pemimpin wirausaha dan karyawan ada batasannya. Setiap
orang memiliki kekurangan, disinilah letak seorang pembimbing yang dapat mengarahkan
dan membimbing untuk mengembangkan usaha baik dalam bidang teknis, maupun
manajemen usaha.
8. 6. Pikiran yang Terbuka (Open Minded)
Terbuka terhadap saran, ide-ide yang baru dan kreatif perlu ditanamkan dalam jiwa seorang
wirausahawan. Pikiran yang terbuka untuk menerima masukan untuk pembaruan dapat
membawa seseorang kepada proses kepemimpinan yang legowo (rendah hati) karena
kesadaran akan keterbatasan diri dan mau belajar dari orang lain.
7. Memiliki Kepercayaan Diri (Self Confident)
Memiliki keyakinan teguh, kepercayaan diri, optimis terhadap tujuan dan keberhasilan yang
akan diraih merupakan salah satu sikap yang tidak dapat dikesampingkan. Rasa percaya diri
ini membawa kepada motivasi untuk melakukan setiap tugas dengan lebih bergairah untuk
menyelesaikannya dan kita perlu mengingat sebagai pemimpin perlu memberikan pengaruh
yang positif kepada para karyawan yang kita pimpin. Bagaimana jadinya ketika kita sebagai
seorang pemimpin tidak memiliki keyakinan yang pasti akan keberhasilan yang akan dicapai?
Apakah hal ini tidak akan mempengaruhi kinerja para karyawan kita? Milikilah sikap yang
optimis dalam menentukan suatu target bahwa Anda akan mencapai keberhasilan melalui
setiap strategi yang akan dilakukan bersama-sama dengan para karyawan Anda.
Sumber :
https://www.finansialku.com/para-entrepreneur-bagaimana-kepemimpinan-
seorangwirausaha/
Indonesiahttps://www.finansialku.com/menuju-kesuksesan-dengan-mengintip-
gayakepemimpinan-barack-obama/
9. Forum Minggu ke-6
Bagaimana saudara mengimplementasikan atau implementasinya pada perusahaan saudara
atau pada perusahaan yang saudara amati tentang komunikasi dan mengetahui medel
kepemimpinan?
Jawab :
Di Perusahaan tempat saya bekerja biasanya lebih banyak menggunakan sistem komunikasi
vertikal yakni yang berkaitan dengan pemberian tugas dari atasan, pelaporan maupun
pertanggung jawaban kepada atasan. Komunikasi Horizontal yang berkaitan dengan
koordinasi dengan direksi terkait dalam bekerjasama untuk mencapai tugas yang telah
diberikan. Dan pastinya menggunakan Komunikasi Interpersonal antar karyawan baik berupa
komunikasi formal yang berhubungan dengan perusahaan maupun komunikasi informal yang
bersifat lebih umum dan ringan.
Sistem kepemimpinan yang digunakan adalah sistem Kepemimpinan Delegatif yakni
Pemimpin pusat akan memberikan wewenang (delegasi) penuh kepada bawahan sehingga
dapat dengan leluasa dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan dalam
menyelesaikan pekerjaan yang ada. Para bawahan dituntut untuk memiliki kematangan
kemampuan dalam bekerja dan kematangan psikologis dalam menangani masalah-masalah
yang ada.