Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi kepemimpinan dan model-model kepemimpinan seperti kharismatis, otoriter, demokratis, dan moralis.
2. Juga dibahas teori komunikasi kepemimpinan Likert dengan empat gaya komunikasi yaitu otoriter, semi otoriter, konsultatif, dan partisipatif.
3. Terdapat berbagai jenis komunikasi kepemi
6 Kewirausahaan, Lisaniah Amini Lisa'Ilina, Hapzi Ali, Komunikasi dan mengetahui Modal Kepemimpinan, Universitas Mercu Buana, 2018
1. KEWIRAUSAHAAN 1
Pertemuan Ke-6
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kewirausahaan I”
Dosen pengampu : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh :
Lisaniah Amini Lisa’Ilina (43217110150)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. KOMUNIKASI DAN MODEL KEPEMIMPINAN
A. Komunikasi
Aspek-aspek tentang komunikasi antara lain menurut J.A Devito,1997
bahwa dari semua pengetahuan dan ketrampilan yang anda miliki,
pengetahuan dan ketrampilan komunikasi termasuk di antara yang paling
penting dan berguna. Sedangkan menurut D.B.Curtis,1992 kemampuan
berkomunikasi menunjukan kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas,
manusiawi, efisien, dan menerima pesan-pesan secara akurat.
Komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dari
komunikan dengan komunikator. Komunikasi kepemimpinan adalah proses
komunikasi yang dilakukan pemimpin (sebagai komunikator) kepada
bawahan organisasinya (sebagai komunikan). Dalam penerapannya,
pemimpin dapat menggunakan berbagai macam jenis komunikasi
kepemimpinan sesuai dengan gaya masing masing yang dipengaruhi oleh
banyak faktor. Jenis komunikasi kepemimpinan atau gaya komunikasi
kepemimpinan wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Gaya komunikasi
kepemimpinan ini harus digunakan pemimpin untuk mempengaruhi
bawahannya untuk mencapai target organisasi.
B. Model kepemimpinan
"Gaya" (style of leadership) ternyata merupakan ringkasan dari bagaimana
seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana
ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang
mungkin sedang mengamati dari luar (Saul. W. Gellerman, 2003).
1. Gaya Kepemimpinan Kharismatis
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik
orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang
membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan kepribadian ini
visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Namun, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini mereka
mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa
lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-
3. konsistenan pemimpin tersebut. Apa yang diucapkan ternyata tidak
dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan
memberikan alasan, permintaan maaf dan janji
2. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan
segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara
penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si
pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam gaya kepemimpinan
otoriter, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin
memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk
mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran
minornya.
Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan
sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi
jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota
tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan
apa yang diputuskan pemimpin. Gaya kepemimpinan otoriter ini kadang
kala menekankan kepada bawahannya supaya tidak menjadi ancaman,
dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak
mungkin dicapai. Gaya kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila ada
keseimbangan antara disiplin yang diberlakukan kepada bawahan serta
ada kompromi terhadap bawahan.
3. Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang
utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah putih. Pada gaya
kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar.
Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran
4. yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut,
anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya.
Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua
sisi, dengan jelas. Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya. Dalam bahasa sederhana, seorang pemimpin
yang memiliki gaya kepemimpinan jenis ini merupakan diplomator
yang ulung, atau win-win solution. Kesabaran dan kepasifan adalah
kelemahan pemimpin dengan gaya demokratis ini. Umumnya, mereka
sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini
bisa sangat – sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang
tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan
seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si
pemimpin. Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila
Pertama, Pemimpin mau berjuang untuk berubah ke arah yang lebih
.Kedua, Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution,
ada kalanya terjadi win-loss solution. Pemimpin harus mengupayakan
agar dia tidak selalu kalah, tetapi ada kalanya menjadi pemenang.
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling
menghargai bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah
biru. Biasanya seorang pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan
sopan kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada dasarnya
memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya.
Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang
datang karena kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya.
Pemimpin bergaya moralis adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak
stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa
sangat menyenangkan dan bersahabat. Gaya kepemimpinan moralis ini
5. efektif bila; Pertama, Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam
mengatasi kelabilan emosionalnya seringkali menjadi perjuangan
seumur hidupnya. Kedua, Belajar mempercayai orang lain atau
membiarkan melakukan dengan cara mereka, bukan dengan cara anda.
Salah satu teori komunikasi kepemimpinan yang populer dan banyak
diterapkan adalah teori Likert 4 sisitem atau 4 Gaya komunikasi
kepemimpinan. Teori ini adalah teori sistem manajerial yang didasarkan
oleh beberapa variabel penting yang berhubungan dengan manajerial
seperti kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi, pengambilan
keputusan, penentuan tujuan, pengendalian dan kinerja.
Teori komunikasi kepemimpinan ini banyak digunakan untuk menganalisis
pengaruh gaya komunikasi kepemimpinan terhadap perubahan kinerja dari pegawai
atau bawahannya. Dalam teori Likert, komunikasi kepemimpinan dibedakan oleh 4
hal berikut:
1. Gaya Penguasa Mutlak atau Authoritarian
Dalam jenis sistem 1 Likert ini, pemimpin dideskripsikan memiliki sifat yang
otoriter, berfokus pada tugas semata dan sangat terstruktur. Bagi pemimpin jenis
ini, hubungan interpersonal antar pemimpin dan bawahan atau antar bawahan
dianggap tidak penting dan tidak mempengaruhi kinerja dari pegawai. Pemimpin di
tipe 1 ini tidak akan memberikan kepercayaan yang besar kepada bawahannya.
Pemimpin ini juga tidak akan melibatnya pegawai lain dalam mengambil
keputusan. Bagi pegawai, mereka akan merasa takut dan selalu terintimidasi dalam
melakukan kerja. Komunikasi kepemimpinan yang terjadi dalam sistem 1 ini hanya
terjadi satu arah yakni komunikasi dari atasan ke bawahan. Komunikasi jenis ini
berdasarkan pada struktur organisasi dan kepemimpina.
2. Gaya Penguasa Semi Mutlak atau Benevolent Authoritative
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan seperti ini masih memiliki sifat otoritarian
namun sudah mulai terbuka dan memberikan kepercayaan pada bawahannya.
Dalam sistem 2 ini, pemimpin memiliki sifat task oriented namun menjalankan
fungsi controlling untuk mengawasi kinerja pegawainya. Gaya kepemimpinan ini
juga sering disebut sebagai sistem controlling.
6. Di sistem ini, bawahan sudah diberikan kepercayaan dan ruang untuk memberikan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin sudah memberikan
kesempatan untuk terjadinya komunikasi dari bawahan ke atasan, meskipun
mayoritas komunikasi yang terjadi dilakukan dari atasan ke bawahan. Komunikasi
kepemimpinan yang berlangsung pada sistem jenis ini juga masih terjadi dalam
suasana formal sesuai dengan jabatan ataupun struktur organisasi.
3. Gaya Pemimpin Penasihat atau Consultative
Pemimpin pada sistem 3 ini lebih bersifat terbuka dan sudah memberikan
kepercayaan lebih kepada bawahannya. Pemimpin tetap melakukan fungsi
controlling namun dengan proses negoisasi dan kolaborasi. Dalam sistem ini,
bawahan memiliki hak dalam mengemukakan pendapat dalam pengambilan
keputusan, terutama keputusan yang langsung berhubungan dengan tugas yang
mereka kerjakan. Disini, komunikasi yang terjadi sudah dua arah yakni dari atasan
ke bawahan dan sebaliknya. Interaksi antar pribadi sudah lebih sering dibandingkan
dengan sistem 1 dan 2.
4. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Pemimpin dalam sistem 4 ini berkeyakinan bahwa organisasi akan berjalan lebih
baik dengan adanya partisipasi aktif dari pegawainya. Disini pemimpin sudah
memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap pegawainya. Pemimpin memberikan
kepercayaan kepada bawahannya untuk bisa mengambil keputusan. Komunikasi
yang terjadi pun lebih cair dengan alur atasan ke bawahan, bawahan ke atasan
maupun bawahan ke bawahan.
Pemimpin juga memberikan motivasi kepada pegawainya dengan cara memberikan
ruang bagi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan target organisasi.
Proses komunikasi dan pertukaran ide berlangsung dengan terbuka dari atasan ke
bawahan maupun sebaliknya
3. Komunikasi Kepemimpinan
Dalam komunikasi kepemimpinan sendiri terdapat banyak jenis atau gaya yang
dapat diterapkan. Biasanya gaya komunikasi kepemimpinan dipengaruhi oleh
7. keperibadian personal dari pemimpin dan gaya kepemimpinannya dalam
menjalankan organisasi.
Gaya kepemimpinan ini biasanya didasarkan oleh beberapa pola dasar yakni
mementingkan hubungan kerja sama, mementingkan pelaksanaan pekerjaan dan
mementingkan hasil dari pekerjaan. Untuk mengetahui berbagai jenis komunikasi
kepemimpinan, berikut adalah contoh gaya komunikasi kepemimpinan yang biasa
digunakan.
1. Gaya Controlling
Gaya komunikasi kepemimpinan model ini mementingkan kendali atas organisasi.
Pemimpin dengan gaya komunikasi controlling akan membatasi dan cenderung
mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan bawahannya. Komunikasi yang terjalin
dalam gaya komunikasi ini adalah komunikasi satu arah yang berasal dari atasan ke
bawahan. Komunikasi satu arah ini dilakukan pemimpin untuk mempengaruhi
bawahannya untuk melakukan tugas sesuai dengan perintahnya.
2. Gaya Equalitarian
Gaya komunikasi kepemimpinan jenis ini mengedepankan aspek kesamaan dalam
komunikasi. Komunikasi kepemimpinan jenis ini melakukan penyebaran informasi
atau ide dengan arus dua arah, baik dari atasan ke bawahan maupun sebaliknya.
Komunikasi kepemimpinan jenis ini dilakukan secara terbuka yang berarti setiap
anggota organisasi berhak mengemukakan pendapat. Pemimpin akan memberikan
ruang bagi bawahannya untuk memberikan pendapat perhadap pengambilan
keputusan organisasi.
Komunikasi berjalan santai dan tanpa intimidasi. Dalam gaya komunikasi
kepemimpinan ini, pemimpin memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan
yang baik sehingga timbul keterbukaan antara atasan dan bawahan maupun antar
bawahan. Pemimpin mampu membangun komunikasi baik formal maupun non
formal dengan anggota dari organisasi yang nantinya membuka kesempatan bagi
tiap anggota untuk bertukar informasi dan gagasan.
3. Gaya Struktural
8. Dalam gaya komunikasi kepemimpinan ini, pemimpin memberikan informasi yang
bertujuan untuk pemantapan perintah penugasan, jadwal penugasan dan struktur
organisasi. Pada gaya komunikasi ini, pemimpin mencoba mempengaruhi bawahan
dengan cara memberikan informasi terkait tujuan organisasi, penjadwalan kerja,
aturan kerja, prosedur kerja dalam organisasi.
Gaya komunikasi kepemimpinan jenis ini akan berjalan efektif dan bermanfaat bagi
organisasi bila dijalankan dengan benar. Ahli komunikasi bernama Stogdill dan
Coons menjelaskan bahwa struktur inisiator bisa menjadi gaya kepemimpinan yang
efektif. Inisiator struktur ini adalah mereka yang mampu membuat perencanaan
informasi atau pesan verbal yang bisa memantapkan tujuan organisasi, struktur
organisasi, deskripsi penugasan kerja dan pertanyaan pertanyaan lain yang bersifat
struktural
4. Gaya Dinamis
Komunikasi kepemimpinan gaya dinamis ini artinya pelaku komunikasi akan
bersikap lebih agresif dalam menyampaikan dan menangkap pesan. Dalam gaya ini,
baik pemimpin dan bawahan sadar betul bahwa lingkungan organisasi mereka
dinamis sehingga berfokus pada tindakan. Gaya komunikasi kepemimipinan jenis
ini bertujuan untuk merangsang pegawai untuk bekerja lebih cepat dengan hasil
yang lebih baik.
Dalam suasana kerja yang dinamis, gaya komunikasi kepemimpinan ini cocok
untuk menyelesaikan masalah masalah yang kritis. Gaya komunikasi
kepemimpinan ini dapat berjalan baik bila pemimpin dan pegawai memiliki cukup
kemampuan dalam bekerja dan menyelesaikan masalah kritis di lingkungan yang
dinamis.
5. Gaya Relinqushing
Dalam gaya komunikasi kepemimpinan ini, pemimpin memiliki sifat bersedia
dalam menerima saran atau ide dari orang lain. Pemimpin bersedia menurunkan
keinginannya dalam memberi perintah dan mengatur pegawainya. Gaya
komunikasi kepemimpinan jenis ini bisa efektif jika pemimpin bekerja dalam
organisasi yang berisi orang orang yang sudah berpengalaman, berpengetahuan luas
dan mampu bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya
9. DAFTAR PUSTAKA
Umar. 2009. Komunikasi dalam wirausaha.
http://umarstain.blogspot.com/2009/04/komunikasi-dalam-kewirausahaan.html. 1
Juli 2018 pukul 18.34 WIB
Ria Agustina, 2009, Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kreativitas
Karyawan: Analisis Pengaruh Mediasi Pemikiran Kreatif dan Motivasi Intrinsik
pada Karyawan di Industri Media.
Timpe, Dale, 2002, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia – Kepemimpinan, PT
Elex Media Komputindo, Jakarta
http://bamzofimagination.blogspot.com/2013/05/kepemimpinan-dalam-
kewirausahaan.html. 1 Juli 2018 pukul 18.41 WIB