SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
KELOMPOK
5 XI PMIA-6
ANANDA
PRADNYA
(06)
ANDIKA
SAPUTRA
(07)
DESSY
MAHARINI
(15)
DIAH
KIRANA
(17)
HARI
SIDHARTA
(21)
MUHAMM
AD
IKHWAN
(25)
RYAN
TRISHA
(29)
Sistem Pembagian Kekuasaan Negara RI
• Dalam sebuah praktek ketatanegaraan tidak jarang terjadi
pemusatan kekuasaan pada satu tangan, sehingga terjadi
pengelolaan sistem pemerintahan yang dilkukan secara absolut
atau otoriter.
• Sebut saja misalnya seperti dalam bentuk monarki dimana
kekuasaan berada ditangan seorang raja. Maka untuk
menghindari hal itu perlu adanya pembagian/pemisahan
kekuasaan, sehingga terjadi kontrol dan keseimbangan diantara
lembaga pemegang kekuasaan.
Pengertian
Pembagian
Kekuasaan
Pembagian Kekuasaan adalah proses
menceraikan wewenang yang dimiliki oleh
Negara untuk (memerintah, mewakili,
mengurus, dsb.) menjadi beberapa bagian
(legislatif, eksekutif, dan yudikatif) untuk
diberikan kepada beberapa lembaga Negara
untuk menghindari pemusatan kekuasaan
(wewenang) pada satu pihak/lembaga.
Moh. Kusnardi Harmaily Ibrahim
pembagian kekuasaan berarti
bahwa kekuasaan itu memang
dibagi-bagi dalam beberapa
bagian (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif), tetapi tidak
dipisahkan.
PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT Zul Afdi
Ardian
VERTIKAL HORIZONTAL
Pembagian kekuasaan menurut
tingkatnya. Maksudnya
pembagian kekuasaan antara
beberapa tingkat pemerintahan.
Misal : Antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah
dalam negara kesatuan.
Pembagian kekuasaan menurut
fungsinya.
Dalam pembagian ini lebih
menitikberatkan pada
pembedaan anatara fungsi
pemerintahan yang bersifat
legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Macam-Macam Kekuasaan Negara
a. Pembagian Kekuasaan menurut
John Locke
John Locke dari Inggris, dalam
bukunya yang berjudul “Two Treaties of
Goverment” mengusulkan agar kekuasaan
di dalam negara itu dibagi dalam organ-
organ negara yang mempunyai fungsi
berbeda. Menurut beliau agar pemerintah
tidak sewenang-wenang, maka harus ada
pembedaan pemegang kekuasaan –
kekuasaan ke dalam 3 macam kekuasaan
yaitu :
1. Kekuasaan Legislatif (membuat UU)
2. Kekuasaan Eksekutif (melaksanakan
UU)
3. Kekuasaan Federatif ( melakukan hub.
Diplomtik dengan negara-negara lain).
b. Konsep Trias Politika Montesquieu
Menurut Montesquieu seorang
pemikir berkebangsaan Prancis
mengemukakan teorinya yang disebut
Trias Politika. Dalam bukunya yang
berjudul “L’esprit des Lois” pada tahun
1748 menawarkan alternatif yang agak
berbeda dari pendapat John Locke.
Menurut Montesqueiu untuk tegaknya
negara demokrasi perlu diadakan
pemisahan kekuasaan negara ke dalam 3
organ, yaitu :
1. Kekuasaan Legislatif (membuat UU)
2. Kekuasaan Eksekutif (melaksanakan
UU)
3. Kekuasaan Federatif ( mengadili bila
terjadi pelanggaran atas UU)
PERBEDAAN
KONSEP
NO. PEMBEDA JOHN LOCKE MONTESQUIEU
1.
Kekuasaan
Eksekutif
kekuasaan yang mecakup
kekuasaan yudikatif
karena mengadili itu
berarti melaksanakan UU,
sedangkan kekuasaan
federatif (hubungan luar
negeri) merupakan
kekuasaan yang berdiri
sendiri
kekuasaan federatif karena
melakukan hub. luar negeri
itu termasuk kekuasaan
eksekutif, sedangkan
kekuasaan yudikatif harus
merupakan kekuasaan yang
berdiri sendiri dan terpisah
dari eksekutif
Pada kenyataannya ternyata, sejarah menunjukan bahwa cara pembagian
kekuasaan yang dikemukakan oleh Montesquieu yang lebih diterima.
Jimly Asshiddiqie menjelaskan mengenai
cabang-cabang dari kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif.
CABANG KEKUASAAN
LEGISLATIF
CABANG KEKUASAAN
EKSEKUTIF
CABANG KEKUASAAN
YUDIKATIF
Jimly Asshiddiqie menjelaskan mengenai
cabang-cabang dari kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif.
CABANG KEKUASAAN
LEGISLATIF
CABANG KEKUASAAN
EKSEKUTIF
CABANG KEKUASAAN
YUDIKATIF
1. Fungsi Pengaturan
(Legislasi)
2. Fungsi Pengawasan
(Control)
3. Fungsi Perwakilan
(Representasi)
Jimly Asshiddiqie menjelaskan mengenai
cabang-cabang dari kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif.
CABANG KEKUASAAN
LEGISLATIF
CABANG KEKUASAAN
EKSEKUTIF
CABANG KEKUASAAN
YUDIKATIF
1. Sistem
Pemerintahan
2. Kementrian
Negara
Jimly Asshiddiqie menjelaskan mengenai
cabang-cabang dari kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif.
CABANG KEKUASAAN
LEGISLATIF
CABANG KEKUASAAN
EKSEKUTIF
CABANG KEKUASAAN
YUDIKATIF
1. Kedudukan
Kekuasaan
Kehakiman
2. Prinsip Pokok
Kehakiman
3. Struktur
Organisasi
Kehakiman
KONSEP PEMBAGIAN KEKUASAAN DI
INDONESIA
Dalam ketatanegaraan Indonesia sendiri, istilah “pemisahan
kekuasaan” (separation of power) itu sendiri cenderung
dikonotasikan dengan pendapat Montesquieu secara absolut.
Konsep pembagian kekuasaan (division of power) yag dikaitkan
dengan sistem supremasi MPR yang secara mutlak menolak ide
pemisahan kekuasaan ala trias politica Montesquieu. Dalam sidang-
sidang BPUPKI 1945, Soepomo misalnya menegaskan bahwa UUD
1945 tidak mengandung doktrin trias politica dalam arti paham
pemisahan kekuasaan, melainkan manganut sistem pembagian
kekuasaan hal ini terlaksana sebelum UUD 1945 diamandemen.
Dari sisi lain Jimly Asshiddiqie, berpendapat bahwa setelah adanya
perubahan UUD 1945 selama 4 kali, dapat dikatakan sistem konstitusi kita
telah menganut doktrin pemisahan itu secara nyata. Beberapa yang
mendukung hal itu antara lain adalah :
1. Adanya pergeseran kekuasaan legislatif dari tangan Presiden ke DPR.
2. Diadopsinya sistem pengujian konstitusional atas undang-undang
sebagai produk legislatif oleh MK. Dimana sebelumnya UU tidak dapat
diganggu gugat, hakim hanya dapat menerapkan UU dan tidak boleh
menilai UU.
3. Diakui bahwa lembaga pelaksana kedaulatan rakyat itu tidak hanya MPR
melainkan semua lembaga negara baik secara langsung atau tidak
langsung merupakan penjelmaan kedaulatan rakyat.
4. MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara namun
sebagai lembaga negara yang sederajat dengan lembaga negara lainnya.
5. Hubungan-hubungan antar lembaga negara itu bersifat saling
mengendalikan satu sama lain sesuai dengan prinsip checks dan
balances.
Latar Belakang Checks
and Balances di
Indonesia
Sepanjang usianya, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah mengalami
perubahan/amandemen sebanyak empat kali. Perubahan-perubahan tersebut terjadi
pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002.
Salah satu hasil dari perubahan UUD 1945 ini adalah tidak ada lagi
lembaga tinggi negara ataupun lembaga tertinggi negara, kini kedudukan lembaga-
lembaga negara dalam UUD 1945 atau Konstitusi adalah sama. Dengan demikian
maka maka setiap lembaga negara memiliki kekuasaan yang seimbang.
Karena penyelenggaraan kedaulat rakyat sebelum ada perubahan UUD
1945 ini dilaksanakan melalui sistem MPR dengan prinsip terwakili yang telah
menimbulkan kekuasaan bagi Presiden yang sangat besar dalam segala hal termasuk
pembentukan MPR.
Saat Periode Orde Lama (1959-1965) itu seluruh anggota MPR(S) dipilih dan
diangkat langsung oleh Presiden. Tidak jauh beda dengan Periode Orde Baru (1966-
1998) dimana dari 1000 orang anggota MPR hanyalah 600 orang yang dipilih dan
ditentukan oleh Presiden. Yang menunjukkan bahwa MPR hanyalah sebagai alat untuk
mempertahankan kekuasaan dari Presiden, hingga saat itu kewenangan untuk
memilih Presiden dan Wapres ada ditangan MPR. Padahal MPR sendiri dipilih oleh
Presiden, sehingga siapapun yang menguasai suara di MPR maka akan dapat
mempertahankan kekuasaannya.
Pengangkatan anggota MPR dari unsur Utusan Daerah dan unsur Utusan
Golongan bagi pembentukan MPR dalam jumlah yang besar juga dianggap sebagai
penyimpangan konstitusional karena secara logika wakil yang diangkat akan patuh dan
loyal pada pihak yang mengangkatnya. Akibatnya wakil tersebut tidak lagi memiliki
hubungan dengan yang diwakilinya.
Presiden adalah mandataris MPR yang harus bertanggung jawab kepadanya.
Maka hubungan Presiden dengan MPR sangat sulit dilihat sebagai hubungan vertikal
atau horizontal.
Jadi idealnya seluruh anggota MPR dipilih rakyat melalui Pemilu.
Dengan ketentuan UUD 1945, keberadaan MPR sebagai Lembaga Tertinggi
Negara dianggap sebagai pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat. Ini menunjukkan
bahwa MPR merupakan Majelis yang mewakili kedudukan rakyat yang menjadikan
lembaga itu sebagai sentral kekuasaan, yang mengatasi cabang kekuasaan lainnya.
Lembaga yang tertinggi membawa konsekuensi seluruh kekuasaan lembaga
negara berada dibawahnya harus bertanggung jawab pada MPR. Akibatnya
keseimbangan antar elemen penyelenggara negara atau sering disebut checks and
balances system antar lembaga tinggi negara tidak dapat dijalankan.
Sistem MPR itu juga membuat kekuasaan bagi presiden dalam pembentukan
UU (fungsi Legislasi) yang harusnya dilakukan oleh DPR yang dapat dilihat pada
rumusan pasal 5 ayat (1) naskah asli UUD 1945 yang berbunyi : “Presiden memegang
kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat”. Karena itu pengawasan dan keseimbangan antara lembaga tinggi negara
sangat lemah sekali.
Orde Reformasi dimulai awal Mei 1998 karena terjadi berbagai krisis. Yang
memunculkan berbagai tuntutan, karena masyarakat ingin perubahan sistem dan
struktur ketatanegaraan Indonesia untuk mewujudkan pemerintahan negara yang
demokratis dengan menjamin HAM warganegaranya,contoh tuntutannya seperti
Amandemen UUD 1945, penghapusan doktrin dwi fungsi ABRI, penegakan hukum,
HAM, pemberantasan KKN, mewujudkan kehidupan yang demokratis.
Hasil nyata dari reformasi adalah perubahan UUD 1945 yang dilatar belakangi
oleh :
1. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR
2. Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden
3. Pasal yang sifatnya terlalu “luwes” dapat menimbulkan multi tafsir
4. Kewenangan Presiden untuk mengatur hal penting dengan undang-undang
5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup
didukung ketentuan konstitusi
Hal tersebutlah yang menjadi penyebab keseimbangan dan pengawasan terhadap
lembaga negara dianggap sangat kurang (checks and balances system) tidak berjalan
harus dilakukan Perubahan UUD 1945.
Perubahan UUD 1945 yang terjadi 4x berturut turut ini (tahun
1999,2000,2001,2002) membawa dampak yang sangat besar dan mendasar terhadap
struktur ketatanegaraan dan sistem penyelenggaraan negara, seperti :
1. Menempatkan MPR sebagai lembaga yang punya kedudukan sederajat dengan
lembaga lain.
2. Pergeseran kewenangan membentuk UU dari Presiden kepada DPR.
3. Pemilihan Presiden dan Wapres secara langsung.
4. Mempertegas penerapan sistem presidensiil.
5. Pengaturan HAM.
6. Muncul lembaga-lembaga baru seperti MK, KY dan BPD.
Terkait dengan perubahan kedudukan MPR setelah
adanya Perubahan UUD 1945, Abdy Yuhana menjelaskan
bahwa berdasarkan rumusan dari ketentuan Pasal 1 ayat 2
“Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar.
Hal tersebut merupakan perubahan yang bersifat
fundamental dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Rumusan
tersebut juga sengaja dibuat untuk membuka kemungkinan
diselenggarakannya pemilihan presiden secara langsung dan
menerapkan sistem pemerintahan presidensial.
Berdasarkan atas ketentuan pasal-pasal dalam
kekuasaan pemerintahan negara menurut UUD 1945
dapat diuraikan secara garis besar sebagai berikut :
1. Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat
secara rakyat dan dapat dipilih kembali dalam
jabatan(Uud 1945 pasal 7).
Pemerintahan
Negara Republik
Indonesia
2. Dalam proses pembuatan UU, presiden hanya
berhak mengajukan rancangan UU dan membahas
rancangan UU bersama DPR (UUD 1945 pasal 5
dan 20 ayat 2, 3, 4).
Presiden, wakil dan kementriannya merupakan
pemerintahan pusat (pemerintahan yang memegang
kendali pusat atau menyeluruh dengan membagi-bagi
wilayah pemerintahannya dalam pemerintah daerah).
urusan yang
ditangani
pemerintah
pusat
Politik
Luar
Negeri
Pertahanan
Keamanan
Yustisi
Moneter
dan Fiskal
Nasional
Agama
Pemerintah dalam arti sempit adalah eksekutif. Presiden
yang menyelenggarakan pemerintahan pusat dan dibantu
oleh wakil dan para mentri
Organisasi pemerintahan pusat :
1. Presiden
2. Wakil presiden
3. Para menteri
4. Kesekretariatan yang membantu presiden
5. Lembaga pemerintahan nondepartemen
6. Lembaga penyelenggara pemerintahan lainnya, seperti
dewan pertimbangan dan staf ahli
PRESIDEN
KEPALA NEGARA KEPALA PEMERINTAHAN
TUGAS
KEPALANEGARA
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU.
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan
negara lain atas persetujuan DPR.
6. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
MA.
5. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR.
4. Mengangkat duta dan konsul.
3. Menyatakan keadaan bahaya.
7. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
DPR.
8. Memberi gelar, tanda jasa, dll. Tanda kehormatan yang diatur dengan
UU.
KEPALA PEMERINTAHAN
Tugas :
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
2. Mengajukan RUU kepada DPR.
3. Menetapkan peraturan pemerintah.
4. Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-
undang (perpu).
5. Mengangkat dan memberhentikan para menteri.
6. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat pertimbangan kepada presiden, yang
selanjutnya diatur dalam undang-undang.
7. Membahas dan melakukan persetujuan bersama dengan DPR
setiap rancangan undang-undang.
8. Mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui
bersama untuk menjadi undang-undang.
GRASI AMNESTI ABOLISI REHABILITAS
Dalam arti sempit berarti tindakan
meniadakan hukuman yang telah
diputuskan oleh hakim. Dengan
kata lain, grasi adalah ampunan
dari presiden pada orang yang
telah dijatuhi hukuman.
Amnesti ini diberikan kepada
orang-orang yang sudah ataupun
yang belum dijatuhi hukuman,
yang sudah ataupun yang belum
diadakan pemeriksaan terhadap
tindak pidana tersebut.
Abolisi merupakan suatu
keputusan untuk menghentikan
pengusutan dan pemeriksaan
suatu perkara, dimana pengadilan
belum menjatuhkan keputusan
terhadap perkara tersebut.
Rehabilitasi merupakan suatu tindakan presiden
dalam rangka memulihkan nama baik seseorang
yang telah hilang karena suatu keputusan hakim
yang ternyata dalam waktu berikutnya terbukti
bahwa kesalahan yang telah dilakukan oleh
tersangka tidak seberapa dibandingkan dengan
perkiraan semula atau bahkan ia ternyata tidak
bersalah sama sekali
HAK PRESIDEN
Tugas Presiden dalam Bidang Eksekutif
PASAL 4
AYAT (1)
PASAL 17
AYAT (2)
PASAL 5
AYAT (2)
Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan menurut Undang-Undang
Dasar.
Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan undang-
undang sebagaimana mestinya.
Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh presiden.
Tugas Presiden dalam Bidang Legislatif
PASAL 5 AYAT (1) PASAL 22 AYAT (1)
Presiden berhak mengajukan
rancangan undang-undang kepada
Dewan Perwakilan Rakyat
Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa,
presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah
sebagai pengganti undang-undang.
Tugas Presiden dalam Bidang yudikatif
Pasal 14 Ayat (1) Pasal 14 Ayat (2)
Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung
Presiden memberi amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat
WAKIL PRESIDEN
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, presiden tidaklah sendiri
tetapi dibantu oleh seorang wakil presiden. Hal ini tercantum dalam
pasal 4 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi, “Dalam melakukan
kewajibannya presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden”.
Sebelum diadakan amandemen UUD 1945, wakil presiden dipilih oleh
presiden. Akan tetapi mulai tahun 2004, wakil presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui pemilu
TUGAS DAN WEWENANG WAKIL PRESIDEN
1. Membantu presiden
melakukan tugasnya.
2. Menggantikan presiden
sampai habis waktunya,
jika presiden mangkat,
berhenti, atau tidak
dapat melaksanankan
kewajibannya dalam
masa jabatannya.
1. Memperhatikan secara khusus,
menampung masalah-masalah, dan
mengusahakan pemecahan masalah-
masalah yang perlu, menyangkut
bidang tugas kesejahteraan rakyat.
2. Melakukan pengawasan operasional
pembangunan dengan bantuan
departemen-departemen, dalam hal
ini inspektur-inspektur jenderal dari
departemen-departemen yang
bersangkutan
UMUM KHUSUS
PERAN WAKIL PRESIDEN DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN PRESIDEN
Sebagai Wakil Presiden
Sebagai Pengganti Presiden
Bertindak Membantu Presiden
PERAN WAKIL PRESIDEN DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN PRESIDEN
Sebagai Wakil Presiden
Sebagai Pengganti Presiden
Bertindak Membantu Presiden
Dalam peran ini, wakil
presiden mempunyai tugas
mewakili presiden
melaksanakan tugas-tugas
kepresidenan dalam hal-hal
yang kepadanya didelegasikan
oleh presiden. Oleh karena itu,
wakil presiden bertindak
sebagai petugas negara yang
menjalankan tugas
kepresidenan dengan kualitas
tindakan yang sama dengan
kualitas tindakan presiden
sendiri.
PERAN WAKIL PRESIDEN DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN PRESIDEN
Sebagai Wakil Presiden
Sebagai Pengganti Presiden
Bertindak Membantu Presiden
Wakil presiden sebagai
pengganti presiden dapat
bertindak untuk jangka waktu
sementara atau dapat pula
bertindak untuk seterusnya
sampai masa jabatan presiden
habis.
PERAN WAKIL PRESIDEN DALAM
HUBUNGANNYA DENGAN PRESIDEN
Sebagai Wakil Presiden
Sebagai Pengganti Presiden
Bertindak Membantu Presiden
Wakil presiden juga dapat
bertindak membantu presiden
melaksanakan seluruh tugas
dan kewajiban presiden. Perlu
kita ingat, bahwa kualitas
bantuan seorang wakil
presiden jelas berbeda
tingkatannya daripada bantuan
yang diberikan oleh para
menteri yang biasa disebut
sebagai pembantu presiden

More Related Content

What's hot

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA
SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIASISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA
SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIAafifahdhaniyah
 
Uji kompetensi bab 4 PKN
Uji kompetensi bab 4 PKNUji kompetensi bab 4 PKN
Uji kompetensi bab 4 PKNRezki Atirah
 
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negaraBab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negaraRama Putra
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraDoris Agusnita
 
Konsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara IndonesiaKonsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara IndonesiaSugeng Klinsman
 
Pertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan NegaraPertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan Negarasanto72
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesianurul khaiva
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xfatimaharyenfa
 
ringkasan materi bab 4 beserta tugas mandiri
ringkasan materi bab 4 beserta tugas mandiriringkasan materi bab 4 beserta tugas mandiri
ringkasan materi bab 4 beserta tugas mandiriRezki Atirah
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaChaing Saing
 
Materi kelas x pkn selasa
Materi kelas x pkn selasaMateri kelas x pkn selasa
Materi kelas x pkn selasaSigitSurya3
 
Objek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraObjek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraIsaka Yoga
 
Kedaulatan Menurut UUD 1945
Kedaulatan Menurut UUD 1945Kedaulatan Menurut UUD 1945
Kedaulatan Menurut UUD 1945Zufar Asyraf Al
 

What's hot (20)

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA
SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIASISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA
SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA
 
Trias politika
Trias politikaTrias politika
Trias politika
 
Kekuasaan lembaga negara
Kekuasaan lembaga negaraKekuasaan lembaga negara
Kekuasaan lembaga negara
 
Uji kompetensi bab 4 PKN
Uji kompetensi bab 4 PKNUji kompetensi bab 4 PKN
Uji kompetensi bab 4 PKN
 
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negaraBab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
 
Konsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara IndonesiaKonsep Hukum Tata Negara Indonesia
Konsep Hukum Tata Negara Indonesia
 
Pertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan NegaraPertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan Negara
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
 
Ketatanegaraan
KetatanegaraanKetatanegaraan
Ketatanegaraan
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
 
ringkasan materi bab 4 beserta tugas mandiri
ringkasan materi bab 4 beserta tugas mandiriringkasan materi bab 4 beserta tugas mandiri
ringkasan materi bab 4 beserta tugas mandiri
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
 
30 syahla aqila
30 syahla aqila30 syahla aqila
30 syahla aqila
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Materi kelas x pkn selasa
Materi kelas x pkn selasaMateri kelas x pkn selasa
Materi kelas x pkn selasa
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Objek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata NegaraObjek Hukum Tata Negara
Objek Hukum Tata Negara
 
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata NegaraAli R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
Ali R-Asas-Asas Hukum Tata Negara
 
Kedaulatan Menurut UUD 1945
Kedaulatan Menurut UUD 1945Kedaulatan Menurut UUD 1945
Kedaulatan Menurut UUD 1945
 

Viewers also liked

Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian  kekuasaan negaraKe 1 sistem pembagian  kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negaraMeita Purnamasari
 
Legitimasi politik by odisti zulfa
Legitimasi politik by odisti zulfaLegitimasi politik by odisti zulfa
Legitimasi politik by odisti zulfaodisti
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara neweli priyatna laidan
 
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraNandha Zulyana
 
Struktur pemerintahan desa
Struktur pemerintahan desaStruktur pemerintahan desa
Struktur pemerintahan desaMeckenzie Queen
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikWandi Suhardi
 
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaKelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaEddy Mahendra
 
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...Aang Gustaffi
 
Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
Lembaga-Lembaga Negara Republik IndonesiaLembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
Lembaga-Lembaga Negara Republik IndonesiaAriq Ridhwan Arya Putra
 
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagriAdvisory Specialist for P2KP
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahMassaputro Delly TP
 
Intisari uu no. 6 tahun 2014 desa
Intisari uu no. 6 tahun 2014   desaIntisari uu no. 6 tahun 2014   desa
Intisari uu no. 6 tahun 2014 desaUpiet Bae
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Yudhi Aldriand
 

Viewers also liked (17)

Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian  kekuasaan negaraKe 1 sistem pembagian  kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negara
 
Legitimasi politik by odisti zulfa
Legitimasi politik by odisti zulfaLegitimasi politik by odisti zulfa
Legitimasi politik by odisti zulfa
 
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara newBab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
Bab 4 rpp ppkn sma kls xi mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara new
 
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
 
Struktur pemerintahan desa
Struktur pemerintahan desaStruktur pemerintahan desa
Struktur pemerintahan desa
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaKelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
 
Pembinaan pengawasan
Pembinaan pengawasanPembinaan pengawasan
Pembinaan pengawasan
 
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
Pengelolaan kekuasaan negara di tingkat pusat menurut undang - undang dasar n...
 
Paparan karo tapem
Paparan karo tapemPaparan karo tapem
Paparan karo tapem
 
Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
Lembaga-Lembaga Negara Republik IndonesiaLembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
 
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
04. sinkronisasi urusan_pemerintahan_daerah_ii_kemendagri
 
Spb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desa
Spb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desaSpb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desa
Spb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desa
 
Bentuk negara
Bentuk negaraBentuk negara
Bentuk negara
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
 
Intisari uu no. 6 tahun 2014 desa
Intisari uu no. 6 tahun 2014   desaIntisari uu no. 6 tahun 2014   desa
Intisari uu no. 6 tahun 2014 desa
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
 

Similar to PEMBAGIAN KEKUASAAN

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...Pusat Analisis
 
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptxkelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptxdilfha23
 
PENGERTIAN KEKUASAAN NEGARA PERTEMUAN 1.pptx
PENGERTIAN KEKUASAAN NEGARA PERTEMUAN 1.pptxPENGERTIAN KEKUASAAN NEGARA PERTEMUAN 1.pptx
PENGERTIAN KEKUASAAN NEGARA PERTEMUAN 1.pptxAlief21
 
Gambaran umum sistem pemerintahan Indonesia
Gambaran umum sistem pemerintahan IndonesiaGambaran umum sistem pemerintahan Indonesia
Gambaran umum sistem pemerintahan Indonesiarizqialfadly
 
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKnpentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKnBelum Kerja
 
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negaraBentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negaraAnnisa Nafiya
 
Perkembangan Sistem Pemerintahan Presidensial.pptx
Perkembangan Sistem Pemerintahan Presidensial.pptxPerkembangan Sistem Pemerintahan Presidensial.pptx
Perkembangan Sistem Pemerintahan Presidensial.pptxamrultvbox
 
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptxKonsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptxCandraAdikurnia1
 
LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
LEMBAGA LEGISLATIF.pptxLEMBAGA LEGISLATIF.pptx
LEMBAGA LEGISLATIF.pptxhafizatululum1
 
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara dalam sistem ketata...
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara  dalam sistem ketata...Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara  dalam sistem ketata...
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara dalam sistem ketata...Operator Warnet Vast Raha
 
PKn - Sistem Pemerintahan Indonesia
PKn - Sistem Pemerintahan IndonesiaPKn - Sistem Pemerintahan Indonesia
PKn - Sistem Pemerintahan IndonesiaRamadhani Sardiman
 

Similar to PEMBAGIAN KEKUASAAN (20)

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DALAM KONTRUKSI SISTEM PERWAKILAN DI INDONESIA ...
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptxkelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
kelompok 3uiz8wueurjdoxoorjw6a8x8 ppt-1.pptx
 
173889925 sistem-pemerintahan
173889925 sistem-pemerintahan173889925 sistem-pemerintahan
173889925 sistem-pemerintahan
 
PENGERTIAN KEKUASAAN NEGARA PERTEMUAN 1.pptx
PENGERTIAN KEKUASAAN NEGARA PERTEMUAN 1.pptxPENGERTIAN KEKUASAAN NEGARA PERTEMUAN 1.pptx
PENGERTIAN KEKUASAAN NEGARA PERTEMUAN 1.pptx
 
Gambaran umum sistem pemerintahan Indonesia
Gambaran umum sistem pemerintahan IndonesiaGambaran umum sistem pemerintahan Indonesia
Gambaran umum sistem pemerintahan Indonesia
 
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKnpentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
 
presentasi_pkn_.pptx
presentasi_pkn_.pptxpresentasi_pkn_.pptx
presentasi_pkn_.pptx
 
Sistem Pemerintahan
Sistem  PemerintahanSistem  Pemerintahan
Sistem Pemerintahan
 
Bab 3.pptx
Bab 3.pptxBab 3.pptx
Bab 3.pptx
 
Pkn klpk 1,
Pkn klpk 1,Pkn klpk 1,
Pkn klpk 1,
 
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negaraBentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
 
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
 
Perkembangan Sistem Pemerintahan Presidensial.pptx
Perkembangan Sistem Pemerintahan Presidensial.pptxPerkembangan Sistem Pemerintahan Presidensial.pptx
Perkembangan Sistem Pemerintahan Presidensial.pptx
 
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptxKonsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
Konsep Birokrasi Penyelenggara Pemerintah dan Pemerintahan.pptx
 
LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
LEMBAGA LEGISLATIF.pptxLEMBAGA LEGISLATIF.pptx
LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara dalam sistem ketata...
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara  dalam sistem ketata...Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara  dalam sistem ketata...
Tugas dan fungsi mpr serta hubungan antar lembaga negara dalam sistem ketata...
 
Bhsa indo
Bhsa indoBhsa indo
Bhsa indo
 
PKn - Sistem Pemerintahan Indonesia
PKn - Sistem Pemerintahan IndonesiaPKn - Sistem Pemerintahan Indonesia
PKn - Sistem Pemerintahan Indonesia
 

More from Universities Pendidikan Ganesha

More from Universities Pendidikan Ganesha (20)

Reaksi Reduksi-Oksidasi
Reaksi Reduksi-OksidasiReaksi Reduksi-Oksidasi
Reaksi Reduksi-Oksidasi
 
Histologi Hati dan Pankreas
Histologi Hati dan PankreasHistologi Hati dan Pankreas
Histologi Hati dan Pankreas
 
LAPORAN INDIVIDU KKN DESA ABANG
LAPORAN INDIVIDU KKN DESA ABANGLAPORAN INDIVIDU KKN DESA ABANG
LAPORAN INDIVIDU KKN DESA ABANG
 
Laporan Akhirnya PPL Awal di SMA Negeri 2 Denpasar
Laporan Akhirnya PPL Awal di SMA Negeri 2 DenpasarLaporan Akhirnya PPL Awal di SMA Negeri 2 Denpasar
Laporan Akhirnya PPL Awal di SMA Negeri 2 Denpasar
 
Makalah Nemathelminthes
Makalah NemathelminthesMakalah Nemathelminthes
Makalah Nemathelminthes
 
Lesson plan Biology
Lesson plan BiologyLesson plan Biology
Lesson plan Biology
 
Metabolisme Mikroba
Metabolisme MikrobaMetabolisme Mikroba
Metabolisme Mikroba
 
Lembar Kerja Mahasiswa Fisiologi Tumbuhan
Lembar Kerja Mahasiswa Fisiologi TumbuhanLembar Kerja Mahasiswa Fisiologi Tumbuhan
Lembar Kerja Mahasiswa Fisiologi Tumbuhan
 
Penulisan Unsur Serapan
Penulisan Unsur SerapanPenulisan Unsur Serapan
Penulisan Unsur Serapan
 
Jenis jenis teks dalam bahasa inggris
Jenis jenis teks dalam bahasa inggrisJenis jenis teks dalam bahasa inggris
Jenis jenis teks dalam bahasa inggris
 
Naskah Audio "Menstruasi"
Naskah Audio "Menstruasi"Naskah Audio "Menstruasi"
Naskah Audio "Menstruasi"
 
Soal dan Pembahasan Sistem Koordinasi pada Manusia
Soal dan Pembahasan Sistem Koordinasi pada ManusiaSoal dan Pembahasan Sistem Koordinasi pada Manusia
Soal dan Pembahasan Sistem Koordinasi pada Manusia
 
Sistem Koordinasi pada Manusia
Sistem Koordinasi pada ManusiaSistem Koordinasi pada Manusia
Sistem Koordinasi pada Manusia
 
Pengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
Pengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijauPengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
Pengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Konsep esensial geografi
Konsep esensial geografiKonsep esensial geografi
Konsep esensial geografi
 
Perairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinyaPerairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinya
 
Kolonialisme dan imperialisme
Kolonialisme dan imperialismeKolonialisme dan imperialisme
Kolonialisme dan imperialisme
 
Selama langit masih berwarna biru
Selama langit masih berwarna biruSelama langit masih berwarna biru
Selama langit masih berwarna biru
 
Resep membuat kentang goreng
Resep membuat kentang gorengResep membuat kentang goreng
Resep membuat kentang goreng
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

PEMBAGIAN KEKUASAAN

  • 2.
  • 3. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara RI • Dalam sebuah praktek ketatanegaraan tidak jarang terjadi pemusatan kekuasaan pada satu tangan, sehingga terjadi pengelolaan sistem pemerintahan yang dilkukan secara absolut atau otoriter. • Sebut saja misalnya seperti dalam bentuk monarki dimana kekuasaan berada ditangan seorang raja. Maka untuk menghindari hal itu perlu adanya pembagian/pemisahan kekuasaan, sehingga terjadi kontrol dan keseimbangan diantara lembaga pemegang kekuasaan.
  • 4. Pengertian Pembagian Kekuasaan Pembagian Kekuasaan adalah proses menceraikan wewenang yang dimiliki oleh Negara untuk (memerintah, mewakili, mengurus, dsb.) menjadi beberapa bagian (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) untuk diberikan kepada beberapa lembaga Negara untuk menghindari pemusatan kekuasaan (wewenang) pada satu pihak/lembaga.
  • 5. Moh. Kusnardi Harmaily Ibrahim pembagian kekuasaan berarti bahwa kekuasaan itu memang dibagi-bagi dalam beberapa bagian (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), tetapi tidak dipisahkan.
  • 6. PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT Zul Afdi Ardian VERTIKAL HORIZONTAL Pembagian kekuasaan menurut tingkatnya. Maksudnya pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan. Misal : Antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam negara kesatuan. Pembagian kekuasaan menurut fungsinya. Dalam pembagian ini lebih menitikberatkan pada pembedaan anatara fungsi pemerintahan yang bersifat legislatif, eksekutif dan yudikatif.
  • 7. Macam-Macam Kekuasaan Negara a. Pembagian Kekuasaan menurut John Locke John Locke dari Inggris, dalam bukunya yang berjudul “Two Treaties of Goverment” mengusulkan agar kekuasaan di dalam negara itu dibagi dalam organ- organ negara yang mempunyai fungsi berbeda. Menurut beliau agar pemerintah tidak sewenang-wenang, maka harus ada pembedaan pemegang kekuasaan – kekuasaan ke dalam 3 macam kekuasaan yaitu : 1. Kekuasaan Legislatif (membuat UU) 2. Kekuasaan Eksekutif (melaksanakan UU) 3. Kekuasaan Federatif ( melakukan hub. Diplomtik dengan negara-negara lain). b. Konsep Trias Politika Montesquieu Menurut Montesquieu seorang pemikir berkebangsaan Prancis mengemukakan teorinya yang disebut Trias Politika. Dalam bukunya yang berjudul “L’esprit des Lois” pada tahun 1748 menawarkan alternatif yang agak berbeda dari pendapat John Locke. Menurut Montesqueiu untuk tegaknya negara demokrasi perlu diadakan pemisahan kekuasaan negara ke dalam 3 organ, yaitu : 1. Kekuasaan Legislatif (membuat UU) 2. Kekuasaan Eksekutif (melaksanakan UU) 3. Kekuasaan Federatif ( mengadili bila terjadi pelanggaran atas UU)
  • 8.
  • 9.
  • 10. PERBEDAAN KONSEP NO. PEMBEDA JOHN LOCKE MONTESQUIEU 1. Kekuasaan Eksekutif kekuasaan yang mecakup kekuasaan yudikatif karena mengadili itu berarti melaksanakan UU, sedangkan kekuasaan federatif (hubungan luar negeri) merupakan kekuasaan yang berdiri sendiri kekuasaan federatif karena melakukan hub. luar negeri itu termasuk kekuasaan eksekutif, sedangkan kekuasaan yudikatif harus merupakan kekuasaan yang berdiri sendiri dan terpisah dari eksekutif Pada kenyataannya ternyata, sejarah menunjukan bahwa cara pembagian kekuasaan yang dikemukakan oleh Montesquieu yang lebih diterima.
  • 11. Jimly Asshiddiqie menjelaskan mengenai cabang-cabang dari kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. CABANG KEKUASAAN LEGISLATIF CABANG KEKUASAAN EKSEKUTIF CABANG KEKUASAAN YUDIKATIF
  • 12. Jimly Asshiddiqie menjelaskan mengenai cabang-cabang dari kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. CABANG KEKUASAAN LEGISLATIF CABANG KEKUASAAN EKSEKUTIF CABANG KEKUASAAN YUDIKATIF 1. Fungsi Pengaturan (Legislasi) 2. Fungsi Pengawasan (Control) 3. Fungsi Perwakilan (Representasi)
  • 13. Jimly Asshiddiqie menjelaskan mengenai cabang-cabang dari kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. CABANG KEKUASAAN LEGISLATIF CABANG KEKUASAAN EKSEKUTIF CABANG KEKUASAAN YUDIKATIF 1. Sistem Pemerintahan 2. Kementrian Negara
  • 14. Jimly Asshiddiqie menjelaskan mengenai cabang-cabang dari kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. CABANG KEKUASAAN LEGISLATIF CABANG KEKUASAAN EKSEKUTIF CABANG KEKUASAAN YUDIKATIF 1. Kedudukan Kekuasaan Kehakiman 2. Prinsip Pokok Kehakiman 3. Struktur Organisasi Kehakiman
  • 15. KONSEP PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA Dalam ketatanegaraan Indonesia sendiri, istilah “pemisahan kekuasaan” (separation of power) itu sendiri cenderung dikonotasikan dengan pendapat Montesquieu secara absolut. Konsep pembagian kekuasaan (division of power) yag dikaitkan dengan sistem supremasi MPR yang secara mutlak menolak ide pemisahan kekuasaan ala trias politica Montesquieu. Dalam sidang- sidang BPUPKI 1945, Soepomo misalnya menegaskan bahwa UUD 1945 tidak mengandung doktrin trias politica dalam arti paham pemisahan kekuasaan, melainkan manganut sistem pembagian kekuasaan hal ini terlaksana sebelum UUD 1945 diamandemen.
  • 16. Dari sisi lain Jimly Asshiddiqie, berpendapat bahwa setelah adanya perubahan UUD 1945 selama 4 kali, dapat dikatakan sistem konstitusi kita telah menganut doktrin pemisahan itu secara nyata. Beberapa yang mendukung hal itu antara lain adalah : 1. Adanya pergeseran kekuasaan legislatif dari tangan Presiden ke DPR. 2. Diadopsinya sistem pengujian konstitusional atas undang-undang sebagai produk legislatif oleh MK. Dimana sebelumnya UU tidak dapat diganggu gugat, hakim hanya dapat menerapkan UU dan tidak boleh menilai UU. 3. Diakui bahwa lembaga pelaksana kedaulatan rakyat itu tidak hanya MPR melainkan semua lembaga negara baik secara langsung atau tidak langsung merupakan penjelmaan kedaulatan rakyat. 4. MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara namun sebagai lembaga negara yang sederajat dengan lembaga negara lainnya. 5. Hubungan-hubungan antar lembaga negara itu bersifat saling mengendalikan satu sama lain sesuai dengan prinsip checks dan balances.
  • 17. Latar Belakang Checks and Balances di Indonesia
  • 18. Sepanjang usianya, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah mengalami perubahan/amandemen sebanyak empat kali. Perubahan-perubahan tersebut terjadi pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002. Salah satu hasil dari perubahan UUD 1945 ini adalah tidak ada lagi lembaga tinggi negara ataupun lembaga tertinggi negara, kini kedudukan lembaga- lembaga negara dalam UUD 1945 atau Konstitusi adalah sama. Dengan demikian maka maka setiap lembaga negara memiliki kekuasaan yang seimbang. Karena penyelenggaraan kedaulat rakyat sebelum ada perubahan UUD 1945 ini dilaksanakan melalui sistem MPR dengan prinsip terwakili yang telah menimbulkan kekuasaan bagi Presiden yang sangat besar dalam segala hal termasuk pembentukan MPR.
  • 19. Saat Periode Orde Lama (1959-1965) itu seluruh anggota MPR(S) dipilih dan diangkat langsung oleh Presiden. Tidak jauh beda dengan Periode Orde Baru (1966- 1998) dimana dari 1000 orang anggota MPR hanyalah 600 orang yang dipilih dan ditentukan oleh Presiden. Yang menunjukkan bahwa MPR hanyalah sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dari Presiden, hingga saat itu kewenangan untuk memilih Presiden dan Wapres ada ditangan MPR. Padahal MPR sendiri dipilih oleh Presiden, sehingga siapapun yang menguasai suara di MPR maka akan dapat mempertahankan kekuasaannya. Pengangkatan anggota MPR dari unsur Utusan Daerah dan unsur Utusan Golongan bagi pembentukan MPR dalam jumlah yang besar juga dianggap sebagai penyimpangan konstitusional karena secara logika wakil yang diangkat akan patuh dan loyal pada pihak yang mengangkatnya. Akibatnya wakil tersebut tidak lagi memiliki hubungan dengan yang diwakilinya. Presiden adalah mandataris MPR yang harus bertanggung jawab kepadanya. Maka hubungan Presiden dengan MPR sangat sulit dilihat sebagai hubungan vertikal atau horizontal. Jadi idealnya seluruh anggota MPR dipilih rakyat melalui Pemilu.
  • 20. Dengan ketentuan UUD 1945, keberadaan MPR sebagai Lembaga Tertinggi Negara dianggap sebagai pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat. Ini menunjukkan bahwa MPR merupakan Majelis yang mewakili kedudukan rakyat yang menjadikan lembaga itu sebagai sentral kekuasaan, yang mengatasi cabang kekuasaan lainnya. Lembaga yang tertinggi membawa konsekuensi seluruh kekuasaan lembaga negara berada dibawahnya harus bertanggung jawab pada MPR. Akibatnya keseimbangan antar elemen penyelenggara negara atau sering disebut checks and balances system antar lembaga tinggi negara tidak dapat dijalankan. Sistem MPR itu juga membuat kekuasaan bagi presiden dalam pembentukan UU (fungsi Legislasi) yang harusnya dilakukan oleh DPR yang dapat dilihat pada rumusan pasal 5 ayat (1) naskah asli UUD 1945 yang berbunyi : “Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat”. Karena itu pengawasan dan keseimbangan antara lembaga tinggi negara sangat lemah sekali.
  • 21. Orde Reformasi dimulai awal Mei 1998 karena terjadi berbagai krisis. Yang memunculkan berbagai tuntutan, karena masyarakat ingin perubahan sistem dan struktur ketatanegaraan Indonesia untuk mewujudkan pemerintahan negara yang demokratis dengan menjamin HAM warganegaranya,contoh tuntutannya seperti Amandemen UUD 1945, penghapusan doktrin dwi fungsi ABRI, penegakan hukum, HAM, pemberantasan KKN, mewujudkan kehidupan yang demokratis. Hasil nyata dari reformasi adalah perubahan UUD 1945 yang dilatar belakangi oleh : 1. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR 2. Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden 3. Pasal yang sifatnya terlalu “luwes” dapat menimbulkan multi tafsir 4. Kewenangan Presiden untuk mengatur hal penting dengan undang-undang 5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi Hal tersebutlah yang menjadi penyebab keseimbangan dan pengawasan terhadap lembaga negara dianggap sangat kurang (checks and balances system) tidak berjalan harus dilakukan Perubahan UUD 1945.
  • 22. Perubahan UUD 1945 yang terjadi 4x berturut turut ini (tahun 1999,2000,2001,2002) membawa dampak yang sangat besar dan mendasar terhadap struktur ketatanegaraan dan sistem penyelenggaraan negara, seperti : 1. Menempatkan MPR sebagai lembaga yang punya kedudukan sederajat dengan lembaga lain. 2. Pergeseran kewenangan membentuk UU dari Presiden kepada DPR. 3. Pemilihan Presiden dan Wapres secara langsung. 4. Mempertegas penerapan sistem presidensiil. 5. Pengaturan HAM. 6. Muncul lembaga-lembaga baru seperti MK, KY dan BPD.
  • 23. Terkait dengan perubahan kedudukan MPR setelah adanya Perubahan UUD 1945, Abdy Yuhana menjelaskan bahwa berdasarkan rumusan dari ketentuan Pasal 1 ayat 2 “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Hal tersebut merupakan perubahan yang bersifat fundamental dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Rumusan tersebut juga sengaja dibuat untuk membuka kemungkinan diselenggarakannya pemilihan presiden secara langsung dan menerapkan sistem pemerintahan presidensial.
  • 24. Berdasarkan atas ketentuan pasal-pasal dalam kekuasaan pemerintahan negara menurut UUD 1945 dapat diuraikan secara garis besar sebagai berikut : 1. Presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat secara rakyat dan dapat dipilih kembali dalam jabatan(Uud 1945 pasal 7). Pemerintahan Negara Republik Indonesia
  • 25. 2. Dalam proses pembuatan UU, presiden hanya berhak mengajukan rancangan UU dan membahas rancangan UU bersama DPR (UUD 1945 pasal 5 dan 20 ayat 2, 3, 4). Presiden, wakil dan kementriannya merupakan pemerintahan pusat (pemerintahan yang memegang kendali pusat atau menyeluruh dengan membagi-bagi wilayah pemerintahannya dalam pemerintah daerah).
  • 27. Pemerintah dalam arti sempit adalah eksekutif. Presiden yang menyelenggarakan pemerintahan pusat dan dibantu oleh wakil dan para mentri Organisasi pemerintahan pusat : 1. Presiden 2. Wakil presiden 3. Para menteri 4. Kesekretariatan yang membantu presiden 5. Lembaga pemerintahan nondepartemen 6. Lembaga penyelenggara pemerintahan lainnya, seperti dewan pertimbangan dan staf ahli
  • 29. TUGAS KEPALANEGARA 1. Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU. 2. Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain atas persetujuan DPR. 6. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA. 5. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR. 4. Mengangkat duta dan konsul. 3. Menyatakan keadaan bahaya. 7. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR. 8. Memberi gelar, tanda jasa, dll. Tanda kehormatan yang diatur dengan UU.
  • 30. KEPALA PEMERINTAHAN Tugas : 1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. 2. Mengajukan RUU kepada DPR. 3. Menetapkan peraturan pemerintah. 4. Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang- undang (perpu). 5. Mengangkat dan memberhentikan para menteri. 6. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat pertimbangan kepada presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang. 7. Membahas dan melakukan persetujuan bersama dengan DPR setiap rancangan undang-undang. 8. Mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.
  • 31. GRASI AMNESTI ABOLISI REHABILITAS Dalam arti sempit berarti tindakan meniadakan hukuman yang telah diputuskan oleh hakim. Dengan kata lain, grasi adalah ampunan dari presiden pada orang yang telah dijatuhi hukuman. Amnesti ini diberikan kepada orang-orang yang sudah ataupun yang belum dijatuhi hukuman, yang sudah ataupun yang belum diadakan pemeriksaan terhadap tindak pidana tersebut. Abolisi merupakan suatu keputusan untuk menghentikan pengusutan dan pemeriksaan suatu perkara, dimana pengadilan belum menjatuhkan keputusan terhadap perkara tersebut. Rehabilitasi merupakan suatu tindakan presiden dalam rangka memulihkan nama baik seseorang yang telah hilang karena suatu keputusan hakim yang ternyata dalam waktu berikutnya terbukti bahwa kesalahan yang telah dilakukan oleh tersangka tidak seberapa dibandingkan dengan perkiraan semula atau bahkan ia ternyata tidak bersalah sama sekali HAK PRESIDEN
  • 32. Tugas Presiden dalam Bidang Eksekutif PASAL 4 AYAT (1) PASAL 17 AYAT (2) PASAL 5 AYAT (2) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan menurut Undang-Undang Dasar. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang sebagaimana mestinya. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
  • 33. Tugas Presiden dalam Bidang Legislatif PASAL 5 AYAT (1) PASAL 22 AYAT (1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang.
  • 34. Tugas Presiden dalam Bidang yudikatif Pasal 14 Ayat (1) Pasal 14 Ayat (2) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat
  • 35. WAKIL PRESIDEN Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, presiden tidaklah sendiri tetapi dibantu oleh seorang wakil presiden. Hal ini tercantum dalam pasal 4 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi, “Dalam melakukan kewajibannya presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden”. Sebelum diadakan amandemen UUD 1945, wakil presiden dipilih oleh presiden. Akan tetapi mulai tahun 2004, wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu
  • 36. TUGAS DAN WEWENANG WAKIL PRESIDEN 1. Membantu presiden melakukan tugasnya. 2. Menggantikan presiden sampai habis waktunya, jika presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melaksanankan kewajibannya dalam masa jabatannya. 1. Memperhatikan secara khusus, menampung masalah-masalah, dan mengusahakan pemecahan masalah- masalah yang perlu, menyangkut bidang tugas kesejahteraan rakyat. 2. Melakukan pengawasan operasional pembangunan dengan bantuan departemen-departemen, dalam hal ini inspektur-inspektur jenderal dari departemen-departemen yang bersangkutan UMUM KHUSUS
  • 37. PERAN WAKIL PRESIDEN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PRESIDEN Sebagai Wakil Presiden Sebagai Pengganti Presiden Bertindak Membantu Presiden
  • 38. PERAN WAKIL PRESIDEN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PRESIDEN Sebagai Wakil Presiden Sebagai Pengganti Presiden Bertindak Membantu Presiden Dalam peran ini, wakil presiden mempunyai tugas mewakili presiden melaksanakan tugas-tugas kepresidenan dalam hal-hal yang kepadanya didelegasikan oleh presiden. Oleh karena itu, wakil presiden bertindak sebagai petugas negara yang menjalankan tugas kepresidenan dengan kualitas tindakan yang sama dengan kualitas tindakan presiden sendiri.
  • 39. PERAN WAKIL PRESIDEN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PRESIDEN Sebagai Wakil Presiden Sebagai Pengganti Presiden Bertindak Membantu Presiden Wakil presiden sebagai pengganti presiden dapat bertindak untuk jangka waktu sementara atau dapat pula bertindak untuk seterusnya sampai masa jabatan presiden habis.
  • 40. PERAN WAKIL PRESIDEN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PRESIDEN Sebagai Wakil Presiden Sebagai Pengganti Presiden Bertindak Membantu Presiden Wakil presiden juga dapat bertindak membantu presiden melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban presiden. Perlu kita ingat, bahwa kualitas bantuan seorang wakil presiden jelas berbeda tingkatannya daripada bantuan yang diberikan oleh para menteri yang biasa disebut sebagai pembantu presiden