SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
CARA CEPAT DAN RINGKAS 
MEMAHAMI PERUBAHAN SISTEM KETATANEGARAAN RI 
Berikut merupakan uraian singkat hasil presentasi penulis sebagai 
pemakalah yang disampaikan pada Diskusi Ilmiah pada tanggal 17 Maret 2007 di 
Kedutaan Besar New Delhi. Kepada peminat hukum maupun para pengunjung yang 
berulang kali menanyakan materi tentang perubahan sistem ketatanegaraan 
kontemporer RI dan memerlukan soft copy (power point) pemaparan secara 
lengkap, dapat menghubungi penulis sebagai mana terlampir di akhir artikel singkat 
berikut ini. 
A. PENDAHULUAN 
Konsep Negara Hukum (Rechtsstaat), mempunyai karakteristik sebagai berikut: 
 Penyelenggaraan negara berdasar Konstitusi. 
 Kekuasaan Kehakiman yang merdeka. 
 Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. 
 Kekuasaan yang dijalankan berdasarkan atas prinsip bahwa pemerintahan, tindakan dan 
kebijakannya harus berdasarkan ketentuan hukum (due process of law ). 
UUD 1945 –> Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman –> Lembaga Negara 
dan Organ yang Menyelenggarakan Kekuasaan Negara. 
B. DASAR PEMIKIRAN DAN LATAR BELAKANG PERUBAHAN UUD 1945 
1. Undang-Undang Dasar 1945 membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada 
kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. 
Hal ini berakibat pada tidak terjadinya checksand balances pada institusi- institusi 
ketatanegaraan. 
2. Undang-Undang Dasar 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada 
pemegang kekuasaan eksekutif (Presiden). Sistem yang dianut UUD 1945 
adalah executive heavy yakni kekuasaan dominan berada di tangan Presiden dilengkapi 
dengan berbagai hak konstitusional yang lazim disebut hak prerogatif (antara lain:
memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi) dan kekuasaan legislatif karena 
memiliki kekuasan membentuk Undang-undang. 
3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” dan “fleksibel” sehingga 
dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 UUD 
1945 (sebelum di amandemen). 
4. UUD 1945 terlalu banyak memberi kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk 
mengatur hal-hal penting dengan Undang-undang. Presiden juga memegang kekuasaan 
legislatif sehingga Presiden dapat merumuskan hal-hal penting sesuai kehendaknya 
dalam Undang-undang. 
5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung 
ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis, 
supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia dan 
otonomi daerah. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya praktek 
penyelengaraan negara yang tidak sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, antara lain 
sebagai berikut: 
a. Tidak adanya check and balances antar lembaga negara dan kekuasaan terpusat pada 
presiden. 
b. Infra struktur yang dibentuk, antara lain partai politik dan organisasi masyarakat. 
c. Pemilihan Umum (Pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan demokrasi 
formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaannya dikuasai oleh pemerintah. 
d. Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru yang 
berkembang adalah sistem monopoli dan oligopoli. 
C. HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 
Menurut TAP MPRS XX Tahun 1966: 
1. UUD 1945 
2. TAP MPR 
3. UU/PERPU 
4. Peraturan Pemerintah 
5. Keputusan Presiden 
6. Peraturan Menteri 
7. Instruksi Menteri 
Menurut TAP MPR III Tahun 2000:
1. UUD 1945 
2. TAP MPR 
3. UU 
4. PERPU 
5. PP 
6. Keputusan Presiden 
7. Peraturan Daerah 
Menurut UU No. 10 Tahun 2004: 
1. UUD 1945 
2. UU/PERPU 
3. Peraturan Pemerintah 
4. Peraturan Presiden 
5. Peraturan Daerah 
D. KESEPAKATAN PANITIA AD HOC TENTANG PERUBAHAN UUD 1945 
1. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, sistematika, aspek 
kesejarahan dan orisinalitasnya. 
2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 
3. Mempertegas Sistem Pemerintahan Presidensial. 
4. Penjelasan UUD 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam penjelasan dimasukkan 
dalam pasal-pasal. 
5. Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”. 
E. LEMBAGA NEGARA DAN SISTEM PENYELENGGARAAN KEKUASAAN 
NEGARA SEBELUM PERUBAHAN UUD 1945 
Deskripsi Singkat Struktur Ketatanegaraan RI Sebelum Amandemen UUD 
1945: 
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat 
diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan 
kekuasaannya (distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar 
kedudukannya, yaitu Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat 
(DPR), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
MPR 
 Sebagai Lembaga Tertinggi Negara diberi kekuasaan tak terbatas (super power) karena 
“kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan MPR 
adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD, 
GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden. 
 Susunan keanggotaannya terdiri dari anggota DPR dan utusan daerah serta utusan 
golongan yang diangkat. 
Dalam praktek ketatanegaraan, MPR pernah menetapkan antara lain: 
 Presiden, sebagai presiden seumur hidup. 
 Presiden yang dipilih secara terus menerus sampai 7 (tujuh) kali berturut turut. 
 Memberhentikan sebagai pejabat presiden. 
 Meminta presiden untuk mundur dari jabatannya. 
 Tidak memperpanjang masa jabatan sebagai presiden. 
 Lembaga Negara yang paling mungkin menandingi MPR adalah Presiden, yaitu 
dengan memanfaatkan kekuatan partai politik yang paling banyak menduduki kursi di 
MPR. 
PRESIDEN 
 Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, meskipun 
kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”. 
 Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentrationof power 
and responsiblity upon the president). 
 Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang 
kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power). 
 Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar. 
 Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden 
serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya. 
DPR 
 Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden. 
 Memberikan persetujuan atas PERPU. 
 Memberikan persetujuan atas Anggaran.
 Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban 
presiden. 
DPA DAN BPK 
 Di samping itu, UUD 1945 tidak banyak mengintrodusir lembaga-lembaga negara lain 
seperti DPA dan BPK dengan memberikan kewenangan yang sangat minim. 
F. LEMBAGA NEGARA DAN SISTEM PENYELENGGARAAN KEKUASAAN 
NEGARA SESUDAH PERUBAHAN UUD 1945 
Deskripsi Struktur Ketatanegaraan RI “Setelah” Amandemen UUD 1945: 
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di 
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan 
pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan 
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat 
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan 
Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi 
(MK). 
Perubahan (Amandemen) UUD 1945: 
 Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan 
menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka, penghormatan 
kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas prinsip due process of 
law. 
 Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara, seperti 
Hakim. 
 Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances) yaitu 
setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-masing. 
 Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945. 
 Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa 
lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara 
berdasarkan hukum. 
 Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga negara 
disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern.
MPR 
 Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya 
seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK. 
 Menghilangkan supremasi kewenangannya. 
 Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN. 
 Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara 
langsung melalui pemilu). 
 Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD. 
 Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat 
dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu. 
DPR 
 Posisi dan kewenangannya diperkuat. 
 Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan 
DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak mengajukan 
RUU. 
 Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah. 
 Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi 
pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara. 
DPD 
 Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan 
daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah 
dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR. 
 Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia. 
 Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu. 
 Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan 
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan 
kepentingan daerah. 
BPK 
 Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
 Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan 
daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan 
ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. 
 Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. 
 Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang 
bersangkutan ke dalam BPK. 
PRESIDEN 
 Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan 
pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan 
presidensial. 
 Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR. 
 Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja. 
 Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan 
pertimbangan DPR. 
 Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan 
DPR. 
 Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden 
menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai 
pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya. 
MAHKAMAH AGUNG 
 Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang 
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat 
(1)]. 
 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di 
bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang. 
 Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, 
lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan 
Tata Usaha Negara (PTUN). 
 Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur 
dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain. 
MAHKAMAH KONSTITUSI
 Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the 
constitution). 
 Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan 
antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil 
pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran 
oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD. 
 Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah 
Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan 
perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.

More Related Content

What's hot

Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Belum Kerja
 
Tugas pokok dan fungsi lembaga tinggi negara
Tugas pokok dan fungsi lembaga tinggi negaraTugas pokok dan fungsi lembaga tinggi negara
Tugas pokok dan fungsi lembaga tinggi negara
Lukman Priasmoro
 
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Nugroho Ariwibowo
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
Fenti Anita Sari
 
Tugas dan wewenang lembaga mpr, dpr, dpd, presiden
Tugas dan wewenang lembaga mpr, dpr, dpd, presidenTugas dan wewenang lembaga mpr, dpr, dpd, presiden
Tugas dan wewenang lembaga mpr, dpr, dpd, presiden
Operator Warnet Vast Raha
 
Nama, tugas dan wewenang presiden, wakil presiden, mpr, dpr, ma, mk, ky, dpd,...
Nama, tugas dan wewenang presiden, wakil presiden, mpr, dpr, ma, mk, ky, dpd,...Nama, tugas dan wewenang presiden, wakil presiden, mpr, dpr, ma, mk, ky, dpd,...
Nama, tugas dan wewenang presiden, wakil presiden, mpr, dpr, ma, mk, ky, dpd,...
Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Operator Warnet Vast Raha
 
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, kyBpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presidenTugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
Operator Warnet Vast Raha
 
PKN-Peraturan perundang undangan nasional
PKN-Peraturan perundang undangan nasionalPKN-Peraturan perundang undangan nasional
PKN-Peraturan perundang undangan nasional
Rubianto Cure
 

What's hot (20)

Lembaga Negara
Lembaga NegaraLembaga Negara
Lembaga Negara
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
 
Lembaga negara
Lembaga negaraLembaga negara
Lembaga negara
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
 
Tugas pokok dan fungsi lembaga tinggi negara
Tugas pokok dan fungsi lembaga tinggi negaraTugas pokok dan fungsi lembaga tinggi negara
Tugas pokok dan fungsi lembaga tinggi negara
 
Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Lembaga lembaga negara pasca amandemen uud 1945
 
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
 
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
 
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkkFungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
 
Tugas dan wewenang lembaga mpr, dpr, dpd, presiden
Tugas dan wewenang lembaga mpr, dpr, dpd, presidenTugas dan wewenang lembaga mpr, dpr, dpd, presiden
Tugas dan wewenang lembaga mpr, dpr, dpd, presiden
 
Nama, tugas dan wewenang presiden, wakil presiden, mpr, dpr, ma, mk, ky, dpd,...
Nama, tugas dan wewenang presiden, wakil presiden, mpr, dpr, ma, mk, ky, dpd,...Nama, tugas dan wewenang presiden, wakil presiden, mpr, dpr, ma, mk, ky, dpd,...
Nama, tugas dan wewenang presiden, wakil presiden, mpr, dpr, ma, mk, ky, dpd,...
 
Lembaga negara legislatif
Lembaga negara legislatifLembaga negara legislatif
Lembaga negara legislatif
 
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
 
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, kyBpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
 
Susunan lembaga negara
Susunan lembaga negaraSusunan lembaga negara
Susunan lembaga negara
 
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presidenTugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
 
Mahkamah agung
Mahkamah agungMahkamah agung
Mahkamah agung
 
PKN-Peraturan perundang undangan nasional
PKN-Peraturan perundang undangan nasionalPKN-Peraturan perundang undangan nasional
PKN-Peraturan perundang undangan nasional
 

Viewers also liked

Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaBab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
WATI SRIWAHYUNINGSIH
 
Materi pp kn kls x kurikulum 2013
Materi pp kn kls x kurikulum 2013Materi pp kn kls x kurikulum 2013
Materi pp kn kls x kurikulum 2013
Fianggoro
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Ahmad Dahlan University
 
Power poin pkn sistem pemerintahan
Power poin pkn sistem pemerintahanPower poin pkn sistem pemerintahan
Power poin pkn sistem pemerintahan
wah yuni
 

Viewers also liked (13)

Rpp ppkn xii bab 3
Rpp ppkn xii bab 3Rpp ppkn xii bab 3
Rpp ppkn xii bab 3
 
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKN
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKNPENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKN
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKN
 
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaBab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
 
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negaraBab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
Bab 4: Penyelenggaraan Kekuasaan negara
 
Kasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayu
Kasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayuKasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayu
Kasus kasus pelanggaran ham dalam perspektif pancasila - 2016 - nafis s ilmi ayu
 
Materi ppkn sma xii bab 3
Materi ppkn sma xii bab 3Materi ppkn sma xii bab 3
Materi ppkn sma xii bab 3
 
Materi pp kn kls x kurikulum 2013
Materi pp kn kls x kurikulum 2013Materi pp kn kls x kurikulum 2013
Materi pp kn kls x kurikulum 2013
 
Kewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmiKewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmi
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
 
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBANPELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
 
Power poin pkn sistem pemerintahan
Power poin pkn sistem pemerintahanPower poin pkn sistem pemerintahan
Power poin pkn sistem pemerintahan
 
PPKN Kelas XII K13 Buku Guru
PPKN Kelas XII K13 Buku GuruPPKN Kelas XII K13 Buku Guru
PPKN Kelas XII K13 Buku Guru
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
 

Similar to Pkn

Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Rajabul Gufron
 
pendidikan kewarganegaraan 1.pptx
pendidikan kewarganegaraan 1.pptxpendidikan kewarganegaraan 1.pptx
pendidikan kewarganegaraan 1.pptx
karlinasiti
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Chaing Saing
 
PPKn 8 Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn 8 Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegaraPPKn 8 Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn 8 Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
Jajang Sulaeman
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikan
novianafarida
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
sunnysidemochi
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
nurul khaiva
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
jimmy
 

Similar to Pkn (20)

Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
 
pancasila m12.docx
pancasila m12.docxpancasila m12.docx
pancasila m12.docx
 
KEKUASAAN PEMERINTAH PADA KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA
KEKUASAAN PEMERINTAH PADA KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARAKEKUASAAN PEMERINTAH PADA KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA
KEKUASAAN PEMERINTAH PADA KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA
 
Tugas pp cely
Tugas pp celyTugas pp cely
Tugas pp cely
 
pendidikan kewarganegaraan 1.pptx
pendidikan kewarganegaraan 1.pptxpendidikan kewarganegaraan 1.pptx
pendidikan kewarganegaraan 1.pptx
 
Trias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaanTrias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaan
 
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
 
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegaraPPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
 
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
 
PPKn 8 Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn 8 Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegaraPPKn 8 Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn 8 Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
 
173889925 sistem-pemerintahan
173889925 sistem-pemerintahan173889925 sistem-pemerintahan
173889925 sistem-pemerintahan
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikan
 
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
 
Modul ppkn
Modul ppknModul ppkn
Modul ppkn
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
 
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.pptLEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
 

Pkn

  • 1. CARA CEPAT DAN RINGKAS MEMAHAMI PERUBAHAN SISTEM KETATANEGARAAN RI Berikut merupakan uraian singkat hasil presentasi penulis sebagai pemakalah yang disampaikan pada Diskusi Ilmiah pada tanggal 17 Maret 2007 di Kedutaan Besar New Delhi. Kepada peminat hukum maupun para pengunjung yang berulang kali menanyakan materi tentang perubahan sistem ketatanegaraan kontemporer RI dan memerlukan soft copy (power point) pemaparan secara lengkap, dapat menghubungi penulis sebagai mana terlampir di akhir artikel singkat berikut ini. A. PENDAHULUAN Konsep Negara Hukum (Rechtsstaat), mempunyai karakteristik sebagai berikut:  Penyelenggaraan negara berdasar Konstitusi.  Kekuasaan Kehakiman yang merdeka.  Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.  Kekuasaan yang dijalankan berdasarkan atas prinsip bahwa pemerintahan, tindakan dan kebijakannya harus berdasarkan ketentuan hukum (due process of law ). UUD 1945 –> Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman –> Lembaga Negara dan Organ yang Menyelenggarakan Kekuasaan Negara. B. DASAR PEMIKIRAN DAN LATAR BELAKANG PERUBAHAN UUD 1945 1. Undang-Undang Dasar 1945 membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal ini berakibat pada tidak terjadinya checksand balances pada institusi- institusi ketatanegaraan. 2. Undang-Undang Dasar 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif (Presiden). Sistem yang dianut UUD 1945 adalah executive heavy yakni kekuasaan dominan berada di tangan Presiden dilengkapi dengan berbagai hak konstitusional yang lazim disebut hak prerogatif (antara lain:
  • 2. memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi) dan kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasan membentuk Undang-undang. 3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” dan “fleksibel” sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 UUD 1945 (sebelum di amandemen). 4. UUD 1945 terlalu banyak memberi kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan Undang-undang. Presiden juga memegang kekuasaan legislatif sehingga Presiden dapat merumuskan hal-hal penting sesuai kehendaknya dalam Undang-undang. 5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia dan otonomi daerah. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya praktek penyelengaraan negara yang tidak sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai berikut: a. Tidak adanya check and balances antar lembaga negara dan kekuasaan terpusat pada presiden. b. Infra struktur yang dibentuk, antara lain partai politik dan organisasi masyarakat. c. Pemilihan Umum (Pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan demokrasi formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaannya dikuasai oleh pemerintah. d. Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru yang berkembang adalah sistem monopoli dan oligopoli. C. HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Menurut TAP MPRS XX Tahun 1966: 1. UUD 1945 2. TAP MPR 3. UU/PERPU 4. Peraturan Pemerintah 5. Keputusan Presiden 6. Peraturan Menteri 7. Instruksi Menteri Menurut TAP MPR III Tahun 2000:
  • 3. 1. UUD 1945 2. TAP MPR 3. UU 4. PERPU 5. PP 6. Keputusan Presiden 7. Peraturan Daerah Menurut UU No. 10 Tahun 2004: 1. UUD 1945 2. UU/PERPU 3. Peraturan Pemerintah 4. Peraturan Presiden 5. Peraturan Daerah D. KESEPAKATAN PANITIA AD HOC TENTANG PERUBAHAN UUD 1945 1. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, sistematika, aspek kesejarahan dan orisinalitasnya. 2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 3. Mempertegas Sistem Pemerintahan Presidensial. 4. Penjelasan UUD 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam penjelasan dimasukkan dalam pasal-pasal. 5. Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”. E. LEMBAGA NEGARA DAN SISTEM PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA SEBELUM PERUBAHAN UUD 1945 Deskripsi Singkat Struktur Ketatanegaraan RI Sebelum Amandemen UUD 1945: Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
  • 4. MPR  Sebagai Lembaga Tertinggi Negara diberi kekuasaan tak terbatas (super power) karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden.  Susunan keanggotaannya terdiri dari anggota DPR dan utusan daerah serta utusan golongan yang diangkat. Dalam praktek ketatanegaraan, MPR pernah menetapkan antara lain:  Presiden, sebagai presiden seumur hidup.  Presiden yang dipilih secara terus menerus sampai 7 (tujuh) kali berturut turut.  Memberhentikan sebagai pejabat presiden.  Meminta presiden untuk mundur dari jabatannya.  Tidak memperpanjang masa jabatan sebagai presiden.  Lembaga Negara yang paling mungkin menandingi MPR adalah Presiden, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan partai politik yang paling banyak menduduki kursi di MPR. PRESIDEN  Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, meskipun kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”.  Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentrationof power and responsiblity upon the president).  Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power).  Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.  Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya. DPR  Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden.  Memberikan persetujuan atas PERPU.  Memberikan persetujuan atas Anggaran.
  • 5.  Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban presiden. DPA DAN BPK  Di samping itu, UUD 1945 tidak banyak mengintrodusir lembaga-lembaga negara lain seperti DPA dan BPK dengan memberikan kewenangan yang sangat minim. F. LEMBAGA NEGARA DAN SISTEM PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA SESUDAH PERUBAHAN UUD 1945 Deskripsi Struktur Ketatanegaraan RI “Setelah” Amandemen UUD 1945: Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK). Perubahan (Amandemen) UUD 1945:  Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka, penghormatan kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas prinsip due process of law.  Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara, seperti Hakim.  Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances) yaitu setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-masing.  Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945.  Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara berdasarkan hukum.  Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga negara disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern.
  • 6. MPR  Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.  Menghilangkan supremasi kewenangannya.  Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.  Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara langsung melalui pemilu).  Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.  Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu. DPR  Posisi dan kewenangannya diperkuat.  Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak mengajukan RUU.  Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.  Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara. DPD  Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR.  Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.  Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.  Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah. BPK  Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
  • 7.  Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.  Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.  Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang bersangkutan ke dalam BPK. PRESIDEN  Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan presidensial.  Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.  Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.  Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan DPR.  Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR.  Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya. MAHKAMAH AGUNG  Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].  Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang.  Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).  Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain. MAHKAMAH KONSTITUSI
  • 8.  Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution).  Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD.  Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.