Semoga naskah drama ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.
Maafkan saya jika ada kesalahan dalam mengetik dan ada beberapa adegan yang saya tambahkan.
1. NASKAH DRAMA
"SELAMA LANGIT MASIH BERWARNA BIRU"
KELOMPOK 7
1. Anak Agung Ananda Pradnya Pramitha (17.122 / 06)
2. Ni Kadek Dessy Maharini (17.131 / 15)
3. Putu Diah Kirana Purnama Dewi (17.133 / 17)
4. I Dewa Gede Hari Sidharta Winarya (17.137 / 21)
5. Ni Putu Heny Kurnia Dewi (17.138 / 22)
6. Muhammad Ikhwan Firdaus (17.141 / 25)
7. Komang Ryan Trisha Prillyani (17.145 / 29)
SMA NEGERI 2 DENPASAR
KELAS XI PMIA-6
TAHUN AJARAN 2015-2016
2. Kompetensi Dasar
3.4 Mengevaluasi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/review film/drama baik melalui lisan maupun tulisan.
4.4 Mengabstraksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/review film/drama baik melalui lisan maupun tulisan.
4.5 Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/review film/drama baik melalui lisan maupun tulisan.
3. Selama Langit Masih Berwarna Biru
Ada 3 orang gadis yang 2 diantaranya bersahabat baik yang bernama Ayrah dan Rere.
Dan yang satunya lagi bernama Karina yang tidak terlalu akrab dengan Ayrah dan Rere. Suatu
hari, Hujan menitik deras di luar sana.
Ayrah : "Ayah, diluar hujannya deras sekali."
Ayah Ayrah : "Oh iya, kamu benar Nak."
Ayrah : "Apa ayah akan berjualan es cendol hari ini?"
Ayah Ayrah : "Tentu saja tidak nak. Mana ada yang mau beli es cendol ayah pada saat
hujan begini."
Dingin yang menggigit membuat Ayrah tidak berniat melepaskan sweater coklat
bermotif hello kitty pemberian Rere. Sepertinya Ayrah masih enggan untuk beraktivitas pagi ini.
Namun, tiba-tiba suara ketukan pintu memaksa Ayrah juga untuk beranjak dari kursi malasnya.
Karina : (Mengetuk pintu memanggil Ayrah) "Ayrah...Ayrah...Ayrah..."
Ayah : "Ayrah ada siapa di luar? Coba kamu lihat sana."
Ayrah : (muka pasrah) "Iya ayah."
Ayrah : (Terkejut) "Eh, Karina. Tumben kamu kesini. Silakan masuk!"
Karina : "Nggak usah Ra. Aku cuma perlu sebentar aja."
Ayrah : "Kamu ada perlu apa Karina?"
Karina : "Aku mau kamu minta uang kepada Rere sebesar Rp 2.000.000,-"
Ayrah : "Maaf, aku tidak bisa Karina. Rere kan sahabatku."
Karina : (Menangis) "Ra, aku butuh sekali uang itu. Sekarang adikku ada di rumah sakit
dan kami butuh tambahan 2 juta lagi untuk membayar biaya administrasinya.
Hanya kamu yang bisa menolongku, Ra. Sekali ini saja, please!"
Ayrah : (Mengusap-usap pundak Karina) "Ya sudah, aku akan lakuin itu semua demi
kamu dan adikmu. Kamu yang sabar ya, Aku akan coba bilang sama Rere."
Karina : (Dengan muka memelas) "Ra, tapi kamu jangan bilang kalau yang nyuruh aku,
ya. Aku mohon, karena mungkin jika kamu bilang, Rere nggak akan ngasih ke
kamu."
Ayrah : "Ia Karina. Aku tidak akan bilang sama Rere."
Karina : "Makasi banyak ya, Ra. Kamu adalah teman terbaik yang pernah aku temui."
Ayrah : "Iya sama-sama Karina."
Karina : "OK. aku pamit pulang ya, Ra." (pergi dengan maticnya tanpa memakai jas
hujan)
Ayrah : "Hati-hati di jalan Karina."
4. 2 jam setelah Karina pergi, hujan mulai reda. Ayrah mulai pergi ke Rumah Rere dengan
sepeda.
Ayrah : (mengetuk pintu)
Rere : "Hai Ayrah. Ayo silakan masuk!"
Ayrah : "Rere, kali ini aku sangat membutuhkan bantuanmu!"
Rere : "Apa yang bisa aku bantu, Ra?"
Ayrah : "Bolehkah aku meminjam uangmu untuk modal usaha orang tuaku?"
Rere : "Memangnya berapa jumlah uang yang kamu butuhkan?"
Ayrah : "Aku butuh Rp 2.000.000,- Re."
Rere : "Kamu tenang saja Ra. Uang yang ada di tabunganku cukup untuk aku berikan
padamu." (pergi mengambil uang yang ada di tabungan) "Ini uangnya, Ra."
Ayrah : "Re, makasih ya, kamu baik banget."
Rere : "Iya, Ra. Aku senang bisa membantu keluarga sahabatku."
Sore harinya, Ayrah langsung menghubungi Karina.
Ayrah : "Halo Karina."
Karina : "Halo Ayrah."
Ayrah : "Aku sudah mengatakannya pada Rere dan dia bisa memenuhinya"
Karina : "Terima kasih Ayrah. Aku senang sekali. "
Ayrah : (tanpa menaruh rasa curiga) "Iya sama-sama Karina."
Karina : "Ra, bagaimana kalau kita bertemu di kafe yang ada di pusat kota?"
Ayrah : "OK. aku akan segera kesana."
Sesampainya disana, Ayrah langsung disambut Mita dan Sasa, teman sekelasnya
yang juga sahabat Karina.
Mita : "Itu Ayrah, Sa."
Sasa : "Oh iya, ayo kita samperin dia."
Mita : "Ayo."
Mita : "Hai Ayrah, ayo silakan masuk!"
Sasa : "Iya Ra, kamu sudah ditunggu Karina di dalam kafe."
Ayrah : "Kok kalian tahu aku mau bertemu dengan Karina?"
Sasa : "Iya, soalnya pesta ini sengaja dibuat oleh Karina sebagai ungkapan terima
kasih."
Ayrah pun mulai curiga. Mita dan Sasa langsung menarik Ayrah untuk bergabung di
pesta tersebut. Tetapi, Ayrah sempat menolak untuk bergabung di pesta tersebut.
5. Mita : "Sudah ayo masuk, Ra!"
Ayrah : "Aku tidak mau, aku mau tunggu disini saja. Lagipula aku ada urusan sebentar
saja dengannya."
Mita : (dengan nada memaksa) "Sudahlah ayo cepat masuk. Karina sudah
menunggumu di dalam kafe."
Sambil menunggu, Ayrah sepintas melihat Rere berjalan keluar dari Kafe dan Karina
pun telah tiba.
Ayrah : "Ini uangnya Kar, Aku harus pulang. Ini sudah malam."
Karina : "Terima kasih, Hati-hati dijalan ya Ra."
Ayrah : "Iya Karina."
Keesokan harinya, sikap Rere berubah pada Ayrah. Ayrah mencoba mendekatinya tapi
Rere terus menghindar. Sepulang sekolah, Ayrah mengungkapkan apa yang ia rasakan
kepada ayahnya tentang sikap Rere yang berubah pada Ayrah.
Ayrah : "Ayah, aku mau cerita sesuatu."
Ayah : "Cerita apa nak?"
Ayrah : "Akhir-akhir ini sikap Rere berubah padaku, entah mengapa."
Ayah : "Lalu, sudah kamu tanya padanya, kenapa sikapnya berubah?"
Ayrah : (Sedih) "Sudah yah, tapi dia selalu saja menghindar."
Ayah : "Kenapa kamu tidak pergi ke rumahnya saja untuk meminta penjelasan
kenapa
sikapnya berubah."
Ayrah : "oh iya ya yah, kok aku gak mikir kesana ya. OK akan aku coba yah. Makasi
sarannya yah."
Ayah : "Sama-sama nak. Sudah kamu berangkat sana"
Ayrah : "OK yah. Ayrah pamit dulu"
Ayah : "Hati-hati di jalan ya, Nak!"
Ayrah : "Iya yah."
Ketika sedang menuju rumah Rere, Ayrah melihat Rere yang sedang berjalan menuju
ke rumahnya. Lalu, Ayrah memanggil Rere.
Ayrah : "Rere tunggu."
Rere : (hanya menoleh)
Ayrah : "Kamu kenapa Re? Kenapa sikap kamu berubah sama aku? Apa salahku?"
Rere : "Apa salahmu? Ini ya yang namanya sahabat. Membohongi sahabatnya
sendiri?"
6. Ayrah : "Apa maksudmu, Re?"
Rere : "Apa maksudku? Pura-pura gak ngerti lagi." (lalu mendorong Ayrah ke tengah
jalan hingga ia pingsan)
Rere pun membawa Ayrah ke rumah sakit dan Rere pun kini tersenyum.
Ayrah : "Aku dimana?"
Rere : "Kamu di rumah sakit sekarang, Ra."
Ayrah : "Apa kamu sudah tidak marah lagi padaku, Re?"
Rere : "Kamu jangan banyak bicara dulu Ra, istirahat saja."
Ayrah : "Mengapa kamu bersikap dingin padaku akhir-akhir ini, Re?
Rere : "Karena aku marah dengan apa yang kamu lakukan padaku tentang uang itu."
Ayrah : "Kamu marah karena aku minta uang sama kamu?"
Rere : "Bukan uangnya yang aku permasalahkan, tapi alasan kamu membohongi aku
dan membuat pesta itu."
Ayrah : "Pesta? Maksudmu pesta yang dibuat oleh Karina seminggu yang lalu?"
Rere : "Hah? Pesta Karina?"
Ayrah : "Oh aku mengerti sekarang. Re, sebenarnya ini adalah usaha Karina untuk
mengadu domba persahabatan kita. Dia menyuruhku untuk meminta uang ke
kamu dan menjebakku seolah-olah aku yang menggunakan uang itu untuk
pesta."
Rere : "Apa? Pantas saja dia menghubungiku dan menyuruhku untuk datang ke pesta
itu. Ternyata dia ingin menghancurkan persahabatan kita."
Ayrah : "Oh, pantas saja saat itu aku seperti melihatmu keluar dari kafe. Ternyata itu
benar-benar kamu. Ah Karina, dia begitu rapi menyusun rencananya."
Setelah keluar dari rumah sakit dan dinyatakan sembuh, Ayrah dan Rere menemui
Karina dan memaksanya untuk mengakui perbuatannya.
Ayrah : "Karina, ayo akui sekarang perbuatan jahatmu!"
Rere : "Iya, kamu telah membuat kami menjadi bermusuhan."
Karina : (menangis) "Maafkan aku Ayrah, Rere. Aku sudah mengadu domba kalian.
Aku berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi."
Ayrah : "Aku dan Rere memaafkan perbuatanmu, tapi jangan mengulangi perbuatan
itu lagi ya, sekarang kan kita sudah jadi sahabat."
Karina : (mata berkaca-kaca) "Iya, terima kasih Ayrah, Rere. Aku heran dan salut sama
kalian. Aku sudah berbuat jahat, tapi kalian malah mau menganggapku
sebagai sahabat. Aku sekarang tau, ternyata persahabatan sejati tidak mudah
untuk dihancurkan."
7. Rere : (penuh semangat) "Mudah-mudahan persahabatan kita terus terjalin dan kita
terus bersama selama langit masih berwarna biru."
Ayrah & Karina: "Setuju."
Akhirnya, Ayrah, Rere, dan Karina menjalin sebuah tali persahabatan yang lebih erat.
Amanat yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah persahabatan sejati tidak akan mudah
untuk dihancurkan.