Dokumen tersebut membahas konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen serta elektron, contoh reaksi redoks, aturan penentuan bilangan oksidasi, dan contoh penerapan konsep redoks dalam budaya Bali."
5. KONSEP REDOKS BERDASARKAN
PENGIKATAN DAN PELEPASAN ELEKTRON
CONTOH REAKSI OKSIDASI CONTOH REAKSI REDUKSI
CONTOH REAKSI REDUKSI-OKSIDASI
Reaksi natrium dengan klorin membentuk natrium klorida NaCl
Oksidasi : 2Na → 2Na+ + 2e- [melepas 2 elektron]
Reduksi : Cl2 + 2e- → 2Cl- [menerima 2 elektron]
Reaksi redoks : 2Na + Cl2 → 2Na+ + 2Cl-
1. K(aq) →K++e-
2. Cu(S) → Cu2+ + 2e-
1. Cl2(aq) + 2e- → 2Cl-
2. Ca2+ + 2e- → Ca
Pelepasan
Elektron
Penerimaan
Elektron
6. ATURAN PENENTUAN BILANGAN OKSIDASI
1. Unsur bebas mempunyai biloks 0 (nol). Unsur bebas yang dimaksud yaitu unsur-unsur
diatomik (H2, N2, O2, F2, Cl2, Br2, I2), unsur poliatomik (O3, P4, S8), dan unsur-unsur
monoatomik (Na, K, Mg, C, He, Cl).
2. Unsur H umumnya mempunyai biloks +1, kecuali pada senyawa hidrida mempunyai
biloks -1. Senyawa hidrida adalah senyawa yang terbentuk jika logam bergabung dengan
atom H.
• Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 adalah +1
• Bilangan oksidasi H dalam senyawa hidrida, misalnya NaH dan MgH2 adalah -1
3. Unsur O umumnya mempunyai biloks -2, kecuali:
• Pada senyawa peroksida contohnya Na2O2, H2O2, BaO2, mempunyai biloks -1
• Senyawa F2O mempunyai biloks +2
• Senyawa superoksida (contohnya KO2 dan NaO2) mempunyai biloks -1/2
4. Unsur nonlogam umumnya mempunyai biloks negatif Contoh:
• Golongan VIIA (F, Cl, Br, I) mempunyai biloks -1
• Golongan VIA (O, S, Se, Te) mempunyai biloks -2
7. ATURAN PENENTUAN BILANGAN OKSIDASI
5. Biloks suatu ion tunggal sama dengan muatannya Contoh:
• Biloks Ca dalam ion Ca2+ = +2
• Biloks S dalam S2- = -2.
• Biloks S dalam SO4
2-
Biloks O = -2
Jumlah biloks = (1 x biloks S) + (4 x biloks O) = (1 x biloks S) + ( 4 x (-2))
-2 = (1 x biloks S) + ( 4 x (-2))
-2 = 1 x biloks S + (-8)
Biloks S = +6
6. Jumlah biloks unsur-unsur dalam senyawa sama dengan 0 (nol)
Contoh: H2S
Jumlah biloks = (2 x biloks H) + (1 x biloks S)
0 = (2 x (+1)) + (1 x biloks S)
0 = (+2) + biloks S
Biloks S = -2
9. OKSIDATOR
sumber oksigen
pada reaksi
oksidasi atau zat
yang mengalami
reduksi
zat yang
menerima
elektron atau zat
yang mengalami
reduksi
zat yang
mengoksidasi zat
lain atau zat yang
mengalami
reduksi
10. REDUKTOR
zat yang menarik
oksigen pada reaksi
reduksi atau zat yang
mengalami reaksi
oksidasi
zat yang
melepaskan elektron
atau zat yang
mengalami reaksi
oksidasi
zat yang mereduksi
zat lain atau zat
yang mengalami
reaksi oksidasi
11. REAKSI AUTOREDOKS (REAKSI DISPROPORSIONASI)
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi) adalah reaksi yang melibatkan suatu zat
yang mengalami reduksi dan sekaligus oksidasi.
Contoh:
Cl2(g) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
0 -1 +1
oksidasi
reduksi
12. REAKSI ANTI AUTOREDOKS (REAKSI KONPROPORSIONASI)
Reaksi anti autoredoks (raksi konproporsionasi) adalah reaksi yang hasil reduksi dan
oksidasinya sama.
Contoh:
2H2S(g) + SO2(g) →3S(s) + 2H2O(l)
oksidasi
reduksi
-2 +4 0 0
14. 1. PEMBAKARAN
Upacara Ngaben
Reaksi pembakaran yang terjadi pada upacara
ngaben, medudus, pembuatan pasepan, dan
pembuatan air kumkuman tersebut melibatkan
pembakaran kayu. Komponen struktural utama dari
kayu adalah selulosa (C6H10O5)n. Adapun contoh
reaksi pembakaran kayu adalah sebagai berikut.
(C6H10O5)n(s) + 6O2(g) → 6CO2(g) + 5H2O(g)
15. 2. PEMBUATAN TAPE DALAM RANGKAIAN
HARI RAYA GALUNGAN
Masyarakat Bali menerapkan proses fermentasi
pada saat pembuatan tape dalam rangkaian
upacara kegamaan pada Hari Raya Galungan.
Reaksi dalam fermentasi merupakan salah satu
reaksi redoks, dimana reaksi fermentasi ini
berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan.
C6H12O6 + O2 → 2C2H5OH + 2CO2
16. 3. PEMBUATAN TUAK, ARAK, DAN BEREM
Arak dan berem digunakan oleh
masyarakat Bali untuk sarana metabuh
dalam menghaturkan segehan. Arak dan
berem dibuat dengan cara penyulingan
tuak wayah (nira terasa agak masam)
atau berem (beras ketan). Di samping
untuk ritual, masyarakat Bali juga biasa
mengkonsumsi minuman fermentasi tuak
untuk menetralisir lawar babi pada acara-
acara keagamaan di Bali.
17. 4. PEMBUATAN SERE KEDELE
Sere kedele merupakan salah satu pangan
tradisional dari daerah pesisir Tenggara
Pulau Bali (Klungkung dan beberapa
daerah di Gianyar). Sere kedele terbuat
dari kedelai sebagai bahan utama yang
diolah secara tradisional melalui proses
fermentasi dan penambahan bumbu
sebagai cita rasa. Reaksi dalam fermentasi
kedelai ini merupakan salah satu reaksi
redoks.
18. 5. PEMATANGAN PISANG KARBIT
Kebutuhan pisang yang sangat tinggi tersebut
menyebabkan banyak pisang dipanen sebelum
waktunya sehingga dibutuhkan pematangan buah
pisang sebelum waktunya. Ibu-ibu rumah tangga di Bali
nyekeb buah pisang dengan cara memasukkan buah
pisang dalam penyekeban (gentong yang terbuat dari
batu padas) dan di atasnya ditutup dengan payuk
(periuk) atau paso (baskom) dari tanah liat yang berisi
abu dapur panas, bara api, atau sekam padi yang
dibakar untuk mempercepat matangnya buah pisang.
Panas yang dihasilkan dari pembakaran tersebut dapat
memacu kerja hormon auksin yang berperan dalam
merangsang pembentukan gas asetilen. Seiring
berkembangnya jaman, ibu-ibu rumah tangga di Bali
lebih sering melakukan penyekeban dengan
menggunakan karbit (CaC2).
CaC2(s) + 2H2O(g) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
19. 6. PERMAINAN TRADISIONAL BALI LOM-
LOMAN
Anak-anak di Bali sering bermain lom-loman
(meriam dari bambu) ketika dekat dengan hari
raya Nyepi. Permainan lokal Bali lom-loman
dibuat dari karbit (CaC2) yang dicampurkan
dengan air.
Gas asetilen yang dihasilkan pda reaksi, dapat
bocor dari tabung lom-loman dan
menyebabkan ledakan jika tersulut api.
CaC2(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
20. 7. PERAWATAN KERIS PUSAKA BALI YANG
MENGALAMI KOROSI
Keris pusaka yang terbuat dari besi bisa mengalami korosi. Korosi
terjadi melalui reaksi redoks, dimana logam mengalami oksidasi
sedangkan oksigen mengalami reduksi.
Besi murni (Fe) merupakan logam besi yang biasa digunakan
sebagai material. Besi tersebut akan teroksidasi sehingga
bermuatan 2+ dan akan menghasilkan elektron untuk mereduksi
oksigen pada udara. Reaksi ini terjadi pada anoda:
Fe(s) → Fe2+
(aq) + 2e–
Elektron akan berpindah di dalam logam besi dan bergerak ke
arah teteasan molekul air berada.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e– → 4OH–
(aq)
21. Dalam air, ion hidroksida akan bergerak ke arah dalam dan bereaksi
dengan besi yang telah teroksidasi (Fe2+). Hal itu akan menghasilkan
besi(II) hidroksida yang akan mengendap.
Fe2+
(aq) + 2OH(aq) → Fe(OH)2(s)
Karat akan terbentuk dengan cepat ketika proses oksidasi dari
endapan terjadi. Hal itu karena pada umumnya Fe(OH)2 bersifat reaktif
dan akan dengan mudah bereaksi dengan oksigen yang berada pada
udara bebas menghasilkan proses korosi.
4Fe(OH)2(s) + O2(g) → 2Fe2O3•H2O(s) + 2H2O(l)
Karat tersebut berbentuk besi oksida yang terhidrasi dan akan
menutupi permukaan logam besi. Karat memiliki warna coklat
kehitaman sehingga akan menurunkan nilai dari logam tersebut.
22. 8. PENYEPUHAN EMAS
Dalam proses penyepuhan emas, reaksi
yang terjadi adalah reduksi ion-ion emas
menjadi logamnya.
Au+
(aq) + e- → Au(s)