Dokumen tersebut membahas tentang istilah 'amm dan khash dalam Alquran. 'Amm didefinisikan sebagai kata yang mencakup seluruh makna lafazh tanpa pengecualian, dan dibagi menjadi tiga macam: yang tetap umum, yang dimaksudkan khusus, dan yang mendapat pengecualian. Khash adalah kata yang tidak dapat mencakup banyak satuan. Dokumen ini juga membahas berbagai bentuk lafazh 'amm dan me
2. pengertian kebahasaan berarti menyeluruh.
Dalam pandangan Ulama Ushul Fiqih, yang
dimaksud dengan istilah ‘Am adalah kata yang
memuat seluruh bagian dari kandungan lafazh,
sesuai dengan pengertian kebahasaan tanpa
pengecualian oleh kata lain. ‘Am adalah lafaz
yang menghabiskan atau mencakup segala apa
yang pantas baginya tanpa ada pembatasan
A. ‘Amm!
4. Kata “kullu”,
baik dengan memakai partikel alif-
lam (al...) ataupun dengan kasus
idhafah (possessive)
yang di-ma’rifat-kan baik
dengan kasus idhafah maupun
dengan partikel alif-lam (al...)
apakah ia menjadi permulaan
kalimat ataupun muncul
sebagai keterangan.
Kata jama’ yang
di-ma’rifat-kan
kata
penghubung
Kata ayy, ma, dan
man (mana/apa/siapa
saja)
asma’ al-maushul
(relative pronoun)
baik sebagai kata syarat, kata tanya,
maupun sebagai kata penghubung
dalam konteks larangan, negasi,
dan syarat (kondisional) dan dalam
konteks pemberian anugerah
Kata benda
kategorial (isim jins)
Kata benda tak tertentu
(indefinite/nakirah)
B. Bentuk Lafadz ‘Amm
5. contoh-contoh yang jelas dalaam bentuk-bentuk lafadz ‘Amm
Lafadz kullun dan jami’un
seperti firman Allah dalam surat Ali Imran: 185 dan surat
al-Baqarah: 29
Isim-isim yang berfungsi sebagai
penyambung (al-maushulah)
Contohnya seperti firman Allah dalam surat An-Nisa: 10
Lafadz ma dan man yang
mendapat jaminan balasan
seperti tersebut dalam firman Allah surat al-Baqarah: 272,
dan surat An-Nisa: 123
Lafadz ayyun yang terdapat
dalam suatu kalimat yang
bersifat syarat (syarth).
Seperti firman Allah dalam surat al-Isra’: 110
Isim yang berbentuk jamak yang
diawali alif dan lam
Seperti dalam firman Allah surat al-Maidah: 42
Isim yang dinisbatkan (mudhaf) seperti firman Allah dalam surat Ibrahim: 34
Amr (perintah) dengan bentuk
jamak (plural)
seperti firman Allah dalam surat al-Baqarah: 43
6. ‘Amm yang
tetap dalam
keumumannya
‘Amm yang
dimaksud
khusus
‘Am yang
mendapat
pengkhususan
(al-‘amm al-baqi ‘ala
‘umumih)
(al-‘amm al-murad bihi al-
khusus)
(al-‘ammu al-Makhshushu)
C. Macam-macam ‘Amm
8. 01
tidak dimaksudkan untuk
mencakup semua satuan atau
individu yang dicakupnya sejak
semula, baik dari segi cakupan
makna lafazh maupun dari
hukumnya. Sedang yang kedua
dimaksudkan untuk menunjukkan
makna umum, meliputi semua
individunya, dari segi cakupan
makna lafazh, tidak dari segi
hukumnya
(al-‘amm al-murod bihil khushush),
9. 02
(al’amm al-murad bihil khushush)
dapat dipastikan mengandung
majaz, karena ia telah beralih
dari makna aslinya dan
dipergunakan untuk sebagian
satuan-satuannya saja. Sedang
yang kedua, menurut
pendapat yang lebih shahih
adalah hakikat
10. 03
Qarinah (ciri)
bagi yang pertama pada
umumnya bersifat rasional
(‘aqliyah) dan tidak pernah
terpisah, sedang ciri bagi
yang kedua bersifat hanya
lafzhiyah dan terkadang
terpisah
11. E. Khash
Khash adalah lafazh yang tidak dapat digunakan
mengikutsertakan banyak satuannya. Firman Allah
yang menetapkan masa tunggu wanita yang hamil
sampai dengan kelahiran anaknya, merupakan lafazh
yang khusus untuk wanita yang demikian itu halnya,
tidak mencakup selainnya. Upaya pengkhususan
disebut takhshish dan sesuatu yang mengkhususkan
dinamakan dengan al-mukhashshish
12. muttashil munfashil
yang tidak dapat berdiri sendiri
dan maknanya berhubungan
dengan sebelumnya
(bersambung)
yang berada di tempat lain
Mukhashshish terbagi menjadi dua
13. Mukhtashshish muttasil terbagi dalam lima macam
Istitsna
Shifat
Syarath
Ghayah
Batas
Syarat
Pengecualian
Sifat
Badalul ba’dhi
minal kulli
Mengganti sebagian
dari keseluruhannya
14. macam-macam Bentuk mukhtashshish munfasil
Yang di
takhshish Al
Qur’an
Yang di
takhshish
Hadis
Yang di
takhshish
Ijma’
Yang di
takhshish
Qiyas
Dengan beberapa
contoh berikut........
Dengan beberapa
contoh berikut.......
Seperti ayat mawarits
di- takhshish oleh
ketentuan ijma’
Seperti ayat tentang
perzinaan [QS.An-
Nur: 2] & [QS.An-Nur;
25]
Akal Indera Syiaq
Mentakhshish Al-
Kitab dengan akal
Apabila datang dalil
syara’ dengan beersifat
umum, sementara
menurut indera bahwa
yang di maksud dengan
umum itu adalah
sebagian suatunya
Adalah keterangan
yang mendahului
suatu kalam dan
yang datang
sesudahnya
15. F. —Mekanisme Ke-khushush-an
Ke-khushush-an” secara bahasa terangkum dalam
salah satu dari dua hal, seperti yang dikatakan oleh
ahli fiqh: pertama, kata dengan format umum, namun
maknanya tidak mencakup semua bagian yang
ditunjukkan kata tersebut, tetapi maknanya khusus.
Kedua, kata yang menurut bentuk dan maknanya
‘amm, tetapi hukum (pesan) yang ada dalam teks
tidak tepat diterapkan pada acuannya (kata tersebut).
16. Isim ‘alam
Menentukan isim
dengan menunjuknya
Isim yang di ma’rifatkan
dengan al lil ‘ahdi
Bilangan yang
dibatasi
Bentuk-bentuk lafadz khusus
17. Dalam pandangan Ulama Ushul Fiqih, yang dimaksud
dengan istilah ‘Am adalah kata yang memuat seluruh
bagian dari kandungan lafazh, sesuai dengan pengertian
kebahasaan tanpa pengecualian oleh kata lain. ‘Am adalah
lafaz yang menghabiskan atau mencakup segala apa yang
pantas baginya tanpa ada pembatasan. ‘Am terbagi
menjadi 3 macam yaitu: Amm yang tetap dalam
keumumannya (al-‘amm al-baqi ‘ala ‘umumih), ‘Amm yang
dimaksud khusus (al-‘amm al-murad bihi alkhusus), ‘Am
yang mendapat pengkhususan (al-‘ammu al-Makhshushu).
Khash adalah lafazh yang tidak dapat digunakan
mengikutsertakan banyak satuannya
Kesimpulan