Dokumen tersebut membahas rukun, syarat, dan hukum akad menurut mazhab Hanafi. Ada satu rukun akad menurut Hanafi, yaitu sighatu al-Aqd. Syarat akad terbentuknya meliputi pihak yang berakad, pernyataan kehendak, objek akad. Syarat sahnya akad meliputi pernyataan kehendak bebas, penyerahan objek tidak menimbulkan mudharat, bebas gharar dan riba. Apabila syarat akad tidak ter
1. Rukun – Rukun dan Syarat – Syarat Akad Menurut Hanafiyah
dan Akibat Hukumnya Jika Tidak Terpenuhi
Oleh :
Fakhrizal Fahmi 20150730123
Ummi Fauziyah 20150730128
Dea Lailatul M 20150730134
2. Rukun – Rukun Akad Menurut Hanafiyah
Jumhur Ulama’ Mazhab Hanafi yang berpendapat bahwa rukun
akad hanya ada satu sighatu al-Aqd.
Menurut-nya yang dimaksud dengan rukun akad adalah unsur-
unsur yang pokok yang membentuk akad.
3. Syarat – Syarat Akad
Syarat terbentuknya akad (al-syuruth al-in’iqad).
Syarat ini terkait dengan sesuatu yang harus dipenuhi oleh
rukun-rukun akad (menurut jumhur ulama) ialah:
a) Pihak yang berakad (aqidain), disyaratkan tamyiz dan
berbilang atau terucap.
b) Shighat akad (pernyataan kehendak
c) Obyek akad: dapat diserahkan, dapat ditentukan dan
dapat di transaksikan (meliputi benda yang bernilai dan
dimiliki).
d) Tujuan akad tidak bertentangan dengan syara’
4. Syarat sahnya akad (al-syuruth ash-shihhah)
a) Pernyataan kehendak harus dilaksanakan secara bebas.
b) Penyerahan obyek tidak menimbulkan madlarat.
c) Bebas dari gharar, adalah tidak adanya tipuan yang dilakukan
oleh para pihak yang berakad.
d) Bebas dari riba.
Apabila sebuah akad tidak memenuhi empat
syarat tersebut meskipun rukun dan syarat
in-iqad sudah terpenuhi, akad tidak syah
dan disebut akad fasid. Ulama hanafiyah
mensyaratkan terhindarnya seseorang dari enam
kecacatan dalam jual beli, yaitu kebodohan,
paksaan, pembatasan waktu, perkiraan, ada unsur
kemudharatan, dan syarat-syarat jual beli rusak.
5. Syarat berlakunya akad an-nafadz
syarat yang diperlukan bagi akad agar akad tersebut dapat
dilaksanakan akibat hukumnya.
Syarat-syarat tersebut adalah:
a. Adanya kewenangan sempurna atas obyek akad,
kewenangan ini terpenuhi jika para pihak memiliki
kewenangan sempurna atas obyek akad.
b. Adanya kewenangan atas tindakan
hukum yang dilakukan, persyaratan ini
terpenuhi dengan para pihak yang
melakukan akad adalah mereka yang
dipandang mencapai tingkat kecakapan
bertindak hukum yang dibutuhkan. Artinya
sudah baliqh atau berakal.
6. Hukum Akad
Apabila salah satu rukunya tidak terpenuhi maka
akad yang dilakukan dapat dikategorikan tidak sah.
Selain itu, apabila syarat akad tidak terpenuhi maka
tidak menutup kamungkinan akad yang dilakukan tidak
sah.