Dokumen ini membahas tentang ta'arrudh al-adillah atau kontradiksi antara dalil-dalil agama. Definisi, penyebab, rukun, syarat, jenis, dan metode penyelesaian ta'arrudh al-adillah dijelaskan secara singkat. Metode penyelesaiannya meliputi al-jam'u wa at-taufiq (menyatukan dan mencocokkan), tarjih (memilih salah satu), nasakh (pembatalan), dan tasaqut al
2. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Pengertian Ta’arrudh
“Ta’arrudh adalah masdar
dari kata Ta’aaradha yang
berarti sesuatu yang
bertentangan secara lahir
atau saling berlawanan”
3. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Pengertian al-Adillah
“al-Adillah adalah bentuk
jamak dari kata ‘Daliilun’,
secara behasa berarti
petunjuk terhadap sesuatu
secara indrawi atau
maknawi”
4. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Pengertian al-Adillah
“Dalil menurut istilah dalah
sesuatu yang dijadikan
perantara untuk kebenaran
pandangan dalam
menetapkan hukum syar’i
‘Amali”
5. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
“Ta’arrudh al-Adillah adalah
kontradiksi di antara dua dalil
atau pertentangan antara dua
dalil, salah satunya menunjukan
hukum yang berbeda dengan
hukum yang dikehendaki oleh dalil
lainnya”
Pengertian Ta’arrudh al-Adillah
6. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
“Ta’arrudh al-Adillah merupakan
suatu istilah yang digunakan pada
dua atau beberapa dalil yang
dipahami mengalami kontradiksi,
salah satu dari keduanya
mengandung hukum yang berbeda
dengan lainnya”
Pengertian Ta’arrudh al-Adillah
7. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Sebab Ta’arrudh al-Adillah
Adanya nash atau dalil itu merupakan
dalil yang dzanni dalalah.
Rasul diberi hak untuk menetapkan
hukum suatu masalah pada satu
peristiwa dan menetapkan hukum lain
pada hakikat masalah tersebut dalam
peristiwa lain
8. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Sebab Ta’arrudh al-Adillah
Adanya salah satu dari dua hadist yang
berbeda, menjadi nasakh bagi dalil yang
lain, namun tidak diketahui oleh ulama
Rasul telah menyebutkan dua metode
terhadap beberapa masalah dan hokum
syariat, dan boleh mengambil salah satu
dari kedua hukum itu
9. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Sebab Ta’arrudh al-Adillah
Adanya periwayatan dalam al-Qur’an
dan Sunnah yang bersifat umum, yang
kadang-kadang menghendaki tetap
bersifat umum dan yang lainnya bersifat
khusus
10. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Rukun Ta’arrudh al-Adillah
Terdapat dua dalil atau lebih
Terdapat dua dalil yang kontradiksi
Terdapat dua dalil saling berlawanan
dan bertolak belakang yang
menghendaki suatu hukum yang berbeda
dengan kehendak dalil lain
11. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Rukun Ta’arrudh al-Adillah
Adanya dua dalil yang saling berlawanan
itu sederajat dari segi isi
Adanya dua hukum yang dipahami saling
berlawanan yang tidak mungkin
disepakati dan tidak ada yang lebih
tinggi kedudukannya
12. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat Ta’arrudh al-Adillah
Adanya dua dalil yang saling berlawanan
Kedua dalil sama kekuatan (derajatnya)
Kedua dalil satu kedudukan
Kedua dalil satu waktu (kondisi)
13. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Pembagian Ta’arrudh al-Adillah
Ta’arrudh yang tidak dapat ditarjih,
karena adanya kedua dalil termasuk
qath’i
Ta’arrudh yang dapat ditarjih, ini terjadi
pada dua dalil yang zanni
14. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Jenis Ta’arrudh al-Adillah
Ta’arrudh dari segi umum dan khusus
Ta’arrudh dari segi mutlaq dan muqayyad
Ta’arrudh antara dalil al-Qur’an
Ta’arrudh antara al-Qur’an dan Sunnah
15. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Metode Penyelesaian Ta’arrudh
al-Jam’u wa al-Attaufiq
(mengkompromikan dan mencocokan)
Tarjih (menguatkan salah satu dalil)
Nasakh (menghapus salah satu dalil yang
terdahulu)
Tasaqut al-Dalilain (meninggalkan kedua
dalil)
16. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
al-Jam’u wa at-Taufiq
Al-Jam’u secara bahasa berarti menyusun
yang terpisah dan menghimpun
Al-Jam’u secara istilah berarti
menghimpun dua dalil yang kontradiksi,
menakwilkan dua hal yang berbeda dan
menyesuaikan diantara keduanya
At-Taufiq berarti menyesuaikan atau
mencocokan
17. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
al-Jam’u wa at-Taufiq
Al-Jam’u adalah usaha untuk
mengumpulkan atau menggabungkan
antara dalil-dalil yang kontradiksi. Dalil-
dalil tersebut dikumpulkan dan
digabungkan untuk mengkaji dan
memahami titik-titik perbedaan dan
persamaan
18. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
al-Jam’u wa at-Taufiq
At-Taufiq merupakan usaha
mengkompromikan atau menyesuaikan
diantara dua dalil baik dari segi
kandungan hokum, tujuan dan cara
penerapannya
At-Taufiq dapat terlaksana jika telah
melakukan al-Jam’u beberapa dalil yang
saling berkaitan dan mendukung
19. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat al-Jam’u wa at-Taufiq
Terdapat dalil yang kontradiksi
Al-jam’u tidak dapat dilakukan pada dalil
yang telah dibatalkan
Kedua dalil yang kontradiksi sederajat
Tidak terdapat hukum yang tetap dari
kedua dalil yang kontradiksi
20. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat al-Jam’u wa at-Taufiq
Kedua dalil yang kontradiksi tidak terdapat
amalan umat yang berbeda dengan jumhur
ulama
Tidak terdapat upaya kompromi nerupa
takwil yang jauh dari kandungannya
Dalil yang dikompromikan tidak
bertentangan dengan nash yang shahih
21. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat al-Jam’u wa at-Taufiq
Kedua dalil yang kontradiksi tidak
diketahui adanya salah satu dari kedua
yang dating kemudian
Harus menghimpun dari segi makna
lafalnya
Pembahasan kedua dalil sepadan, lalu
ditakwilkan agar dapat dikompromikan
diantara keduanya
22. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat al-Jam’u wa at-Taufiq
Pembahasan dalil itu tidak keluar dari
penakwilan mujtahid tentang hikmah dan
rahasia syariat
23. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Tarjih
Tarjih menurut bahasa berarti
kecenderungan dan memenangkan
Tarjih secara istilah adalah menguatkan
salah satu dari dua dalil atas yang lainnya
karena diketahui ada yang lebih kuat,
maka diamalkan yang lebih kuat dan
membuang yang lain
24. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat Tarjih
Adanya dalil-dalil itu dapat menerima
kelebihan
Terdapat dua dalil tentang suatu hukum
yang sama waktu, kedudukan dan aspek
pembahasannya
Kedua dalil sederajat penetapannya
Kedua dalil sama kekuatannya
25. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat Tarjih
Tarjih hanya berlaku untuk dalil-dalil
Melaksanakan satu dalil dengan jalan
tarjih, karena mengamalkan keduanya
tidak mungkin
26. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Nasakh
Nasakh menurut bahasa berarti
membatalkan sesuatu, memindahkan dan
merubah
Nasakh secara istilah adalah penghapusan,
penghilangan, pembatalan dan
pengangkatan hukum yang telah
ditetapkan dalil terdahulu dengan adanya
dalil yang datang kemudian
27. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat Nasakh
Hukum yang dinasakh tidak disertai
dengan keterangan yang mengindikasikan
bahwa hokum itu berlaku abadi
Ayat yang dinasakh bukan termasuk
perkara yang menurut pemikiran jernih
dapat diketahui kebaikan dan
keburukannya
28. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat Nasakh
Ayat yang menasakh dating kemudian
Nasakh dapat dilakukan jika kedua dalil
tidak dapat dikompromikan
29. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Tasaqut al-Dalilain
Tasaqut menurut bahasa bearti
melemparkan
Tarjih secara istilah adalah melemparkan
atau menjatuhkan kedua dalil yang
kontradiksi
30. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Tasaqut al-Dalilain
Maksudnya adalah apabila terdapat dua
dalil yang kontradiksi, lalu tidak dapat
dikompromikan, tidak dapat dinasakh,
tidak dapat ditarjih, maka kedua dalil
tersebut dijatuhkan pengamalannya
31. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM
BANDUNG
Syarat Tasaqut al-Dalilain
Harus terdiri dua dalil yang bertentangan
Kedua dalil tidak dapat dikuatkan salah
satunya
Kedua dalil tidak mengandung hukum yang
qath’i