BAB I membahas latar belakang tentang bencana dan kesehatan darurat serta rumusan masalah dan tujuan penulisan bab ini. BAB II membahas definisi evaluasi program kesehatan, tujuan evaluasi, sasaran evaluasi, indikator evaluasi, dan evaluasi program dalam keadaan darurat.
1. Epidemiologi KesehatanDarurat 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana merupakan istilah yang sering kita dengar dan tidak asing
lagi di telinga masyarakat kita. Bencana adalah suatu kejadian yang
mengganggu pola kegiatan hidup sehari-hari. Gangguan tersebut
umumnya datang secara mendadak, tidak pernah terpikirkan sebelumnya
dan akibatnya sangat mengerikan. Kata bencana juga memberikan
pengertian adanya korban jiwa, kematian atau cidera serta gangguan
terhadap kesehatan manusia.Selain manusia yang menjadi korban, juga
kemungkinan terjadinya kehilangan harta benda, kerusakan bangunan serta
fasilitas layanan masyarakat seperti putusnya aliran listrik dan rusaknya
jaringan komunikasi. Kata bencana juga sangat berkaitan erat dengan
perlunya penyediaan penampungan, makanan, pakaian, obat-obatan bagi
masyarakat yang terlanda bencana.
Biasanya bencana timbul secara mendadak dan dapat menyebabkan
timbulnya korban jiwa, rusaknya bangunan, rusaknya fasilitas air, serta
menimbulkan masalah kesehatan paska bencana atau disebut kesehatan
darurat sehingga perlu dilaksanakan program-program penanggulangan
kesehatan darurat dan juga perlu evaluasi program untuk menilai apakah
program tersebut berhasil atau tidak ?
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu evaluasi Program ?
2. Apa saja tujuan evaluasi program kesehatan masyarakat?
3. Apa Sasaran dari Evaluasi Program ?
4. Apa saja indikator evaluasi program ?
5. Bagaimana evaluasi program kesehatan dalam keadaan darurat?
2. Epidemiologi KesehatanDarurat 2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan evaluasi program
kesehatan.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud
dengan evaluasi program kesehatan.
b. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari evaluasi
program kesehatan.
c. Untuk mengetahui dan memahami sasaran evaluasi
program
d. Untuk mengetahui dan memahami indikator evaluasi
program
e. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi program dalam
keadaan darurat
3. Epidemiologi KesehatanDarurat 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Evaluasi Program Kesehatan
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu
perencanaan,organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa
evaluasi, maka tidakakan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi
tersebut dalam rancangan,pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi
sudah menjadi kosa kata dalambahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata
serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran. Menurut Stufflebeam dalam Lababa (2008), evaluasi
adalah “the process ofdelineating, obtaining, and providing useful
information for judging decisionalternatives,"
Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan,memperoleh,
dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskansuatu alternatif
keputusan.Evaluasi juga didefinisikan sebagai suatu proses untuk
menentukan nilaiatau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program
dalam mencapaitujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 1996).Dari dua
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatuproses
untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatantertentu
telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatustandar
tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya,
sertabagaimana manfaat yang telah didapatkan itu bila dibandingkan
denganharapan-harapan yang ingin diperoleh (Umar, 2002) yang berguna
untukmerumuskan alternatif keputusan di masa yang akan datang.
Pengertian dari program kesehatan masyarakat adalah kumpulan
proyek-proyek di bidang kesehatan baik yang berjangka panjang maupun
berjangkapendek.Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi program
kesehatan masyarakatadalah suatu proses untuk menyediakan informasi
4. Epidemiologi KesehatanDarurat 4
tentang sejauh mana suatu program kesehatan masyarakat telah dicapai,
bagaimana perbedaanpencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk
mengetahui apakah adaselisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat
yang telah didapatkandari program kesehatan masyarakat yang telah
dilaksanakan biladibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin
diperoleh (Umar, 2002)yang berguna untuk merumuskan alternatif
keputusan di masa yang akan datang.
B. Tujuan Evaluasi Program Kesehatan Masyarakat (Husna, 2012):
Tujuan diadakan evaluasi suatu program biasanya bervariasi,
tergantung pada pihak yang memerlukan informasi hasil tersebut.
Pimpinan tingkat atas memerlukan informasi hasil evaluasi berbeda
dengan pimpinan tingkat menengah atau pimpinan tingkat pelaksana.
Walaupun demikian pada dasarnya evaluasi dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk menetapkan penilaian terhadap program yang sedang
berjalan dan kecenderungannya, apakah pencapaian target seperti
yang telah ditetapkan dalam rencana program telah berjalan secara
efektif dan efisien.
2. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan
program dan perencanaan program yang akan datang. Hasil
evaluasi akan memberikan pengalaman mengenai hambatan atau
pelaksanaan program yang lalu selanjutnya dapat dipergunakan
untuk memperbaiki kebijaksanaan dan pelaksanaan program yang
akan datang.
3. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya, dan
manajemen (resources) saat ini serta di masa-masa mendatang.
Tanpa adanya evaluasi akan terjadi pemborosan pengunaan
sumber dana dan daya yang sebenarnya dapat diadakan
penghematan serta penggunaan untuk program-program yang lain.
5. Epidemiologi KesehatanDarurat 5
4. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu
program. Sehubungan dengan hal ini perlu adanya kegiatan-
kegiatan yang dilakukan antara lain; mengecek relevansi dari
program dalam hal perubahan-perubahan kecil yang terus-
menerus, mengukur kemajuan terhadap target yang direncanakan,
menentukan sebab dan faktor di dalam maupun di luar yang
mempengaruhi pelaksanaan program.
5. Untuk meningkatkan efektivitas administrasi manajemen program
atau untuk memberikan kepuasan sehubungan dengan
akuntabilitas yang diharapkan oleh atasan, penyandang dana
program atau sponsor. Apabila evaluasi ini dikerjakan pada proyek
atau program yang sedang berjalan akan membantu memotivasi
dalam pelaksanaan program utamanya untuk meningkatkan kinerja
(perfomance).
6. Untuk menilai manfaat program bagi masyarakat sasaran program.
Masyarakat sasaran perlu mengetahui dengan kesadaran penuh
mengenai hasil evaluasi program yang menyangkut dirinya.
Misalnya,masyarakat sasaran tentu ingin tahu bagaimana hasil
program penyuluhan kesehatan ibu dan anak , dapat menurunkan
angka kesakitan atau kematian bayi, atau pada program yang lain,
pemberian garam yodium dapat menurunkan penderita gondok
endemik di daerahnya. Sayangnya, hasil evaluasi seperti ini jarang
disampaikan oleh penanggung jawab program kepada masyarakat
sasaran dengan berbagai evaluasinya.
7. Evaluasi harus digunakan secara konstruktif seperti terkandung
dalam maksud dan tujuan , bukan untuk membenarkan tindakan
yang telah lalu atau mencari-cari kekurangan dan tidak
dimaksudkan untuk mengadili seseorang.
6. Epidemiologi KesehatanDarurat 6
C. Sasaran Evaluasi Program
Evaluasi program merupakan kebutuhan banyak pihak, menjadi
penting dan kompleks. Seperti telah disampaikan definisi adalah suatu
evaluasi dalam pekerjaan adalah evaluasi suatu proses penilaian suatu
kinerja dari suatu proses kegiatan; dalam arti sempit biasanya evaluasi
program dibatasi atau berfokus pada evaluasi hasil (out put) yang
berhubungan dengan pencapaian sasaran program. Sedang evaluasi out
come atau impact dibatasi terhadap “apa dampak yang secara nyata
diterima akibat program yang diberikan (ditunjukan) dan manfaatnya
(benefit) bagi masyarakat yang menerima pelayanan” . di dalam
pengertian tersebut mencakup evaluasi terhadap : input-proses-out put-out
come- dan impact. Evaluasi program adalah suatu bentuk khusus dari
evaluasi. Sesuai namanya evaluasi ini dilakukan terhadap program.
Sebagaimana diketahui program adalah suatu rencana yang telah nyata
kongkrit, suatu rencana yang telah mencantumkan tujuan, sasaran atau
targetnya, penyediaan anggaran, SDM, sarana prasarana lainnya dan waktu
yang dijadwalkan. Masing-masing elemen program tersebut telah
ditetapkan atau telah dibuat standar sebelumnya yang daapt diukur dalam
perkembangan pelaksanaannya. Seiring dengan penjelasan tersebut,
evaluasi program mencakup :
1. Evaluasi terhadap tujuan program yang telah ditentukan
2. Evaluasi terhadap sasaran program yang dituju
3. Evaluasi terhadap target (hasil) program yang ditetapkan
4. Evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan, sasaran dan target.
5. Evaluasi terhadap sumber daya yang digunakan
6. Evaluasi terhadap waktu yang diperulukan dalam pelaksanaan
Dengan demikian evaluasi program berhubungan dengan nilai atau
harga dari elemen-elemen ; tujuan, sasaran, target, sumber daya dan waktu
penyelesaiansuatu proyek atau program.
7. Epidemiologi KesehatanDarurat 7
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Evaluasi program bukanlah suatu keputusan, namun suatu
penetapan penilaian, yang dikenadalikan oleh aturan-aturan.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan barulah dibuat suatu
keputusan, seperti sukses atau tidak sukses, gagal atau berhasil
2. Evaluasi program difokuskan pada penilaian terhadap kinerja
(performance) program bukan terhadap orangnya.
3. Evaluasi berdasarkan standardan perbandingan yaitu perbandingan
antara hasil yang direncanakan atau dikerjakan dengan hasil yang
dicapai. Untuk itu diperlukan indikator-indikator, yang sejak awal
perencanaan (atau sebelum pelaksanaan) program telah ditetapkan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi merujuk pada tiga
hal, suatu nilai harga,Apakah program dilaksanakan sebagaimana
direncanakan, dan Penetapan penilaian.
D. Indikator Evaluasi Program Kesehatan
Dalam WHO, indikator didefinisikan sebagai variable yang
membantu untuk mengukur perubahan. Indikator adalah variable yang
dapat membantu mengukur perubahan-perubahan. Variable adalah alat
bantu evaluasi yang dapat mengukur perubahan secara langsung atau tak
langsung. Misalnya, kalau tujuan dari program adalah untul melatih
sejumlah tertentu tenaga kesehatan tiap tahun, maka suatu indikator
langsung untuk mengevaluasi boleh jadia berupa jumlah tenaga kesehatan
yang betul-betul dilatih setiap tahunnya. Contoh lain jika uang dievaluasi
adalah hasil suatu program untuk memperbaiki tingkat kesehatan golongan
anak-anak, mungkin perlu untuk mengukur setiap perbaikan dengan
menggunakan beberapa indikator yang secara tak langsung dapat
mengukur adanya perubahan pada tingkat kesehatan mereka, misalnya
status gizi yang digambarkan dengan berat badan terhadap tinggi badan,
angka kecukupan imunisasi, kesanggupan belajar, angka kematian
8. Epidemiologi KesehatanDarurat 8
menurrut golongan umur, angka kesakitan, jenis penyakit tertentu, dan
angka penderita cacat golongan anak-anak.
Indikator harus valid, objektif, sensitif dan spesifik. Dalam
memilih indikator harus diperhitungkan sejauh mana indikator tersebut
sah, bisa dipercaya, sensitif dan spesifik.
Validitas atau keabsahan mempunyai arti bahwa indikator tersebut
betul-betul mengukur hal-hal yang ingin diukur. Indikator ini dapat
digunakan untuk mengambarkan keadaan kondisi atau status kesehatan
yang sebenarnya.
Reliabilitas atau dapat dipercaya mempunyai arti bahwa biarpun
indikator digunakan oleh orang yang berlainan, pada waktu yang
berlainan, hasilnya akan tetap sama.
Kepekaan atau sensitif berarti bahwa indikator tersebut harus peka
terhadap setiap perubahan mengenai keadaan atau fenomena yang
dimaksud. Akan tetapi suatu indikator dapat juga sensitif terhadap lebih
dari satu keadaan atau fenomena.
Kekhususan atau spesifisitas berarti bahwa indikator tersebut dapat
menunjukan perubahan-perubahan hanya mengenai keadaan atau
fenomena yang dikhususkan baginya.
E. Evaluasi Program dalam Keadaan Darurat
Masalah kesehatan darurat adalah masalah kesehatan yang harus
ditangani ketika timbulnya suatu bencana dan menimbulkan gangguan
pada kesehatan masyrakat.Bencana sendiri terbagi menjadi bencana alam,
bencana non-alam, dan bencana sosial.
Penanggulangan bencana adalah Suatu proses yang dinamis,
terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah
yang berhubungan dengan penanganan, merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat,
rehabilitasi dan pembangunan kembali.
9. Epidemiologi KesehatanDarurat 9
Penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Tujuan dari penanggulangan bencana adalah :
1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana;
2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
4. Menghargai budaya lokal;
5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
6. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawanan; dan
7. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap
meliputi:
1. prabencana;
2. saat tanggap darurat, dan
3. pascabencana.
Evaluasi Program dalam keadaan darurat, Ada beberapa jenis
evaluasi yang digunakan dalam keadaan darurat atau tanggap darurat:
1. Real-time evaluations
Jenis evaluasi ini dilakukan padapermulaan pengelolaan
tanggap darurat. Biasanya real-time evaluations memberikan
informasi yang akan digunakan sebagai rekomendasi bagi
organisasi untuk melakukan penyesuaian terhadap kegiatan
tanggap darurat secepatnya.
10. Epidemiologi KesehatanDarurat 10
2. Participatory or Beneficiary-bassed evaluations
Jenis evaluasi ini memberikan masukan penting untuk
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana para pengungsi
atau pihak-pihak yang terkait menilai pengelolaan tanggap
darurat yang dijalankan oleh organisasi
3. Self-evaluations workshop
Jenis evaluasi ini melakukan penilaian atas pencapaian
kerja organisasi untuk perencanaan kegiatan tanggap darurat
yang akan datang berdasarkan hasil analisis.
4. Lessons-learned workshop
Secara umum ,jenis evaluasi ini dilakukan pada saat
kegiatan utama tanggap darurat telah selesai dijalankan. Jenis
evaluasi ini tidak hanya memberikan penilaian atas pencapaian
organisasi dan masalah yang dihadapi namun juga sumber daya
yang tersedia bagi proses perencanaan dan pelaksanaan
program serupa di wilayah lainnya.
Evaluasi tidak ada artinya apabila tidak berhasil mendorong
organisasi untuk melakukan pembelajaran ataupun perubahan. Karenanya,
sangat penting bagi seluruh proyek evaluasi untuk terlebih dahulu
direncanakan secara saksama dengan memperhatikan dua hal penting
berikut ini :
1. Terdapat pemahaman yang jelas mengapa evaluasi dilakukan
dan bagaimana hasil temuan serta rekomendasinya akan
digunakan.
2. Para pengungsi, jika memungkinkan, hendaknya dilibatkan
dalam seluruh rangkaian proses evaluasi.
Framework yang kerap digunakan untuk mengevaluasi kualitas
sistem indikator kesehatan masyarakat terdiri dari empat kriteria :
11. Epidemiologi KesehatanDarurat 11
1. Kejelasan parameter pengukuran dan standar normatif.
Menyangkut metode indikator pengukuran, tindakan, atau
struktur yang dijelaskan dalam instrumen.
2. Keseimbangan struktur dan proses pengukuran.
Menyangkut jangkauan intrumen terhadap dua kategori
indikator.
3. Efektivitas.
Menyangkut observasi atau eksperimen terhadap indikator
tindakan
4. Spesifikasi akuntabilitas
Instrumen secara spesifik tidak hanya mengidentifikasi
institusi pada satu bagian saja.
12. Epidemiologi KesehatanDarurat 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kesehatan darurat adalah masalah kesehatan yang harus
ditangani ketika timbulnya suatu bencana dan menimbulkan gangguan
pada kesehatan masyrakat.Bencana sendiri terbagi menjadi bencana alam,
bencana non-alam, dan bencana sosial.
Upaya-upaya pencegahan atau penanggulangan masalah kesehatan
daruat dilakukan pada masing-masing tahapan riwayat alamiahnya dengan
tujuan meminimalisasi korban yang jatuh serta meminimalisasi kerusakan
yang dapat ditimbulkan oleh suatu bencana.
Evaluasi tidak ada artinya apabila tidak berhasil mendorong
organisasi untuk melakukan pembelajaran ataupun perubahan. Karenanya,
sangat penting bagi seluruh proyek evaluasi untuk terlebih dahulu
direncanakan secara saksama.