2. 1. PENGERTIAN PERENCANAAN STRATEGIS
1. planning is deciding in advance what is to be done, yaitu perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang
akan dikerjakan (Newman WH,1937).
Melihat tingkat hirarkis, ada tiga jenis perencanaan: perencanaan strategis, taktis, dan operasional (Wiludjeng
S, 2007)
Perencanaan Strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang
lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka Panjang dan strategi dan tindakan untuk
mencapainya.
Perencanaan ini merupakan proses dimana eksekutif/top manajer meramal arah jangka panjang dari suatu
entitas dengan menetapkan target spesifik pada kinerja, dengan mempertimbangkan kondisi internal dan
eksternal untuk melakukan tindakan perencanaan yang dipilih (Wiludjeng S, 2007).
Arifin, Syamsul, Fauzie Rahman, Anggun Wulandari, Vina Yulian Anhar, 2016, Buku Ajar Dasar – dasar Manajemen
Kesehatan, Banjarmasin : Pustaka Banua
3. PERENCANAAN STRATEGIS
2. Perencanaan strategis (strategic planning) adalah “proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi; penentuan strategi, kebijaksanaan dan program-program strategik yang
diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut; dan penetapan metoda-metoda yang
diperlukan untuk menjaga bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan”.
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, 2003), h. 92
4. PERENCANAAN STRATEGIS
3. Perencanaan strategis merupakan rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan arah organisasi atau perusahaan, dan prosedur pengalokasian
sumber daya untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan strategis juga merupakan proses
pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-
program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut.
Rusniati, Haq Ahsanul, Perencanaan Strategis Dalam Perspektif Organisasi, Jurnal
INTEKNA, Tahun XIV, No. 2, Nopember 2014 : 102 - 209
5. MENURUT SENTOT IMAM WAHJONI, DKK DALAM BUKU PENGANTAR MANAJEMEN
(2019) RENCANA STRATEGIS TERDIRI DARI ENAM TAHAP YANG SALING
BERKAITAN, YAITU :
1. PENENTUAN VISI, MISI, DAN TUJUAN
2. EVALUSAI DIRI
3. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
4. PEMBUATAN KEPUTUSAN STRATEGIS
5. IMPLEMENTASI STRATEGI
6. EVALUASI
2. TAHAPAN PERENCANAAN
STRATEGIS
6. Penentuan Visi, Misi Dan Tujuan
Dalam tahan ini, kemampuan top manajemen diuji untuk bisa mengimplementasikan nilai serta
norma menjadi visi, misi, dan tujuan. Biasanya ditahap ini dilakukan penentuan atas etika kerja,
macam produk jasa,cara pengoprasian usaha, dan skala usaha.
Evaluasi Diri
Bertujuan untuk membetuk sebuah profil perusahaan dengan mengenali diri, serta
mengidentifikasi berbagai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya tahap ini hanyalah
menganalisis faktor-faktor internal perusahaan. Hasil akhir tahap evaluasi diri adalah jawaban
terkait kekuatan dan kelemahan, atau bentuk analisis SWOT (strength, weakness, opportunity,
and threats).
7. Analisis Lingkungan Eksternal
Tidak hanya mengavaluasi faktor internal, berbagai faktor lingkungan eksternal juga perlu
diidentifikasi. Faktor ekternal yang mempengaruhi rencana strategis bisa berasal dari pihak
luar serta kondisi di luar perusahaan. Pihak eksternal berupa pemasok, pesaing, pemerintah,
pelanggan, serikat pekerja, media. Sedangkan kondisi ekternal bisa berupa kondisi politik,
ekonomi, sosial, dan perkembangan teknologi.
Pembuatan Keputusan Strategis
Umumnya rencana yang dibuat tidak hanya satu, tetapi ada sejumlah alternatif pilihan. Pilihan
tersebut disajikan lewat tabel alternatif atau tabel SWOT yang menggambarkan kesempatan
dan ancaman dari tiap pilihan,dalam suatu halaman analisis. Rencana strategis yang dipilih
adalah yang memiliki manfaat paling besar dan ancaman paling kecil.
8. Implementasi Strategi
Implementasi strategi melibatkan penugasan dan pendeglasian wewenang ke tingkat manajemen
bawah. Contohnya sebuah perusahaan akan meluncurkan sebuah produk, pimpinan perusahaan
sudah menentukan rancangan produk. Berikutnya pimpinan akan membagi tugas ke bawahannya.
Devisi merketing bertugas mendesain tampilan produk & mengiklankan produk. Sementara divisi
produksi mengurus proses produksi.
Pendeglasian ini biasanya akan turun hingga ke tingkat paling bawah. Dari direktur ke menejer,
kemudian dari menejer ke staf, dan seterusnya hingga rencana strategis terlaksana.
Evaluasi
Tahap akhir dalam penyusunan rencana strategis adalah evaluasi, berfungsi untuk memastikan
bahwa berbagai tahapan sebelumnya telah dilaksanakan dengan baik. Selain itu evaluasi juga
menjadi catatan bagi penyusunan rencana strategis selanjutnya.
9. 3. Manfaat Perencanaan Strategi Bagi
Organisasi Kesehatan
Beberapa manfaat dari perencanaan (Wiludjeng S,2007)
yaitu :
1. Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan sehari-hari
perusahaan. Perencanaan yang telah disusun dengan baik akan memedahkan para
pelaksana untuk mengetahui bahwa tindakan tsb menyimpang atau telahsesuai dengan
rencana.
2. Perencanaan dengan adanya perencanaan yang disusun (tentunya sebelum kegiatan
dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang di
perlukan dan mana yang tdk di perlukan.
3. Perencanaan dengan adanya rencana, segala kegiatan dapat di lakukan secara tertib dan
teratur sesuai dengan tahap-tahap yang benar
10. Berdasarkan strategis Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer yang ingin dicapai, dilakukan analisis SWOT
dan kecenderungannya, dimana faktor internal ditinjau dari kekuatan dan kelemahan sektor kesehatan dan
faktor eksternal ditinjau dari peluang dan ancaman yang timbul akibat dari situasi/kondisi daerah, Lintas
Sektor, masyarakat dan organisasi Kementerian Kesehatan, sebagai berikut :
1. Kekuatan
a. Sudah tersedianya kebijakan dan NSPK terkait pelayanan primer,
b. Sudah ada Peta Strategis Pelayanan Kesehatan Primer
c. Motivasi dan komitmen kerja staff dan pimpinan yang tinggi
d. Memiliki SDMK lulusan paska sarjana (magister kesehatan)
e. Tersediannya anggaran operasional Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
f. Sudah terbentuk jejaring dengan pemangku kepentingan kunci (organisasi profesi,
asosiasi di bidang kesehatan, universitas, BPJS kesehatan, dll)
11. g. Sebagian besar staff teknis memiliki pengalaman kerja diPuskesmas/Dinkes
h. Sudah ada roadmap Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar
i. Sudah ada upaya pemenuhan tenaga untuk Puskesmas di daerah terpencil,
sangat terpencil, perbatasan dan kepulauan dengan pendekatan berbasis tim
melalui penempatan tim Nusantara Sehat.
2. Kelemahan
a. Sistem data dan informasi belum terintegrasi
b. Perencanaan belum semua berbasis data
c. Sistem monitoring dan evaluasi belum semua terukur
d. Pembinaan teknis dan evaluasi kinerja staf belum optimal
e. Sistem reward dan punishment belum optimal
f. Beban kerja subdit tidak merata
g. Adanya tugas yang tidak sesuai dengan tupoksi
h. Masih ada tenaga yang ditempatkan tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan
12. 3. Peluang
a. Visi & misi Pemerintahan baru yang berpihak pada bidang kesehatan
b. Amanat undang-undang kesehatan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer
yang berkualitas
c. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
d. Puskesmas sebagai tulang punggung pelayanan kesehatan primer
e. Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, review PP No.38 tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten Kota, dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah yang lebih mengakomodir implementasi kebijakan Pusat di Daerah
f. Dukungan pemerintah daerah
g. Telah ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan
kabupaten/kota yang tercantum dalam Permenkes Nomor 43 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
h. Kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas
i. Perkembangan teknologi dan informasi (termasuk media)
13. j. Pengembangan kemitraan antara lain Organisasi Profesi, Lintas Sektor, Swasta,
bantuan Corporate Social Responsibility (CSR), Non Government Organization
(NGO)
k. Kebijakan pelaksanaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada Puskesmas
l. Kebijakan lintas program dan lintas sektor (LP/LS) yang mendukung
pelayanan kesehatan primer
m. Adanya Puskesmas di setiap kecamatan
n. Reformasi birokrasi (perubahan struktur organisasi Kemenkes, tunjangan
kinerja, sistem penilaian kinerja pegawai, dll)
o. Adanya sistem informasi Puskesmas yang terintegrasi sebagai sumber data dan
informasi capaian program pelayanan kesehatan primer
p. Adanya program terobasan yaitu Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
14. 4. Ancaman
a. Jumlah penduduk yang terus meningkat
b. Pergeseran pola penyakit
c. Disparitas geografis, sosial, ekonomi dan budaya
d. Kebijakan pembiayaan kesehatan di daerah lebih berorientasi pada UKP (kuratif & rehabilitatif)
e. Pemekaran wilayah
f. Kebijakan Pusat kurang diikuti oleh kebijakan Daerah
g. Distribusi dokter dan tenaga kesehatan lainnya tidak merata dan tidak sesuai kebutuhan
h. Alokasi anggaran bidang kesehatan belum sesuai dengan peraturan perundangan
i. Disparitas kualitas lulusan tenaga kesehatan
j. Pelayanan kesehatan lebih berorientasi kuratif
k. Upaya promotif & preventif belum optimal
l. Integrasi lintas program belum optimal
m. Belum seluruh Puskesmas memiliki Dokter
n. Era Globalisasi (AFTA, MEA)
17. Hambatan Implementasi Strategic Plan dalam
Penerapan Healthcare management system
1. Hambatan struktural :
2. Hambatan Human motivation:
3. Hambatan proses
Hambatan-hanmbatan tersebut dikarenakan:
- rendahahnya partisipasi sumber daya manusia dalam organisasi
- Quality improvement dari anggota organisasi yang tidak
ditingkatkan/dimaintain.
- rendahnya motivasi kerja
- Citation:Barriers to the Implementation of the Strategic Plan from the Viewpoint of Managers of the Hospitals of Qom
Province in 2019 (Iran),May 2020
18. Hambatan Implementasi Strategic Plan di
Health care system sesuai SMK3RS
N
O
HAMBATAN PREVENTIVE ACTION
1 SDM yang tidak sesuai kualifikasi Menyediakan SDM yang sesuai kualifikasi.
Menyediakan program pelatihan/ kompetensi.
2 Prasarana dan sarana yang tidak
memadai
Menyediakan sarana yang sesuai dengan standard
dan peruntukannya.
3 Tidak adanya komitment terhadap
K3
Melakukan komunikasi, sosialisasi, konsultasi
dengan semua elemen terkait
4 Low motivation dan awareness Melakukan komunikasi, sosialisasi, pelatihan dan
konsultasi untuk meningkatkan motivasi dan
kesadaran
5 Tidak melibatkan pihak lain seperti
pekerja/buruh dalam
penegmbangan dan pemeliharaan
SMK3
Melibatkan semua elemen agar merasa ikut
memiliki dan merasakan hasilya
6 Tidak memahami potensi bahaya/
hazard kesehatan
pengusaha dan/atau pengurus harus memberi
pemahaman kepada tenaga kerja atau
pekerja/buruh tentang bahaya fisik, kimia,
ergonomi, radiasi, biologi, dan psikologi yang
dapat mencederai saat bekerja.
24. Perencanaan Strategi adalah suatu
upaya organisasi dalam membuat
program - program jangka panjang yang
berdasarkan lingkungan strategis di
sekitar wilayah organisasi tersebut
25. Program yang baik harus memenuhi kaidah tahapan – tahapan
pembuatan perencanaan strategis, yaitu antara lain :
1. Input stage; dimana organisasi melakukan berbagai analisa masalah
maupun mencari data baik dari lingkungan eksternal maupun internal
organisasi
Analisa eksternal tujuannya untuk menggali peluang (opportunity)
dan ancaman (threat)
Analis internal olebih menitik-beratkan pada kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) organisasi itu sendiri
26. Proses yang terdapat dalam input stage/analisis situasi :
a. Scanning variabel : organisasi melakukan identifikasi terhadap beberapa
indikator atau variabel yang berhubungan dengan organisasi baik di
lingkungan eksternal maupun internal
b. Monitoring : organisasi mencari data atau analisis 3 tahun terakhir atas
indikator atau variabel tersebut
c. Forcasting : organisasi memproyeksikan apa yang terjadi dari analisis
tersebiut diatas di 5 tahun yang akan datang
d. Assesing : menilai data – data yang sudah diproyeksikan
27. 2. Matching stage yaitu tahap pencocokkan dengan menggunakan strategic
management tools
Sehingga akan didapat organisasi akan berada dikuadran yang mana
a. Kuadran 1 : kuadran pengembangan, dimana indikator eksternal maupun internal
banyak memiliki kekuatan, sehingga organisasi dapat berkembang seperti yang
diharapkan
b. Kuadran 2 : internal fix it, dimana variabel eksternel banyak memiliki kekuatan
sedangkan variabel internal banyak memiliki kekurangan
c. Kuadran 3 : external fix it, dimana variabel eksternal banyak ancaman sedangkan
variabel internal banyak memiliki kekuatan
d. Kuadran 4 : dimana baik variabel eksternal maupun variabel internal sama – sama
memiliki banyak ancaman atau kekurangan, pilihan strategisnya adalah likuidasi
28. 3. Decision stage : tahap pengambilan keputusan, biasanya
menggunakan metode QSPM (Quantity Strategic Planning
Matriks)